Ini hanya kisah fiktif belaka.
Nirmala merasa tidak suka ketika anak majikannya membawa kekasihnya pulang, dia nekat pergi ke dukun agar pria itu mau menjadi suaminya. Dia memuja setan agar anak majikannya, Leo mau memutuskan hubungannya dengan kekasihnya itu.
"Aku bisa membantu kamu demi mendapatkan anak majikan kamu itu, tapi kamu harus memuja setan."
"Aku bersedia," jawab Nirmala dengan yakin.
Akan seperti apa kehidupan Nirmala selanjutnya?
Apakah dia akan mendapatkan Leo?
Yuk kita baca kisahnya, buat yang suka jangan lupa kasih bintang 5 dan komen yang menarik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertanyaan
"Bagaimana dengan kak Erika, Yang?"
Nirmala dan juga Leo kini sedang duduk berdua di dalam ruang kerja milik pria itu, Nirmala memeluk tubuh pria itu sambil menyandarkan kepalanya di bahu suaminya tersebut.
"Dia sudahkah aku serahkan secara baik-baik kepada kedua bibinya, aku juga sudah memberikan surat perjanjian cerai. Dia juga sudah menandatanganinya," jawab Leo.
Nirmala merasa heran karena Erika dirasa begitu gampang untuk diceraikan, padahal sesaat sebelum pergi wanita itu bersikukuh tak mau bercerai dengan Leo.
"Kok gampang banget dia nerima keputusan kamu?"
"Tentu saja karena duit, dia meminta duit yang banyak dan aku memberikannya. Jadinya selesai," ujar Leo.
"Oh," ujar Nirmala yang tidak menyangka kalau wanita itu ternyata menyukai uang juga.
"Udah, kamu nggak usah ngurusin dia lagi. Istri aku itu hanya kamu seorang, aku sudah membicarakan ini dengan ayah. Aku akan menikahi kamu secara resmi di KUA," ujar Leo.
Mata Nirmala langsung berbinar mendengar apa yang dikatakan oleh Leo, karena itu artinya hanya dia yang akan menjadi istri dari Leo Raharjo.
Dia sempat berpikir kalau dirinya harus merayu Leo agar menikahi dirinya secara resmi, tetapi ternyata tanpa diminta pria itu justru yang mengajak dirinya untuk menikah secara resmi.
"Serius, Yang?"
"Serius dong, kamu senang?"
"Sangat senang," jawab Nirmala sambil mengecup bibir suaminya.
Leo tentu tak menyia-nyiakan kesempatan itu, dia membalas kecupan istrinya itu dengan ciuman yang sangat panas. Hingga akhirnya pergulatan panas tak terhindari lagi.
*
Malam telah menjelang, Leo dan juga Nirmala kini sedang merebahkan tubuh di dalam kamar. Keduanya baru selesai makan malam, mereka tidak berkumpul di ruang keluarga bersama dengan sang ayah, mereka malah asik saling memeluk di atas tempat tidur.
"Ehm! Yang, aku boleh minta sesuatu nggak?" tanya Nirmala.
Leo langsung menjauhkan wajahnya dari wajah istrinya, lalu dia menatap wajah istrinya dengan lembut. Dia merasa sudah memberikan apa yang diinginkan oleh istrinya, Ia jadi heran kenapa istrinya masih ingin meminta sesuatu dari dirinya.
"Minta apa?"
Awalnya wanita itu terlihat begitu ragu-ragu untuk berkata, tetapi bibirnya terus komat-kamit dengan tangannya yang terus mengusap cincin permata yang diberikan oleh Ki Ageng.
Karena itu cara yang dianjurkan oleh Ki Ageng kalau dia ingin permintaannya berhasil, merayu orang yang ada di hadapannya dengan bantuan nyi pelet.
"Kok malah kayak orang yang lagi ngedumel tanpa suara? Ada apa? Ngomong aja, kalau pengen sesuatu pasti akan aku kabulkan."
Leo merasa kalau hatinya sudah tertaut dengan wanita itu, dia bahkan akan menyerahkan jiwanya untuk Nirmala. Bukan hanya sekedar harta yang dia punya.
"Jadi gini, Yang. Aku itu udah jadi istri kamu, masa kedua orang tua aku masih kamu jadikan pelayan?"
Nirmala berkata dengan begitu hati-hati, karena dia takut kalau suaminya akan marah. Walaupun memang pada kenyataannya dia sudah memakai pelet, tetapi takutnya pelet itu sewaktu-waktu tidak berfungsi.
