NovelToon NovelToon
Cinta Itu Terlalu Dalam

Cinta Itu Terlalu Dalam

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:944
Nilai: 5
Nama Author: rosnila

Kiara merupakan seorang gadis yang masih berusia 18 tahun, saat ini dia baru dinyatakan lulus SMA, Akan tetapi takdir malah membuat dia terjebak dalam ikatan pernikahan dengan pria asing bernama Arya. akankah pernikahan yang dijalaninya berakhir bahagia? ataukah akan sebaliknya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rosnila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan yang tak bisa dijelaskn

Arya pun mencoba memejamkan matanya. ternyata tidur ditempat tidur yang sama dengan Kiara membuatnya gelisah.

"Kalau Mas Arya tidak nyaman, boleh aja pindah seperti kemarin malam." ucap Kiara yang menyadari kegelisahan Arya.

"Atau biar Kiara yang tidur dikamar tamu." tambah Kiara lagi.

" Tidak apa-apa, saya baik-baik saja. " jawab Arya

" Ya sudah, selamat malam! " ucap Kiara yang kemudian memejamkan matanya.

Sebenarnya kalau harus jujur, Kiara juga gelisah tidur disamping Arya. Tapi dia yakin Arya akan menepati janjinya.

Tak berpa lama , Arya bisa mendengar deru nafas Kiara yang mulai teratur. Dia tau kalau gadis disampingnya sudah tertidur.

Arya bangun dan menuju kemeja kerja nya, Yang ada diruangan sebelah kamar mereka. Membuka laptopnya dan memeriksa email yang telah dikirim dari kolega nya.

Malam itu dia menghabiskan waktu di ruang kerja. Dan karena kelelahan Arya sampai tertidur di sofa ruang kerjanya.

Dan dia belum terbangun padahal hari sudah jam 06.00 pagi. Namun Kiara begitu terbangun dia mencari keberadaan Arya yang tak lagi ada disampingnya.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Kiara turun mencari Bik Marni. Dia tak melihat Arya disana. Pikirnya mungkin sedang joging.

"Bik, Mas Arya jogging?" tanya Kiara.

"Enggak Non, tuan belum terlihat turun." jawab Bik Marni.

" Jadi dimana Mas Arya ya Bik? " Kiara terlihat bingung.

Berjalan meninggalkan Bik Marni yang sedang memasak. Mencari Arya di kamar tamu. Namun tak juga menemukan Arya.

Kiara kembali menuju dapur dan bertanya kepada Bik Marni.

"Kenapa Nyonya?" tanya Bik Marni yang melihat Kiara bingung.

"Kira-kira dimana mas Arya ya Bik?" tanya Kiara lagi

" Apa Mas Arya melarikan diri?" tanya Kiara yang tiba-tiba absurd itu.

"Melarikan diri? mana mungkin nyonya. Inikan rumah nya tuan." jawab Bik Marni yang ikut bingung.

Kiara pun tiba-tiba tertawa terkekeh, dia lucu sendiri dengan perkataan nya. Dia lupa kalau itu rumah Arya, tentu saja dia tak akan melarikan diri.

"Coba nyonya cari di ruang kerja tuan!" pinta Bik Marni melihat Kiara terdiam sendiri.

"Iya Bik."

Kiara pergi menuju ke ruang kerja Arya membukanya pelan dan benar saja dia melihat Arya masih tertidur pulas diatas sofa.

Berjalan mendekat, dan ikut duduk disamping Arya. Lelaki itu terlihat begitu tenang. Tatapan datar yang selalu dia lihat seakan entah kemana.

"Mas Arya?" panggil Kiara pelan.

"Mas bangun! Apa hari ini tidak ke kantor?" tanya Kiara pelan.

Arya pun membuka matanya. Menatap Kiara yang sedang duduk disampingnya saat itu.

"Mas ayo bangun!" Kiara bicara sambil menyentuh lengan Arya.

Arya bangun dan menyandarkan tubuhnya, menatap Kiara yang tersenyum kearah dirinya.

"Kenapa mas tidur disini?" tanya Kiara.

Meskipun dia tau kalau Arya pasti tidak nyaman dengan dirinya. Namun itu hanya basa-basi saja.

"Tadi malam, ada pekerjaan yang harus saya lakukan. Mungkin karena terlalu capek, saya ketiduran disini." jawab Arya.

Namun kebohongan itu tentu sudah terbaca oleh Kiara, akan tetapi dia tak lagi mempermasalahkan hal itu.

"Ya sudah, mas mandi dulu. Kiara tunggu dimeja makan"!

Kiara pergi meninggalkan Arya, memberikan senyuman kepada Arya yang masih terpaku ditempatnya.

