NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Perempuan Malang

Terjerat Cinta Perempuan Malang

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Fafacho

Zahra, seorang perempuan sederhana yang hidupnya penuh keterbatasan, terpaksa menerima pinangan seorang perwira tentara berpangkat Letnan Satu—Samudera Hasta Alvendra. Pernikahan itu bukan karena cinta, melainkan karena uang. Zahra dibayar untuk menjadi istri Samudera demi menyelamatkan keluarganya dari kehancuran ekonomi akibat kebangkrutan perusahaan orang tuanya.

Namun, tanpa Zahra sadari, pernikahan itu hanyalah awal dari permainan balas dendam yang kelam. Samudera bukan pria biasa—dia adalah mantan kekasih adik Zahra, Zera. Luka masa lalu yang ditinggalkan Zera karena pengkhianatannya, tak hanya melukai hati Samudera, tapi juga menghancurkan keluarga laki-laki itu.

Kini, Samudera ingin menuntut balas. Zahra menjadi pion dalam rencana dendamnya. Tapi di tengah badai kepalsuan dan rasa sakit, benih-benih cinta mulai tumbuh—membingungkan hati keduanya. Mampukah cinta menyembuhkan luka lama, atau justru semakin memperdalam jurang kehancuran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fafacho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18.

Zahra sedikit terkejut karena genggaman tangan Samudera. Keduanya kini berjalan menuju depan untuk membukakan pintu.

Dan saat sudah di depan pintu Samudera langsung membukanya. Tepat saat pintu terbuka sorak sorai nyanyian ulang tahun terdengar. Lagu dari Band Jamrud mengiringi mereka.

"Hari ini hari yang kau tunggu

Bertambah satu tahun usiamu, bahagialah kamu

Yang kuberi bukan jam dan cincin

Bukan seikat bunga, atau puisi, juga kalung hati

Maaf, bukannya pelit

Atau nggak mau ngemodal dikit

Yang ingin aku beri padamu doa s'tulus hati"

"Selamat bertambah umur Lettu Samudera, panjang umur sehat selalu. Tiup lilin nya, tiup lilinnya" ucap mereka memberi kejutan ulang tahun pada Samudera..

Yups memang saat ini Samudera tengah ulang tahun,

"Ayo Bu Danki suaminya di suruh tiup lilin" ucap Fajar salah satu prajurit berpangkat Pratu, dia anggota dari Samudera.

Zahra sedikit canggung,dia bingung harus bicara bagaimana pada suaminya.Jujur dirinya terkejut dengan ini. Sorak sorai dan alunan lagu ulang tahun dari Jamrud itu membuat suasana riang tak terelakkan tapi malah ia kaget dan bingung harus berbuat apa.

Samudera diam saja sambi sesekali tersenyum tipis pada anggotanya, dia menyenggol lengan Zahra agar tidak diam saja.

Zahra menoleh, melihat wajah suaminya

"Mas... ayo tiup lilinnya," bisik Zahra pelan, berusaha menghilang kebingungan dalam dirinya agar tidak menimbulkan kecurigaan pada anggota Samudera.

Samudera mengangguk, lalu melangkah maju mendekati kue ulang tahun sederhana yang diletakkan di atas meja lipat kecil. Lilin menyala di tengah-tengah angka usia yang sudah diganti sesuai dengan umur barunya yaitu 29 tahun.

"Ayo, Komandan... doanya jangan kelamaan, lilinnya keburu meleleh!" celetuk Letda Yanuar sambil tertawa.

Semua ikut tertawa, mendengar itu Zahra juga ikut tersenyum kini dia berdiri di belakang suaminya.

Samudera menutup mata sebentar, lalu membungkuk dan meniup lilin dengan satu hembusan. Sorakan dan tepuk tangan pun kembali pecah.

"Selamat ulang tahun, Bang Sam!"

"Semoga makin sukses, makin sabar sama anak buah!"

"Dan makin sayang sama Bu Danki!" teriak salah satu prajurit lain sambil terkekeh.

Zahra menunduk malu, wajahnya sedikit memerah saat semua mata menoleh padanya. Tapi senyumnya tetap mengembang, apalagi saat Samudera melirik ke arahnya, sejenak... hanya sejenak, sebelum kembali fokus ke rekan-rekannya.

"Terima kasih, semuanya," ucap Samudera akhirnya. "Saya tidak menyangka kalian akan repot-repot seperti ini. Saya apresiasi sekali dan... saya anggap ini bukan hanya kejutan, tapi bentuk kedekatan kita semua."

