Tema cerita: Fantasi, Petualangan, Pedang dan Sihir
Update 1-2 Bab/hari, setiap jam 20:00 WIB.
Caelum Aurelius adalah seorang penyihir dan peneliti dari sebuah organisasi bernama Arcana, sebuah organisasi sihir yang telah berdiri sejak abad pertengahan di bumi dan merupakan salah satu organisasi sihir tertua.
Pada suatu malam Caelum mencoba melakukan penelitian untuk "melintasi dinding realitas". Namun percobaan tersebut mengalami kegagalan yang mengakibatkan Caelum terlempar dalam dimensi hampa.
Saat Caelum tersadar dia melihat pemandangan asing disekitarnya.
"Berdasarkan pengamatan awal, lokasi ini tidak identik dengan satupun wilayah yang ada di bumi, terutama bulannya" sambil menatap ke arah langit, Caelum melihat 2 Bulan yang bersinar berdampingan.
Dan semuanya dimulai dari sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilhamkn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18: Zombie Kutu Buku
Setelah menyelesaikan sarapan Caelum berpamitan kepada Nina untuk pergi ke lapangan latihan, meski samar Caelum sempat melihat ekspresi tidak senang di wajah Nina namun hanya sesaat.
Dalam perjalanan menuju lapangan latihan Caelum singgah di salah satu toko yang pernah dia kunjungi bersama Lira, toko itu nampak sederhana, sangat mirip dengan desain bangunan lainnya yang membedakan hanyalah penanda di pintu yang menunjukkan gambar bulan sabit, yang mana menggambarkan nama dari toko ini yang dikenal dengan white moon, toko yang terkenal menjual peralatan sihir.
Saat memasuki toko bunyi bel berdenting dan manarik perhatian pemilik toko, elf yang menjaga toko ini memiliki tubuh dengan perut buncit dan badan yang pendek, lebih mirip dwarf dibandingkan elf pikir Caelum dalam hati.
"Selamat datang pelanggan, ada yang bisa saya bantu?" Pemilik toko yang biasa di panggil Tuan White menyapa Caelum dengan ramah, dia sangat fasih berbicara bahasa Arkheim karena sebagian bahan yang dia jual berasal dari luar kota suci Silvaren sehingga dia harus memahami beberapa bahasa termasuk Arkheim.
"Aku mencari benda yang dapat dijadikan katalis untuk mengalirkan mana" Caelum tidak tahu nama dari benda yang umumnya digunakan untuk media penulisan rune sehingga dia memberikan gambaran kasar.
"Apakah ada bertujuan membuat benda sihir atau artefak tuan?" Menurut ingatan Caelum benda sihir adalah sebutan untuk benda-benda yang disihir menggunakan batu sihir sedangkan artefak adalah benda yang disihir menggunakan rune.
"Bahan untuk membuat artefak" Jawab Caelum tanpa banyak berfikir karena itu memang tujuan awalnya.
"Kami punya beberapa jenis bahan, tergantung seberapa efisien benda tersebut dalam menyalurkan mana harganya dapat berbeda" White menunjukkan benda-benda tersebut sambil memberikan penjelasan singkat.
Karena saat ini yang dibutuhkan caelum adalah bahan untuk belajar maka dia memilih yang termurah. Setelah memilih bahan dan membayar kepada White, Caelum hanya bisa mendesah dalam hati, uang yang dia miliki sudah hampir habis jadi dia butuh pemasukan tambahan saat ini.
Setelah berjalan keluar dari toko, tujuannya selanjutnya adalah lapangan latihan, dia berniat untuk mengamati kembali rune yang terukir pada artefak pelindung di lapangan.
Dalam perjalanan menuju lapangan latihan Caelum tertarik oleh sebuah papan pengumuman di depan salah satu toko yang membuka lowongan pekerjaan, karena merasa bahwa dia sedang tidak terburu-buru untuk menuju lapangan latihan dia memutuskan untuk mampir ke toko tersebut.
Meskipun toko itu memasang pengumuman yang cukup mencolok di depan tokonya, tidak ada satupun elf yang terlihat tertarik, merasa hal ini sebagai sebuah keberuntungan Caelum tanpa banyak berfikir segera masuk kedalam toko, saat berada di dalam toko, tercium bau aneh dan tidak mengenakkan di sekeliling ruangan. Namun, kebutuhannya atas uang membuatnya tetap memaksakan diri untuk menuju konter dimana seorang gadis elf dengan rambut acak-acakan dan kacamata sedang tertidur, nampaknya dia tidak menyadari kalau ada pengunjung.
"Ehem... permisi" Caelum mencoba membangunkan gadis tersebut, mendengar hal itu, gadis elf tersebut tersentak dan menatap Caelum dengan kaget.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?" nampaknya gadis itu tidak peduli dengan penampilan Caelum yang merupakan seorang manusia, bagaimanapun ini pertama kalinya dia mengunjungi toko tersebut.
