Sagara begitu terluka dan sakit hati saat gadis yang baru saja dinikahinya beberapa jam lalu yang bernama Thania memintanya untuk menalaknya.Iya, Thania gadis yang dia cintai secara diam- diam sejak lama dan berhasil dia nikahi dengan cara dijodohkan oleh orang tua mereka, ternyata tidak mencintai Sagara. Dengan berdalih ingin melanjutkan kuliah, tepat di malam pertama Thania meminta Sagara untuk menceraikannya.
Apakah Sagara akan rela melepaskan Thania, gadis yang begitu dia cintai dan merupakan cinta pertamanya...? Yuk baca cerita selengkapnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Adik Tiri Sagara
Shaina berjalan ke arah lift, namun belum juga sampai lift, Shaina menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya ke arah pak tua.
"Pak tua..." ucap Shaina.
"Iya.." jawab pak tua.
"Anak laki- laki pak tua yang payah mana...? Kenapa dia tidak menemani pak tua...?'' tanya Shaina.
Mendengar pertanyaan Shaina kepada pak tua, Sagara melebarkan matanya.
"Hei...kamu...."
Belum juga Sagara melanjutkan perkataannnya , pak tua langsung melirik pada Sagara dan memberi isyarat untuk diam. Sahara pun menghela nafas dan menghembuskannya dengan kasar.
"Oh anak itu...." jawab pak tua.
"Aduh pak tua, kan saya sudah bilang, pak tua jangan pergi sendiri. Harus ada yang menemani. Nanti kalau pak tua dijambret lagi bagaimana..." ucap Shaina.
"Iya...kamu tenang saja...." jawab pak tua sambil tersenyum.
Shaina kembali pamit pada pak tua dan dia naik ke lantai tujuh menggunkan lift.Begitu Shaina masuk ke lift, Sagara lalu mendekati pak tua.
"Papa kenal sama gadis berandal...ehm maksudnya kenal sama Shaina di mana...?'' tanya Sagara.
Pak tua lalu menoleh ke arah Sagara.
"Di jalan..." jawab pak tua yang ternyata adalah papanya Sagara yaitu tuan Daniel.
Tuan Daniel lalu menceritakan awal mula pertemuannya dengan Shaina.
"Apa...?'' Sagara kaget mendengar cerita sang papa jika Shaina lah orang yang menolongnya saat di dijambret.
"Iya oleh karena itu, saya menjulukinya nona wonder women..." sahut tuan Daniel.
"Ternyata dia memang sebrandal itu..." gumam Sagara.
"Lalu siapa yang dimaksud anak laki- laki payah itu...?'' tanya Sagara.
Tuan Daniel lalu tertawa dan kembali bercerita kalau saat kejadian penjambretan ,Shaina salah paham dan mengira bahwa Wawan supir tuan Daniel sebagai anaknya. Dan Wawan pun dipanggil laki- laki lemah dan payah oleh Shaina karena dia tidak bisa menolong tuan Daniel saat dijambret.
Mendengar cerita sang papa Sagara pun menghela nafas. Iya, tentu saja dia tadi tersinggung ,disangkanya Shaina dan tuan Daniel sedang membicarakannya.
Setelah itu tuan Daniel dan Sagara naik ke lantai tujuh menuju ruang kerja Sagara.
"Sebenarnya, papa datang ke sini ada urusan apa...? Tumben tidak kasih kabar terlebih dulu ...?'' tanya Sagara ketika mereka berdua sudah duduk di sofa ruang kerjanya.
Tuan Daniel pun terkekeh mendengar pertanyaan dari Sagara.
"Memangnya saya harus selalu memberi kabar jika ingin datang ke sini...? Ini kan perusahaan papa, dan papa bisa kapan saja datang ke sini..." ucap tuan Daniel.
Sagara menghela nafas.
"Begini Sagara, sebenarnya papa mau memberitahumu jika, Ronald sudah lulus kuliah di Amerika. Dan papa ingin, dia membantumu menjalankan perusahaan ini. Papa ingin dia mengisi jabatan wakil direktur..." ucap tuan Daniel.
Mendengar perkataan sang papa, Sagara terdiam beberapa saat sambil menatap wajah sang papa.
"Jadi, papa akan membawa anak haram papa itu masuk ke perusahaan ini..." ucap Sagara dengan nada dingin.
"Sagara...jaga bicaramu...." sahut tuan Daniel.
"Biar bagaimana pun Ronald adalah adikmu..." sambung tuan Daniel.
