NovelToon NovelToon
Gadis 100 Juta

Gadis 100 Juta

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:12.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Ade Annisa

Seorang gadis terpaksa menjual dirinya seharga seratus juta demi membiayai kakak kandungnya yang terbaring koma di rumah sakit.

Menjadi rebutan para lelaki hidung belang, Lily si gadis cantik seharga seratus juta itu tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan jatuh ke tangan William, bos mafia yang digilai banyak wanita.

Dengan hal itu, si gadis seratus juta bisa mendapatkan lebih dari apa yang dia minta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KECEWA

William menghentikan mobilnya di depan toko bunga Lily, pria itu menoleh pada wanita di sebelahnya yang berusaha membuka sabuk pengaman sendiri, dan saat terlihat kesulitan dia memutuskan untuk membantu saat sabuk di tubuhnya sudah terlepas.

Lily kembali menahan napas, aroma maskulin yang menguar dari tubuh pria itu benar-benar membuatnya ingin melayang.

Sebuah kecupan singkat di bibirnya membuat wanita itu mengerjap terkejut, reflek menutup mulutnya dengan telapak tangan. "Kau!" omelnya, mengabaikan desiran di hatinya yang mulai memanas.

William tersenyum, mengurung wanita itu dengan telapak tangannya yang bertumpu pada dasbord mobil, "Kau tampak melamun, memikirkan aku Nona?" goda pria itu.

Lily melengos, meskipun benar begitu, tidak mungkin kan dia akan mengiyakannya, bisa besar kepala laki-laki di hadapannya ini, begitu pikirnya. Mencoba mengalihkan obrolan, wanita itu memulai sebuah percakapan. "Ada yang ingin aku sampaikan, boleh?" ucapnya.

Pria itu menarik tangannya dari dasbord, beranjak menjauhkan tubuhnya dari wanita itu, setiap obrolan yang diawali dengan pertanyaan selalu membuatnya sedikit ketakutan. "Apa, katakan saja?" pintanya.

"Will," Seruan itu membuat William berdehem sebagai tanggapan, alisnya sedikit terangkat, dan Lily kembali berkalimat. "Aku tidak suka kau terus mengirimkanku uang, sudah cukup banyak hutang kami padamu atas pengobatan kakakku, jadi kumohon jangan kirimi aku uangmu lagi."

William yang sesaat terdiam mulai mencerna kalimat yang dilontarkan wanita di hadapannya, "aku tidak menganggapnya sebuah hutang," ucap pria itu.

"Tapi kami menganggap itu adalah hutang kami, dan uang yang terkirim darimu sejak beberapa minggu yang lalu, nanti kukembalikan."

William memejamkan matanya sejenak,  bersandar pada jok mobil yang ia duduki, setelah itu menoleh, "ok kalau kamu tidak mau, tidak apa." pria itu kembali mendekatkan tubuhnya, "tapi apa yang sudah menjadi milikmu tolong kau simpan, karena apa yang kuambil darimupun, tidak dapat kukembalilan."

Lily mengerjap gugup  dia langsung teringat pada malam di mana ia menyerahkan dirinya pada pria itu, bukan salahnya juga, dan entah kenapa ia merasa beruntung telah mengenal pria sebaik William," terimakasih," ucapnya.

Pria itu meraih jemari Lily, kemudian ia mainkan, "jika kau butuh sesuatu, datanglah padaku," ucapnya mengingatkan.

Lily mengangguk, dan saat pria itu mendekatkan kepala, dengan cepat ia mendorongnya, "tidak Will, kumohon jangan lakukan itu lagi," pintanya.

Dengan tatapan teduhnya William kemudian menghela napas, "aku merindukanmu, kumohon sebentaar saja," bujuknya.

Lily sedikit memundurkan kepalanya saat wajah pria itu kembali mendekat, namun tangan William yang kemudian meraih tengkuh lehernya membuat wanita itu tidak bisa banyak berbuat.

Luma*tan lembut di permukaan bibirnya membuat Lily menahan napas, kedua tangannya sedikit mendorong dada pria itu agar tidak terlalu dekat, perasaan melayang dan tegang di sekujur tubuh Lily, membuat cengkraman tangannya pada lengan pria itu semakin erat.

William selalu rakus jika menyangkut seorang wanita, terlebih lagi jika itu adalah pujaan hatinya, deru napasnya yang memburu mendorong pria itu untuk menciptakan hayalan baru, dia tau gairah dalam dirinya menuntut pria itu untuk meminta lebih dari yang seharusnya ia terima.

Cengkraman Lily pada lengan William semakin kuat, terlebih saat tangan pria itu bergerak aktif menyusuri bagian-bagian tubuhnya yang sensitif, hal itu nyaris  meruntuhkan pertahanannya, dan ketukan di kaca mobil membuat keduanya terkesiap.

Lily sempat mendengar pria itu mengumpat kesal, dia menoleh pada kaca mobil yang pasti gelap jika dilihat dari luar, mendapati Nindi yang tampak menunggu, Lily bergerak membuka pintu setelah sedikit merapikan penampilannya.

