NovelToon NovelToon
Tuan Galak & Nona Kecil

Tuan Galak & Nona Kecil

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / Cintamanis / Patahhati / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Casilla Bella

Karya ini murni dari imajinasi penulis. Tidak ada unsur plagiat.

🌺🌺🌺

Angga Pratama, seorang pengusaha muda yang sukses. Dia terkenal dengan kedinginannya. Mamanya memaksa Angga untuk segera menikah. Jika Angga tidak menikah juga. Maka, Santi akan menjodohkannya dengan anak dari sahabatnya.

Anastasya, seorang gadis yatim piatu berusia 21 tahun. Ia dibesarkan oleh asisten rumah tangganya. Yang di kenal dengan panggilan Bibi Ratih.

Suatu hari Angga dan Tasya dipertemukan. Namun, bukan pertemuan yang baik seperti pada umumnya.

Penasaran dengan kisah mereka? Jangan lupa favoritkan novel ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casilla Bella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter-18

"Aku hanya ingin meminta maaf soal tadi. Maaf kalau perkataanku menyakiti perasaanmu." Sambungnya.

Tasya tersentak, "Ada angin apa ini? Kenapa tiba-tiba dia berbicara sangat lembut?"

Tasya menatap Angga curiga, "Kenapa kamu melihatku seperti itu?" tanya Angga.

"Apa kamu sakit?" Tasya mengecek suhu tubuh suaminya.

"Kamu tidak sakit, atau jangan-jangan kamu kemasukan?" Tasya langsung menutup mulutnya dan menjauhi Angga.

Angga menatap malas tingkah Tasya yang menurutnya aneh.

"Tunggu! Apa aku kerjai saja dia ya?" Angga menyeringai.

"Kenapa kamu bicara seperti itu sayang? Aku ini suamimu. Apa aku salah, jika meminta maaf pada istriku ini?" Angga mendekati Tasya.

Tasya terus mundur, berusaha menjauh dari Angga. Sampai akhirnya, tubuhnya telah membentur dinding kamar.

Angga mengunci tubuh Tasya dengan kedua tangannya. "Kamu kenapa sayang? Kamu takut padaku? Aku ini suamimu. Lihatlah wajahku," Angga merangkum wajah Tasya dan mendekatkan wajahnya dengan wajah Tasya.

Hembusan nafas mereka beradu, aura panas mulai menyelimuti diri mereka. Mereka saling menatap, dan jantung mereka berdetak tidak karuan.

Tasya mulai tersadar, ia segera menjauhkan wajah Angga dengan mendorongnya.

"Se-sepertinya kamu benar-benar kemasukan!" ujar Tasya, bergidik ngeri.

Sedangkan Angga tersenyum puas. Ia berhasil mengerjai Tasya.

"Sayang, aku tidak kemasukan." Angga mendekati Tasya lagi.

"Jangan dekati aku! Mundur! Mundur!"

"Sayang, aku tidak akan mundur!" ucap Angga sambil menyeringai.

"Aku bilang mundur!!!"

"Sayang, kenapa? Aku tidak akan melukaimu. Tenang saja sayang," Angga semakin mendekati Tasya.

"Kamu tidak waras! Kamu ini sedang kemasukan!"

Angga menghela nafas, "Baiklah sayang. Mari kita tidur!"

"Aku tidak mau tidur denganmu!"

"Ayolah, aku tidak akan menyentuhmu! Lagi pula tidak ada salahnya aku menyentuhmu. Aku ini suamimu sayang!"

"Ka-kamu bukan suamiku! Keluarlah dari tubuh suamiku!" Tasya mengambil gelas yang ada di sampingnya.

Byur!

"Pergilah wahai makhluk jahat! Pergi dari tubuh suamiku!"

"Tasya!" bentaknya.

Angga mengepalkan tangannya, "Kenapa kamu mengguyurku!"

Tasya bernafas lega. "Alhamdulillah, makhluk jahat itu sudah pergi. Kamu baik-baik saja kan?" Tasya meraba wajah Angga.

"Aku ini baik-baik saja!" bentaknya.

Angga pergi ke kamar mandi. Meninggalkan Tasya dengan amarah di hatinya.

"Syukurlah, dia sudah kembali galak. Itu artinya, makhluk itu sudah tidak ada!" ujarnya senang.

