NovelToon NovelToon
Janji Di Titik Surga

Janji Di Titik Surga

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Matabatin / Selingkuh / Pelakor / Dunia Lain / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:803
Nilai: 5
Nama Author: Ema Virda

Selama lima tahun pernikahan, Asha dan Fajar memiliki hubungan yang harmonis, saling mencintai dan saling mengerti satu sama lain.

Pernikahan mereka mulai retak, anaknya yang berumur satu tahun meninggal tanpa sebab.
Ujian dan cobaan rumah tangga Asha dan Fajar tidak hanya dari keluarga tapi juga gangguan gangguan makhluk halus. Di tambah saat Asha keguguran anak ke dua yang lagi lagi tanpa sebab.

Apakah mereka bisa menemukan jalan kembali ke titik surga untuk mempertahankan rumah tangga dan cinta mereka ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ema Virda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#18

Asha menyiapkan masakan untuk makan siang dan makan malam dengan hati yang sabar. Dia memasak lodeh yang lezat dan gurih, dengan harapan bahwa Sriati akan puas dengan masakannya.

" Sudah aku siapkan nasi, sayur dan lauk di piring, makan Bu."

Tapi, ketika Sriati melirik ke panci sayur yang dimasak Asha, dia langsung mengerutkan keningnya.

"Kamu cuman masak lodeh. Kan wingi wis masak lodeh. Saiki masak lodeh mane ( ... Kan kemaren sudah masak lodeh. Sekarang masak lodeh lagi ) " kata Sriati dengan nada tak suka. Asha merasa sedikit tersinggung dengan komentar Sriati, tapi dia mencoba untuk tetap tenang.

" Iya Bu. Di dapur bahan-bahan dan bumbunya adanya itu, " jawab Asha dengan suara yang lembut.

Sekali lagi Sriati memandang Asha dengan pandangan yang tak suka, seolah-olah Asha tak bisa melakukan apa apa dengan benar.

" Ya beli toh ! Jangan bikin sayur sisa bahan, " kata Sriati dengan nada sinis. Asha merasa sedikit kesal dengan komentar Sriati, tapi sekali lagi dia tak ingin memperbesar masalah.

" Tapi ini masih bagus Bu, " kata Asha dengan suara yang lembut. Sriati memandang Asha dengan alis hitam yang seperti tatu, dan bibirnya yang selalu merona dengan warna merah yang mencolok. Seperti seorang vampir yang habis minum darah.

" Iyo aku ngerti iki masih bagus. Tapi kan kamu bisa beli ke tukang sayur situ ! Kamu tahu kan, arah mau keluar dari gapuro kampung iki. Nah, di sana kamu bisa beli ! " cerocos Sriati. Lalu dengan mengibaskan "Bahan wis ora apik di pake,

Asha merasa seperti sedang berada di dalam sebuah situasi yang tak adil, di mana dia selalu disalahkan dan dikritik oleh Sriati. " Bu, mas Fajar belum ngasih uang gajinya. Belum bisa belanja."

" Oh ngono yo (oh gitu ya) kamu minta minta gaji suami. Terus suamimu kalau mau makan, mau isi bensin, mau beli keperluannya. Terus minta kamu gitu ! Yang kerja siapa ? Yang dapat gaji siapa ?" jawab Sriati ketus.

" Tapi kan mas Fajar suamiku Bu. Jadi sudah tanggung jawab nya untuk menafkahi"

" Weleh, " sahut Sriati dengan duduk di meja makan.

" Terus tanggung jawab istri apa ? jam segini baru masak buat suami. Kamu iki sebenarnya belum siap jadi istri. Tapi kamu nyuruh nyuruh anakku buat nikahin kamu cepet kan."

" Kalau aku tahu dari awal aku wis larang anakku nikah sama kamu, " lanjutnya.

" Bu. Tadi aku kan ... " ucap Asha yang netranya sudah berkaca kaca namun dia bisa menahan emosi nya.

Sriati menyela ucapan yang hendak ingin dikatakan Asha. " Opo ! Kan kamu sendiri yang bilang kalau keinginanmu buat bantuin, bukan di suruh. "

Asha pun terdiam sejenak memang dia yang berbicara sendiri. Tapi kebohongannya itu menjadi alat untuk Sriati mengintimidasi nya.

" Aku njaluk kamu harus di ruwat. Ngerti!"

" Tapi Bu ... Itukan cuma mitos."

" Loooh, Yo ngene Iki. Model wedok ngeni Iki, ko di nikahi anakku. ( ... Ya begini ini. Model perempuan seperti ini, ko di nikahi anakku)"

" Ngenyel. Kamu itu harus dibersihkan biar tidak membawa aura negatif. Lan onok opo opo karo anakku. Titeni yo, urusanmu karo aku (kalau ada apa apa sama anakku. Ingat ya, urusanmu sama aku)."

Kemudian lanjutnya " Pokoknya. Dino sabtu minggu depan. Dino lahirmu. Kamu nggak boleh keluar dari rumah ini sejengkal pun. Onok aturan aturan sing kudo kamu lakukan nanti."

Asha tak tahu lagi harus menjawab apa dengan perintah Sriati yang terakhir ini. Semakin dia menolaknya, Sriati tak akan pernah gentar.

