NovelToon NovelToon
Gabby

Gabby

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga / Persaingan Mafia
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nasella putri

Gabriella Alexia Santoro. Seorang gadis cantik yang begitu dingin dan cuek. Kedatangan nya ke sekolah baru, membuat siapa saja terpesona. Termasuk dengan most wanted yang terkenal sangat cuek dan galak. Samudra Tri Alaska. Ketua geng motor Alaska yang berdarah dingin. Kebiasaan nya mengirim orang-orang ke rumah sakit sudah senter terdengar di seluruh penjuru kota. Namun aksinya itu tidak pernah sampai membuatnya di tangkap oleh polisi. Karena ayahnya yang seorang komandan militer. Namun, kedatangan Gabby si gadis super cuek dan dingin membuat nya berubah. Pesona Gabby mampu meluluhkan hati keras Samudra



Guys!! Ini novel pertama ku disini, bantu support yaaa🤗
Kalo ada kesalahan mohon koreksi, biar aku bisa belajar dari kesalahan dan memperbaiki nya😘
Happy reading guys....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nasella putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Glamour Gang

“Gabby, di cari sama wali kelas, di suruh ke lab”

Gabby yang mendengar perkataan teman sekelasnya pun tanpa kata beranjak dari duduknya lalu melenggang pergi keluar dari dalam kelas.

Gabby melenggang dengan begitu anggunnya menuju ruang laboratorium.

Ceklek.

Gabby masuk ke dalam ruang laboratorium yang ternyata sepi. Gabby mencari ke setiap sudut, namun tidak ada siapapun. Dan karena ia yang sedang berkeliling, Gabby pun berhenti di sebuah kerangka yang berada di dalam sebuah lemari kaca.

Ceklek.

Gabby berbalik saat mendengar sebuah pintu di buka. Lalu ia menemukan Samudra yang masuk ke dalam.

“Loh? Lo disini?”

Samudra melenggang menghampiri Gabby dengan kening yang mengkerut.

“Lo ada perlu apa disini? Ketemu pa seno juga?” Tanya Samudra saat ia telah sampai di hadapan Gabby.

Gabby tidak menjawab, ia malah kembali berbalik dan melihat-lihat seisi ruangan.

Samudra hanya tersenyum tipis melihat Gabby yang masih saja tidak banyak bicara. Namun telinga Samudra samar-samar mendengar sesuatu dari arah pintu.

Samudra pun berjalan kembali ke arah pintu, dan ia berusaha untuk membuka pintu, namun pintu ternyata sudah di kunci.

“Sh*t! Siapa yang kunci pintunya?!”

Samudra terus berusaha membuka pintu dengan kasar. Kepanikan terlihat jelas di wajahnya.

“What's wrong?”

Mendengar sebuah suara yang begitu dalam, Samudra pun berbalik dan mendapati Gabby yang sedang menatapnya dengan mata yang sudah berubah berwarna merah menyala.

“Gabby? Kenapa lo keluar?” Tanya Samudra dengan bingung.

“Tentu gue harus keluar, gue merasakan sebuah ancaman. Dan setiap kali gue merasakan nya, maka gue akan keluar. How about you?”

Gabby bersidekap dada dengan begitu angkuhnya.

“Sam hanya akan keluar atas seizin gue”

Ucapan Samudra membuat Gabby merasa kesal. Apa-apaan itu?

“So, apa yang terjadi? Seseorang mengunci kita? Untuk apa? Untuk menjebak kita?”

Gabby bertanya seraya melenggang menuju pintu dan menatap keluar jendela yang berada di pintu.

“Untuk apa orang-orang menjebak kita?” Tanya Samudra dengan bingung.

“I don't know. Gue masih baru disini, gue belum tau siapa musuh lo disini”

“Gue ga punya musuh di sekolah”

Tentu Samudra mengatakan hal tersebut. Karena ia tidak pernah berurusan dengan anak-anak di sekolahnya. Ia hanya akan berurusan dengan orang-orang yang lebih tua darinya dan itu pun di luar sekolah.

