NovelToon NovelToon
Panggung Kehidupan

Panggung Kehidupan

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Model / Bullying di Tempat Kerja / Karir / Persahabatan
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Susanti 31

Kairos Lim, aktor papan atas yang terpaksa menghadapi badai terbesar dalam hidupnya ketika kabar kehamilan mantan kekasihnya bocor ke media sosial. Reputasinya runtuh dalam semalam. Kontrak iklan dibatalkan, dan publik menjatuhkan tanpa ampun. Terjebak antara membela diri atau menerima tanggung jawab yang belum tentu miliknya. Ia harus memilih menyelamatkan karirnya atau memperbaiki hidup seseorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Minho lebih baik

Mianhae karena pergi tanpa berpamitan lebih dulu. Ada hal mendesak yang harus aku lakukan di rumah. Sampai jumpa oppa-ya.

Kairos menghela napas panjang membaca pesan yang Hanna tulis di kertas note. Ia mendapatkannya di atas meja ketika bangun tidur. Retina birunya menyusuri pinggi pantai melalui balkon kamarnya. Menghirup udara segar di pagi hari dengan tenang.

Tidak lama, pria itu pun meninggalkan villa. Kembali ke seoul dan menyibukkan dirinya dengan beberapa pekerjaan yang sudah menanti, salah satunya bertemu orang yang telah menyebarkan rekaman suaranya bersama Han Sena.

"Di mana manajer Park?" tanya Kairos setelah sampai di sebuah rumah cukup sederhana.

"Manajer Park baru saja meninggalkan rumah, Tuan. Tapi yang mau Tuan temui ada di dalam."

Kairos membungkukkan tubuhnya, melangkah pelan memasuki rumah tersebut. Mendorong rak buku yang berada di ujung ruangan hingga memperlihatkan tangga menuju ruang bawah tanah. Kegelapan menyapa setiap langkah Kairos.

Iris matanya menyusuri ruangan yang tidak terlalu buruk untuk menyekap seseorang. Di atas meja ada makanan dan air minum yang manajer park sediakan untuk sanderanya.

"Saya tidak berniat menyekapmu terlalu lama, saya hanya ingin mengembalikan nama baik yang sudah kamu hancurkan. Pilihanmu hanya dua ...." Kairos menarik kursi dan duduk di hadapan pria yang penampilannya tampak urak-urakan. "Katakan siapa yang menyuruhmu atau mendekam di penjara. Saya punya cukup bukti untuk memenjarakan dirimu."

"Saya benar-benar tidak tahu." Mengelengkan kepalanya. "Saya berjanji tidak akan mengusikmu lagi."

"Lagi?" Kening Kairos mengerut, "apa maksudmu dengan kalimat itu?"

"Sa-saya, sudah mengikuti anda hampir satu tahun dan selalu menerima bayaran jika mendapatkan informasi penting."

"Siapa yang membayarmu?"

"Saya tidak tahu." Lagi-lagi pria itu mengelengkan kepalanya. Rasanya dia ingin mati karena tidak menghisap sesuatu. "Bebaskan saya."

"Setelah saya mengetahui siapa yang menyuruhmu." Kairos berdiri, melangkah menuju pintu cukup jauh dari tempatnya berpijak.

"Saya tidak tahu seperti apa rupa dan namanya, tapi saya sedikit tahu ciri-cirinya."

Sudut bibir Kairos tertarik membentuk setengah lingkaran. Manajer Park sudah memberitahunya bahwa pria yang satu ruangan dengannya sekarang adalah pecandu Philopon-salah satu jenis narkoba tingkat tinggi yang banyak disita di korea, jika sudah tidak tahan pasti akan melakukan apapun agar bisa bebas dan mendapatkan Philopon itu kembali.

"Jelaskan!" Kembali duduk.

***

"Sajangnim ...." Pria yang baru saja memasuki ruangan temarang cahaya langsung membungkukkan kepalanya, memberikan penghormatan seperti yang selalu dia lakukan jika bertemu.

"Ada apa? Kenapa wajahmu terlihat pucat seperti itu?"

Orang yang dipanggil bos tersebut menyilangkan kakinya, sesekali menghembuskan asap yang baru saja ia hisap penuh sensasi.

"Kairos Lim menangkap orang kita. Jika sampai dia buka mulut bagaimana Sajangnim?"

"Saya kira hal penting apa yang membuatmu datang dengan wajah ketakutan seperti itu. Pergilah dan urusan hal lebih penting."

"Baik Sajangnim."

Pria yang menganut hidup seperti cicak itu tidak akan goyah hanya karena ekornya tertangkap. Dia bisa langsung memutusnya dan mendapatkan ekor yang baru. Jika sudah tidak berguna, ya buang daripada merugikan dan membusuk. Itulah prinsipnya.

***

"Appa!"

