One Night Stand With Tuan A

Aryan berjalan menghampiri Delia, dia menatap Delia dengan tajam. "Kau harus tinggal bersamaku!" ucapnya, membuat Delia tertawa heran.

"Tinggal bersamamu?" Delia kembali tertawa. "Apa aku tidak salah dengar? Kau, pria yang tidak ku kenali, mengajakku tinggal bersama. Ckck, benar-benar memalukan." cibirnya.

Aryan memperhatikan Delia dengan mata yang penuh keseriusan. "Aku tidak bercanda. Aku harus melindungi calon anakku!" kata Aryan dengan suara yang tegas.

Delia berhenti tertawa dan memperhatikan Aryan dengan mata yang penuh kekesalan. "Dia bukan anakmu, tapi dia anakku! Hanya anakku! Dan anggap saja kita tidak pernah bertemu ataupun tidur bersama."

"Kenapa kau ini kerasa kepala sekali?"Aryan memajukan jaraknya menjadi lebih dekat dengan Delia. Ada getaran hebat di dalam dada keduanya, mereka saling menatap satu sama lain.

Delia kesulitan menelan ludahnya. Wajah tampan Aryan yang berwibawa dan berkharisma membuatnya gugup. "Dengar, ya! Sampai kapanpun aku tidak akan mau tinggal bersama dengan pria sepertimu! Heh, angkuh, sombong, dan kepala batu."

Aryan menghela napas panjang. "Jadi kau mau aku memaksamu?"

"Maksudnya?" Delia pun berteriak saat merasakan tubuhnya melayang di udara. Ya, Aryan menggendongnya ala bridal style, pria itu membawa Delia menuju kamar.

Setelah berada di dalam sana, dia menurunkan Delia dengan perlahan.

"Berani sekali kau menyentuhku! Lihat saja, akan ku adukan kau pada calon suamiku. Dia pasti akan memasukkan mu ke dalam penjara. Ini sudah termasuk pemaksaan dan penyekapan." teriak Delia ketika Aryan berjalan keluar kamar.

"Hei pria gi*la! Keluarkan aku dari sini! Apa hakmu mengurungku seperti ini?" Delia berlari menuju pintu, dia berusaha membukanya, tetapi tidak bisa karena dikunci dari luar.

Delia pun menendang pintu karena percobaannya terus saja gagal. Dia memikirkan jalan keluar, dirinya menatap ke seluruh penjuru kamar mewah itu.

"Bagaimana caranya aku bisa pergi dari sini?" Delia tersenyum ketika dia memikirkan sebuah ide. "Aku akan menghubungi Bella, dia pasti bisa membantuku. Semoga saja dia pulang hari ini." ujarnya sambil mencari tas. "Loh! Dimana tasku?" Delia menjadi panik karena tidak mendapatkan tasnya.

Dia menepuk dahinya. "Si*al! Pasti ketinggalan diluar. Argh!" dirinya menjadi putus asa, dia pun merebahkan dirinya di atas ranjang karena merasakan kram di bagian perutnya.

*******

Danu sedang berada di sebuah butik, dia menunggu Delia karena mereka sudah janjian untuk fitting baju pengantin hari ini. Pernikahan mereka akan digelar satu bulan lagi, Irwan sengaja mempercepat pernikahan putranya karena dia sudah tidak sabar untuk menggendong cucu. Usianya sudah tidak muda lagi, dan dia juga penyakitan.

"Kemana Delia? Ponselnya juga tidak bisa dihubungi." Danu merasa gelisah. "Apa dia berubah pikiran dan pergi dari kota ini?" ucapnya cemas. Danu pun memutuskan untuk menghubungi Bella.

📱"Ada apa, Danu?" tanya Bella dari seberang sana.

"Bel, dari tadi aku mencoba menelpon Delia. Tapi, ponselnya tidak bisa dihubungi. Aku merasa khawatir, apa jangan-jangan dia pergi karena pernikahan ini?"

📱"Tidak! Itu tidak mungkin, Delia bukan wanita yang seperti itu. Biar aku coba hubungi ponselnya, jika tidak bisa juga, maka aku akan pulang hari ini."

"Baiklah, kabarin aku secepatnya."

Panggilan pun terputus.

Danu kembali mencoba menghubungi Delia, tetapi ponselnya tidak aktif.

Sore hari pun tiba.

Bella sudah kembali dari LA. Dia bergegas menemui Danu di kafe favorit tempat mereka bertemu.

"Bagaimana?" tanya Danu setelah Bella sudah duduk di seberangnya.

"Ponselnya tidak aktif."

Danu berdecak. "Lalu apa yang harus kita lakukan? Aku benar-benar merasa khawatir, Bella." ujarnya, dia takut dengan dua hal. Kesehatan papanya, dan impiannya menikah dengan Delia gagal.

"Tenanglah dulu, aku sedang berpikir."

Mereka berdua saling diam, tak lama kemudian Bella menjentikkan jarinya.

"Kita tunggu sampai besok, kalau Delia tidak kembali juga, maka kita harus lapor polisi."

"Kenapa harus menunggu besok untuk lapor ke polisi? Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Delia? Aku tidak bisa kehilangan dia, Bel."

"Polisi tidak akan menerima laporan sebelum 1x24 jam. Tolong bersabarlah, Danu. Kita berdoa saja untuk keselamatan Delia, dan berpikir positif."

Danu memejamkan matanya sesaat, ingin rasanya dia berteriak dan marah. Dia ingin mencari Delia, tapi tidak tahu kemana.

*****

BERSAMBUNG

KIRA-KIRA, DELIA BISA PERGI GA YA?