IRREGULAR

Tidak memakan waktu lama, mereka tiba di sebuah ruangan besar dimana Urek yang sedang duduk mulai berdiri dan berjalan menghampiri mereka.

"Neon! Akhirnya kau tiba juga di sini! Aku sudah sangat lama menantikan kehadiranmu!" kata Urek tersenyum lebar.

Lalu Urek melirik ke sosok berambut biru di belakang Neon dan binatang kecil yang dibawa di tangan sosok biru tersebut.

"Aku tidak pernah sekalipun mengundang selain Neon. Jadi siapa kalian? Beban seperti kalian berdua kenapa bisa-bisanya bisa bersama dengan Neon?" tanya Urek tidak ramah. Hey, aku hanya mengharapkan kedatangan Neon, tapi kenapa ada tambahan beban yang muncul di sini, pikir Urek kesal.

Esentia dan Phantaminum merasakan ketidaksukaan dari nadanya berbicara.

"Hei, bocah barbar sialan! Kau bilang aku beban, huh?" Phantaminum mulai melepaskan diri dari tangan Esentia dan mulai berubah ke wujud aslinya, "Coba kau ulangi lagi." katanya memandang rendah Urek Mazino.

Yuze yang kaget melihat perubahan Phantaminum mulai menghela napas lega dan melirik Urek.

Untungnya aku tidak sebodoh orang ini. Aku tidak mau mati muda, pikir Yuze.

"K-Kau! Hei, orang tua! Kau benar-benar merusak image dari binatang kecil dan imut dengan kejelekan dirimu sendiri! Aku tidak terima ini!"

"..."

Neon, Yuze, Esentia dan bahkan Phantaminum tercengang mendengar perkataan dari seorang Urek Mazino.

"Bocah sialan ini benar-benar—" Phantaminum menarik napas dalam-dalam, kemudian menghela napas secara perlahan. Dengan kepala dingin, dia mulai menghiraukan keberadaan Urek dan menganggap hanya ada Neon, Esentia dan Yuze di sekelilingnya.

Pip!

Neon melirik pada bola hitam melayang dan mendapatkan pesan tidak terduga.

Pesan ini dari... Luslec!

«Apa kau mengenali pembunuh baru kami?»

Bukan kenal lagi! Tapi kenal banget malahan!

Neon membalasnya dengan singkat. Detik selanjutnya, pesan baru muncul dari orang yang sama.

«...aku baru mengetahui kabar ini dari Headon dan juga dari anggotaku. Anggotaku juga bilang kalau anak itu mau bertemu dengan 'Ayahnya', tapi anggotaku tidak mengetahui siapa Ayahnya dan kemudian anggotaku ini mulai menanyakan siapa nama ayahnya, lalu dia menyebutkan namamu. Ku pikir di sini tidak ada nama yang sama denganmu, jadi aku memutuskan untuk bertanya padamu...»

Setelah membaca isi pesan itu, senyum mulai mengembang di wajah dingin Neon. Di dalam pikirannya dia terus menyebutkan, 'Bamku yang lucu~ dia menyebutku sebagai Ayahnya~ ternyata dia masih ingat aku! Bam kawaii masih ingat aku, Ayahnya! Hehehe~'.

Phantaminum, Esentia, Yuze dan Urek melihat Neon dengan tatapan kaget.

"Yuze..." bisik Urek masih menatap Neon.

"Baiklah." Yuze mengambil kamera entah dari mana asalnya dan mulai memotret Neon berkali-kali dengan kecepatan kilat.

Phantaminum dan Esentia yang melihat Yuze sedang memotret Neon mulai merasakan iri karena mereka tidak membawa benda penting itu.

Urek menyeringai dan melirik Phantaminum seperti mengatakan kalau dia mempunyai benda berharga yang sangat Phantaminum inginkan di tangannya.

Benar-benar ingin menghajar wajahnya, pikir Phantaminum menahan kekesalan di dalam dirinya.

Sepertinya aku akan membelinya saat di perjalanan selanjutnya, pikir Esentia menganggukkan kepalanya dengan singkat.

Sebenarnya Neon mengetahui keadaan di sekelilingnya saat ini. Dia hanya memalingkan wajah dan bergumam, "Sel otak para Ranker hebat ini sepertinya banyak yang sudah mati."

Melihat Neon memalingkan wajahnya, Yuze menghentikan aktifitasnya dan batuk kecil agar ketiga orang lainnya segera berhenti melakukan aktifitas apapun itu.