Dengan tangannya, William menahan pintu mobil itu untuk terbuka, dan Lily menoleh karenanya.

"Marah padaku?" tanya pria itu, mendapati wanitanya yang nyaris pergi tanpa berpamitan dia tau mungkin dirinya sudah kelewatan.

Lily hanya memberikan tatapan kesal, kemudian menghela napas, "tidak," ucapnya, dan saat  dia ingin membuka pintu lagi, William kembali menahannya, "Will," geram wanita itu.

"Maaf," ucap William, pria itu benar-benar  menyesali kelancangannya.

Lily akhirnya bersuara, "aku bukan wanita yang dapat terus kau perlakuan seperti itu Will, anggaplah malam-malam itu adalah sebuah kesalahan, dan aku tidak ingin mengulangnya lagi," ucapnya.

Sesaat William terdiam, "jika begitu, menikahlah denganku," ucapnya yang terdengar gila oleh wanita itu.

Lily sedikit tertawa, "jangan bercanda," ucapnya.

Wanita itu takut jika keinginan William menikah dengannya hanya nafsu sesaat saja, lagi juga ini terlalu terburu-buru untuk menuju ke tahap itu, bahkan kehidupan William pun masih terlalu tabu untuk dia ketahui, cerita tentang kisah keduanya bahkan baru mulai di paragraf pertama, lalu harus dari mana mereka membangun kepercayaan untuk saling setia. Isyu tentang William yang dikabarkan banyak teman wanita tentu saja membuat Lily merasa waspada.

"Aku tidak bercanda." William mencoba meyakinkan, tatapan teduh dari matanya membuat Lily sejenak terbungkam. "Kenali aku dengan baik Ly, aku akan memberikanmu waktu untuk itu, dan mulai saat ini izinkan aku untuk mengetuk pintu hatimu."

"Aku tidak tau kapan bisa membukanya untukmu," balas Lily yang sedikit membuat William kecewa. Pria itu mengalihkan tatapannya sejenak, kemudian bersandar pada kursi yang ia duduki.

William kembali menoleh pada Lily yang tampak menunggu, "pergilah," lirih pria itu.

Lily merasa hatinya mencelos, dia tidak mengerti dengan apa yang dia sendiri ingini, wanita itu memilih untuk membuka pintu, dan beranjak pergi setelah berpamitan pada pria itu, yang hanya mengangguk sebagai balasan.

***

Lura yang berkunjung ke toko bunga sahabatnya hanya bertemu dengan Nindi yang mengatakan bahwa majikannya tidak ada, wanita itu sedikit kecewa. Namun mendapati seseorang yang duduk sendirian di sudut ruangan itu membuat Lura memilih untuk menunggu.

Perempuan itu duduk saling berhadapan dengan Leon yang memejamkan mata, dia sempat memberi pesan pada Nindi agar tidak memberitahukan tentang keberadaannya, Lura memang tau tentang keadaan pria itu.

Lura menopang dagu saat Leon membuka mata, Netra abu-abunya yang sedikit berbeda, justru malah menambah ketampanan pria blasteran di hadapannya itu semakin nyata, keluarga Lily memang ada keturunan Luar Negri dan Lura yang sejak dulu bersahabat dengannya sedikit tau tentang cerita itu.

Saat Leon meraba meja untuk mencari keberadaan gelas air putihnya, Lura dengan cepat mendekatkan benda itu pada tangan Leon, hingga pria itu meminumnya.

"Ya ampuun setelah dioperasi Kak Leon kenapa jadi tampan sekali," ucap Lura dalam hati.

"Siapa kamu?" Pertanyaan pria itu membuat Lura sedikit terkesiap, ternyata Leon tau tentang keberadaannya, dan wanita itu memutuskan untuk menyapa saja.

"Aku Lura Kak Leon," ucapnya.

Leon tampak mengingat, Lura adalah salah satu teman adiknya yang ia kurang suka, terkesan urakan dan sedikit manja, dia takut wanita itu membawa pengaruh buruk untuk adiknya.

"Oh, sedang menunggu Lily, baiklah aku pergi dulu," ucap Leon.

Lura mencegahnya, menyuruh agar pria itu diam saja, namun memang benar, Leon itu keras kepala, dia tetap melangkah menuju kamarnya.

"Mau kubantu sampai ke kamarmu?" tawar Lura ikut berdiri.

"Tidak terimakasih," dan Leon menolaknya.

Namun tetap saja, Lura yang merasa khawatir memutuskan untuk membuntutinya. Wanita itu menyingkirkan kursi yang mungkin dapat menghambat langkah Leon, namun ternyata pria itu malah berbelok, sebenarnya dia mau ke mana si, pikir Lura.

Dan saat pria itu nyaris menabrak pilar yang berdiri diam saja, dengan cepat Lura menahan kening Leon dengan telapak tangannya.

"Berhentilah mengikutiku, aku bisa sendiri." Bukannya berterimakasih Leon malah mengomel.

Lura jadi kesal. "Jika tidak ada tanganku, bisa benjol kepalamu," tukasnya.

Namun sepertinya kalimat itu malah membuat Leon merasa terhina, "aku tidak butuh bntuanmu," ucap pria itu, berbalik dan kembali melangkah menuju kamarnya.

