Nandira Adara gadis dengan wajah biasa dan kaca mata tebal serta rambut yang selalu di ikat rapih ke belakang. Gadis kuper dan kutu buku yang satu sekolah dengan Rainan Adnan Wijaya,pria tampan, kaya dan terkenal di sekolahnya. Ditantang taruhan dengan teman temanya untuk menaklukan hati Nandira yang sama sekali tidak di sukai nya. Sampai mereka selesai kuliah ternyata papa Rainan menjodohkan Rainan dengan Nandira. Bagaimana rasanya? Akankah Rainan bisa menyukai Nandira?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon She Uchull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
penganggu
Rai mencium paksa Dira dan hendak memaksa nya untuk memenuhi kewajiban nya sebagai istri pada nya.
ting.. tong.. terdengar suara bel dari pintu depan.. Rai mencoba tidak memperdulikan nya tapi bel itu terus saja berbunyi
"Shit!! " umpat Rai yang merasa mood nya menjadi kacau karena suara bel tersebut. Rai melepaskan tubuh Dira.
"Aku saja yang buka," ucap Rai sambil melihat pakaian Dira yang berantakan.
"Alhamdulillah, syukur lah ada yang datang, " tiba tiba rasa syukur keluar dari bibir Dira begitu melihat rai keluar dari kamar. Rai berjalan menuju pintu deoan dan membuka pintu.
"Rainan wijaya," suara pria menyambut saat Rai membuka pintu dan melihat 3 teman nya di balik pintu.
" Lama banget loe buka pintu nya, " umpat Nanda
Sial! kenapa sih mereka harus dateng, paling gak bisa nih mereka lihat gue seneng.. gumam rai dengan perasaan kesal karena merasa kedatangan teman teman nya sangat lah tidak tepat waktu
"Ngapain loe pada kesini? " ucap Rai dengan nada jengkel.
"Sombong bener.. yang punya rumah baru, " sahut Kemal.
mereka ber tiga pun masuk ke rumah sebelum Rai mempersilahkan masuk.
"Siapa Rai? " tanya Dira sambil turun dari tangga dan melihat teman teman Rai sudah duduk di sofa
"Hay Dir," sapa Nanda.
"Bentar ya aku buatin minum," ucap Dira.
"Enggak usah repot repot Dir.. keluarin aja yang ada deh," cletuk Arya di iringi tawa Kemal dan Nanda.. Rai hanya menggeleng kan kepala nya melihat teman teman nya yang kadang seperti orang tidak waras. Tak lama Dira kembali sambil membawa beberapa minuman dan makanan kecil dan menaruh minuman minuman tersebut di meja.
Entah kenapa mata nakal Nanda tanpa sengaja melihat sisi leher Dlira yang memerah terlihat jelas karena rambut nya yang di ikat saat dira menaruh minum, nanda yakin tanda merah itu masih hangat dan baru di buat karena warna nya masih terlihat sangat fress dan Nanda yakin Rai yang baru saja menciptakan beberapa tanda merah di leher Fira.
Nanda melirik rai di sofa dengan wajah yang terlihat gusar dan tidak bersahabat seketika nanda terkekeh sendiri melihat wajah temannya itu.
.
"Ngapa loe ketawa? " tanya Kemal heran yang melihat Nanda sedikit tertawa.
"Loe lihat tuh muka si Rai Wijaya, kusut bener.. dia mau ena ena ke ganggu sama kita kayaknya, " bisik Nanda.
"Serius loe? " refleks Kemal menoleh ke arah Nanda.
"Iya.. tadi gue lihat leher Dira banyak tanda merah nya masih anget kayak nya baru di buat, " Nanda berbisik kembali yang sontak saja membuat kemal ikut tertawa.
"Kenapa sih loe ber dua? " tanya Arya yang melihat tingkah teman nya aneh. Kemal pun membisikan ucapan Nanda yang tadi di katakan nya yang juga langsung membuat Arya terkekeh geli.
Rai mengerutkan kening nya yang melihat ke tiga teman nya seperti orang yang tidak waras
"Kenapa loe pada ketawa? stress loe pada ya? " ucap Rai.
"Enggak apa apa.. Rai.. kita ber tiga nginep di sini aja ya?" goda Arya yang tau betul Rai pasti ingin mereka cepat cepat pulang dan melanjutkan aksi nya.
"Enak aja , enggak pada punya rumah emang loe, " umpat Rai yang benar saja ingin mereka cepat cepat pulang dan melanjutkan aksi nya.
Mereka ber tiga pun kembali tertawa seolah tau isi fikiran Rai.
"Kita nginep di kamar tamu kok Rai, loe kalo mau nina boboin istri loe ya enggak apa apa," cletuk Nanda sambil tertawa.
"Enggak, udah mending sekarang loe pada pulang deh, gue sibuk, " ucap Rai yang semakin gemas dengan tingkah teman teman nya.
"Sibuk ngapain sih.. ajak ajak lah, " goda Nanda. Rai yang telah habis kesabaran pun mengiring paska teman teman nya untuk keluar.. dan bergegas mengunci pintu rumah nya. Terdengar suara teman teman nya yang masih tertawa seakan tau fikiran Rai yang cepat ingin melanjutkan aksinya.