Urek yang mendengarnya mulai melihat Yuze kemudian melihat Neon dan berkata, "Ah, Neon, tadi itu..." dia berusaha mencari kalimat yang tepat untuk menjelaskannya, "Ku rasa aku memerlukannya... ya, aku sungguh memerlukan fotomu! I-Itu karena... ugh... aku suka? Bukan, bukan! Bukan itu maksudku—ugh, ya aku memang suka, tapi bukan suka yang itu... kau tahu, kan? Argh! Apa ya? Pokoknya supaya aku tidak terlalu sering mengirimkanmu pesan lagi. Ya, benar! Setidaknya dari semua itu ada jaminan yaitu fotomu untuk menahanku agar tidak mengirimkan banyak pesan padamu... atau bisa ku pakai fotomu ini sebagai jimat kesuksesan untuk mendapatkan hati seseorang yang ku sukai!"

Wajah Neon, Yuze, Phantaminum dan Esentia seketika langsung berubah drastis.

Urek menaikkan alis dan bertanya dengan polosnya, "Apa? Memangnya ada yang salah dengan perkataanku tadi?"

Neon terdiam seperti kehilangan seluruh nyawanya.

"Menjijikan..." gumam Esentia menatap jijik Urek.

"Bocah mesum kurang ajar! Hentikan kemesuman dan kebodohanmu itu!" kata Phantaminum menahan gertakkan giginya sambil menunjuk Urek.

Yuze mengerutkan alis. Dia sungguh tidak menyukai kebodohan Urek Mazino. Mesum, bodoh dan menjijikkan, sampahnya sampah dari sampah-sampah masyarakat, pikir Yuze memandang rendah Urek.

Urek ragu-ragu, lalu melirik Neon yang dengan cepat memalingkan wajahnya ke arah lain.

Aku siapa? Ada apa? Di mana sekarang? Kenapa idolaku tiba-tiba memalingkan wajahnya, pikir Urek berjuang menahan air matanya agar tidak menetes dari matanya.

Neon membuat gerakan untuk mencairkan suasana. Yuze menduga kalau Neon akan marah pada Urek, namun selanjutnya dia menghela napas tenang.

"Aku ke sini untuk meminta sesuatu padamu." kata Neon menatap mata berkaca Urek.

Urek mendongak menatap mata Neon dan bertanya, "Hm? K-Kau masih mau berbicara denganku?" seraya menghapus air matanya dengan kasar.

Neon mengangguk sekilas kepada Urek.

Urek menampar kedua pipinya dan mulai memasang wajah serius seakan sebelumnya tidak pernah terjadi apapun.

"Apapun yang kau inginkan, akan selalu ku turuti keinginanmu!"

Neon berkata, "Tolong kau awasi dan jaga dengan baik Jue Viole Grace untukku."

"Jue Viole Grace? Aku seperti pernah mendengar nama itu sebelumnya..." gumam Urek berusaha mengingat nama tersebut.

Yuze mengangkat tangan kanan sebahunya dan melihat Neon dengan bingung. "Maaf menyela sebelumnya, bukankah itu nama dari calon pembunuh baru milik FUG?"

"Ya, kau benar." balas Neon dengan tenang.

"Calon pembunuh? Lalu untuk apa kau—"

Sebelum Urek melanjutkannya, Neon menyelanya, "Dia adalah anakku."

"..."

Seketika sunyi menghantui mereka. Sebelum akhirnya Urek bersuara.

"T-T-Tunggu sebentar! S-Sejak kapan kau menikah?! Sama siapa kau menikah? Dan kenapa aku tidak diundang ke pernikahanmu?! Kenapa aku tidak pernah mendapatkan satu saja undangan darimu?!" tanya Urek menatap Neon tidak percaya.

Phantaminum tertawa keras. "Hahahaha! Dasar bocah bodoh! Mana mau Neon mengirim undangan ke bocah aneh sepertimu, huh? Dan memangnya sejak kapan sahabatku memiliki seorang wanita di sampingnya selain sahabatnya ini?"

"J-Jangan bilang," Urek melirik Phantaminum, "Kau itu... sebenarnya adalah seorang wanita? Tapi sepertinya itu tidak mungkin. Atau..." lanjutnya melirik Esentia.

Phantaminum berhenti tertawa. Begitupun Esentia yang berhenti bersikap tidak peduli.

Tolong! Aku meragukan IQ semua karakter di sini terutama IQ Urek Mazino, pikir Neon pasrah.