 
                            seorang sena baru mengetahui kalau dia adalah hanya anak angkat dari seorang kiyai, ia diasuh dalam lingkungan pondok sejak usianya tiga tahun, setelah dewasa dan mendapatkan gelar sarjananya ia malah mendapatkan tugas dari sang kiyai untuk kembali pada orang tua kandungnya yang wajahnya saja sena lupa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imam Setianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 18
Setelah sarapan nasi goreng buatan mamak sena mengantar tari dan abi sekolah, kali ini galih tidak mau ikut, alasanya mau mencuci mainan trucknya sebab mau buat ngangkut pasir nanti.
Saat dalam perjalanan pulang sena melihat burhan sudah selesai mengatur lalu lintas di salah satu persimpangan, ia menghampiri burhan yang masih bersiap siap di samping motornya.
"Sudah selesai tugasnya kang burhan?" Tanya sena setelah sebelumnya mengucap salam.
"Iya kang, ini tinggal apel ke kantor, oh iya, nanti malam kang sena sibuk ga?" Katan burhan balik bertanya.
"Ngga sibuk kang, kenapa memangnya?" Jawab sena.
"Insya Allah nanti saya mau main ke rumah kang sena, ada yang mau saya tanyakan!" Kata burhan.
"Iya main saja, kalau sudah masuk desa banjarsari tanya saja rumahnya pak dayat atau pak hidayat!" Jawab sena.
"Ooh iya kang, terimakasih, nanti insya Allah saya main ke rumah!" Kata burhan.
Burhan dan sena berpisah, burhan melanjutkan pekerjaannya untuk apel di kantor mapolres dan sena pulang le rumah.
Saat sampai di komplek pertokoan sena teringat agit anaknya lik cipto yang belum ia belikan mainan, akhirnya ia mampir sebentar di toko mainan untuk membeli truck mainan persis dengan milik galih dan ali, ia juga membeli 3 mainan mobil remot kontrol.
Sampai di rumah lik cipto sudah mulai bekerja bersama pak dar dan bapak, sedangkan lik ningsih sedang membantu mamak meracik bahan bahan yang akan di masak, galih, ali dan agit sudah beraksi dengan mainannya di gundukan pasir, agit yang belum punya truck mainan berperan sebagai tukang parkir.
"Nih, agit sekarang jadi sopir truck juga!" Ucap sena saat menghampiri mereka dan memberi agit truck mainan yang baru ia beli.
"Horeeeee, agit punya truck juga, ayo git kita angkut pasir sama sama!" Ujar galih.
"Horeeeee, ayo git cepetan di buka!" Sambung ali.
"Terimaksih mas!" Ucap agit pada sena setelah menerima mainan, sena juga membantu agit membuka plastik pembungkus truck mainannya, lalu ia ke rumah untuk ganti baju dan segera ikut bekerja.
Jam setengah sepuluh mamak menyuguhkan kopi untuk orang yang sedang bekerja termasuk sena, sedangkan untuk tiga anak mamak membuatkan susu.
"Kopinya dulu pak, sen, lik cipto dan lik dar!" Ucap mamak setelah meletakan nampan di atas tumpukan batu bata.
"Kalau galih, ali sama agit minumnya susu ya, itu sudah ada di teras!" Ucap mamak pada tiga bocil.
Semuanya istirahat, sena masuk kamar untuk mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Halo yul, gimana kabarnya?" Ucap sena dalam sambungan telepon dengan yuli bengkel vespa.
"Alhamdulillah sehat mas, mas sena gimana kabarnya, ada apa mas, apa perlu bantuanku?" Jawab yuli.
"Alhamdulillah aku juga sehat yul, kamu ada barang dagangan ga, aku butuh satu tapi yang sepesial soalnya buat di pakai adikku!?" Ucap sena.
"Ada ini mas, super 74 warna putih di jamin sepesial, cat masih kinclong, body masih kaleng dempulan sedikit, mintanya 10 juta mas, menurutku sih itu murah, soalnya yang punya lagi butuh!" Jawab yuli.
"Oke aku ambil yul, aku transfer uangnya ke kamu, aku transfer 15 juta tapi saratnya kamu antar ke kota P, nanti aku kirim lokasinya!" Kata sena.
