Bukan terlahir dari keluarga miskin, tidak juga terlilit hutang atau berada dalam situasi yang terdesak. Hanya saja alasan yang masuk akal bagi Alexandra menjadi simpanan bosnya karena dia telah jatuh hati pada karisma seorang Damian.
Pertentangan selalu ada dalam pikirannya. Akan tetapi logikanya selalu kalah dengan hatinya yang membuatnya terus bertahan dalam hubungan terlarang itu. Bagaimana tidak, bosnya sudah memiliki istri dan seorang anak.
Di sisi lain ada Leo, pria baik hati yang selalu mencintainya tanpa batas.
Bisakah Alexandra bahagia? Bersama siapa dia akan hidup bahagia?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alexandra (Simpanan Bos) 18
Pak Noval yang tetap menyangka kalau Leo lah yang menjadi calon suami dari perempuan yang sangat disukainya. Mendapati kenyataan pahit yang diberikan sahabatnya. Darahnya bergejolak menyaksikan tampilan pada layar ponselnya. Mau tidak percaya tapi itu benar Sandra dan Damian.
Tapi kenapa itu bisa lolos dari orang kepercayaannya? Damian begitu rapi menyimpan perselingkuhannya. Dia harus menyelamatkan pernikahan putrinya.
"Sekarang kau percaya kalau Sandra dan Damian memiliki hubungan?."
Bukannya menjawab Pak Noval hanya menatap sahabatnya. Hatinya ingin tidak mempercayainya tapi pikirannya terus pada interaksi kedua orang tersebut.
Kemudian Pak Arya bertanya dengan sangat hati-hati. "Apa kau akan menyingkirkan Damian juga?."
"Kalau dia tidak mau mundur, apa boleh buat."
"Kau lupa siapa Damian?."
"Terpaksa aku melupakannya karena sekarang bagiku Sandra segalanya dan aku harus memilikinya. Lagi pula perceraian Damian dan Juwita tidak akan pernah terjadi. Aku akan membatalkannya. Jadi Damian selamanya akan terikat pada Juwita."
Pak Arya hanya terdiam, tidak lagi menanggapi emosi dari sahabatnya. Beginilah kalau sudah urusan mengenai perempuan.
Sepulangnya dari kantor Pak Arya, Pak Noval langsung menemui Juwita di rumahnya.
"Papa sudah bicara pada pengacara, kau dan Damian tidak akan bercerai."
Juwita sudah bisa menebak kalau Papanya sudah tahu hubungan Damian dan Sandra. "Damian sudah tidak mencintaiku lagi, Pa. Untuk apa aku bertahan? Aku bisa hidup berdua Aurora saja."
"Tidak! Kau harus membuat Damian jatuh cinta lagi padamu. Papa yakin perasaannya masih ada untukmu."
Juwita menggeleng lemah. "Sudah tidak ada lagi yang tersisa di antara kami, Papa. Papa melakukan ini hanya ingin mendapatkan Sandra?."
"Iya, untuk menyelamatkan pernikahan kalian."
*
Damian sudah berada di Bali, di rumah Mamanya Sandra berbekal dari informasi yang diberikan Shasa. Tapi Sandra masih belum mau menemuinya jadi alhasil Mamanya Sandra yang sekarang duduk bersama Damian di depan rumah.
Mama Reni tidak menyembunyikan fakta bahwa Sandra ingin melupakan Damian. Menghindar dan menjauh untuk sementara waktu sampai dia siap menemui dan bicara dengan Damian untuk mengakhiri semua kesalahan yang dibuatnya.
"Sebenarnya ada banyak yang ingin saya bicarakan juga dengan Sandra, tapi mungkin saya harus menunggu waktu yang tepat."
"Iya, memang kalian harus bicara. Dan sebaiknya kalian harus berpisah karena hubungan kalian memang salah, terutama Sandra. Dia yang lebih dulu masuk dalam hubunganmu dan istrimu."
"Tidak sepenuhnya hubungan kami salah karena Sandra. Saya juga memiliki andil besar di sini, membiarkan dan menerima Sandra."
"Saya senang kalian bisa mengakui kesalahan dan untuk ke depannya tolong diperbaiki semuanya."
"Iya."
Mama Reni membiarkan Damian untuk di sana beberapa lama karena Sandra sendiri sedang berada di resort yang letaknya paling ujung dan cukup jauh dari rumah. Damian menikmati semilirnya angin pantai. Dia berdiri sembari memasukkan satu tangannya ke dalam saku. Berpikir keras untuk masa depan hubungannya bersama Sandra.
Memang tidak ada hubungan yang mudah, karena di sini dia berdiri di atas kesalahan. Tapi mencintai Sandra bukan kesalahan, dia benar-benar mencintai Sandra. Menginginkan yang terbaik untuk perempuan itu. Perempuan yang telah menyerahkan segalanya kepadanya dan harus berakhir sia-sia.
