Kisah ini bercerita tantang dua orang gadis yang memiliki kehidupan jauh berbeda sekali satu sama lainnya.
Valeria dan Gisela yang merupakan anggota academy musik di Soleram Internasional dan sama-sama menimba ilmu sebagai seorang murid disana untuk menjadi penyanyi terkenal.
Sayangnya nasib mujur bukan berpihak pada Gisela namun pada Valeria karena karya lagunya menjadi viral dan hits hingga mancanegara dan mengantarkannya sebagai penyanyi populer.
Penasaran mengikuti kelanjutan serial dua gadis yang berseteru itu !
Mari ikuti setiap serialnya, ya... 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 AWAL HARI GISELA
Gisela terdiam sesaat diruangan kecil itu sedangkan ditelapak tangannya terdapat lembaran uang kertas hasil dia menyelesaikan tugas sistem.
"Aku bisa membeli sesuatu untuk aku makan sekarang...", ucapnya sembari menghitung lembaran uang kertas ditangannya.
Gisela teringat bahwa dia akan membeli makanan buat kucing yang dipeliharanya sekarang.
"Aku juga harus membeli persediaan makanan kucing Persia karena jenis makanan ini sangat khusus", ucapnya lalu menoleh ke arah kucing Persia yang terbaring di atas selimut empuk dalam keranjang.
Gisela tersenyum tipis seraya memandangi kucing peliharaannya itu.
"Kau juga harus dirawat supaya kecantikan bulu-bulumu terjaga selalu", ucapnya.
Gisela menggaruk lembut bagian belakang telinga kucing Persia seraya tertawa.
"Tapi, kau harus ikut denganku ke tempat perawatan kucing agar mereka bisa membersihkan tubuhmu dari virus serta kuman jahat", ucapnya.
"Kau akan pergi, Gisela ?" tanya Amur yang berbaring di lantai ruangan kecil itu.
"Ya, apakah kau akan menemaniku ?" tanya Gisela.
"Ya, sudah menjadi keharusan bagiku untuk senantiasa menemanimu, Gisela", sahut Amur.
"Kalau begitu, kita pergi sekarang sebab aku juga harus membeli semua bahan-bahan makanan untuk kebutuhan sehari-hari", kata Gisela.
"Ya, baiklah...", sahut Amur.
"Mari kita pergi, kucing manis !" ajak Gisela kepada kucing Persia.
"Meow... Meow... Meow... !"
Kucing cantik itu melompat dari dalam keranjang lalu berlarian mendekati Gisela.
"Ayo, kita pergi... !" kata Gisela ceria sembari mendorong pintu rumahnya lalu berjalan keluar.
Terlihat langkah kaki Gisela sangat ringan ketika dia menggerakkan kedua kakinya menuju luar rumah bercat kuning itu.
Senyumnya berseri-seri senang saat melangkahkan kakinya menuruni jalanan sempit di lorong kecil yang ada di sekitar tempatnya tinggal.
Gisela bersenandung lirih penuh keriangan saat berjalan pergi, dengan tas penuh uang yang dia selempangkan dipundaknya, dia tersenyum cerah.
Wajah murung yang biasanya dia perlihatkan karena harus bertukar nasib dengan teman satu akademi musiknya telah menyebabkannya bersedih sehingga pancaran aura wajahnya berubah suram, sesuram hatinya waktu pertama kalinya dia menjalani hidup sebagai Gisela.
Amur bergerak melayang di dekat sisi Gisela sedangkan kucing Persia peliharaannya berada dalam dekapan tangannya.
"Dimana toko menjual makanan hewan yang kau sebutkan itu, Amur ?" tanya Gisela.
"Sebentar lagi kita sampai, tidak lama lagi", sahut Amur.
"Tolong beri kami petunjuk jalan ke toko itu !" pinta Gisela.
"Ikuti saja aku, Gisela !" sahut Amur seraya terbang mendahului Gisela dan kucing Persia itu.
"Ya..., Amur...", jawab Gisela lalu berjalan cepat mengikuti gerakan tubuh harimau putih Serbia itu.
Amur terbang melesat ke arah tikungan tajam di sepanjang jalan turun yang jaraknya agak jauh dari tempat tinggalnya.
Rupanya toko makanan khusus hewan itu berada diluar area tinggal Gisela yang terletak dipermukiman sempit dengan gang-gang kecil.
Terdengar langkah kaki Gisela ketika dia menuruni jalanan aspal itu.
"Tap... Tap... Tap... !"
"Kita hampir sampai, Gisela !" kata Amur.
"Ya, Amur...", sahut Gisela.
"Disana tokonya !" kata Amur lalu melesat kilat ke sebuah toko berdekorasi kucing, dengan papan nama bergambar kucing-kucing lucu.
Gisela mengikuti Amur yang bergerak terlebih dulu darinya menuju toko tersebut.
Tiba-tiba kucing Persia yang ada digendongan Gisela meloncat turun lalu berlari cepat ke arah toko di depan mereka.
"Hati-hati !" kata Gisela memperingatkan pada kucing Persia itu.
Nyaris saja sebuah sepeda menabrak kucing itu, untung saja hewan berbulu putih nan cantik itu bisa menghindari dengan gesitnya.
"Hai, kau ! Jaga kucingmu dengan benar !" teriak pengendara sepeda yang hampir menabrak tubuh kucing Persia.
"Maaf... Maaf... Kami tidak akan mengulanginya lagi...", ucap Gisela sembari setengah membungkukkan badannya, meminta maaf.