"Maksudnya gimana? Aku harus pecat kedua orang tua kamu gitu?"
"Ish! Bukan gitu, kedua orang tua aku itu berarti adalah mertua kamu. Seharusnya kamu memberikan mereka rumah, agar mereka bisa tinggal di tempat yang layak. Masa tinggal di sini tapi jadi pelayan, kan' nanti bisa jadi perbincangan banyak orang."
Leo berpikir sejenak dengan apa yang dikatakan oleh istrinya tersebut, tak lama kemudian dia mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kamu benar, besok aku akan membelikan kedua orang tua kamu rumah. Aku akan meminta mereka untuk menempati rumah itu," ujar Leo.
Senyum di bibir Nirmala begitu merekah, karena setiap apa yang dia katakan selalu saja dituruti oleh Leo. Pria itu benar-benar ada di tangannya, setiap kata yang keluar dari bibir Nirmala, menjadi pacuan untuk dilakukan oleh Leo.
"Uuuh! Kamu memang suami idaman," ujar Nirmala dengan begitu senang.
Wanita itu merasa begitu senang karena bisa menguasai Leo, dia juga bisa menguasai juragan Bagus dan harta pria paruh baya itu.
*
Beberapa hari kemudian Leo benar-benar menikahi Nirmala kembali di KUA, dia juga membelikan rumah untuk kedua mertuanya. Rumah yang cukup besar, tentunya hal itu sudah membuat Nirmala bahagia.
Tujuannya untuk menjadi istri dari anak majikannya sudah tercapai, dia merasa bahagia dan merasa diatas awan saat ini.
"Ayah mau ke mana?"
Leo dan juga Nirmala sedang duduk di ruang keluarga, keduanya sedang asyik mengobrol sambil bermain ponsel.
"Mau ke rumah Nia, katanya Nia sudah ditemukan."
"Hah? Ditemukan?" tanya Nirmala dengan kaget.
Wanita itu sudah dia tumbalkan, rasanya tidak mungkin kalau Nia kembali dalam keadaan hidup. Dia juga mengira kalau Nia rasanya tidak mungkin ditemukan orang-orang, karena si Cebol berkata sudah mengambil nyawa Nia dan merusak tubuh wanita itu.
"Iya, dia ditemukan dalam keadaan sudah meninggal. Mayatnya bahkan sudah membusuk, ada warga yang menemukan di pinggir jurang."
"Ya Tuhan, kasihan sekali."
Wajah Nirmala pura-pura bersedih, padahal hatinya begitu bahagia karena ternyata Nia ditemukan dalam keadaan meninggal dengan tubuhnya yang rusak.
"Hem, walaupun begitu tapi kedua orang tuanya ingin segera jenazah anaknya itu dimakamkan. Jenazahnya belum lama diantarkan oleh polisi," ujar Juragan Bagus.
"Polisi?"
"Ya, warga yang menemukan jenazah Nia langsung melapor ke polisi. Setelah mengetahui identitasnya melalui tas yang tak jauh dari mayat Nia, polisi langsung menghubungi keluarganya."
Pihak keluarga meminta untuk melakukan autopsi, hasil otopsi mengatakan kalau Nia mendapatkan kekerasan benda tumpul dan juga benda tajam.
Polisi menduga kalau Nia itu bertemu dengan pria dari sosial media, lalu mereka melakukan hubungan intim dan Nia disiksa setelah mahkotanya direnggut.
"Yang Ayah dengar katanya ceritanya seperti itu, kasihan sekali dia. Padahal, anak itu sangat baik dan selalu bekerja dengan rajin."
"Aku turut berduka cita, Yah. Tapi gak bisa pergi, takut."
"Gak apa-apa, kamu di rumah aja. Biar Ayah sama Leo yang pergi," ujar Juragan Bagus.
Setelah kepergian Leo dan juga juragan Bagus, Nirmala nampak tersenyum. Tak lama kemudian dia bahkan tertawa dengan senang, wanita itu berpikir selalu kebahagiaan yang dia dapatkan saat ini adalah kebahagiaan yang hakiki.
Padahal, semua yang kita dapatkan di dunia ini hanyalah titipan semata. Sewaktu-waktu bisa diambil kapan saja oleh sang pencipta, karena kita hanya makhluk Tuhan yang bergerak sesuai keinginannya.
"Aku pasti akan mendapatkan semua yang aku inginkan, tak ada satupun yang terlewatkan. Karena aku punya cara untuk mendapatkan semuanya,'' ujar Nirmala dengan begitu percaya diri.