NovelToon NovelToon
Pesona Juminten

Pesona Juminten

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Tamat
Popularitas:56.2k
Nilai: 5
Nama Author: Elsa Mulachela

Juminten dan Bambang dari namanya sudah sangat khas dengan orang desa.

Kisah percintaan orang desa tidak ada bedanya dengan orang kota dari kalangan atas hingga bawah.

Juminten, gadis yang ceria dan supel menaruh hati kepada Bambang kakak kelasnya di sekolah.

Gayung bersambut, Juminten dan Bambang dijodohkan oleh kedua orangtua mereka.

Pernikahan yang Juminten impikan seperti di negeri dongeng karena dapat bersanding dengan pria yang dia cintai hancur berkeping-keping. Disaat Juminten berbadan dua, Bambang lebih memilih menemui cinta pertamanya dibandingkan menemaninya.

Apakah Juminten akan mempertahankan rumah tangganya atau pergi jauh meninggalkan Bambang dan segala lukanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elsa Mulachela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19

Setelah sholat jamaah bersama, Juminten segera membersihkan rumah. Bambang yang melihat Juminten keluar dari kamar sholat mengikutinya.

"Mau ngapain?"

"Bersih-bersih, nyapu."

"Yaudah, aku yang ngepel. Kamu yang nyapu aja!"

"Kamu kamu kamu! Giliran Jumi yang nakal di jewer!"

Bambang yang mendengar gerutuan Juminten langsung menarik sapu yang ada di tangannya. "Kalo gamau bersih-bersih, biar.. Papa aja sini!"

"Jangan, Papa istirahat aja. Papa aja semalem pulangnya malem banget. Jumi aja nggak tahu Papa pulang jam berapa." Juminten menarik kembali sapunya.

"Nggak apa-apa!"

Setelah lomba tarik menarik sapu, yang dimenangkan Juminten. Juminten pun segera menyapu dalam rumah dan halaman rumah.

Menyapu halaman rumah tidak di sia-siakan Juminten untuk berkenalan dengan tetangga disana. Juminten menyapa setiap orang yang lewat. Bahkan tukang bakso lewat depan rumah, bisa akrab dengan Juminten.

"Makasih banyak ya, Bang. Semoga rejekinya lancar."

"Aamiin. Sama-sama, neng!"

Juminten meletakkan makanannya diatas meja. Bambang yang sedang mengepel mencium bau lezat bakso yang membuat iman perutnya tergoda.

"Pa, keluar! Makan bakso, yuk!" Teriak Juminten sambil membuka baksonya.

"Ada apa?" alibi Bambang pura-pura tidak mendengar, lalu duduk di sebelah istrinya.

"Yuk, sini makan bareng. Jumi suapin ya, aaa.." Juminten menyuapkan bakso di tangannya. "Tadi, Jumi cuman megang uang 15ribu jadinya cuman beli 1 mangkok ini."

Juminten menyuapi Bambang dan memakan bekas sendok Bambang. Melihat Bambang juga tidak menolak bekasnya membuat Juminten tersenyum.

Ehek, masuk jebakan 1. Ciuman lewat sendok. Kalo bisa nih sendok ditelan, udah Jumi telan dari tadi. Biar abadi kehangatannya di tubuh Jumi.

Kegiatan mereka makan berdua yang di depan rumah, membuat tetangga yang lewat menggoda mereka.

"Ciye.. Manten baru! Makannya aja suap-suapan!" goda Ibu berdaster merah.

"Boboknya juga pasti nggak ada tuh singkur-singkuran. Enakin aja Bang, Neng! Masih anget-angetnya, enak buat manjaan. Besok kalo dah ada anak, nyolong-nyolong manjanya!" imbuh Ibu berhijab kuning disebelahnya. Dan di anggukin Ibu yang berdaster merah.

" Mari Bu, makan. Ini tadi, Jumi beli bakso yang lewat barusan. Maaf, cuman beli 1 mangkok." Juminten menawarkan baksonya dan berkata dengan sopan.

"Udah lanjut aja, neng! Mari duluan!" ujar mereka bersautan.

"Mari bu, hati-hati!" jawab Juminten. Bambang hanya menganggukkan kepalanya.

Juminten pun melanjutkan menyuapi makan bayi besarnya. Terlihat lahap bayi besarnya. Padahal sejam yang lalu, dia makan sepiring nasi juga es kopi.

Juminten jadi tau, ternyata suaminya penyuka makanan bakso. Juminten teringat saat mereka kencan pertama kali, Bambang tidak menolak ajakannya untuk makan di warung bakso langganannya.

"Itu tadi, Bu siapa namanya?" Juminten mencoba mengajak obrol Bambang. Karena, sejak tadi mereka hanya saling diam.

"Entah!" Jawab Bambang sambil memakan baksonya.

"Loh, kok entah?" tanya Juminten.

