Totok Pembangkit

Pancaran lampu kendaraan yang melintasi jalanan meninggalkan jejak cahaya berpadu dengan lansekap gedung-gedung bertingkat Kota Jakarta. Pesona malam Jakarta selalu ,membuat kerinduan yang unik yang akan membuat terkenang dan panggilan untuk datang kembali.

Gadis dan Raja masih tampak tertidur pulas posisi mereka saling beradu kepala. Gadis menyandarkan kepalanya di bahu Raja, sementara kepala Raja bersandar di kepala Gadis.

"Hmmm, kalau lagi tidur benar-benar seperti pasangan pengantin baru, tapi kalau udah bangun kayak tuyul dan Kentung hahaha," Pak sopir bergumam melihat posisi Raja dan Gadis saat tidur, mereka terlihat sangat romantis.

"Gimana cara ngebangunin nya? sepertinya mereka benar-benar sedang pulas, mana lakinya galak banget lagi. Lah bodoamat kalau si songong itu marah biarin aja, untuk yang terakhir kali ini," kembali Pak sopir bergumam sambil menyeringai.

TIIIINNNN

Dug

"Aaaaaawww!" teriak Gadis dan Raja berbarengan saat kepala Gadis mengundul dagu Raja.

"Gimana sih lu, punya mata gak di pakai lu kira dagu gue bola!" bentak Raja sambil mengusap bibirnya.

"Namanya juga kaget salahin pak sopir tuh," sahut Gadis merengut sambil mengusap kepalanya.

"Bisa nyetir nggak sih LOH!!" Raja membentak dengan mata melotot.

"Maaf Bos tadi ada nenek-nenek lewat saking kagetnya kaki saya neken rem tangan saya injak klakson!" Pak sopir berkata bohong dengan pura-pura gugup menjawab.

Mendengar jawaban Pak sopir membuat Gadis yang tadinya kesal jadi tertawa geli.

"Itu nggak kebalik Pak posisinya? hehehe," seloroh Gadis.

"Issshh si Eneng teliti banget," sahut bang sopir.

"Sudah diam kalian!" bentak Raja sambil melotot hingga membuat dua orang langsung terdiam.

Raja lalu membuka pintu dan turun dari mobil karena mobil sudah berhenti di depan gedung apartemen Raja. Saat Gadis hendak ikut turun tiba-tiba Raja menutup pintu mobil belakang, membuat Gadis kaget.

"Jangan turun sekarang di sini! turun di rumah lu! entar bakal ada orang yang jemput lo!" perintah Raja dengan tatapan tajam dia pun lalu pergi masuk ke dalam gedung apartemen.

"Dasar cowok aneh, jalan Bang!" gerutu Gadis.

Mobil langsung berjalan membelah jalanan kota Jakarta menuju kontrakan gadis.

***

Pras tampak sedang menikmati makan malam bersama dengan seorang perempuan cantik di sebuah cafe yang cukup mahal.

"Abang sering makan disini ya, tempatnya bagus dan sepertinya mahal ya Bang?" Lisa bertanya sambil matanya tak berhenti melihat sekeliling Cafe yang terkesan mewah.

"Sering kalau pas lagi sama bos," Pras menjawab sambil memilih menu di daftar menu

"Kamu mau makan apa Beb?" tanya Pras kepada Lisa.

"Aku kan enggak biasa makan di restoran mewah kayak gini Bang, terserah apa yang Abang beb pesan aku makan," jawab Lisa dengan suara manja sambil mengerjapkan matanya.

"Kamu ini ya Beb, comel amat sih, bikin Abang gemes," ucap Pras sambil mencubit hidung Lisa membuat Lisa mendengus manja.

"Iiisssh, Abang bisa aja bikin hati Liza berbunga-bunga seperti lagi terbang ke langit tujuh ke tempat Nawang Wulan Bang," ucap Lisa sambil tersipu malu hingga Rona merah memenuhi wajahnya.

"Kalau gitu abang Jaka Tarub nya dong, bakal Abang bikin hati Neng Nawang Lisa jungkir balik di di hati abang hehehe," Pras mulai meluncurkan stok rayuan mautnya, yang bikin hati Liza bukan hanya klepek-klepek tapi langsung nyungsep.

"Aaaaa... Abang beb bisa aja," suara manja Lisa terdengar syahdu sambil tangannya mengusap tangan Pras.

"Kamu tau nggak Beb, tadi pagi aku nggak sarapan karena sangat merindukanmu. Terus siangnya aku nggak makan siang juga karena aku terus mikirin kamu. Dan malam ini aku kelaparan makanya aku ajak kamu makan malam, karena aku takut tidak bisa tidur dan besok pagi tidak bisa merindukanmu lagi," gombalan maut Pras kembali dilontarkan dari mulut sang perayu ulung kang buaya darat.

"Udah Abang beb jangan diteruskan hati adek takut gak kuat nahan, kita makan dulu ya bang di gombalin juga butuh tenaga biar gak gampang Wafer xixixi," sahut Lisa sambil tertawa dan menutup mulutnya.