Lura yang kesal memilih untuk membuang muka, dia tidak lagi mengikuti kakak sahabatnya yang saat ini tidak dapat melihat apa-apa, memang salah jika dirinya ingin membantu? kan tidak.

Baru beberapa langkah Lura menjauh, suara keributan di belakangnya membuat ia menoleh, wanita itu melihat Leon terduduk di lantai dengan bunga-bunga yang berhamburan di sekitarnya, dan tongkat yang pria itu kenakan mental entah kemana.

Lura langsung menghambur pada pria itu, dan berusaha membantunya, "Kak Leon tidak apa-apa?" tanyanya khawatir.

"Sudah kubilang aku tidak butuh bantuan siapa-siapa, aku bisa sendiri." Leon mengomel.

Hal itu membuat Lura ingin sekali memukul kepalanya, agar pria itu sadar bahwa dia tidak bisa apa-apa. "Buktinya kau terjatuh, sudah lah Kak, terima saja kamu memang membutuhkan bantuan orang lain, ya setidaknya untuk saat ini saja."

Kalimat itu membuat Leon berkaca-kaca, dan Lura kebingungan karenanya. "Katakan, katakan bahwa aku ini tidak berguna ayo katakan!"

"Iya memang kau tidak berguna lalu apa, jangan menyusahkan dirimu sendiri jika kau tidak mau menyusahn orang lain." Lura jadi mengomel.

"Kenapa aku tidak mati saja, aku sudah tidak berguna." Leon berucap Lirih, raut wajahnya terlihat sedih.

Lura jadi tidak enak hati, "tetaplah hidup Kak, meskupun tidak berguna," ucapnya yang kemudian tersadar, sepertinya itu bukanlah kalimat motifasi. "Ma, maksudku, hidup Kak Leon itu sangat berarti untuk Lily, setidaknya dengan Kak Leon tetap hidup, itu berguna untuk kebahagiaan Lily."

Lura kembali mencerna kalimatnya, maksudnya apa si, dia sendiri bahkan tidak mengerti, ah yasudah lah yang penting pria di hadapannya ini tidak berpikiran untuk mati.

***iklan***

Netizen: Visual Babang Leon sama Neng Lura dong Thooor 😍😍

Author : gue mumet dah kalo disuruh nyari Visual, ntar pas dapet dikatain dah gak sesuai imajinasi elu 🙄

Netizen :Ya abisnya gimana selera orang kan beda-beda thor 🤭

Author : ya makanya Visualnya bayangin aja sendiri. 😒

Netizen: Tapi maunya dari elu 😆

Author : niat banget emang nyusahinnya. 😌

Sambil nunggu bang bule up lagi, mending baca cerita aku yang ain aja ya, oh my boss kisah bang entin yang bikin meleleh, atau Noisy girl kisah Bang Ar yang bikin ngakak guling-guling. Jangan lupa mampir ya 😘😘😘

1
Yo Zhibin❤️💞
Q suka semua karyamu mbak Adeannisa 😂💞 di tunggu cerita berikut nya😘😘😘
Yo Zhibin❤️💞
Yaaaa.. Thor..kawal sampe nikah Napa sih..🤔🤔😏
Yo Zhibin❤️💞
jadi bang Leon sama siapa nih ??? ngambang bgt sih..😁😁😁
Yo Zhibin❤️💞
kusut.dah...kusut..kasian lura thooor..tolong in🤔🤔
Yo Zhibin❤️💞
William... pasti 😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
iklan somplaaaak 😂😂😂😁
Yo Zhibin❤️💞
visual nya lura mana Thor..😁😁
Yo Zhibin❤️💞
ini kalo udah brojol semua tambah seruuu...😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Jiaaaah.. Bu Marlina bapperware mu laris..😁😁😁
Yo Zhibin❤️💞
kan.. penasaran visual nya Simba 🤔🤔
Yo Zhibin❤️💞
ish...ish..ish..jadi bingung sendiri kan Leon 😁😁
Yo Zhibin❤️💞
Selalu ada Gulma di setiap cerita cinta 😂😂
Yo Zhibin❤️💞
aduh dek..lebih baik beda negara drpd beda perasaan 😁😁😁
Yo Zhibin❤️💞
Dan jika keluarga Bu Marlina + buronan mitoha hadir..pas dan tidak terelakkan.. perut kaku,ngakak abis.. wait..wait... brarti yg di kandungan Lily tu si Julian kan tapi kenapa pas gede bisa sekampus sama Sena kan duluan Sena lahirnya..tu di ceritanya udah gendong Sena 🤔🤔🤔 author mabuuuuk
Yo Zhibin❤️💞
hiii.. iklan duo somplaaaak.😂😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
mirip Nena yg enggan bermesraan..tapi suka jika berdekatan 😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
buseeet dah..ga William ga Leon..😘😘😘
Yo Zhibin❤️💞
i don't know.. what i said..😏😏
Yo Zhibin❤️💞
dasar author somplaaaak..😂😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Kok bisa.. wuaaah..tambah rumit 🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!