"Aku soalnya emang nggak pernah kenal sama orang sini. Jangankan yang ibu-ibu sama teman sebaya aja nggak punya!"

"Serius lu, mbang?" kaget Juminten. "Au. . Au.. Iya papa maaf elah.. refleks kaget!" Bambang menjewer telinga Juminten.

"Kebiasaan!" Cibir Bambang.

"Wah, berarti pe-erku nggak cuman harus pedekate sama kamu! Tapi juga sama warga sini!" ucap Juminten bersemangat.

"Terserah kamu, deh!"

Terlihat bakso yang ada dalam mangkok bersih tanpa sisa, padahal Juminten memakan baru 2 sendok.

Doyan ya, Mam. Bayi gedenya 🤣

"Alhamdulillah kenyang banget!" ucap Bambang.

"Alhamdulillah, aku ambilkan minum dulu." Juminten membawa mangkok ke dalam rumah.

Bambang menyusul Juminten di dapur. Juminten pun menyodorkan 1 gelas air putih. Bambang menghabiskan hingga tandas

"Duduk depan lagi yuk, Pa. Bentar, Jumi mau ambil sayuran yang mau dibawa ke depan. Kita sambil ngobrol, biar kita kenal dekat."

Bambang pun masuk ke dalam kamar, mengambil jurnal osis untuk persiapan kegiatan ldks. Terlihat juminten membawa sayuran buncis pentol wortel dan bumbu dapur lainnya di kursi depan.

"Mau masak apa?" tanya Bambang.

"Masak oseng buncis. Biar besok pagi tinggal goreng tahu sama tempe buat sarapan."

Bambang melanjutkan memeriksa jurnalnya. LDKS siswa sisa 2 minggu lagi. Seluruh tim osis bagian inti memiliki tugas masing-masing

"Sibuk baca apa?" tanya balik Juminten.

"Jurnal LDKS! "

"Ah iya, habis ini LDKS ya! Jadi, yang di villa kemarin?"

"Iya jadi, jatah nginap dari sekolah budget yang paling cukup cuman di situ."

"Nginep berapa hari?"

"7hari."

Juminten dan Bambang masuk ke dalam rumah setelah Juminten selesai memotong semua sayuran. Setelah meletakkan sayuran di dalam kulkas, Juminten yang lelah karena belom istirahat. Masuk ke dalam kamar dan membaringkan tubuhnya.

Bambang yang juga lelah, ikut merebahkan tidur di samping istrinya. Tanpa sadar mereka tidur saling berpelukan, bahkan guling yang mereka pakai pemisah hilang entah kemana. Mereka terbangun karena ketukan pintu dikamar

"Dek, Jum!"

" Iya, kak!" teriak Juminten.

"Udah subuh! Ayo bangun!"

"Subuh? Astagfirullah, aku belum masak!" Juminten berusaha melepas pelukan tangan suaminya tapi bukannya lepas, Bambang malah semakin mempererat pelukannya.

"Papa bangun udah subuh. Kita tidur kelamaan! " Bambang masih belum membuka matanya.

Juminten pun melepaskan paksa pelukan suaminya. Dia berlari hingga menjedot pintu.

Duk!

"Aduh, ya Allah! Gini amat hari kedua!"

Juminten pun membuka pintu kamarnya. Eka tertawa terbahak melihat Juminten mengelus dahinya.

"Kalian tidur apa ngebo?"

"Udah ah, kecapekan aku bang. Aku masakin roti aja, ya!" Juminten berjalan ke dapur.

"Semalam, Abang makan apa?" tanya Juminten, saat melihat Eka duduk di meja makan sambil memainkan ponselnya.

"Semalem kan makan sama kamu, sebelum pulang ke rumah kamu." jawab Eka sambil menahan ketawa.

"Hah, malem? Orang abang tadi bilang subuh tadi!"

"Noh, liat masih jam 8 malam! Haha.. Prank!" Eka menunjukkam jam dinding di atas kulkas.

Dengan muka tengilnya Eka menertawakan Juminten. Juminten pun memukul abangnya yang membalas kejailan juminten.

"Salah sendiri tadi pagi kerjain, Abang. Haha. . ya Abang bales, deh. Masa pulang rumah lampu gelap semua. Ternyata di dalam kamar lagi sibuk kelonan." cibir Eka.

"Siapa yang kelonan? Kita cuma tidur bareng, Bang. Juminten capek banget. Tuh liat cucian aja belum juminten angkat. Juminten masak dulu, ya. Abang sudah makan?" tanya Juminten.

Dijawab gelengan kepala Eka.

" Yaudah Abang skrg mandi terus sholat, ya!"

"Oke, bocil!" Eka pun beranjak ke kamar mandi.

Setelah matang, Juminten menyiapkan makanan diatas meja. Lalu, membangunkan suaminya.

