TAMAT HINGGA MUSIM KE-3~
"Uncle Sam aku tidak mau menikah dengannya....ini sama saja mempertaruhkan masa depanku....hiks "
"Lalu bagaimana cara kau membayar semua hutang orang tuamu? " uncle Sam mencengkram tangan nya dengan keras.
Baru sehari setelah orang tuanya meninggal dunia. Renesmee yang merupakan anak tunggal kesayangan keluarga Phoenix.
Harus menghadapi kenyataan pahit kembali. Ketika sang paman memaksa dirinya untuk menikah dengan seorang Presdir yang sangat angkuh, kejam, dan tidak memiliki perasaan. Ia bernama Nathan Efron.
🌹Tahap Revisi🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mayraa Ibnurafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 17
"Mih dimana Step? kenapa dia tidak disini?" Tanya Nathan pada Barbara, membuat Barbara terkejut dan tak tahu harus berkata apa. Dia sangat tahu bagaimana sifat anak nya itu jika sedang kecewa atau marah.
Barbara hanya diam dan memasang raut wajah ketakutan, begitu pun dengan Kevin yang hanya bisa diam.
"Kenapa kalian hanya diam saja?" Nathan bertanya lagi, kini dia mulai mengerutkan dahinya merasa ada yang janggal.
"Ohh aku tahu! Sekarang dia ada diruangan nya kan! Baiklah Kevin antar aku menemui Step?" Ucap Nathan lagi dengan bersemangat, berharap Kevin mengantarkannya pada kekasihnya itu.
Namun itu semua hanyalah harapan yang tidak akan pernah terkabulkan. Karna sekarang Step sudah tidak ada lagi di dunia ini, alias tidak terselamatkan saat kecelakaan itu. Bahkan mayatnya saja tidak bisa ditemukan. Padahal selama dua bulan ini Kevin tidak pernah berhenti mengerahkan segala upaya, namun tak kunjung ada hasilnya.
Nathan yang mendengar kabar itu pun marah semarah-marahnya, dia begitu kecewa terhadap semuanya. Mengapa mereka membiarkan Stephanie begitu saja, Wanita yang sangat dicintainya itu kini sudah tiada.
Nathan mengamuk-ngamuk kepada Kevin, sampai-sampai dirinya yang belum sepenuhnya pulih akhirnya kembali pingsan.
Sakit sungguh sakit rasanya kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi kita. Nathan begitu merasa sangat terpukul dan kehilangan Stephanie. Nathan sempat kehilangan akal selama enam bulan setelah mendengar kabar tentang kematian Stephanie.
Setelah tersadar dari gangguan jiwanya Nathan berubah menjadi seperti Nathan yang sekarang. Nathan yang dipenuhi Rasa dendam dan kebencian dalam dirinya. Bahkan dirinya menjadi sangat kejam dan tidak berperasaan dari sebelumnya.
Sampai sekarang pun dia belum bisa membuka hati untuk wanita lain setelah kepergian Stephanie yang membuat dirinya sangat terpukul, terlebih lagi dia menyalahkan dirinya sendiri atas kematian kekasih yang sangat dicintainya itu.
...🌹Flashback Off🌹...
Nathan mengusap air matanya dengan kasar. Dia mengklik seluruh foto itu dan menghapusnya seketika. Dirinya tak mau jika harus berlarut-larut dalam kesedihan yang tak akan bisa membuat Stephanie Nya kembali.
Setelah hatinya mulai tenang Nathan pun melanjutkan perjalanan menuju apartemen mewah miliknya yang baru, karna yang lama sudah dijualnya dia tidak mau mengingat kenangan-kenangan romantisnya bersama Step.
***
Sampailah Nathan didepan Apartemen mewah itu, kemudian dia membelok kan mobilnya kearah parkiran yang berada di basement.
Setelah memarkirkan mobilnya, Nathan pun keluar dan berjalan kearah lift. Didalam lift Nathan langsung menempelkan kartu akses miliknya, tanpa menyentuh tombol yang ada.
Lift tersebut langsung menutup dan bergerak kelantai paling atas. Tempat unit apartemen nya berada. Jadi jika tidak memiliki kartu akses tersebut, siapa pun tidak bisa mengunjungi apartemen tersebut. Kartu akses tersebut hanya terdiri dari tiga kartu, yaitu pada Nathan satu dan Kevin satu. Sedangkan yang satunya tentu pastinya ada pada Barbara mamih nya Nathan! SALAH.
Barbara pun tidak diizinkan untuk berkunjung ke apartemen nya jika tidak bersama atau seizin darinya. Kartu akses yang terakhir disimpan di dalam brankas yang ada dikamar nya, tempat semua berkas-berkas maupun barang-barang penting tersimpan.
Kling!
Suara lift yang sudah sampai dilantai tersebut, lalu terbuka perlahan. Nathan melangkah keluar dan berjalan kearah ruangan tempat bersantai menonton televisi.
Nathan merasa sangat lelah hari ini, dia pun merebahkan diri di sofa empuk itu. Tangannya diletakkan diwajah untuk menutupi matanya.
Nathan (abduction)