Suara teriakan mengema di rumah klasik milik orang penting tersebut. Mata pemilik suara memerah, menampung genangan di peluluk mata dan siap tumpah jika ia kembali bersuara.

"Kenapa melakukan ini pada Hanna? Memangnya apa yang merasuki Appa sampai tega membuang semua barang di kamar Hanna." Kali ini genangan itu telah berhasil membasahi pipi.

Tatapan kecewa dan rasa marah tidak bisa perempuan itu hindari ketika melihat kamar yang semula banyak barang, kini terisa sedikit. "Di mana Appa membuangnya?"

"Di tempat yang tidak bisa kamu tamui."

"Hanna membenci Appa!"

"Appa melakukannya demi kebaikanmu. Kairos bukan pria yang baik untukmu. Alih-alih Kairos, kenapa tidak bersama Minho saja? Dia juga sahabatmu dan kami sudah mengenalnya cukup lama."

"Sekali Kairos maka Kairos, Appa!" Hanna membanting pintu kamarnya usai mengusir papanya.

Wanita paruh baya yang menyaksikan pertengkaran tersebut menghela napas panjang. Sudah tidak asing baginya melihat suami dan putrinya bertengkar hanya karena berbeda pendapat.

"Yeobo, kenapa sikapmu semakin keras kepada putri kita? Aku sudah mencegahmu untuk tidak masuk kekamarnya dan membuang semua barang pemberian Kairos. Bukannya patuh, Hanna bisa membencimu Yeobo."

"Kairos tidak pantas untuk putri kita, dia hanya anak pungut."

"Yeobo!" bentak nyonya Shin, tidak menyangka mulut suaminya sangat jahat.

Namun, yang dipanggil sayang meninggalkan istrinya dengan perasaan kesal. "Apa mungkin suamiku tidak merestui mereka karena Kairos hanya anak ... tidak, dia bukan orang seperti itu." Nyonya Shin mengelengkan kepalanya. Suaminya adalah pria yang baik dan tidak pernah memandang kasta, masyarakat tahu hal itu.

"Hanna-Ya." Nyonya Shin mengetuk pintu kamar putrinya. "Eomma masuk ya," izinya sembari memutar handel pintu.

Wanita cantik itu tersenyum melihat putrinya menyembunyikan diri dibalik selimut tebal berwarna pink. Ia duduk di bibir ranjang, membuka kain tebal itu penuh kelembutan.

"Menangisnya jangan lama-lama, nanti mata cantiknya bengkak loh terus Kai lihat dan sedih," bujuk nyonya Shin. "Kalau hatinya sudah tenang, kita cari sama-sama boneka dan barang lain pemberian Kai. Kalau mengurung diri yang ada barangnya diangkut orang."

"Eomma dukun Hanna dan oppa?"

"Tentu saja, kaliankan saling mencintai." Nyonya Shin mengelus pipi Hanna yang mengembung.

"Ayo cari sekarang!" Hanna turun dari ranjang.

"Tidak sekarang, soalnya kamu ada jadwal ke suatu tempat kan?"

"Hanna hampir lupa Eomma." Gadis itu menepuk keningnya. Moodnya yang gampang berubah membuat dia tidak terlalu larut dalam masalah.

"Hanna-ya?"

"Iya Eomma?"

"Semalam Minho datang mencarimu, katanya kamu tidak bisa dihubungi, kalian ada masalah?"

Makin sepi saja lapak Kairos, apa ceritanya membosankan ya?

1
Arsyad Algifari.
dan Hanna mengetahui nya. itu lah rahasia yang di sembunyikan Hanna
Maria Kibtiyah
aduh gimana nanti hubungan mereka yh
Arsyad Algifari.
apa maksud Hanna bicara seperti itu
Maria Kibtiyah
nah kan bpknya si hanna
Maria Kibtiyah
aduhhh apa dalangnya ortu senna y
Maria Kibtiyah
appa nya hanna x yh yg nyebarin videonya
indriyanii
apa ayahnya Hanna yg nyebarin berita itu
Arsyad Algifari.
apa iya Hanna dan Minho mengkhianati kai
indriyanii
kasian bngt
Maria Kibtiyah
kasian kai
indriyanii
makin penasaran
Maria Kibtiyah
siapa kira2 dalang sebenarnya
Maria Kibtiyah
ini yang baca sepi mungkin pada gk dapet notif klw ada karya baru
Bucinnya Nunu ☆•,•☆: kayaknya hehehe
total 1 replies
Maria Kibtiyah
aduh kira2 minho apa appa y hanna yh dalangnya jadi suuzhon kan
indriyanii
keren
Maria Kibtiyah
aku suka ko ceritanya... curiga aja sama minho nih jgn2 dia juga suka hanna jd mau menjatuhkan kairos
Teh Yen
siapa.yg nyebarin ???
Maria Kibtiyah
curiga si minho
indriyanii
Minho kah?
Maria Kibtiyah
aduhh apa si minho yang nyebarin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!