Tidak pernah menyangka pernikahan ketiga Naya Aurelia (32th) mendapatkan ujian yang penuh dramatis.
Ia dihadapkan dengan pilihan yang sulit antara memilih suami atau anak kandungnya.
Berawal dari suaminya Juan Bagaskara (27th) yang tidak mau menerima Shaka sebagai anak sambungnya sehingga Naya dengan terpaksa harus berpisah dengan putri kesayangannya. Ia menitipkan Shaka pada bi Irah asisten rumah tangganya yang diberhentikan dari rumah tersebut.
Bertahun-tahun Naya tersiksa batinnya karena ulah suami yang usianya lebih muda darinya. Apalagi suaminya pun memiliki pekerjaan di luar dugaannya yang membuatnya sangat terpukul. Pekerjaan apa kira-kira?
Disisi lain ia sangat ingin kembali hidup bersama anaknya. "Nak, izinkan mama kembali meraih cintamu..." ucap Naya lirih.
Akankah kebahagiaan berpihak pada hidup Naya selanjutnya?
Ikuti kisahnya!💕
Follow author ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FR Nursy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18 Shaka Hilang
Di kota Jakarta.
Shaka menatap gedung-gedung pencakar langit yang dilewatinya dalam perjalanan menuju kediaman orang tua Dikara. Ia berdecak kagum. Rona bahagia begitu tampak di raut wajahnya. Saat ini Shaka dan bi Irah sedang berada di dalam taksi online.
"Bi Irah sebelum ke rumah oma kita beli oleh-oleh dulu yuk!"
"Oleh-oleh apa Non?"
"Apa saja yang penting ada yang dibawa. Masa iya ke sana engga bawa apa-apa, kan malu. Mau taro di mana muka Shaka? Jauh-jauh dari Surabaya datang ke sini tanpa oleh-oleh,"
"Muka Non kan memang sudah ada di tempatnya, Non ini ada-ada saja deh," bi Irah tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, ternyata Shaka masih tetap lucu.
"Gini aja Bi, gimana kalau kita mampir ke mall dulu!" Shaka memberikan ide cemerlang buatnya membeli buah tangan sekaligus jalan-jalan.
"Eeeh ngapain? Bibi engga punya uang buat belanja!" tolaknya.
Bi Irah merasa tidak sanggup kalau harus membelikan barang-barang pilihan Shaka. Khawatir Shaka memilih barang mahal untuk dibeli sehingga ia tidak mampu untuk membayarnya.
"Iiissh Bibi. Kan buat beli oleh-oleh. Udah Bibi tenang saja. Shaka masih punya uang kok."
"Non Shaka dapat uang dari mana?" tanya bi Irah bingung.
"Pokoknya ada deh. Nanti Bi Irah ikut aja deh. Pak sopir nanti kita berhenti di mall terdekat ya!" titahnya dengan tersenyum bahagia.
Shaka dengan wajah berbinar memberitahukan Bi Irah kalau dirinya memiliki uang hasil pemberian Dikara. Wajah bahagianya selalu terpancar saat keluar dari taksi online.
Mereka memasuki mall tersebut dengan bergandengan tangan. Namun tiba-tiba perut bi Irah terasa sakit.
"Non, perut Bibi terasa mules. Kita cari toilet dulu yuk!"
Shaka mengangguk, mereka mencari toilet terdekat.
Bi Irah berpesan pada Shaka agar tidak kemana-mana sebelum bi Irah datang.
"Iya Bi, Shaka tunggu di sini."
Shaka memindai sekitar toilet, ternyata ada sebuah toko yang memperlihatkan pernak-pernik yang lucu. Dia pun menghampiri toko tersebut untuk melihat-lihat.
"Dari pada aku bengong di sini mendingan aku ke sana dulu, kan dekat ini. Nanti juga bi Irah akan melihat Shaka." pikirnya dalam hati.
Shaka terlihat takjub dengan aksesoris, miniatur yang tertata rapi di etalase.