Angga mengguyur tubuhnya yang memanas. "Bisa-bisanya dia menganggapku kesurupan."

"Dasar menyebalkan! Gara-gara dia, aku harus mandi di malam hari!"

***

"Angga..." lirih Tasya.

"Apa kamu masih marah padaku? Aku melakukan itu supaya makhluk jahat itu keluar dari tubuhmu."

"......"

Tasya mendekati Angga, dan menyentuh tangannya. "Aku minta maaf. Sungguh, aku melakukan itu demi kebaikanmu..." lirihnya.

"Demi kebaikanku?? Apanya yang baik?"

"Ayolah... maafkan aku!" Tasya menghela nafasnya, sedari tadi Angga tidak menjawab perkataannya.

Tasya berjalan menuju kopernya. Ia mengambil beberapa lembar uang seratus ribuan. Lalu kembali mendekati Angga.

"Ini uang untuk hutangku. Sudah lunas kan?"

Angga menatap uang itu, lalu beralih menatap Tasya. "Kamu tidak punya hutang apapun padaku."

Tasya tersenyum, "Akhirnya kamu bicara juga padaku!" ucapnya senang.

"Aku punya hutang sembilan ratus ribu. Apa kamu lupa?"

"Aku tidak lupa. Tapi..." Angga terdiam sejenak.

"Aku hanya mengerjaimu saat itu. Aku tidak bersungguh-sungguh. Mana mungkin juga ganti rugi harus sebesar itu?" sambungnya.

Tasya menatap Angga kesal, "Jadi kamu mengerjaiku hah?!"

"Aku memikirkan itu setiap malam. Bagaimana caranya agar bisa cepat melunasi hutangku padamu. Tapi nyatanya semua itu hanya untuk mengerjaiku? Ada dendam apa kamu sama aku?!" bentaknya.

Angga menelan salivanya, "Kenapa dia jadi galak seperti ini?"

"Oke, oke aku minta maaf. Dengar," Angga menggenggam kedua tangan Tasya.

"Semalam kamu membuatku kesal. Jadi aku telah memaafkanmu sekarang. Maka, kamu juga harus memaafkanku? Deal?" tambahnya.

"Tapi---" Angga meletakkan jarinya di bibir Tasya.

"Ayolah, apa kamu mau kita terus bertengkar?"

Tasya menggelengkan kepalanya. Lalu Angga mengusap puncak kepala Tasya dengan lembut.

"Ini baru istri yang baik!" Angga mulai mengacak-acak rambut Tasya.

"Ihh Angga!"

"Oke, oke... sekarang kita akan berjalan-jalan bukan? Aku akan membawamu pergi ke mana saja yang kamu mau!" ujarnya.

Tasya memicingkan matanya, "Kamu tidak akan mengerjaiku lagi kan?"

"Tidak. Aku janji!" Angga mengacungkan jari kelingkingnya.

"Baiklah... aku percaya!"

***

Angga dan Tasya tengah berada di pantai. Tasya begitu senang sehingga ia terus berlari-larian di atas pasir.

"Kenapa dia ingin ke pantai? Padahal cuaca sangat panas!" gerutu Angga.

"Angga, ayo ke mari! Di sini sangat indah!" teriak Tasya dari kejauhan.

Angga menggeleng-gelengkan kepalanya. Angga menyusul Tasya yang sedang berpose ria.

Hembusan angin meniup rambut Tasya yang indah. Senyumnya nampak sangat alami.

"Aku tidak pernah melihat kamu sebahagia ini..." gumam Angga sambil memandangi wajah istrinya.

"Ternyata kalau sedang tersenyum seperti ini, kamu terlihat sangat polos dan cantik!"

"Kenapa aku baru sadar ya?" Angga tersenyum melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah istrinya.

"Dia memang mungil, tetapi itu tidak mengurangi kecantikannya. Selain itu, dia memang baik. Mengapa ya? Aku malah suka marah-marah padanya. Dan malah membuatnya terus cemberut kesal."

"Mengapa hatiku sangat tentram dan nyaman saat melihatnya tersenyum bahagia seperti ini? Arrghhh! Aku sangat bodoh, karena selama ini tidak pernah membuatnya bahagia. Bahkan... kebahagiaannya sangat sederhana, untuk sekadar berjalan-jalan ke pantai saja dia sudah sangat senang!"