"Makanan nya udah mateng, makan yuk!" Juminten memukul pelan pipi Bambang. Namun, tidak ada sautan dari suaminya.

"Ayo, buruan. Nanti kalo dingin nggak enak!" Bisik Juminten di telinga Bambang.

Bambang yang geli, akhirnya membuka matanya. Pemandangan kecantikan istrinya menyambut bangun tidurnya.

Jantung gue salah arah nih, masa gue berdebar liat wajah si bar-bar.

Bambang masih terpaku melihat istrinya. Entah siapa yang mulai duluan, bibir mereka saling bertemu hanya beberapa detik. Lalu keduanya refleks melepaskan dan membuat mereka salah tingkah.

"Emm.. A.. Papa cuci muka dulu, y-a!" gagap Bambang dan berlari ke arah kamar mandi.

Juminten pun menganggukkan kepalanya, lalu memegang bibirnya.

Icikiwir.. Aselole.. ! Si beku mulai cair, pemirsah..! Alhamdulillah.

1
Cendol Dawet
iya dh iya...Dodit udah berubah sekarang..makin bucin
Cendol Dawet
kalo Sinta hamil, siap2 dh ada yg krekk
Cendol Dawet
akhir hidup yg menyedihkan
Cendol Dawet
pak Dodit punya saingan
Cendol Dawet
bang Eka cemburu ni ye
Racun Asmara
mantull
Racun Asmara
segelas kopi dg teh hangat? dimna kudapannya?
Racun Asmara
kbr Mala gimana?
Racun Asmara
beneran mimpi
Racun Asmara
apakah Juminten bermimpi? ttg Mala& Mila?
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
jgn2 hamil tuh Sinta. orang hamil kn bisa jg menstruasi. pernah baca dh di novel lain... bner gk sihhh???
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
setelah perjuangan & penantian panjangnya.. akhirnya Eka sukses mencetak gol.di gawang istrinya. inilah gol yg selama ini ditunggu-tunggu...
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
nasi sdh mjd bubur. gk mungkin dibikin nasi goreng. mending bikin bubur merah. suruh Dodit & Sinta nikah. apa kejadian belah nangka di rumah Dodit emang sdh ada yg merencanakan? Rena mungkin...atau neneknya??? hadeehhh...Sinta... sekuat apapun pertahanan nya, jebol jg saat gai*ah & has*at bercinta sdh menguasai tubuhnya. pikiran & hatinya pasti kalah dg bujuk rayu manis dr iblis yg hadir diantara dirinya & Dodit. sp iblisnya? bukan othornya kn? jgn2 aku lg???🤐🤐🤐
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
kapok kau , Dit!!! bukannya dihalaln dulu..eh mlh digenj** duluan. Bambang telat sihhh datangnya. tp mo gimana lg? Dodit & Sinta sdh terlanjur mendaki sampai puncak. udah minta Dodit tanggungjawab sj🤐🤐🤐
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
eh eeehhhhh... stop, Sin...!!! jgn lupa kalian blum halal. jgn sampai Dodit kebablasan. mosok Eka & Juminten yg married , kalian yg unboxing duluan??? gk lucu kn???😂😂😂🏃🏃🏃💨💨💨
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
pak Dodot eh Dodit buta kali ya? gk mandang Sinta banget. pdhl jelas2 wanita itu yg selalu ada tanpa diminta utk selalu menjaga Rena. dan jelas2 Dodit jg berdebar saat dekat dg Sinta. aaahhhh...muna banget sih Dodit. knp mlh ngarep Jumi yg jd istrinya? nyakitin Sinta banget..
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
pas udah ngebet & situasi kamar mandi 😂 mengukung, eh Juminten sdg palang merah. anjlok lg dh gai*** yg sdh membubung tinggi di ubun-ubun 🤐🤐🤐🤐
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
resiko punya istri mantan perawan berbuntut ya gitu. tp gemes jg sama Emak. tega bner ngerjain pasangan pengantin baru. mosok.gk boleh ninuninu???? Bumi jg, katanya pengen cpt dibikinkan adek... eh mlh jd wasit. kpn Eka & Jumi akan adu gulat klo baru pemanasan sj sdh disemprot??? sabaaarrrrr.... sabar. gatot dh ikutan jd cctv. gk jd ngintip 🤐🤐🤐
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
syukurlah.. akhirnya SAH jg. tinggal balas budi nih sama Emak Bapak. 2 cucu lg cukup😂😂😂🤸🤸🤸
Bambang jgn galau gitu,noh Rena sdh siap jd masa depanmu. tinggal kedipkan matamu buat othor. biar bisa dpt daun muda😁✌️🏃🏃🏃💨💨💨💨
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
bu Ani apa bu Ana sih Yeng? opo aku sik oleng ya? saking serunya alur ceritanya, jd galfok😂🏃🏃🏃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!