NovelToon NovelToon
Farland Isekai

Farland Isekai

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Dunia Lain / Harem / Fantasi Isekai
Popularitas:467
Nilai: 5
Nama Author: A Giraldin

Seorang pria bernama Boby Goloberg berusia 25 tahun, mati mengenaskan ditabrak oleh Truck-kun.

Bagaimana nasibnya selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A Giraldin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13.1 V2: Newspaper

Aaakk ... Aaakk ... Aaakk ... Aaakk

Hohohoho ... Hohohoho ... Hohohoho

Dua buah suara yang berasal dari kawanan yang mirip burung gagak yang terlihat melindungi bagian dalamnya, yaitu sang burung hantu yang tidak lain dan tidak bukan ialah Totto-jichan yang merupakan satu lagi suara.

Terlihat kawanan yang mirip burung gagak dan Totto-jichan melintasi lautan yang jauh sekali sampai di tempat yang bernama dengan Lokhodden City atau Kota Lokhodden. Kota tempat para pedagang pensiunan berada dan merupakan tempat paling awal yang keluar ketika Totto-jichan masuk ke dalam lorong yang dimasuki oleh Boby Goloberg.

Walaupun masuk lewat lorong yang sama dan waktu yang nggak beda jauh, lorong tersebut ternyata akan mengeluarkan orang, hewan, atau apapun itu yang masuk ke dalamnya ke tempat random sesuai kemauannya.

Saat sampai di langit-langit kota Lokhodden, Totto-jichan langsung tertawa kecil. “Hohoho.” Dilanjutkan dengan memerintah kawanan hewan yang mirip dengan burung gagak. “Jatuhkan koran-koran yang kalian pegang sebanyak mungkin!”

Kawanan yang mirip burung gagak pun langsung mengeluarkan sebanyak mungkin koran dan dijatuhkan dari cakar mereka ke bawah Kota Lokhodden ini.

Selesai melewati Kota Lokhodden seluas 60.000 km2 dengan kecepatan 100 km2/detik, kota selanjutnya pun muncul.

Holopcus City, selanjutnya Emperium City, Town Muulo, dan diakhiri Gomubu Town. Sebenarnya masih banyak lagi, namun Totto-jichan kelelahan. Karena akan disebar luaskan lagi oleh makhluk-makhluk lain, kota dan desa inti sudah lebih dari cukup.

“Lelah sekali. Kira-kira, Boby sekarang di mana ya?”

Memikirkannya saja membuatnya tertawa terbahak-bahak dan langsung berkata: “Semoga saja tak seperti yang ku bayangkan. Oke, waktunya santai dulu di dahan pohon camuble ini.”

Rerumputan luas dengan tanah agak memuncak serta di tengah-tengah puncakan berdiri sebuah pohon. Tak ada yang spesial dari objek ini.

Beralih dari itu semua, apa yang dipikirkan oleh Totto-jichan?

“Kalau dia muncul di hutan itu, wanita-wanita pasti banyak ditemui. Tapi tak mungkin juga sih. Soalnya, butuh keburuntungan tinggi agar bisa keluar di situ. Surga bagi para laki-laki, juga neraka bagi para perempuan.”

Kurang lebih seperti itu. Lalu, Boby Goloberg berada di mana sekarang?

“...HU__”

“Hutan.”

Tepat sekali. Teriakan begitu ia keluar dari lorong adalah sebuah hutan lebat penuh pepohonan warna hijau, merah, orange, dan ungu. Serta terdapat banyak sekali hewan aneh mengintainya.

“Trash-kun, sepertinya aku dalam bahaya. Berikan aku sesuatu dari sihir.”

“Maafkan aku Boby-sama. Hal itu tak bisa dilakukan, karena sihirmu belum diketahui serta... bertahan hidup adalah pilihan utama agar bisa melanjutkan petualangan.”

Mendengar perkataan itu, kedua mata Boby langsung memutih hebat. “Pedagang tak berguna dan dikasih sihir juga sama saja. Apakah nasibku memang seburuk ini?”