"Sepertinya aku harus belajar mencintainya. Dan melupakan Mona selamanya!"

"Tunggu! Mona? Apa kabar dia? Ah! Saat itu aku terlalu berlebihan padanya!" Angga mengingat saat terakhir kali Mona datang ke kantornya.

Angga kembali menatap senyuman Tasya yang tidak memudar.

"Angga. Aku sangat senang hari ini! Makasih telah mengajakku ke pantai ini!" ucap Tasya senang.

"Ga... bolehkah aku memanggilmu seperti itu?" tambahnya.

"Angga, kok kamu diam sih?" Tasya menatap Angga yang sepertinya tengah melamun.

"Angga!" panggilnya berteriak.

"A-apa?!" sahut Angga.

"Kamu melamun ya?"

"Tidak kok. Oh ya, kamu haus tidak? Kita beli minuman dulu yuk! Di sini sangat panas. Aku merasa haus!"

"Aku lagi nanya tahu sama kamu!" ia memanyunkan bibirnya.

"Kamu bertanya apa?" tanya Angga.

"Tuh kan! Kamu memang melamun!" Tasya semakin memasang wajah cemberut.

"Mengapa wajahnya jadi terlihat imut seperti ini?" batin Angga.

"Maafkan aku. Memangnya kamu nanya apa tadi?" tanyanya lagi.

"Aku bertanya, apa boleh aku memanggilmu Ga?"

Angga mengeryit, "Maksudnya?"

Tasya menghela nafasnya gusar, "Namamu Angga kan?" Angga mengangguk.

"Nah, aku ingin memanggilmu dengan Ga. Ujung namamu, mengerti belum?" sambung Tasya.

"Oh... iya aku ngerti kok!" Angga mengusap lehernya.

"S*al! Kenapa aku jadi terlihat bodoh seperti ini?" batin Angga.

"Hmm.. Ga, aku ingin ke sana!" Tasya menunjuk ke arah penjual kelapa.

"Kamu haus kan?" tambahnya.

Angga mengangguk pelan, "Iya, ayo ke sana."

***

Happy reading 😘

1
Qaisaa Nazarudin
Wahh licik,itu mah tanda gak laku..kalo yg laku itu harus ada peguamnya keluarga tasya sekalian..
Qaisaa Nazarudin
Dasar ngenyel,udah gak punya urat malu.ilfil langsung aku dgn cewek kayak gini,paling gak demen dgn cewek yg ngejar2 cowok..
Qaisaa Nazarudin
Ngebet banget pengen cucu...
Qaisaa Nazarudin
wkwkwk udah ku duga..
Qaisaa Nazarudin
Ciih udah kebaca modusnya papa kamu..
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
gemini 210
😂😂😂. masa bos galak takut sama ibu kost wkwkwk
Yeni Sri
ceritanya lumayan menarik
Devi Handayani
yaahh yahhh yaahhhhh
.... payyyaahhhhh dahhh😤😤😤😤😤😤
Devi Handayani
yg sabar ya tasya😢😢😢
Devi Handayani
wkwkwkwkwkwkwkwkk... mules perut gw.... waddoiiwwww😂😂😂😂😅😅🤣🤣😅😅😅😅😅🤣🤣🤣🤣😅🤣🤣🤣
Devi Handayani
dubraakkkk😅😅😅😂😂😂😂😂😅😅
Devi Handayani
iya tasya mainkan magic muuu... buat dia terbucin bucin padamu tasya🤪😚😋
Devi Handayani
waahhh wahhhh niat nyaa dah ngga bener ini....nanti kena kutuksn mm reader baru tau kamu angga🤨🤨🤨
Devi Handayani
mama memang the best deh😍😍😍😍
Devi Handayani
hayooo loohhh😏😏😏😏
Devi Handayani
wahhh ibu nya si galak ini.... jodohin Buu si tasya ama si galak biar tau rasa dia hahhaahhaahh🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Devi Handayani
sungguh sadis caramu tuan angga.... awas aja jatuh cinta ama tasyaaa😏😏😏😏😏😏😏😏😏😏
Devi Handayani
gpp jadi OG..... tapi OG nya CEO hihihihi😁😄😄😄😁😄😄😄😁😁😁😁
Devi Handayani
untung ada bibi peri sang penolong.... klo ga tinggal dimana tasya?? 😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!