"Tapi saya tidak pernah menganggapnya sebagai adik. Sampai kapanpun saya tidak akan sudi menerima anak haram itu sebagai adik..." jawab Sagara.
"Sagara...! Dia bukan anak haram, papa dan mama Fransiska terikat pernikahan saat Ronal lahir..." ucap tuan Daniel.
Sagara tersenyum sinis.
"Tapi pernikahan itu tidak sah, karena pada saat itu, papa masih berstatus sebagai suami mama. Papa mengkhianati mama..." sahut Sagara dengan dada naik turun karena menahan emosi.
Iya, Sagara paling benci jika mengingat pengkhianatan yang dilakukan oleh sang papa terhadap mamanya yaitu almarhum nyonya Laras. Sagara tahu betul betapa sakit hatinya sang mama saat mengetahui pengkhianatan sang suami di saat dia sedang hamil.
Dan yang membuat Sagara tidak bisa terima adalah beredar bahwa nyonya Laras lah yang selingkuh hingga akhirnya dia ditemukan meninggal di kamar kamar mandi.
"Papa harap kamu bisa menerima kehadiran Ronald di perusahaan ini. Bekerja samalah kamu dengannya agar perusahaan ini semakin maju..." ucap tuan Daniel.
Sagara lagi- lagi terdiam.
"Kamu tidak usah iri pada Ronald, karena jabatan tertinggi di perusahaan ini tetap kamu. Dan semua perusahaan yang papa tinggalkan semua atas nama kamu. Ronald hanya membantumu saja. Papa minta kamu akur dengannya. Dan sudahi permusuhan di antara kalian..." sambung tuan Daniel.
Iya, tuan Daniel tahu betul jika Sagara dan Ronald tidak pernah akur. Sagara tidak pernah mengakui Ronald sebagai adiknya. Begitu pun terhadap mama Fransiska, Sagara tidak sepenuhnya menerima dia sebagai mamanya. Karena baginya nyonya Fransiska yang sudah menyakiti mama kandungnya. Dan Sagara punya kecurigaan terhadap nyonya Fransiska atas meninggalnya nyonya Laras. Hanya saja Sagara tidak punya bukti untuk itu.
"Papa pulang ya...lusa Ronald sudah mulai bekerja di sini..." ucap tuan Daniel bangun dari duduknya.
Tuan Daniel melangkahkan kakinya ke arah pintu, namun kemudian dia mengentikan langkahnya dan membalikkan badannya ke arah Sagara yang masih duduk di sofa.
"Apa kau menyukai gadis wonder women...?'' tanya tuan Daniel.
Mendengar pertanyaan dari sang papa , Sagara tentu saja terkejut. Dan dia langsung berdiri.
"Jangan dekati gadis wonder women itu sebelum kamu menyelesaikan urusanmu dengan Thania. Dia gadis yang baik, jangan permainkan dia...." ucap tuan Daniel.
"Papa tau, sampai sekarang kamu belum menggugat cerai Thania ke pengadilan agama karena kamu masih mengharapkan dia kan..." sambung tuan Daniel.
Sagara lagi- lagi terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan sang papa. Dan tuan Daniel pun segera keluar dari ruangan tersebut.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Malam harinya, Shaina yang berada di kamar kost seorang diri karena Riska belum pulang kerja nampak melamun. Iya, Riska kebagian kerja shift dua, jadi dia pulang jam delapan malam.
Shaina nampak memegang sebuah foto. Dalam foto tersebut nampak seorang ibu muda, seorang ayah bersama dengan seorang gadis kecil berumur sekitar lima tahun. Iya, mereka bertiga adalah Shaina dan kedua orang tuanya.
Shaina menatap wajah perempuan yang ada dalam foto tersebut.
" Ibu... Kau ada di mana ...?Apa perempuan yang saya tabrak malam itu adalah ibu...? Tapi kenapa ibu tidak mengenaliku...? Atau ibu sudah melupakanku...?" ucap Shaina dalam hati sambil terus menatap foto tersebut.
"Kak...kakak...." ucap Riska menepuk pundak Shaina.
"Oh ya ampun....! Riska...ih mengagetkan saja...!'' Shaina kaget.
"Abis dari tadi dipanggi- panggil diam saja. Kenapa kakak melamun...? Kakak sedih ya...? Sedih kenapa kakak...? Kan boneka kakak sudah ketemu. Ah, Riska tahu, pasti kakak habis dihukum sama tuan Sagara ya...? Ayo ceritakan, kenapa kakak bisa dihukum...?'' tanya Riska.