“Sepertinya iya,” jawabnya singkat namun ngena di hati Boby.

“Geekk...” satu panah menusuk bagian tengahnya. Sedikit darah keluar dari mulutnya.

Setelah itu:

“AAAAA!!! SE-SELAMATKAN AKUUUU!!!”

Boby teriak sangat kencang. Selain itu, ia juga berlari cepat sekali. di belakang , sesuatu mengejarnya. Apa itu?

“ROAARRR!”

Bentuknya seperti harimau, namun warnanya hijau-ungu-coklat bersatu serta tambahan merah untuk bagian mata. Gigi putih tajam juga.

Sangat menyeramkan dan terlihat sekali ingin memakan Boby.

“TRASH-KUN! LAKUKAN SESUATU!” perintahnya.

Begitu kepala dibalikkan ke kiri, Trash-kun tak ada dan saat melihat depan, dirinya pergi jauh meninggalkan Boby.

“OYY! KENAPA KAU LARI?! LAWAN HARIMAU YANG SEDANG MENGEJAR KITA!”

“MANA MUNGKIN AKU BISA. HUHUHUUUU... SELAMATKAN AAKUUUU!!!”

“AAAAAA! AKU MEMANG MEMILIKI NASIB BURUUUKKK!”

Setelah berlari terus-terusan, akhirnya mereka berdua berhasil lolos dari kejaran makhluk ganas mirip harimau itu.

“Hahh... Hahh... Hahh....”

Napas keduanya ngos-ngosan.

“A-akhirnya kita berhasil lolos dari kejaran harimau itu.”

Boby sedikit lega dan mulai bisa mengatur napasnya dengan tangan kanannya menyentuh dahan pohon.

“A-anda benar sekali, Boby-sama.”

“... sepertinya kau sedikit berubah ya! Bukankah harusnya aku menyebutmu dulu ‘Trash-kun’ baru kau akan menjawab! Kenapa sekarang tidak lagi?” tanyanya penasaran.

Trash-kun menjawab: “Itu berpengaruh di awal saja. Ke sininya tidak lagi. Dunia ini beda wilayah dari sebelumnya. ada banyak penyesuaian dan akhirnya sistemku update sendiri.”

Bahasa inggris kembali terdengar. “... apalagi yang kau katakan ini? bicaralah pake bahasa jepang, Trash-kun!” pintanya.

“... Ahahaha. Ternyata yang meningkat hanya aku saja. Boby-sama masih sama saja. lalu... update... maksudku sistemku sudah diperbaharui.”

Tangan kanannya langsung diletakkan di dagu. “Begitu ya. Baguslah kalau begitu. Berarti... sepertinya aku bisa mendapatkan sesuatu yang berkaitan dengan sihirku bukan? Atau haruskah aku melihat isi buku Balark-san!”

“Tenang saja, Boby-sama. Aku sudah mempersiapkan semuanya. Sebentar lagi, semua yang harus anda lakukan agar bisa mendapatkan sihir akan segera diketahui. Kita bermalam dulu di sekitaran sini sekarang.”

Boby menunjukkan senyum tipisnya. “Begitu ya. Dan...”

Ekspresi suram juga ia tunjukkan. “Haruskah aku bertahan hidup sampai seperti ini!”

Terlihat dirinya sedang mencoba mengangkut batang pohon yang sudah jatuh dari sananya.

“Eeegg...” saking beratnya, ototnya tak kuat mengangkatnya. “Hahh... Hahh... Hahh...” lelah juga muncul. “Kalau begini terus, malam ini aku tak bisa punya tempat persembunyian yang bagus. Jalanku untuk menjadi raja iblis masih lama sekali ya!”

“Kurang lebih seperti itu Boby-sama. Aku juga tak bisa memberikanku peralatan. Hanya misi saja yang bisa.”

Trash-kun bilang dirinya sudah diperbaharui dan kata-kata itu saat dikatakan sekarang dengan terlihat sama seperti sebelum-sebelumnya, dirinya sampai berkata di dalam hati: “Ternyata sistemnya masih sampah.”