" Astaghfirullah haladzim," batin Asha yang netranya sudah berderai air mata. Perkataan mertuanya membuatnya sangat sakit hati, dan takut hal yang akan dilakukannya nanti membawa hal musyrik. Sesuatu hal yang menyekutukan Tuhan.

" Enggih Bu."

Dia berharap perkataan itu tak akan dia denger lagi dari mulut mertuanya. Asha berharap bahwa suatu hari nanti, Sriati akan memahami dan menghargai usahanya.

" Arep nang endi Kowe ? (Mau kemana kamu)"

" Mau ke kamar Bu, kan ... "

" Dari tadi belum puas tidurnya ? "

" Bukan begitu Bu. Kan ada mas Fajar ... "

" Terus kalau ada Fajar di kamar, mau ngapain. Ini loh piringnya belum di cuci. "

Asha merasa dongkol, air mata yang menetes tadi dia usap tanpa Sriati tahu. " Tapi Bu. Itu cuman satu piring. Nanti saja aku cuci nya. "

Sriati mengerutkan dahi, lalu meninggalkan meja makan, berjalan mendekati Asha. " Nggak bagus, menunda nunda pekerjaan. Langsung aja nyucinya kan cuman satu piring. " Dengan perkataannya kepada Asha, Sriati terlihat sangat puas.

Asha hanya beristighfar terus di dalam hati. Dia harus lebih kuat dari sebelumnya. Baru beberapa bulan dia ikut mertuanya tapi seperti seorang yang tak pernah di hargai. Dia akan meminta suaminya untuk pindah rumah dan membina rumah tangga sendiri. Jika tak, bisa bisa rumah tangganya bisa hancur.

Dalam pikiran Asha. ' Untuk apa melakukan ruwetan, aku lebih percaya sama Tuhan daripada mitos.' Air mata yang belum kering dia harus mengusapnya

Asha kembali ke kamar dan melihat Fajar sedang berganti pakaian di depan lemari. Asha mendekat dan memeluknya dari belakang, berharap dapat memberikan kehangatan dan kasih sayang. Tapi, Fajar sangat terkejut dan melompat kecil seperti melihat orang lain.

"Ada apa mas?" tanya Asha dengan suara yang lembut, mencoba memahami reaksi Fajar. Fajar terdiam sebentar, masih dalam rasa terkejutnya, lalu menjawab dengan suara yang tidak terlalu jelas.

"Ah. Tidak ada apa-apa. Mas tadi... tadi kira orang lain," kata Fajar dengan nada yang sedikit gugup. Asha merasa sedikit bingung dengan reaksi Fajar, tapi dia tidak ingin memperbesar masalah.

"Orang lain, kan ini di kamar mas. Mana ada orang lain. Aku sudah masak. Mas kalau lapar makan lagi ya?" tanya Asha dengan suara yang ceria. Fajar menjawab dengan suara yang tidak terlalu antusias.

"Iya nanti saja," kata Fajar dengan nada yang sedikit dingin. Asha duduk di pinggir ranjang dan melihat Fajar yang sedikit gugup dengan mengelus rambut belakangnya sendiri.

"Ada apa sih mas. Ko kelihatan aneh gitu loh dari tadi," tanya Asha dengan suara yang penuh perhatian. Fajar seperti mencari alasan, matanya melihat ke arah langit-langit lalu badannya beralih menuju ke luar jendela hanya untuk menjawab pertanyaan Asha.

"Nggak ada yang aneh. Tadi masak apa?" tanya Fajar dengan suara yang mencoba mengalihkan perhatian. Asha menjawab dengan suara yang sedikit sedih.

"Masak lodeh. Tapi... Ya gitu, ibu tidak suka masakanku, tapi dia makan," kata Asha dengan nada yang sedikit judes.

Fajar menjawab dengan suara yang penuh kasih sayang dan memeluknya. "Ya itu namanya suka, sayang."

Asha terdiam sejenak karena ada pertanyaan di pikirannya saat mendengar ucapan Sriati.

" Tapi ... Ibu, minta aku diruwat. Sebenarnya aku kenapa sih Mas, ko diruwat ? Mas ! Kenapa ?"

Fajar ingin mengakhiri perdebatan. Karena pertanyaan Asha yang tiba tiba dan membuat Fajar bingung untuk menjawab, walaupun dia tahu alasannya.

" Sudahlah sayang. Tidak perlu dipikirkan."

Fajar dengan senyum genit dan memulai meraba di dalam pakaian Asha. Kemudian memulas seperti meremas dua adonan tumpukkan yang menggunung. Lalu, dia mengusap lembut pipi kemerahan, dan bibir yang basah dengan permainan lidah yang menggoda. Mendorong lembut tubuh istrinya ke pembaringan dengan mempermainkan lidahnya dari tubuh ke atas menuju ke bagian tubuh bawah. Asha menggeliat merasakan rasa yang membuatnya candu.

1
Valentino (elle/eso)
Aku yakin ceritamu bisa membuat banyak pembaca terhibur, semangat terus author!
robleis_XD
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
Victor
🤔😭😭 Akhirnya tamat juga, sedih tapi puas, terima kasih, author.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!