Adimas seorang duda kaya raya yang tampan harus mengurus buah hati seorang diri setelah ditinggal sang istri tercinta meninggal dunia.
.
"Mas kamu harus mencarikan ibu sambung untuk anakmu Aisyah "ucap mami
Selain menjadi seorang mami untuk Adimas , Aini juga harus berperan sebagai Oma yang baik untuk cucu kesayangannya
.
"Dimas ingin membesarkan aisya sendirian mi"jawab Adimas
Lantas benarkah Adimas akan membesarkan anaknya seorang diri? Penasaran dengan cerita Bunda untuk Aisyah , langsung aja kepoin yuk ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon W.N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 19
Seperti biasa suasana rumah begitu sepi , seperti rumah yang tak berpenghuni . Dikamar , Aini lagi sibuk berbincang dengan seseorang dibalik ponsel genggamnya yang ternyata suaminya
"Iya pa , mama sudah membujuk Adimas untuk nikah lagi tapi dia tetap tidak mau"ucap Aini
"Anak itu memang keras kepala , bagaimana kalau kita jodoh kan saja dia ma ?"tanya Wijaya
"Jodohkan ? Apa dia mau pa ?"jawab Aini yang dibalas dengan pertanyaan
"Kalau dia tidak mau , kita paksa . Demi masa depan cucu kita Aisyah ma"jawab Wijaya
"Dijodohkan sama siapa pa ?"tanya Aini
"Nanti papa Carikan anak teman papa yang belum menikah , tanya-tanya juga teman mama siapa tau ada anaknya yang belum menikah"jelas Wijaya
"Mama sih sebenarnya sudah ada calon untuk Adimas pa"ucap Aini
"Siapa ?"tanya Wijaya
"Umurnya lebih muda dibanding Adimas pa , baik , sopan , ramah dan sayang sama Aisyah"jawab Aini
"Siapa ma ? Mona ?"tanya Wijaya
"Nanti kalau sudah waktunya mama kasih tau ke papa" jawab Aini
"Terserah mama aja"ucap Wijaya pasrah
Setelah mengakhiri percakapan dengan sang suami kini Aini mengemasi pakaiannya karena 2 hari lagi dia akan menyusul sang suami ke Korea
*
Laura berjalan masuk ke ruangan Adimas , setelah sampai depan pintu Laura mengetok pintu dan diperbolehkan masuk oleh si pemilik ruangan
"Selamat pagi mas"ucap Laura
"Pagi , ada apa Laura tumben kamu kesini pagi-pagi ?"tanya Adimas
"Nggak ada mas , Laura cuma mau nganterin sarapan buatan Laura sendiri untuk mas"Ucap Laura
"Makasih Laura , seharusnya kamu nggak usah repot-repot buatin mas sarapan"ucap Adimas
"Laura nggak merasa direpotkan kok mas"Ucap Laura sambil menyiapkan sarapan yang dia bawa tadi keatas meja
"Sarapan dulu mas , mumpung masih panas"ucap Laura
Adimas membalas ucapan Laura hanya dengan anggukan , Adimas berjalan dari meja kerjanya menuju sofa tempat dimana Laura menyiapkan sarapan untuknya . Selama sarapan tak ada yang mengeluarkan kata-kata satupun , hanya terdengar suara sendok dan garpu yang saling bertabrakan di piring .
Laura terus menatap Adimas yang lagi sarapan dengan khusuk , setelah sarapan Laura merapikan meja kembali dan melihat Adimas yang terus termenung . Yang sudah pasti isi pikiran Adimas sudah diketahui oleh Laura namun Laura ingin bersandiwara
"Mas , aku liatin dari tadi kamu bengong terus . Mikirin apa sih ?"tanya Laura
"Nggak ada apa-apa kok"jawab Adimas
"Kalau mas ada masalah cerita aja sama Laura , Laura siap kok dengerin semua keluh kesah mas Dimas"ucap Laura yang dibalas tatapan oleh Adimas
Laura pun yang ditatap seperti itu oleh Adimas merasa senang dan semakin percaya diri
"Nggak apa-apa kali ya aku cerita ke Laura , Laura kan adiknya almarhumah Aisyah dan sudah aku anggap sebagai adikku sendiri . Siapa tau dia bisa memberikan ku sedikit solusi"batin Adimas
Adimas pun menceritakan tentang Aini yang selalu memaksanya untuk menikah lagi , sedangkan dihatinya hanya ada nama Aisyah dan tak akan ada wanita mana pun yang sanggup menggantikan sosok seorang Aisyah dihatinya Adimas
Laura hanya mengangguk setelah mendengar cerita dari Adimas . Adimas pun meminta pendapat kepada Laura bagaimana menurutnya tentang rencana Rian untuk tetap menikah sesuai permintaan maminya semata-mata hanya untuk membuat maminya bahagia
"Rencana mas Rian bagus juga kok mas , dari pada mas jadi anak durhaka karna nggak nurutin kata mami . Tapi yang menjadi pertanyaan aku sama siapa mas nikah ?"tanya Laura
"Mas juga belum tau"ucap Adimas
"Tenang aja , nanti sampai rumah mas bilang sama mami kalau mas bersedia untuk nikah lagi"ucap Laura
"Tapi mas belum siap"jawab Adimas
"Ingat mas yang terpenting hati Mami senang aja dulu"ucap Laura
Bagai mendapatkan sebuah mendali , kini Adimas sudah terbebas dari kusutnya benang dalam pikirannya . Adimas sangat berterimakasih kepada Laura karna sudah mau mendengarkan keluh kesahnya dan memberikannya solusi terbaik
.
.
.
Hallo , terimakasih sudah membaca cerita "Bunda Untuk Aisyah" semoga ceritanya bisa membantu kegabutan ya . Jangan lupa tekan tombol like serta tulis kritik dan saran di kolom komentar , karna setiap kritik dan saran akan sangat membantu semangat saya untuk terus belajar
Terimakasih 💜