"Aduuhh.. Kamu ini sok tahu.... Siapa juga yang dihukum..." sahut Shaina.
"Oh jadi kakak tidak habis dihukum, lalu kakak kenapa ..? ,kok muka kakak sedih gitu...?'' tanya Riska lalu duduk di samping Shaina.
Shaina menghela nafas.
"Kamu tahu kan Riska, tujuan aku datang ke kota, selain kerja aku juga mau mencari ibuku...?'' sahut Shaina. Riska mengangguk.
"Dua minggu lalu saat meeting di hotel,aku ketemu seorang perempuan yang mirip sekali dengan ibuku. Tapi dia tidak mengenaliku. Dan penampilannya berbeda, dia seperti orang kaya. Dan ternyata dia istinya tuan David, rekan kerja tuan Sagara..." ucap Shaina.
"Aku bingung, kenapa dia bisa mirip dengan ibuku..." sambung Shaina sambil menatap foto sang ibu.
"Kenapa kakak tidak bertanya langsung sama perempuan itu, kakak kan bisa tanya namanya siapa, biar kakak tahu dia ibunya kakak atau bukan...." sahut Riska.
"Ish... Kau ini, mana berani saya, lagian itu kan tidak sopan..." jawab Shaina. Riska pun menggaruk kepalanya.
"Eh kak, jangan- jangan perempuan itu beneran ibunya kakak. Dia menikah dengan tuan David..." ucap Riska.
"Enak saja... Kamu jangan bicara sembarangan... ! Ayah sama ibuku masih berstatus sebagai suami istri..! Mereka belum bercerai...!" Shaina langsung ngegas tidak terima ucapan Riska.
"I...iya maaf kak..." sahut Shaina yang sejak tadi salah terus di mata Shaina.
Shaina menghela nafas.
"Tapi kata ayahku, ibu kerja di keluarga Chaniago..." ucap Shaina.
"Keluarga Chaniago...? Siapa itu kak, kakak tahu alamat keluarga Chaniago...?'' tanya Riska.
"Nggak... Justru itu, aku sedang pusing mau mencari alamat itu ke mana..." jawab Shaina.
"Sabar ya kak..." ucap Riska.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Hari di mana meeting dengan klien dari Kanada pun tiba. Shaina yang sudah ditugaskan presentase di depan klien sudah mempersiapkan segalanya dengan baik. Dan finalnya dia bisa melakukan pekerjaannya dengan baik pula. Semua berjalan lancar tanpa kendala. Dan perusahaan Putra Mandala Sentosa yang memenangkan tender besar tersebut. Sagara lagi- lagi dibuat bangga pada Shaina.
Setelah meeting selesai Sagara, sekertaris Jo dan Shaina kembali ke perusahaan.Mereka bertiga berada dalam satu mobil. Sekertaris Jo fokus mengemudi sedangkan Shaina duduk di samping Sagara di jok belakang.
"Kamu sudah bekerja dengan baik hari ini..." ucap Sagara menoleh ke arah Shaina sekilas kemudian dia kembali menatap lurus ke depan.
Mendengar ucapan Sagara, Shaina pun menoleh ke arahnya.
"Oh..i...iya tuan..." jawab Shaina.
Shaina menghela nafas karena hanya kata itulah yang keluar dari mulut tuannya dan setelah itu dia kembali cuek. Shaina pun ikut diam menatap keluar jendela mobil ke arah jalanan yang rame lancar.
Sagara kembali menoleh ke arah Shaina dan menatap wajahnya dari samping. Tiba- tiba Sagara teringat dengan ucapan sang papa kemarin.
"Apa kamu menyukai gadis wonder women itu...?"
"Jangan dekati gadis wonder women itu sebelum kamu menyelesaikan urusanmu dengan Thania..."
"Papa tahu, sampai sekarang kamu belum menggugat cerai Thania karena kamu masih mengharapkannya kan...?''
Sagara kembali menatap lurus ke depan lalu menggeleng- gelengkan kepalanya karena malam pertamanya yang begitu menyedihkan kembali menari- nari dalam ingatannya.
Tak lama kemudian mobil yang mereka tumpangi sampai di gedung perusahaan Putra Mandala Sentosa. Mereka bertiga segera turun.
"Tuan... Saya permisi..." ucap Shaina untuk kembali ke ruang kerjanya.
Sagara terdiam di samping mobil menatap kepergian Shaina.
