Dulu dia dibutakan cinta maka dari itu Douglas setujudengan perjanjian pernikahan mereka. Tapi, setelah hampir 4 tahun menikah Douglas merasa hampa tanpa hadirnya seorang anak dalam pernikahan mereka. Istrinya yang selalu sibuk tidak pernah ada waktu untuknya membuatnya semakin berada di titik jenuh pernikahannya.
"Kenapa kau tidak mencari wanita lain saja yang mau mengandung anakmu," saran sesat dari sahabat Douglas yang sepertinya patut untuk dipertimbangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali bertemu
Bruk!
"Aww!" pekik Bintang sambil mengusap kening karena menabrak punggung pria bule di depannya ini yang berhenti tiba-tiba.
"Kenapa berhenti?!" tanya Bintang, menunduk kesal dan masih mengusap keningnya.
Doug menoleh ke belakang, "maaf, aku tidak tahu dimana klinik yang di maksud Sup," ucap Doug, menatap gadis itu yang masih menunduk.
"Tidak ada klinik di dekat sini. Aku baik-baik saja, jadi tidak perlu diobati," jawab Bintang sambil mendongak, bersamaan dengan Doug mengalihkan pandangan ke depan, kembali melanjutkan langkah, keluar dari Kafe tersebut.
"Dia mau membawaku ke mana?" gumam Bintang keheranan karena pria bule ini terus berjalan diatas trotoar tanpa melepas genggaman tangannya.
Doug menatap maps diponselnya. Klinik di area sana sangat jauh jadi tidak mungkin ia membawa gadis ini ke sana. Jadi dia mengambil alternatif, menuju apotek terdekat.
*
Sup mengamati layar CCTV di depannya. Tatapannya sangat fokus melihat tiap detik rekaman CCTV yang diputar.
Di sisi lain Dina dan Sinta sedang merencanakan sesuatu.
"Gimana kalau kita kabur aja?" Sinta memberikan solusi masalah mereka.
"Kabur? Kabur ke mana? Gimana ibu dan adekku kalau aku kabur nanti?" Dina tidak setuju usul Sinta karena dirinya adalag tulang punggung keluarga.
"Ck!" Sinta berdecak kesal menanggapinya sembari menatap sinis Dina. "Lagian kalau udah tahu kismin nggak usah banyak gaya!" cibirnya.
"Eh! Kok kamu jadi nyerang aku sih!" protes Dina, menatap tajam sahabatnya yang tiba-tiba berubah membencinya. "Bukannya kamu tadinya mendukungku ya buat nyingkirin Bintang?!"
"Aku nyesel ngikutin cara busuk kamu!" balas Sinta, berkacak pinggang. "Yang ngambil dompet pelanggan 'kan kamu, terus kamu letakkan di loker Bintang. Sekarang, aku nggak mau ikut campur!" lanjutnya dengan tegas. Entah dapat wahyu dari mana dirinya bisa berpikir waras seperti ini.
Dina seketika gelagapan mendengar ucapan Sinta yang tidak lagi berada di kubunya.
"Sinta!" sentak Dina karena sahabatnya itu pergi meninggalkanya. Pada saat dirinya ingin mengejar langkahnya terhenti saat Pram memanggilnya dengan nada lantang.
"DINA!"
"Boss, a-ada apa?" tanya Dina dengan suara terbata-bata karena gugup bercampur takut.
"Ikut aku ke kantor polisi! Ternyata kamu yang udah memfitnah Bintang!" sentaknya sambil meraih tangan gadis itu lalu mencengkramnya erat.
"Aw! Sakit, Boss. Saya bisa jelas ...aww!" Dina ditarik paksa menuju halaman Kafe. Ia menangis ketakutan, dan menyesali semua perbuatannya.
"Nggak usah ngelak! Saya udah lihat rekaman CCTV-nya!" Pram sangat marah, dan terus berjalan menuju mobilnya. Sedangkan Dina melangkah terseok-seok mengikuti pria itu.
Sedangkan suasana di dalam Kafe sudah kondusif. Ketegangan disana akhirnya terurai saat Sup memperlihatkan bukti rekaman CCTV.
"Jadi di sini Bintang hanya di fitnah!" Sup menatap semua pengunjung Kafe dan tatapannya berhenti pada wanita paruh baya yang telah berani menampar keponakannya. "Saya harap Anda meminta maaf kepada keponakan saya yang tidak bersalah!" tegasnya.
"Iya, Pak. Maafkan saya, tadi saya panik bercampur emosi," jawab wanita paruh baya itu penuh sesal dan ketakutan.
*
"Kau tunggu di sini." Tanpa melihat Bintang, Doug langsung bergegas menuju apotek.
Bintang duduk kursi di pinggir jalan, di bawah pohon beringin besar sembari menatap punggung pria bule itu yang semakin menjauh.
Tak berselang lama Doug kembali membawa kantong plastik putih yang berisi salep pereda nyeri, antiseptik dan kapas.
Bintang menoleh saat mendengar langkah kaki mendekat, dia terkejut sampai melebarkan mata saat melihat pria bule itu ternyata adalah pria yang pernah menolongnya pada waktu itu.
Deg!
Doug juga sangat terkejut saat melihat wajah cantik gadis itu. Ya, gadis yang dia cari beberapa hari ini. Saking terkejutnya, dirinya sampai mematung di tempat.
*
Prancis.
"I-Ibu." Freya terkejut, wajahnya pucat saat melihat kedatangan ibu mertuanya.
**
Like dan komentarnya🤗
Dough terlihat bhgia bnget dengan bintang, ia meras hidup nya lebih ringan dan bebas dr pad saat bersama Freya.
maka nya hati hati Dough jgn asal nyemplungin aj. untung masih selamat
Doug sudah gerak cepat hubungi pakde Sup meminta ijin meminang keponakannya.
Terpesona kau Bintang menyaksikan roti sobek berjalan - sampai air liurmu sulit kau telan atau menetes bahkan /Facepalm/.
Benci jadi cinta lho Bintang - mas Bule tampan, tajir pula.
Doug type bule yang sopan - masih bisa mengendalikan rudalnya untuk tidak mengeksekusi Bintang yang tidur sekamar.
Bintang tidur di ranjang berdua sama Doug atau bagaimana ini - kepo.com
Daniel jadi tahu kalau Doug tinggal sekamar dengan Bintang ketika suara Bintang terdengar di telinganya - minta tolong dibawakan pakaian yang dia lupa bawa ketika mau mandi.
Penasaran tuh Daniel - apa Doug sudah tidur dengan Bintang.
Daniel tak tahu saja Bintang gadis yang baik - tahu menjaga diri.
Daniel tak percaya dengan Doug yang mengatakan Bintang belum dia sentuh - dan tidak mau disentuh.
Semakin tak percaya kalau Bintang masih perawan.
Doug - anggap ocehan Daniel yang semakin bikin kesal sebagai bentuk perhatiannya kepadamu.
Artinya - Daniel memang peduli dengan kebahagiaanmu - jangan salah pilih perempuan untuk kedua kalinya.
Tuh Daniel dimarahi ibu Isa - disuruh bersikap sopan terhadap Doug yang lebih tua.
Daniel memang sering usil kepada Doug tapi itu baginya cuma bercanda.