“Siapa yang tau, Sam”

Gabby menatap ke arah Samudra dengan begitu intens. Jarak antara keduanya hanya sejengkal. Hal itu benar-benar membuat dada Samudra berdetak begitu kencang. Samudra bahkan meneguk salivanya dengan susah payah karena merasa begitu tegang berada sedekat ini bersama dengan Gabby.

Gadis itu terlihat begitu cantik dan mulus tanpa celah jika di lihat sedekat itu. Samudra bahkan merasa begitu terpesona dengan mata merah yang begitu menyala. Ia seakan tertarik ke dalam nya dan terjerat di dalam lautan merah. Rasanya, Samudra rela tenggelam di dalam nya.

Ceklek.

“Sedang apa kalian disini?”

Samudra berbalik ke arah pintu saat seseorang membuka pintu.

“Pak? Bapak manggil saya kan?” Tanya Samudra.

“Manggil kamu? Buat apa? Bapak aja baru mau ngajar”

Seorang guru itu pun melenggang masuk dengan begitu santainya.

“Sudah, kembali ke kelas kalian. Pelajaran selanjutnya segera di mulai”

Samudra pun menarik lengan Gabby dan membawanya pergi. Guru tersebut yang tidak mendengar sapaan dari kedua muridnya hanya bisa menggelengkan kepalanya.

.

.

.

“Gabby, lebih baik lo masuk lagi, lo-”

Samudra berhenti saat menoleh ke arah Gabby dan malah melihat kedua mata Gabby yang sudah kembali ke warna mata asalnya.

“Gabby?”

“Dia di dalam. Lo mau ketemu dia?”

Suara Gabby kali ini terdengar begitu lembut.

“Ah, engga. Biarin dia istirahat. Lagi pula kita udah ga di kunciin”

Gabby hanya mengganggukan kepala nya. Setelah mengangguk, Gabby pun kembali melenggang dengan begitu anggunnya. Samudra tentu mengikuti nya.

Di tengah jalan, keduanya berpapasan dengan Nicholas yang sedang berjalan bersama dengan Nora.

“Kak Sam!”

Nora yang melihat Samudra tersenyum begitu cerah. Sementara Nicholas menatap kedua nya dengan begitu tajam. Samudra balas menatap Nicholas dengan tajam. Namun Samudra bisa melihat sebuah seringai di wajah Nicholas. Hal itu membuat kening Samudra mengkerut samar.

Gabby yang sudah tidak ingin berurusan dengan laki-laki bernama Nicholas itu pun melenggang pergi tanpa memperdulikan nya.

Melihat Gabby yang pergi membuat Samudra mau tak mau mengikuti gadis itu.

“Kak! Mau kemana?!”

Nora mencebik saat melihat kepergian Samudra. Samudra bahkan tidak membalas sapaan nya.

Nicholas yang melihat Nora yang sedang mencak-mencak tidak jelas hanya bisa merotasi matanya, ia pun kembali melanjutkan langkahnya dengan begitu gagahnya.

“Nichol! Tungguin!”

Nora berlari menyusul Nicholas.

.

.

.

“Widih! Lagi pada nyantai nih gue liat-liat”

Ujar Ronan yang baru saja datang bersama Vyan, Zio, Gabriel dan Gabrian. Mereka datang menghampiri Gani dan Gian yang sedang duduk di pinggir lapangan bola.

“Ga ikutan?” Tanya Zio pada Gian.

“Oh, engga. Gue cuma lagi duduk-duduk aja nemenin Gani” Jawab Gian dengan senyum yang canggung.

Sementara Zio hanya mengangguk mengiyakan.

“Muka lo udah gapapa?” Tanya Vyan.

“Gapapa, cuma memar dikit” Jawab Gian.

“Kalo lo mau bales dendam, lo bisa bilang ke kita. Nanti kita bales perbuatan si Noel tapir itu!” Sahut Ronan dengan bersungut-sungut.

Gian hanya bisa tersenyum mendengar nya.