Bi Irah kehilangan jejak Shaka. Ia kebingungan bagaimana harus mencari Shaka dengan mall yang sangat luas ini.
"Ya Allah Non Shaka..., kamu kemana sih Non? Bi Irah jadi bingung ini. Aaaah Non...Non...kamu bikin khawatir Bibi ini," monolognya dalam hati.
Setiap orang yang dia lalui selalu ditanya tentang keberadaan Shaka. Mereka menjawab tidak tahu. Bi Irah berinisiatif mencari Shaka di tempat game zone, biasanya anak-anak kecil senang main di sana. Ternyata tidak ada di sana.
Bi Irah merasa frustasi. Darahnya seolah terhenti. Dia takut sekaligus khawatir terjadi sesuatu pada anak sambung majikannya itu. Dia masih menganggap Dikara adalah majikannya.
"Sebaiknya aku ke pusat informasi. Mudah-mudahan ada yang menemukan Shaka," monolognya dalam hati.
Bi Irah jalan tergopoh, matanya masih mencari sekeliling berharap ia bisa menemukannya secara langsung. Ia tidak peduli dengan orang yang berada di sekelilingnya, menatap penuh tanda tanya. Dia mempercepat langkahnya menuju pusat informasi namun tanpa sengaja ia menabrak seorang lelaki.
"Duh maaf pak...maaf," kata bi Irah merasa tidak enak hati.
Bi Irah langsung berjongkok memungut beberapa buah yang jatuh berserakan di lantai karena ulahnya.
Lelaki itu menatap wanita paruh baya yang sedang memasukkan buah apel dan mangga ke dalam kantong kresek. Matanya tanpa berkedip untuk menyakinkan bahwa wanita yang ia temui adalah benar-benar bi Irah, asisten rumah tangga Juan.
"Sekali lagi saya minta maaf, Pak," ujar bi Irah masih menunduk tidak berani menatap lelaki yang di depannya.
"Bu Irah?"
Bi Irah bergeming mendengar suara itu. Ia kaget mengapa orang yang berada di depannya bisa mengenalinya. Ia memejamkan matanya. Ia menduga bahwa yang ada di depannya adalah majikannya, Dikara. Seketika aliran darahnya seolah terhenti. Ia mencoba untuk bisa menjelaskan kepada majikannya itu.
"Maafkan bi Irah, Tuan Dikara. Bibi tidak sengaja menghilangkan Shaka. Tadi Bibi tinggal ke toilet. Ternyata keluar dari toilet Shaka sudah tidak ada."
Bi Irah menjelaskan pada lelaki itu dengan badan gemetar. Khawatir lelaki itu Dikara.
"Saya bukan Dikara bi. Saya Arya. Teman majikanmu, Juan,"
Perlahan bi Irah mengangkat kepalanya. Seraya memicingkan matanya. Ada rasa lega menyergap dalam hatinya. Kedua telapak tangannya mengusap wajahnya yang terlihat pucat.
"Bi Irah kenapa?" tanya Arya saat melihat wajah bi Irah yang sedang kebingungan.
"Anu pak Arya, Shaka hilang,"
Arya terkejut, "Hilang kok bisa? Di mall sebesar ini?"
"Iya maaf pak Arya, saya tidak sengaja meninggalkannya. Padahal tadi saya menyuruh Shaka untuk menunggu sampai saya selesai membuang hajat," jelas bi Irah terlihat cemas.
"Bibi tenang ya! Kita cari sama-sama siapa tahu Shaka masih ada di sekitar sini!"
Arya ikut mencari Shaka dengan bantuan pusat informasi. Berharap ada orang yang bisa mengantarkan Shaka ke pusat informasi tersebut.
Tiba-tiba Bi Irah memanggil seorang anak kecil yang berpakaian sama dengan Shaka.
"Non Shaka!" panggilnya dengan mata berbinar.
Bi Irah tersenyum begitu pun Arya. Anak itu pun membalikkan badannya, ternyata...
eh tpi sy jga jualan mie ayam grobakan dahh/Grin//Facepalm//Joyful//Curse//Curse//Curse/