Ada yang kayak mereka nggak sih? Jodoh lewat chat? Ya ampyuun CHAT?? Iya ho'oh! Mereka nggak pernah ketemu, cuma bertukar kabar melalui pesan ketikan, nggak ada pidio kol (video call). Cuma deretan huruf tapi membuat hidup mereka semprawut!
Giliran ketemu secara nggak sengaja di dunia nyata, mereka malah kayak musuh bebuyutan! Pas kembali ke aplikasi, weeeh sayang sayangan lagi.
Di sini yang koplak siapa sebenarnya? Lintang nya? Bang Baga? atau.... Yang nulis cerita??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nasehat bapak
Nggak ada satu jam, tampak bapak Den udah sampai rumah. Wajahnya santai, nggak tampak jika dia setiap hari bekerja di bidang yang membuat rambutnya menipis dan putih lebih cepat dari pada orang lain pada umumnya.
"Tuh, tangani tuh kecintaan mu. Nggak tau kenapa dari pulang dari udah sewoten kayak gitu." adu emak Tisya pada suaminya.
Bapak Den manggut-manggut. Pertama dia cipika cipiki dulu dong sama wadon halalnya. Kalau nggak melakukan rutinitas itu, nantik biniknya yang mulai menua tapi nggak mau dianggap tua itu bernegthink ria. Bakal terjadi satu hari full bapak Den selalu ditanya 'Sekarang nggak mau cium-cium aku.. Aku nggak cantik lagi, ya?' 'Kamu ada yang lain ya, kok berubah sama aku?' 'Mentang-mentang aku udah jelek, udah keriput, sekarang nggak mau deket-deket aku lagi, ya? Bagooooos!!' dan lain sebagainya.
Maka timbang muncul masalah karena lupa nyipok binik, mending disempet-sempetin dulu aja. Selesai ritual manjain binik, kini beralih untuk nenangin kloningan emaknya.
Jiaaan, jadi laki gini amat yak? Kecil dimarahin emaknya, gede diprengat-prenguti binik, giliran punya anak wadon.. Jadi samsak emosi anaknya! Wes angel angel dadi wong lanang ki!
"Kenapa, dek?" bapak Den duduk di dekat Lintang. Sebelahnya ada emak Tisya yang sibuk dengan ponselnya, lagi belanja online dia.
"Den, aku beli blash on Rare ini ya? Boleh?" emaknya Tisya menyodorkan ponsel ke wajah bojonya.
"Boleh." jawab bapak Den singkat lalu fokus lagi ke anaknya.
"Kamu ada masalah apa lho, kok muka mu kucel banget kayak kaos kaki bapak jaman masih bujang." lah, muka anak disamain sama kaos kaki jaman purbakala? Ini keluarga jenis apa sebenarnya?
"Astaghfirullah, ya Allah.. Kok baru tahu sekarang kalo Babor lagi diskon sih?!! Gimana lho, padahal aku udah beli serum retinol nya kemarin! Masa iya aku beli lagi?? Ah beli lagi aja ah, diskonnya kan nggak setiap hari. Den, beli ini ya Den ya?" manja banget sih betina mu ini, bapak Den?
Bapak Den menatap ke arah istrinya. Dia seperti terpaksa memasang wajah cerita sambil tersenyum pringas-pringis. "Boleeeeh sayaaaang, boleeeeh! Apapun keinginan kamu beli aja, beli! Semua yang aku punya itu milik mu. Gih belanja lagi gih! yang banyak nggak apa-apa. Tapi bisa ya, sambil mengheningkan cipta belanjanya? Aku sama anakmu butuh ketenangan lahir batin saat ini sayang.. Duuh makin sayang deh liat kamu yang gemoy gini.."
"Maksud kamu aku berisik?? Aku cuma tanya lho Den! Dan apa tadi, bilang aku apa? Gemoy?? Aku gendut Den?? Iya?? Bisa-bisanya ya kamu ngatain aku gendut dengan wajah tanpa dosa gitu!! Sakit tau nggak hati aku, denger kamu ngomong gitu! Sakit Den!!"
Bukannya marah, bukannya frustasi, bapak Den malah tersenyum saja. "I love you too sayang ku." balas bapak Den sambil mengecup pipi istrinya singkat.
"Iyuuuuuh..." begitu lah bunyinya. Reaksi seorang gadis yang nampak di depan mata tapi kehadirannya nggak begitu dianggap sama orang tuanya.
Karena udah puas dapet brondongan kasih sayang dari lakinya, emak Tisya agak tenang duduknya. Masih di sana tapi dia udah pindah kesibukan, kini dia sibuk scroll aplikasi tiktik bunyi hujan!
"Ada apa, Lin?" bapak Den padahal tahu apa yang Lintang akan ceritakan tapi dia lebih memilih mendengarkan dulu keluh kesah anaknya.