"Dasar merepotkan !" hardik pengendara sepeda itu kesal lalu melanjutkan perjalanannya lagi sedangkan Gisela terus berjalan ke arah toko penjual makanan khusus kucing setelah dia meminta maaf atas ulah kucing peliharaannya itu.
"Kling... Klong... Kling... !!!".
Suara lonceng masuk berbunyi nyaring ketika Gisela berjalan ke dalam toko penjual makanan kucing.
"Selamat datang dan selamat berbelanja... !" sapa seorang pelayan toko saat dia menyambut kedatangan Gisela ke tokonya.
"Permisi, saya mau membeli beberapa pakan untuk kucing peliharaan", kata Gisela lalu menghampiri meja penerima pelanggan toko.
"Ya, kucing jenis apa yang kau miliki ?" tanya pelayan toko.
"Jenis Persia...", sahut Gisela seraya menggendong kucing miliknya itu.
"Woah, kucing yang sangat cantik, kau beruntung sekali bisa memiliki kucing selangka ini, nona muda", kata pelayan toko.
"Yah..., kau benar, aku juga bermaksud membersihkannya, tapi, aku tidak tahu harus kemana pergi", kata Gisela.
Gisela menempelkan kucing Persia ke arah pipinya seraya mengusapkannya.
"Disini ada layanan khusus perawatan kucing sejenis kucing Persia, dan bisa langsung mendaftar sebagai member langganan toko ini jika nona berkenan", kata pelayan toko.
"Benarkah, kebetulan sekali, aku bisa melakukan perawatan khusus untuk kucingku ini sekalian saja aku membeli pakan kucing", kata Gisela.
"Bisa, silahkan isi formulir pendaftaran ini dan saya akan segera melakukan perawatan pada kucing anda selama anda mengisi formulir ini, nona muda", sahut pelayan toko.
Pelayan toko segera menyodorkan lembaran formulir pendaftaran kepada Gisela serta pulpen untuk menulis.
Pelayan toko mengambil kucing Persia dari dekapan tangan Gisela kemudian membawanya masuk ke ruangan khusus yang ada di toko tersebut.
Gisela segera mengisi formulir pendaftaran member pelanggan baru.
"Rupanya kau mendaftar sebagai member pelanggan toko ini, Gisela", ucap Amur yang sedari tadi berada di samping sisi Gisela.
Tak ada yang tahu kehadiran harimau ajaib itu di dalam toko penjual makanan khusus kucing karena hanya Gisela saja yang bisa melihat Amur.
"Ya, akan memudahkanku kalau datang ke toko ini dan membawa kucing itu untuk perawatan", sahut Gisela.
"Jadi membeli pakan kucingmu itu disini atau kau ingin menitipkannya sementara di toko ini sampai kau selesai berbelanja", kata Amur.
"Kurasa dua-duanya, aku akan menitipkan kucing itu disini dan membeli pakan untuknya, tapi aku akan menaruhnya di toko ini sampai aku kembali dari berbelanja", kata Gisela.
Gisela meletakkan pulpen ke atas meja toko lalu memencet bel di samping meja.
"TRIIIING... TRIIIING... TRIIIING... !!!"
Pelayan toko bergegas keluar dari dalam ruangan toko.
"Ya, ada apa, nona muda ?" tanyanya.
"Aku sudah mengisi formulir pendaftaran member ini", sahut Gisela seraya menyerahkan formulir itu kepada pelayan toko.
"Oh, iya, terimakasih, tapi, saya belum selesai melakukan perawatan pada kucing anda", kata pelayan toko.
"Tidak masalah, sebab aku akan pergi berbelanja dulu dan aku bermaksud menitipkan kucingku sementara disini sampai aku datang", kata Gisela.
"Oh, baik, nona muda", kata pelayan toko seraya menganggukkan kepalanya.
"Dan aku juga ingin membeli pakan kucing selama satu bulan, tapi, aku akan menitipkannya disini", kata Gisela.
"Ya, baiklah, saya akan menyiapkan pesanan anda sampai nona muda kembali dari berbelanja" sahut pelayan toko.
"Baiklah, aku pamit pergi dulu, dan titip kucingku, ya", kata Gisela.
"Siap, nona muda..." kata pelayan toko.
Gisela tersenyum sekilas lalu berjalan ke arah pintu keluar dari toko penjual makanan khusus kucing dengan langkah cepat.
Sesekali wajahnya berekspresi bahagia karena tugas hari ini sebagian telah dia selesaikan dengan baik bahkan berjalan lancar tanpa kendala yang berarti.
Walau tadi ada masalah kecil ditengah perjalanan tetapi semua telah terlewati dengan baik.
Gisela berjalan sepanjang jalan trotoar di dekat jalan besar menuju toko makanan karena dia bermaksud membeli beberapa kebutuhan sehari-hari untuk dirinya.
Amur mengiringi setiap langkah kaki Gisela ketika gadis bertubuh gemuk itu melangkah pergi menuju toko berikutnya, dengan senyuman cerah, dia terus berjalan dengan langkah kaki ringan.
Setiap perjalanan melewati jalanan panjang di area pertokoan, Gisela yang berjiwa baru itu selalu bersenandung riang, terdengar suara merdunya kala dia berjalan ke toko menjual makanan.
"Ada kedai mie pangsit, aku ingin sekali membelinya, Amur", kata Gisela.
Gisela berhenti tepat di depan sebuah kedai penjual mie pangsit di tengah perjalanannya menuju ke toko berikutnya.
Amur memalingkan mukanya ke arah kedai kecil di depan mereka, tapi, kedai itu sangat ramai oleh pengunjung yang rela berdesak-desakan untuk membeli mie pangsit.