Setelah itu semua...

“Kayu besar tadi tak berguna. Untungnya ada kayu-kayu kecil ini. Batu pemantik penghasil api juga ku dapatkan. Malam ini terasa hangat. Harusnya dingin dan terjadi sebaliknya. Jadi...”

Walau masalahnya sudah terselasaikan, masih ada saja ternyata. “Tidurku bagaimana? Di tanah rerumputan ini kah! Agak bersih sih, tapi... tak ada hewan yang bisa ku buru kah! Sapi contohnya gitu.”

Ia melirik ke arah Trash-kun. “Trash-kun, apakah__”

“Aku harus kembali ke tempatku sekarang. Selamat malam dan selamat tidur, Boby-sama.”

Begitu Trash-kun pergi, Boby langsung berekspresi datar maksimal. Tak bisa berkata apa-apa lagi, ia memilih membaringkan tubuhnya. Di tengah-tengah samping kanan dengan bagian depan adalah batang pohon, belakang api unggun, dirinya tertidur.

Ucapan terakhir di dalam hati sebelum tidur adalah: “Kau masih sampah ternyata. Semoga saja, tak ada binatang buas yang akan membunuhku.”

Apakah harapan itu menjadi kenyataan?

Kurang lebih begitu membuka matanya perlahan, langit gelap menjadi terang. Awan aurora menjadi normal. Terik matahari pagi membuat tubuhnya hangat. Api unggun mati begitu saja. Sekelilingnya tak ada apa-apa.

Dirinya juga baik-baik saja. Mengetahui itu semua, Boby tersenyum dan berkata: “Langkah awal yang sangat baik. Kalau begini terus, pasti aku akan bisa sihir.”

Tiba-tiba...

“Selamat pagi, Boby-sama.”

“WAAA...” saking kagetnya, Boby terpental dan terjatuh. “Aduduh...” matanya tertutup sebentar dan dibuka lagi. “Aaaa... Dasar Trash-kun. Yahh... selamat pagi juga. Bagaimana kabarmu?” tanyanya.

“Baik-baik saja.” Suara ceria darinya membuat ekspresi datar agak kesal menjadi senyum kecil seakan-akan memaafkan perbuatannya.

“Baguslah. Berarti... sekarang kita bisa melanjutkan perjalanan bukan, Trash-kun!” serunya.

“Anda benar sekali. Kalau begitu, mau ke mana dulu sekarang? sistemku sudah memuat map... maksudku peta sekarang.”

Peta adalah sebuah kertas yang bisa memunculkan gambaran semua wilayah di dalam lorong ini. Karena ia mengetahuinya, ekspresinya menjadi begitu bahagia.

“Benarkah! Kalau begitu, sini aku lihat!” pintanya.

Suara Trash-kun juga ikutan bahagia. “Silakan.”

“Woaa__ A-apa-apaan yang ku lihat ini?!”

Peta berwarna hitam-putih. Entah apa yang ada di sana-sini, tak ada satupun kejelasan. “... Jadi... peta tak berguna untuk sekarang kah! Apa yang harus ku lakukan agar berwarna?”

“Biar ku perlihatkan misi-misi yang harus anda kerjakan, Boby-sama.”

“Oke. Apakah itu bisa membuat peta berwarna?” tanyanya.

Trash-kun menjawab, “Tentu saja tidak. Kalau mau, anda harus beli. Oh iya, uang anda kembali seperti semula dan sekarang hanya tersisa 0 yen. misi-misi yang dikerjakan akan menghasilkan uang.”

“Lebih jelasnya, lihatlah sendiri!” serunya.

“Baiklah.”

Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Boby langsung terfokus ke layar biru di depannya.

“...”

Melihatnya membuat seluruh tubuhnya memutih hebat. Memangnya seperti apa isinya?

1
woe.park
udah kak👍
Kaginobi: Makasih udah mampir kak 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!