Terlebih dia sudah tahu dari pengacara kalau gugatan perceraiannya ditolak pihak pengadilan karena campur tangan Papa mertuanya. Kemungkinan terbesarnya dia dan Juwita akan tetap bersama demi janjinya pada Aurora. Dan hubungannya dengan Sandra memang harus berakhir. Sudah bisa dipastikan kalau Papa mertuanya yang akan memiliki Sandra.
Sedangkan Sandra sedang bicara dengan Leo di telepon.
"Kau serius mau melupakan Pak Damian?."
"Hmmm, sudah beberapa hari ini aku tidak membalas satu pun pesannya atau merespon panggilan telepon darinya."
"Terus pekerjaan kau bagaimana?."
"Baru tadi pagi aku mengirimkan email pengunduran diri."
"Tapi aku masih belum percaya kau bisa melupakan Pak Damian karena yang aku tahu kau sangat mencintainya."
"Kau benar, aku sendiri juga ragu. Tapi aku harus bisa berusaha untuk melupakannya."
Terdiam keduanya untuk beberapa saat sampai Leo yang kembali buka suara.
"Sandra."
"Apa?."
"Mau aku bantu supaya cepat bisa melupakan Pak Damian?."
"Bantu dengan cara apa? Kau yakin akan berhasil tidak?."
"Hmmm. Kata orang untuk mengobati hati yang patah karena suatu hubungan maka harus diobati dengan hubungan yang baru. Jadi mari kita berpacaran saja! Kau tidak akan rugi karena aku sangat mencintai dirimu."
"Kau tidak masalah berpacaran denganku hanya karena aku jadikan pelarian saja? Bagaimana kau akan bisa tahan padaku?. Apa akan berhasil hubungan seperti itu?."
Terdengar tawa Leo dari seberang sana. "Tentu saja aku bisa, menerima penolakan darimu saja aku sudah terbiasa. Kau lupa itu?. Masalah berhasil atau tidaknya kembali pada seberapa besar kau serius untuk melupakan Pak Damian dan menerima diriku."
Sandra terdiam.
"Ngomong-ngomong sampai kapan kau di Bali?."
"Entahlah, aku belum tahu."
"Mau aku jemput?."
"Nanti aku kabari lagi."
"Oke."
"Kau baik-baik di sana."
"Iya."
Sandra menutup sambungan teleponnya. Dia melamun memikirkan apa yang dikatakan Leo. Lebih baik dicintai daripada harus mencintai. Dia sudah merasakan begitu mencintai Damian yang berujung rasa sakit. Sandra membaca pesan yang baru saja dikirim Damian.
"Hubungan kita mungkin harus berakhir tapi saya minta kita harus bicara. Hubungi saya secepatnya."
Sandra menyeka sudut matanya, Damian pun memilih untuk melupakannya dan melanjutkan hidup bersama anak istrinya. Jadi sepertinya tidak ada salahnya menerima tawaran dari Leo.
Kembali pada Damian yang masih di Bali, dia sudah membaca email yang dikirimkan Sandra, perempuan itu mengundurkan diri. Itu mungkin harus dilakukannya supaya meredam situasi yang cukup tegang di antara mereka. Tapi jujur saja Damian sangat ingin menemuinya, bicara dan memeluknya untuk yang terakhir kali.
Sebuah resort pinggir pantai yang dipilih Damian untuk menginap malam ini, dia masih memiliki harapan untuk bisa bertemu Sandra sebelum kembali. Lagi pula dia mau menenangkan pikirannya yang sangat kacau.
Duduk di kursi yang menghadap laut membuatnya cukup rileks. Sejenak dapat melupakan beban berat yang kini berada di pundaknya. Terasa ringan hanya dengan memandangi ombak yang bergulung. Tampak dari kejauhan seorang perempuan berjalan santai keluar dari air laut yang membawanya ke pinggir. Damian segera bangkit karena sudah hafal dengan postur tubuh perempuan tersebut. Damian berlari mendekati karena semakin yakin kalau perempuan itu adalah Sandra.
Dia pun berteriak memanggilnya. "Sandra!."
Langkah Sandra terhenti, diam mematung memandang pria yang berlari ke arahnya sembari bergumam. "Bos?."
Damian diam berdiri tepat di hadapan Sandra dengan pakaian yang basah kuyup. Keduanya saling memandang wajah satu sama lain, jelas tergambar ada kerinduan yang mereka simpan.
"Sedang apa kau di sini, bos?."
"Apalagi kalau bukan mau menemui dirimu."
"Tapi saya..."
Cup
Damian mencium bibir Sandra sembari menarik pinggang ramping Sandra hingga tubuh mereka saling menempel.
entah kalau dia tau damian - sandra 😊🤫