“Gausah, gausah balas dendam”

Bukan Gian yang menjawab melainkan Gani. Sang kembaran yang mendengar usulan dari Ronan menjadi khawatir jika Gian mengiyakan usulan tersebut. Pasalnya, Gani sangat tidak menyukai sebuah balas dendam. Ia juga sangat menghindari yang namanya perkelahian. Maka dari itu, ia selalu berusaha melindungi Gian dan menjauhkannya sebisa mungkin dari sebuah perkelahian.

“Gue cuma usul. Lagian, orang-orang kayak si monyet Noel sama antek-anteknya tuh, si Noah, apalagi si Nicholas. Mereka tuh gaakan diem sebelum di kasih pelajaran. Mereka itu tingkah kesombongan nya tinggi bro! Mentang-mentang orang tuanya donatur, mereka selalu bersikap semau mereka. Apalagi si Nicholas, dia juga ketos disini, dia pasti ngasih hukuman yang di luar nalar sama murid-murid yang melanggar peraturan. Pokoknya mereka tuh kayak OKB. Lo tau ga OKB?”

Gian, Gani, Gabriel, dan Gabrian kompak menggelengkan kepalanya setelah mendengar perkataan panjang kali lebar dari Ronan.

“OKB itu singkatan dari orang kaya baru” Ujar Zio menimpali.

Keempat nya pun serentak menganggukkan kepalanya mengerti.

“Gue yakin, setelah kejadian lo kemarin, mereka pasti bakal ngerencanain sesuatu yang lebih ekstrim lagi. Asal lo berempat tau, Mereka itu, baru aja bikin seorang siswa di keluarin dari sekolah. Bahkan, satu tahun lalu, ada murid perempuan yang milih keluar dari sekolah ini dari pada harus berurusan sama mereka” Jelas Ronan, kembali bercerita.

“Emang, orang tua mereka itu siapa?” Tanya Gabriel dengan penasaran.

“Katanya sih, dewan apa gitu. Gue juga gatau sih. Tapi, katanya, orang tua mereka itu keturunan dari keluarga konglomerat gitu” Jawab Ronan.

“Marga nya apa emang?” Tanya Gian.

“Hm... Gue juga kurang tau marga mereka apa, yang jelas, nama terakhir mereka semua berawalan dari huruf 'S'. Gatau deh arti huruf S itu apa. Mungkin Sentosa, Solihin, gatau deh”

“Ck. Ngapain sih pada ngomongin mereka. Mending ikut nonton tuh” Ujar Vyan yang sedang asik menonton beberapa murid yang sedang bermain bola di lapang.

Ke-enam temannya pun kini ikut menonton bersama Vyan.

“Ya! Terus! Terus! Oper sini!”

Saat sedang asik menonton, mata Gani tidak sengaja melihat empat orang gadis yang sedang melenggang di seberang lapangan.

“Tuh cewek-cewek pada ga takut kena bola apa?”

Celetukan Gian terdengar oleh Zio.

“Udah ga aneh mereka ma. Glamour Gang emang suka banget tepe tepe” Ujar Zio seraya terkekeh kecil.

“Glamour Gang?” Beo Gian.

“Iya, itu nama geng mereka. Lo liat yang pake bando pita pink, itu namanya Siska. Yang bawa-bawa kipas tuh, namanya Cantika, yang lagi pegang hp yang pasti lagi ngerekam, itu namanya Tiara, dan yang lagi jalan santai itu namanya Agnes. Mereka kelas 11D. Mereka itu berisik, cerewet, dan bawel. Pokoknya lo jangan mau bersinggungan sama mereka. Bisa-bisa hari-hari lo ga akan sama kek sebelum-sebelumnya” Jelas Zio.

“Dengernya aja udah ngeri” Ucap Gani yang ikut mendengarkan perkataan Zio.

“Gue aja yang udah dua tahun disini pusing meskipun cuma ngeliat mereka. Hahaha....” Zio terkekeh geli dengan ucapannya sendiri.

.

.

.

“Oh... Astaga... Lo pada ngerasa panas banget ga sih hari ini...” Sahut Cantika yang sedang mengipasi wajahnya dengan kipas merah muda nya.

“Huum. Panas banget” Balas Tiara seraya berkaca pada kamera handphone nya.