"Siap mas, nanti aku antar sama teman buat ngawal, jadi pulangnya ga naik bus!" Jawab yuli.
Sena langsung mentransfer uang ke rekening yuli, lalu menghubungi yuli kembali.
"Udah aku transfer yul, coba kamu cek, nati segera di bayarkan!" Ucap sena.
"Siap mas, ini udah masuk, langsung aku bayar, nanti habis dhuhur aku langsung jalan mas!" Jawab yuli.
"Oke, aku tunggu, hati hati di jalan!" Kata sena lalu menutup sambungan teleponnya, lalu kembali ikut bekerja dengan bapak.
Jam sebelas galih, ali dan agit sudah di suruh mandi oleh mamak masing masing, ali di jemput mamaknya dan mandi di rumah sendiri, tapi mamak sudah berpesan agar setelah mandi balik lagi untuk makan, sedangkan agit mandi bareng galih dan meminjam baju galih buat ganti.
Setengah dua belas mamak dan lik ningsih di bantu mamaknya ali menghidangkan makan siang di teras, lalu memanggil yang kerja untuk makan.
"Nih mas sena kasih hadiah buat anak anak yang nurut!" Ucap sena sambil memberikan mainan mobil remot kontrol yang tadi pagi ia beli pada masing masing anak.
"Waaahhhh, bagus banget mas, makasih ya mas!" Ucap galih saat menerima mainannya.
"Makasih ya sen, jadi ngrepotin kamu, bilang apa git sama mas sena!?" Ucap lik ningsih.
"Makasih mas sena!" Ucap agit.
"Ali bilang apa sama mas sena!?" Kata bu sri mamaknya ali.
"Makasih mas sena!" Ucap ali.
"Sama sama, tapi kalian harus nurut ya kalau di bilangin mamak sama bapak!" Ucap sena.
Setelah ali dan agit pulang bersama kedua orang tua mereka sena langsung mandi dan segera pergi ke mushola bersama galih dan bapak, sebab adzan sudah berkumandang.
Sehabis sholat di mushola sena rebahan sebentar di kamarnya, ia sedang berpikir bagaimana caranya agar di desa ini ada TPA tempat untuk anak anak mengaji.
"Apa aku minta bantuan mas rofik saja ya biar ngirim ustadz dan ustadzah ke sini, tapi nanti dimana mereka tinggal!?" Monolog sena memikirkan soal keinginannya untuk membuat TPA di deaanya.
Jam satu bapak dan yang lain sudah mulai bekerja lagi, sena mendapat pesan kalau yuli sudah dalam perjalanan, setelah membalas pesan yuli sena kembali ikut bekerja.
Saat keluar rumah pas dengan tari yang pulang sekolah, kali ini tari pulang bareng dini.
"Assalamualaikum mas!" Ucap tari menyalami sena dan mencium punggung tangannya.
"Waalaikumsalam, baru pulang dek?" Jawab sena.
"Iya mas, tadi ada guru baru pindahan dari kota, ibu gurunya cantik mas!" Jawab tari dan menceritakan kegiatannya di sekolah, sejak kejadian kemarin tari kini semakin ceria dan banyak bicara, mungkin merasa kini ada yang selalu siap melindunginya, memang ada abi yang menyayanginya juga, tapi kedewasaan abi belum sedewasa sena.
"Oh ya, ya wis ajak dini makan dulu sana, nanti mamas minta tolong beliin rokok!" Ucap sena.
"Siap mas, ayo din masuk!" Kata tari mengajak dini masuk rumah.
tak lama kemudian abi juga pulang dari sekolahnya, setelah sholat dan makan ia bergabung dengan sena untuk membantu bapaknya membangun kandang bebek.
"kamu istirahat aja bi, katanya nanti sore ada seleksi bola di GOR, nanti kamu cape!" ucap sena pada abi.
"engga mas, insya Allah abi ga cape, kan cuma angkut ember adukan!" jawab abimanyu.
"ya wis, tapi kalau cape jangan di paksa!" kata sena memperbolehkan abi membantu.
 
                     
                     
                     
                    