"Tuan..." ucap sekertaris Jo membuyarkan lamunan Sagara. Sagara menghela nafas.
"Jo... Besok temani saya..." ucap Sagara.
"Ke mana tuan...?'' tanya sekertaris Jo.
"Saya ingin mengurus per....
"Tuan...." tiba- tiba seseorang memanggil sehingga Sagara tidak melanjutkan perkataannya kemudian menoleh ke sumber suara.
Dan ternyata di belakang sana ada pak satpam yang biasa berjaga di depan lobby utama.
"Ada apa...?'' tanya Sagara.
"Ehm...itu tuan... Tuan ditunggu seseorang di ruang kerja tuan...'' jawab satpam.
"Siapa...? Kenapa dia menunggu di ruang kerja saya...? Siapa yang memberinya ijin masuk...?'' tanya Sagara merasa tidak suka ruang kerjanya dimasuki tanpa ijin darinya.
"Ehm... I..itu tuan.. Dia tuan Ronald..." jawab satpam.
"Apa...!'' sahut Sagara nampak marah. Lalu Sagara menoleh ke arah sekertaris Jo sekilas dan kembali menatap satpam dengan wajah kesal.
"Siapa yang mengijinkannya masuk ke ruang kerja saya...!" bentak Sagara.
"Ma..maafkan sa...saya tuan..ta..tapi...
"Dasar tidak becus kerja kamu...!'' seru Sagara begitu marah dan langsung pergi begitu saja menuju lift.
Sedangkan pak Satpam hanya bisa menundukkan kepala. Dia takut dan merasa bersalah karena dia lah yang mengijinkan Ronald masuk ke ruang kerja Sagara.
"Kamu sudah membuat tuan marah...!'' ceroboh sekali kamu...!" sekertaris Jo ikutan marah.
Iya, sekertaris Jo tahu bagaimana bencinya Sagara kepada Ronal. Dan dapat dipastikan setelah ini pasti akan terjadi masalah di antara mereka.
"Ma..maaf tuan ... Sebenarnya tadi saya sudah meminta tuan Ronald untuk menunggu di ruangan tunggu, tapi dia marah dan memaksa untuk menunggu di ruang kerja tuan Sagara..." ucap pak Satpam pada sekertaris Jo.
Sekertaris Jo menghela nafas, lalu dia segera menyusul Sagara ke ruang kerjanya.
Sedangkan Sagara setelah sampai di lantai tujuh dia bergegas berjalan masuk ke ruang kerjanya untuk menemui Ronald.Ketika Sagara membuka pintu, dia nampak kesal melihat Ronald sedang duduk di kursi meja kerjanya sambil merokok dan menghadap ke jendela.
"Dasar sialan..." Sagara yang tidak menyukai asap rokok pun mengepalkan telapak tangannya.
Mendengar ada seseorang yang masuk, Ronald pun memutar kursinya menghadap ke arah Sagara yang berdiri di belakang pintu dengan memasang wajah tidak bersahabat.
Melihat sang kakak tiri datang, Ronald pun tersenyum lebar sambil mematikan puntung rokoknya di asbak.
"Hallo kak... Apa kabar...?'' tanya Ronal yang masih betah duduk di kursi meja kerja Sagara.
Sagara diam tidak berniat menjawab pertanyaan sang adik tiri.
"Kenapa...? Apa kakak kaget melihatku datang ke sini...?" tanya Ronald.
"Bukankah papa sudah memberitahu kakak sebelumnya kalau saya akan menjadi bagian dari perusahaan ini...?" sambung Ronald sambil meletakkan kaki kanannya di atas kaki kiri berlagak seperti bos.
Sagara hanya menghela nafas.
"Kakak hebat juga ya, perusahaan ini sepertinya bertambah maju di tangan kakak..." ucap.Ronald sambil tersenyum.
"Oya...saya lupa... Saya belum mengucapkan prihatin atas kegagalan rumah tangga kakak dengan Thania..." sambung Ronald.
"Kenapa kak, kenapa Thania menolak kakak dan meminta cerai darimu...? Apa kakak tidak bisa memuaskannya, sampai- sampai Thania memilih pergi di malam pertama...?'' tanya Ronald. Sambil tertawa.
Melihat Ronald seperti mengejeknya, dada Sagara naik turun menahan emosi.
"Bagaimana kalau Thania buat saya saja Kak, dijamin saya bisa memuaskannya..." ucap Ronald.
"Jaga mulutmu Ronald....!" Sagara marah.
Bersambung...
memilih mu la hemmmm