NovelToon NovelToon
Perjanjian

Perjanjian

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Hantu / Pembantu
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Karena kesulitan ekonomi membuat Rustini pergi ke kota untuk bekerja sebagai pembantu, tapi dia merasa heran karena ternyata setelah datang ke kota dia diharuskan menikah secara siri dengan majikannya.

Dia lebih heran lagi karena tugasnya adalah menyusui bayi, padahal dia masih gadis dan belum pernah melahirkan.

"Gaji yang akan kamu dapatkan bisa tiga kali lipat dari biasanya, asal kamu mau menandatangani perjanjian yang sudah saya buat." Jarwo melemparkan map berisikan perjanjian kepada Rustini.

"Jadi pembantu saja harus menandatangani surat perjanjian segala ya, Tuan?"

Perjanjian apa yang sebenarnya dituliskan oleh Jarwo?

Bayi apa sebenarnya yang harus disusui oleh Rustini?

Gas baca, jangan lupa follow Mak Othor agar tak ketinggalan up-nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjanjian Bab 18

Setelah mendapatkan kepuasan, Jarwo memeluk wanita itu dengan mesra. Lalu, dia memberikan ciuman di bibir wanita itu, bahkan Jarwo tidak lupa mengucapkan terima kasih karena wanita itu mau melayani Jarwo di sana.

Entah kenapa gelora di dalam dirinya akhir-akhir ini begitu membuncah, dia tidak merasa puas dengan hanya Ratih saja. Dia merasa puas kalau sudah melakukannya dengan Rustini juga.

"Ini ada uang untuk kamu, simpen baik-baik." Jarwo tanpa ragu memberikan uang kembali kepada Rustini.

Wanita itu tentu saja menerima uang tersebut, dia menganggap kalau uang itu sebagai upah karena dirinya sudah melayani pria itu. Karena Rustini tahu pasti kalau pria itu memiliki istri, tidak bisa memiliki orangnya, setidaknya dia puas dengan uang yang diberikan oleh pria itu.

"Kamu cepat pake baju, takutnya nanti ada orang yang curiga. Aku keluar duluan," ujar Jarwo yang langsung meninggalkan Rustini begitu saja.

Rustini tidak tersinggung ditinggalkan begitu saja oleh Jarwo, karena yang terpenting baginya bukan pria itu, melainkan uang yang diberikan oleh pria itu kepada dirinya.

"Tak apa menjadi budak napsunya, toh lama-lama aku bisa mendapatkan uang yang banyak. Aku bisa pergi dengan uang ini, tak akan hidup melarat lagi."

Rustini memasukkan uang yang diberikan kepada dirinya oleh Jarwo ke dalam kaca mata pelindung kedua dadanya, karena dia merasa hanya tempat itu yang aman untuk menyembunyikan uang dari pria itu.

Rustini cepat-cepat memakai bajunya, lalu dia pergi dari sana. Rustini pergi ke kolam ikan yang ada di taman belakang, karena di sana dia melihat ada air yang mengalir ke dalam kolam ikan itu.

Rustini membasuh wajahnya di sana, dia juga membasuh sisa jejak cinta yang ditinggalkan oleh Jarwo pada kakinya.

"Tin! Kamu itu dari mana saja? Aku udah jalan santai mengelilingi taman, tapi dari tadi tidak melihat kamu."

Romlah yang sejak tadi tidak melihat Rustini menghampiri wanita itu, Rustini sempat kaget mendapatkan pertanyaan seperti itu. Namun, dia dengan cepat menjawab pertanyaan dari Romlah.

"Anu, Tin. Aku tadi ketiduran di pondok dekat kolam renang, di sana nyaman banget. Enak buat tiduran, anginnya semilir gitu."

"Oh," ujar Romlah percaya dengan apa yang dikatakan oleh Rustini. "Kalau begitu aku duluan, cape juga olah raga untuk pertama kalinya."

"Ya," ujar Rustini.

Romlah dan juga yang lainnya pergi dari sana untuk masuk ke dalam kamar masing-masing, sedangkan Rustini masih asik duduk di sana.

Cukup lama Rustini menikmati dinginnya air yang mengalir ke kolam ikan, hingga beberapa saat kemudian dia melihat ada rumah kecil di dekat kolam ikan. Rumah itu bernuansa kayu.

Rumah yang terbuat dari kayu itu menghadirkan nuansa alami, hangat, dan klasik. Namun, Rustini merasa sedikit panas ketika melihat rumah kayu itu.

''Tempat untuk apa rumah itu sebenarnya?"

Kembali jiwa kepo Rustini meronta-ronta, itulah kebiasaan wanita muda itu. Dia sering kepo dan kalau belum tahu tentang apa yang dia lihat, atau yang dia dengar, Rustini masih saja merasa penasaran.

"Intip ah," ujar Rustini.

Rustini menolehkan wajahnya ke kanan dan juga ke kiri, semua teman-temannya sudah masuk kembali ke dalam rumah. Bi Neneng juga tidak ada di sana, dia lalu melangkahkan kakinya dengan begitu perlahan menuju rumah kecil itu.

"Pintunya dikunci," ujar Rustini.

Wanita yang sudah beberapa kali mengintip itu mencari cara agar bisa melihat apa yang ada di dalam rumah itu, dia mencoba mengintip dari lubang kunci. Namun, ternyata tidak terlalu jelas.