"Aku melihat papan pengumuman di depan, apakah toko ini sedang mencari pegawai baru"
"Ahh.. ohh... iya benar tuan, apakah anda bersedia bekerja di toko kami?" gadis elf tersebut tampaknya cukup terkejut mendengar perkataan Caelum.
"Aku akan memutuskan setelah mengetahui pekerjaan seperti apa itu" Caelum berusaha sebaik mungkin tidak untuk tidak menunjukkan wajah yang tenang meskipun bau kurang mengenakkan memenuhi ruangan itu.
"Kami.. baru saja hendak menghapus pengumuman tersebut karena tidak ada pelamar dalam beberapa hari terakhir jadi saya harap anda akan betah bekerja di sini" pelayan itu berbicara seakan Caelum sudah memutuskan untuk bekerja di tempat ini.
"Tunggu... tapi aku...." belum sempat menyelesaikan perkataannya gadis itu dengan semangat menarik tangan Caelum dan membawanya ke bagian belakang toko dimana terdapat banyak tong-tong tersusun di kiri dan kanan ruangan, setiap tong memiliki bau yang menyengat.
"Tuan pekerjaannya sederhana, anda hanya perlu memindahkan tong-tong ini dalam beberapa urutan setiap hari, tong-tong ini berisi ramuan yang sedang di fermentasi, jadi, tugas anda adalah menggeser tong-tong ini mengikuti label pada tembok, yang menunjukkan hari, setiap hari anda hanya perlu menggeser tong-tong ini sesuai label di tembok untuk mengetahui harinya dan itu dilakukan di antara pukul 10-12 siang jangan sampai terlambat, gajinya adalah 2 silver per minggu, jika anda setuju silahkan tanda tangan disini" gadis elf tersebut menyerahkan sebuah kertas kontrak yang nampak agak lusuh.
"Tapi aku.... " Caelum belum sempat merespon saat gadis itu mengambil tangan Caelum dan membubuhkan tanda tangannya di kertas kontrak itu.
"Senang bekerja sama denganmu namaku Aylin" gadis itu mengambil tangan Caelum dan menjabat tangannya sebelum kembali ke konter.
"Apa yang baru saja terjadi?, apakah aku terkena sejenis genjutsu?" Caelum menggelengkan kepalanya sambil tersenyum membayangkan teknik populer dari salah satu serial TV terkenal di bumi.
"Taktik perekrutan yang aneh, ceroboh, namun efektif, apakah sekarang aku sudah jadi sejenis budak korporat?" Caelum tidak bermaksud menolak pekerjaan itu karena dia memang sedang membutuhkan uang, dan gajinya lumayan besar jadi dia tidak terlalu protes.
Melihat susunan tong di kiri dan kanan ruang itu serta bau menyengat Caelum menyemangati dirinya dan mulai memindahkan tong sesuai label yang tertera di dinding.
...----------------...
Setelah memindahkan semua tong di ruangan itu, Caelum segera melapor kepada Aylin dan pamit, dia tidak punya tenaga tersisa sekarang dan badanya nampak mengeluarkan bau menyengat, elf yang ada di sekitarnya secara perlahan menyingkir dan menatap nya dengan aneh.
"Aku butuh Olahraga" gumam Caelum sambil berjalan dengan ling-lung menuju lapangan latihan, meskipun kelelahan Caelum tidak bisa mengesampingkan tujuan utamanya.
Ketika sampai di lapangan tidak ada satupun elf yang terlihat, nampaknya para elf yang biasa berlatih telah pulang.
Sambil menyeret tubuhnya, Caelum berjalan ke arah tiang artefak dan mulai merangkum pola rune yang terukir pada artefak tersebut satu persatu.
Hari sudah menjelang sore ketika Caelum selesai merangkum pola rune dari ke empat artefak dan memutuskan untuk pulang dan beristirahat, liontin Blue hanya bisa membantu pikirannya tetap fokus namun tidak mengembalikan stamina.
Setelah dengan susah payah menyeret tubuhnya kerumah, Caelum segera masuk dan hendak membersihkan tubuhnya dengan mandi air hangat, melihat keadaan Caelum yang seperti zombie Syla segera menegurnya sambil bercanda.
"Huekkk..... kau sangat bau Cael, apakah ini baru keringat otakmu setelah belajar seharian" Syla bercanda sambil menepuk bahu Caelum.
"Aku tidak punya tenaga sama sekali untuk bercanda Syla, aku akan ke kamar mandi dulu" Caelum yang kelelahan hanya bisa membekas singkat dan menyeret badannya ke kamar mandi.
Melihat itu Syla hanya menggelengkan kepala dan memikirkan julukan baru untuk Caelum.
"Zombie kutu buku"