"Bapak, bapak tau kan ai punya.. Ai punya boyfriend di aplikasi chat.. Dan bener kata bapak, my boyfriend di aplikasi itu.. My Zyan609 ternyata BAGAAAAA! O'emjiiiii bapaaaak.. Ai nggak terima banget sama kenyataan ini, bapak! Ai nggak terima!!" kalimat itu begitu menggema. Menggelegar sampai emak Tisya aja yang mendengar ikut mengangkat kepala.
"Siapa? Baga? Sebentar... Satu-satunya Baga yang kita kenal itu kan Baga anaknya Abhi dan Deepika, kan Den?? Atau di dunia ini ada orang lain dengan nama Baga yang mungkin aku nggak tau?" malah yang histeris emaknya.
Bapak Den menanggapi dari mana dulu ini? Jadi bapak Den apa nggak munyer itu kepala, di kasih betina satu modelan emak Tisya aja bikin paru-paru nyaris kehilangan fungsinya eeeeh giliran punya anak, sifatnya kok plek ketiplek sama wadonnya itu.
"Satu-satu ya. Lintang dulu. Gini, dek.. Dari awal bapak emang nggak suka kamu pacaran, kamu masih kecil bagi bapak. Apalagi pacaran lewat online, nggak tahu orang yang kamu pacari itu kayak apa, sifatnya gimana, kesehariannya bagaimana.. Kamu nggak tahu itu semua. Satu-satunya informasi yang kamu ketahui darinya adalah chat yang dia kirim ke kamu. Misalnya dia chat sambil kencan sama pacarnya di dunia nyata pun, kamu nggak tahu kan?"
"Katakanlah kamu sayang sama pacar online mu itu tapi.. Alasannya apa kamu bisa sayang sama dia? Kalian aja belum pernah ketemu, ya kan? Hanya bales kirim chat, apa menurutmu itu cukup jadi pondasi kokoh untuk hubungan kalian? Bapak rasa enggak. Itu namanya hubungan toxic, Lintang. Kalau hanya untuk bersenang-senang, mencari teman atau menambah relasi, seharusnya dari awal jangan berkomitmen. Kalau udah kayak gini kan kamu sendiri yang sakit hati, Lin.. Iya kan?" Lintang mimbik-mimbik, dia ingin menangis tapi air matanya seperti susah keluar.
"Kamu dan dia bisa chat bilang sayang sehari ratusan kali, tapi pas ketemu di real, kalian seperti musuh. Kalian nggak mengenal satu sama lain. Apa menurut kamu itu masih hubungan yang bisa disebut wajar, Lin?"
Pertanyaan itu membuat Lintang menggeleng. Dia memeluk bapaknya, ingin menangis, ingin buang ingus juga. Kali ini bisa, dia pakai bagian depan jas bapaknya untuk buang ingus. Emang dasar anak durjana!! Dinasehati kayak gitu cuma dapet ingus doang.. Untung anak sendiri, kalau anak orang lain bisa langsung dimasukin ke mesin cuci.
"Jadi, ai harus apa bapak? Ai.. Ai.. Bingung.."
"Kamu bingungnya kenapa? Karena Zyan609, pacarmu itu ternyata bukan seperti yang ada dalam imajinasi mu? Karena Zyan609 adalah Baga? Atau bingung yang bagaimana, jelasin coba.."
"Ai harus apa, bapak? Dia ngajak ai ketemu Minggu ini, tapi ai nggak nyangka kalau my boyfriend.. Maksud ai.. Zyan609 itu adalah si nyebelin Meganthropus Paleojavanicus!" Lintang menyelesaikan tangisannya sambil ngucek hidung.
"Kamu pacaran sama manusia purba, Ntang? Wah.. Hebat!" emak Tisya ada di sisi barat daya sedang sibuk ngupas kuaci sambil dengerin curhatan anak dan betapa bijak nya sang suami.
"Mamiiiiiiiiiii!!" teriak Lintang kembali emosi.
"Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta' khudzuhuu sinatuw walaa naum...." tangan emak Tisya langsung terarah ke bagian kening Lintang sambil mulutnya membaca ayat kursi.
"Mamiiii, ai nggak kerasukan lah.. Ngapain dibacain ayat kursi?? Mami bikin ai makin kesel!!" Lintang pas njerit kenceng gitu, suaranya langsung masuk ke gendang telinga bapaknya.
'Gusti Allah.. Tolong panjangin umur hamba, kasih hamba kesabaran agak tebelan dikit.. Ngadepin istri sama anak dua ekor aja udah bikin ubun-ubun kedutan tiap hari kayak gini.. Kok ada lelaki di luar sana yang menggatal pakai punya selingkuhan segala. Apa nggak pitak itu pantatnya ngadepin kemurkaan anak biniknya di dunia dan di akhirat nantiknya, nggak abis pikir aku...' batin bapak Den meronta gelisah.
aku malah mikirnya dia kasih Paramex tadi🤦🏻♀️ taunya feminax😐
bisa kali Tang ungkap akun² anonim disini yg kurang kerjaan mampir² di trending org 😌