"Aduh pacar abang ini ternyata Bukan Perempuan Biasa," kata Pras sambil menepuk jidatnya.

Tak berapa lama pesanan pun datang. saat keduanya hendak menyantap makanan tiba-tiba ponsel Pras berbunyi.

"Siapa Bang?" tanya Lisa sambil memotong steik.

Pras memberikan isyarat dengan tangannya ke mulut supaya Lisa tidak berbicara.

"Halo Bos, ya Bos, sekarang? baiklah," Pras kemudian menutup teleponnya nampak wajahnya sangat kecewa dan juga kesal

"Bos gada akhlak, baru juga anak buah mau Happy ada aja tugas yang ganggu," gerutu Pras.

"Kenapa Bang? Abang mau kemana? kan kita belum makan?" pertanyaan terlontar dari mulut Lisa yang bingung melihat Pras bersiap hendak pergi

"Kita pulang beb, aku ada panggilan darurat, tugas penting. Kalau tidak, masa depanku jadi taruhannya. Oh ya Beb, aku nggak bisa nganter kamu, Kamu naik taksi aja ya," meminta Lisa Mohon pengertiannya sambil memanggil seorang pelayan untuk membayar.

"Terus ini makanannya gimana beb? kan sayang mana mahal lagi," ucap Lisa sambil merengut tak ikhlas.

"Sudah biarin saja. Lain kali kita makan malam lagi. Abang akan ajak kamu ke tempat yang lebih mewah lagi," Pras menyahut sambil menggandeng tangan Lisa keluar dari restoran.

Tampak sesekali Lisa menengok kearah meja makan tempat mereka tadi duduk dan melihat makanan di atas meja sambil menelan ludah.

"Sayang sekali," keluhnya.

***

Pras mengikuti serlok yang dikirim oleh Raja di mana Gadis tinggal.

"Kayaknya ini bener tempatnya," Pras bergumam sambil memarkir mobilnya tepat di depan sebuah kos-kosan.

Pras masuk ke dalam kos-kosan berlantai dua dan tampak beberapa cewek yang sedang nongki di teras depan memperhatikannya. Tak bisa dipungkiri wajah Pras yang lumayan keren menarik perhatian mereka.

"Malam Mas ganteng mau cari siapa?" sapa seorang cewek yang berdandan menor dengan baju serba ketat.

"Malam juga dek, Abang mau nanya. Ada yang yang tau nggak tempat kontrakan cewek yang namanya Gadis, dia itu make up artist," tanya Pras sok akrab kepada si cewek.

"Hai efribodi ada yang kenal Gadis gak?" tanya si menor dengan ala anak alay yang gelay.

"Aku masih gadis Mas," sahut seorang cewek berkacamata berkepang dua.

"Huuuuuu..," teriak yang lain koor.

"Benar loh, kok kalian nggak percaya sih, kalau aku masih gadis," protes gadis berkacamata bekepang dua membuat Pras ikut tertawa.

"Aku percaya Ay, kalau kamu masih gadis kok,"

ucap Sabrina si cewek menor.

"Tapi booonggg ong ong!" yang lain menjawab serempak dan membuat muka Ayu memerah karena kesal.

"Kalian ini emang temen gak ada akhlak, Zahara bikin insecure Gue di depan cowok keren, matiin pasaran gue aja sungguh terlalu," Ayu berjalan pergi meninggalkan teman-temannya masuk ke dalam kos-kosan.

"Mas ganteng, kalau mau ketemu Gadis ikutin aku kuy!" ajak Ayu tepat saat dia ada di depan gerbang masuk pintu kos.

Sepertinya Pras tahu bawa Ayu tahu di mana kamar Gadis dan dia pun berjalan mengikuti Ayu.

"Permisi dulu ya semua cewek-cewek cantik, Abang ke atas dulu," kata Pak sambil berlalu pergi meninggalkan cewek-cewek yang sedang nongki.

"Hati-hati Bang naik tangganya kalau jatuh bangun sendiri tangganya licin loh kaya hati aku," seru si menor di sambut gelak tawa yang lain.

***

Di apartemen Raja.

"Perfecto, semuanya sudah gue siapkan, gue yakin begitu dia sampai, dia akan terkagum-kagum dengan apa yang sudah gue siapin. Dia dia akan melihat siapa gue sesungguhnya, gue yakin dia enggak akan berani macam-macam lagi. Lihat aja Istriku yang psikopat akan gue buat lu bertekuk lutut. Kalau sampai gue nggak bisa jangan panggil gue Raja!" ucap Raja sambil tersenyum licik bak musang tak berbulu.

Ck ck apa yang Udah disiapin Raja buat Gadis sampai dia yakin bakal bisa bikin hati Gadis bertekuk lutut, yuk ikutin lagi kisah Raja dan Gadis selanjutnya.

Terima kasih buat yang sudah ninggalin jejak nya dan juga komennya karena itu semua penyemangat Buat author 🤗🤗