Rustini memutari rumah kecil itu, hingga saat di bagian belakang rumah itu, Rustini melihat ada gorden yang sedikit terbuka, dengan cepat dia mengintip dari celah itu.

"Ya ampun! Tempat apa ini?"

Rustini melihat ada dupa di sana, ada juga perlengkapan alat memuja. Bahkan, ada kembang 7 rupa di pojok ruangan itu. Ruangan itu nampak mengerikan. Namun, di belakang alat-alat pemujaan itu ada banyak lemari yang berjajar dengan begitu rapi.

"Ihhh! Serem banget deh, tapi lemari apa itu ya?" tanya Rustini.

Sebenarnya Rustini masih ingin berada di sana dan mengetahui bagaimana cara masuk ke dalam rumah kecil itu, tetapi dia takut akan ketahuan.

"Mending masuk aja, nanti bisa ngintip lagi lain waktu."

**

Hari yang tadi terlihat cerah ini berubah gelap, Rustini malam ini belum juga ada jatah untuk menyusui tuyul. Wanita itu malah asik duduk di tepian tempat tidur, hingga beberapa saat kemudian dia samar-samar mendengar obrolan antara Jarwo dan juga Ratih.

"Mereka sedang membicarakan apa sih?"

Jiwa kepo Rustini meronta-ronta, akhirnya wanita itu memutuskan untuk keluar dari dalam kamar. Lalu, dengan perlahan dia melangkahkan kakinya menuju tempat di mana Jarwo dan juga Ratih sedang berbicara.

"Mas, tiga malam lagi bulan purnama dan kita harus memberikan tumbal."

"Iya, Mas ingat. Tapi, Mas belum dapat tumbal untuk saat ini."

Rustini yang mendengarnya tentu saja begitu kaget, dia tidak menyangka kalau Jarwo dan juga Ratih akan menumbalkan manusia. Dia berpikir kalau keduanya cukup memuja setan saja, tetapi ternyata dari kekayaan yang mereka dapatkan ada yang harus dikorbankan.

"Kapan Mas mau nyari tumbal?"

"Mungkin nanti malam, sambil pergi sama anak kamu."

"Boleh juga, Mas. Tapi, kalau tak dapat, bagaimana kalau kita tumbalkan saja salah satu wanita piaraan kita?"

Jarwo langsung menatap istrinya dengan lekat.

"Memangnya siapa yang mau kamu tumbalkan?"

"Tini, Mas. Dia kayaknya paling oke untuk ditumbalkan, gimana menurut kamu?"

Jarwo tentu saja kaget mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya, Rustini juga sama. Dia tidak menyangka kalau Ratih akan menyarankan kepada suaminya kalau untuk wanita yang akan ditumbalkan adalah dirinya.

Padahal, wanita yang ada di rumah itu sangatlah banyak. Ada juga pekerja laki-laki yang menjadi penjaga rumah itu, kenapa bisa Rustini yang dipilih untuk menjadi tumbal? Apa mungkin wanita itu tahu hubungannya dengan Jarwo?

'Apa iya aku akan jadi tumbal?' tanya Rustini dengan ketakutan yang luar biasa.

Baru saja bekerja, baru saja dia mendapatkan uang lebih, tapi sudah dipilih untuk menjadi tumbal. Lalu, bagaimana dengan nasib keluarganya nanti? Bagaimana dengan nasib Sardi?

'Apa takdir aku datang ke sini hanya untuk mati?'

1
Murni
moga aja Jarwo tidak akan mencelakakan Rustini
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
semoga aja Jarwo bener bener suka Tini, semoga aja Ratih jelek itu yg jadi tumbal, Jarwo sama Tini bahagia selamanya🌻🌻🌻🌻
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
bagus bagus
Yuliana Tunru
waduh gmn nih apa jarwo akan vawa tini ya ..knp jg ndk ganti penapilan pake hijab gitu agar sulit dikenali hedehhh
Cucu Suliani: Wah, bisa jadi ide nih🤭
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
waduh ketahuan 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Kamu harus bisa, syaratnya lepasin Ratih dan semua hartamu 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
biar tambah panas tuh 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
dia merasa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
nah setuju 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Bude
Cucu Suliani: Ya Allah, typo Kak😂
total 1 replies
Felycia R. Fernandez
gak ampun Jarwo...
gak juga kali ngejelasin nya 😫🤦‍♀️
FiaNasa
apa kubilang tin,,klau kamu hanya didaerah situ² aja Asti cepet ketemu kan,,,moga aja Jarwo ada belas kasih sama Tini gak dibawa pulang jadiin tumbal,,ayo Jarwo aq tau kau baik,,bawa pergi Tini yg jauh sewakan rumah kasihan,,semoga nanti dg Tini kau insaf gak dijalan sesat lagi
Ass Yfa
mlh pethukan Jarwo
FiaNasa
aslinya Jarwo ini orang baik kek nya cuma salah jalan saja dia
Felycia R. Fernandez
lebih bagus begitu sih...
kamu pandai pandai la menyembunyikan nya
Felycia R. Fernandez
ternyata ke bawa uang dan emasnya...
Mamake Nayla
udah yg jd tumbal ratih aja
kaliaa🐈🐈‍⬛👯: SETUJU🤣
Felycia R. Fernandez: setuju kk 🤣🤣🤣🤣
total 2 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Apa bisa 😏
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
untunglah Tini selamat 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
semoga ada yg menolongmu Tini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!