Ternyata sekarang sudah ada yang membangunkan dirinya jika dia kesiangan. Mungkin dia pernah berharap kalau hari-hari nya akan dihabiskan bersama Felicia, gadis yang dicintainya selama lima tahun belakangan.

Namun ternyata semua itu hanya tinggal kenangan dan harapan palsu. Felicia pergi meninggalkan dirinya, tepatnya 3 hari sebelum pernikahan mereka.

Arya memejamkan matanya, menahan sesak didada nya, tak pernah di duga olehnya kalau semua akan seperti ini.

Ada tetes bening di ujung mata nya, dia memang seorang lelaki. Akan tetapi dia hanya manusia biasa. Yang juga bisa terluka oleh apa yang terjadi.

Kiara yang sudah menunggu Arya hampir setengah jam , memutuskan untuk kembali kekamar mencari Arya.

Namun kamar masih kosong, bahkan handuknya masih tergantung ditempatnya. Kiara kembali ke ruang kerja Arya.

Kebetulan ruangan itu tadi sempat tidak tertutup rapat, saat ingin masuk Kiara melihat Arya yang begitu sedih.

Kiara menarik nafas panjang dan membuangnya begitu saja. Setelah sedikit tenang, dia mengetuk pintu terlebih dahulu supaya Arya tidak kaget.

Dari kejauhan Kiara bisa melihat Arya yang menghapus air matanya. Kiara berjalan masuk mendekati lelaki yang telah sah menjadi suaminya itu.

"Mas kenapa belum mandi?"Tanya Kiara lembut.

" Kiara sudah menunggu mas dimeja makan."

" Maaf!" ucap Arya.

Dia bangun dan ingin pergi, Namun Kiara menahan Arya.

"Kalau masih capek, duduk aja dulu!" ucap Kiara.

Namun Arya takut kalau Kiara tau dia menangis. Tetap ingin pergi.

"Laki-laki itu juga boleh sedih kok mas!" ucap Kiara yang menghentikan langkah Arya.

"Kiara tau, Mas pasti sulit untuk menerima apa yang terjadi ."

" Kalau mas mau, Mas boleh berbagi kesedihan itu dengan Kiara."ucapan Kiara malah membuatnya tak lagi dapat menyembunyikan kesedihan .

Kiara bangun dan berjalan kehadapan Arya. Menatap lelaki itu, yang sedang membuang pandangan ke arah lain.

"Menangis bukan berarti lemah kan?"

Dan tiba-tiba, Arya memeluk Arya begitu erat, pelukan kedua yang mungkin bukan atas dasar cinta.

Dari deru nafasnya, Kiara tau Arya sedang begitu terluka. Namun Kiara tak ingin berkata apapun, suasana sunyi seketika.

Setelah Arya melepaskan pelukannya, Kiara membawa Arya untuk duduk di sofa.

"Mas, mungkin Kiara tidak bisa menggantikan Mbak Felicia dihati Mas."

" Tapi Mas jangan terus larut dalam luka ini."

" Bukan Kiara ingin ikut campur, akan tetapi Kiara hanya tidak ingin melihat Mas menyiksa diri hanya karena rasa kecewa."

" Semua yang datang, mungkin suatu saat akan pergi. Meskipun dalam takdir yang berbeda."

Kiara menatap netra hitam itu begitu lekat, bahkan deru nafas mereka seakan bertemu. Dan tatapan itu seakan membuat Arya yang sedang terluka itu hanyut.

Tangannya bergerak menyentuh pipi Kiara, Kiara saat itu hanya diam saja. Tak menolak perlakuan Arya.

Arya bahkan lupa dengan perjanjian yang baru dibuatnya malam tadi. Wajah itu semakin dekat, Kiara saat itu menggenggam erat dress yang dipakainya.

Dan saat bibir Arya hampir menyentuh bibirnya, reflek memalingkan wajahnya. Dan hal itupun menyadarkan Arya tentang apa yang ingin dia lakukan.

"Maaf Mas!" ucap Kiara.

Jantung nya berdetak kencang, deru nafasnya seperti baru siap kejar-kejaran. Tubuhnya seakan membeku.

Arya yang sadar dengan semua itu, langsung bangun dan menuju kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian.

Kiara berusaha menenangkan dirinya, hampir saja dia juga hanyut dengan apa yang baru terjadi.

Kiara sadar apa yang dilakukannya salah, akan tetapi dia tak ingin jika Arya menceraikannya, dia telah kehilangan semuanya.

Mungkin hanya harapan yang Bisa dia panjatkan, untuk dirinya dan Arya untuk bisa saling membuka hati. Namun semua itu belum tentu akan terjadi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!