“Beli minuman enak kali ya...” Ujar Siska.

“Ah! Iya banget! Minum-minuman dingin, di bawah pohon ini, di tambah liat yang seger-seger di lapangan! Emang bagus ide lo!” Balas Cantika dengan begitu sumringah.

”Yaudah, biar gue yang beli. Lo pada tunggu gue disini ya...”

“Okay girl.....”

“Gue aja, lo tunggu aja di sini”

Agnes menghalangi Siska yang hendak pergi untuk membeli beberapa minuman dingin.

“Gue temenin aja” Ujar Siska dengan senyuman yang begitu lebar.

Jadilah Agnes pergi dengan di temani oleh Siska. Keduanya melenggang pergi menuju kantin.

.

.

.

“Gue mau juga dong!”

Siska mengambil beberapa camilan yang juga di ambil oleh Agnes.

Saat hendak membayar tiba-tiba saja seseorang menerobos.

“Bu! Punya gue mana?! Gue kan udah nunggu dari tadi!”

Agnes dan Siska saling menoleh dengan tatapan tak suka nya.

“Oh iya, sebentar ya...”

“Dari tadi sebentar sebentar terus! Gue udah laper ini!”

“Duuuhhh..... Ternyata percuma ya terlahir dari orang kaya. Tapi attitude nya nol!” Ucap Siska menyindir.

Agnes menyiku Siska seraya melotot tidak percaya.

“Maksud lo apa?! Lo nyindir gue, huh?!”

Siska dengan tatapan beraninya menatap gadis sombong di hadapan nya dengan tangan yang ia sedekapkan.

“Gue gaada nyebutin nama sih... Tapi lo ngerasa kesindir ya? Lo merasa attitude lo nol, Naomi?”

Gadis yang ternyata adalah Naomi pun mengepalkan tangannya dengan wajah yang memerah karena emosi yang meluap-luap.

“Lo!”

Naomi yang hendak menampar pipi Siska di tahan oleh Agnes.

Agnes mencengkram tangan Siska dengan mata yang menatap tajam pada Naomi.

“Lo! Berani lo sama gue?!”

Agnes pun menghempaskan tangan Naomi dengan kasar.

“Gue ga pernah bilang kalo gue takut sama lo!” Desis Agnes.

“Cih! Dasar rakyat jelata! Jangan berani lo sama gue! Gue bisa ngeluarin lo berdua dari sekolah ini!” Ucap Naomi dengan begitu menggebu-gebu.

“Coba aja kalo lo bisa”

Siska menjulurkan lidahnya mengejek.

Hal itu membuat Naomi kembali meledak. Naomi pun mendorong tubuh Siska hingga Siska jatuh tersungkur.

“Naomi!”

Agnes membalas mendorong Naomi namun Naomi kembali mendorong Agnes dengan begitu keras. Namun beruntung, tubuh Agnes di tangkap oleh seseorang hingga ia pun tidak terjatuh ke lantai.

Agnes mendongak untuk melihat siapa yang telah menolongnya, namun matanya malah terkunci pada kedua mata berwarna coklat susu yang membuat nya seakan terhipnotis. Agnes terdiam cukup lama untuk mencerna apa yang terjadi.

“Lo gapapa?”

.

.

.

.

.

TBC.

1
nonoyy
apa gabby punya alter ego 🤔
Ayudya
lanjut kak
Ayudya
mampir kak.kak maaf ya ceritanya seru dan enak tuk di baca.tapi tolong dong bahasa luarnya di ganti aja ma bahasa indonesia jujur aku ga ngerti.maaf ya kak thor/Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
Matchalatte: Baik, terimakasih sudah membaca😍 Author terima untuk saran nya😍
total 1 replies
Nuriati Mulian Ani26
aku mulai tertarik kekanjutanya
Zhunia Angel
Ngangenin ceritanya!
Matchalatte: Terimakasih 🤗
Dan selamat datang💕
total 1 replies
Libny Aylin Rodríguez
Aku bisa tunggu thor, tapi tolong update secepatnya.
Matchalatte: Baik🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!