"Siap, Komandan!" sahut mereka serempak.

Zahra mengamati suaminya dengan tatapan berbeda. Malam ini, untuk pertama kalinya, ia melihat sisi hangat dari sosok dingin itu. Sosok yang dihormati, dicintai, dan dipatuhi oleh banyak orang.

Dan entah kenapa, hatinya jadi ikut hangat juga.

.........................

Zahra membuatkan sarapan untuk Samudera, dia sedikit bingung karena tak tahu makanan kesukaan Samudera apa. Zahra akhirnya memasak apa yang ada di kulkas saja, dia memutuskan membuat sop karena hanya ada wortel dan kubis saja di dalam kulkas.

Saat Zahra sedang sibuk di dapur pintu kamar yang di tempati Samudera terbuka. pria itu sudah rapi dengan seragam PDL nya,

Samudera melihat Zahra yang tengah di dapur sedang melihatnya.

"kau mau buat apa? di kulkas apa ada sayuran? " tanya Samudera dengan dingin.

"aku mau buat sayur sop mas, di kulkas cuman ada wortel sama kubis" jawab Zahra.

"terserah kamu, kamu yang makan. saya nggak makan dirumah" ucap Samudera sambil berjalan menuju meja makan.

mendengar itu Zahra sedikit terkejut.

"mas Samudera nggak mau makan di rumah? "

"nggak, udah jangan banyak tanya. tolong ambilkan sepatuku dulu di belakang" perintah Samudera pada Zahra.

Zahra menelan kekecewaannya dalam diam. Ia mengangguk pelan, lalu buru-buru berjalan ke arah belakang rumah untuk mengambil sepatu Samudera seperti yang diminta. Hatinya sedikit nyeri, tapi ia berusaha untuk tidak menunjukkan perasaannya.

Sepasang sepatu dinas hitam yang sudah bersih itu segera ia bawa ke ruang depan. Saat ia kembali, Samudera sudah duduk di kursi dekat meja makan, mengecek sesuatu di ponselnya.

“Ini, sepatunya, Mas,” ucap Zahra pelan sambil meletakkan sepatu itu di dekat kaki Samudera.

Samudera mengangguk singkat, tanpa mengangkat wajahnya dari layar ponsel. Zahra hanya berdiri mematung sejenak, menatap laki-laki itu yang sama sekali tak menunjukkan ketertarikan pada apa pun yang ia lakukan.

“Mas... kenapa nggak sarapan dulu?” tanya Zahra lagi, mencoba bersikap hangat.

Samudera meletakkan ponselnya, lalu berdiri untuk mengenakan sepatu. “Saya sudah bilang, saya nggak biasa sarapan di rumah. Di dapur barak juga ada yang masak.”

Jawaban itu membuat Zahra hanya bisa mengangguk lagi, walau dalam hatinya merasa sia-sia sudah repot memasak. Ia tak pernah berharap banyak, tapi setidaknya ingin usahanya dihargai sedikit saja.

Samudera berdiri setelah mengenakan sepatunya dan menepuk-nepuk bahunya sejenak, memastikan tak ada debu yang menempel. “Saya berangkat dulu.”

Zahra buru-buru berjalan mendekat. “Mas, ini... bekal minumnya, aku isiin air putih sama teh manis,” katanya sambil menyodorkan botol minum.

Samudera tampak ragu beberapa detik, tapi akhirnya mengambil botol itu juga. “Ya udah. Jangan lupa kunci pintu. Jangan keluar sembarangan.”

Zahra mengangguk. “Iya, Mas.”

Samudera melangkah pergi tanpa menoleh lagi. Zahra berdiri di ambang pintu, menatap punggung laki-laki itu yang makin menjauh. Hatinya hampa.

Saat pintu sudah tertutup kembali, Zahra menghela napas panjang. Ia berbalik ke dapur, memandangi sayur sop yang kini hanya ia sendiri yang akan menyantapnya. Tangannya meraih sendok, tapi tiba-tiba matanya memanas.

Ia duduk di kursi dapur. Dalam diam, ia menyendok sayur sop itu ke piring. Satu suap masuk ke mulutnya, tapi rasanya hambar—bukan karena kurang garam, tapi karena hatinya yang mulai lelah.

***

1
Ma Em
Semoga Samudra segera menyadari kesalahannya sebelum terlambat karena wanita seperti Zahra kalau hatinya sdh merasa sakit sulit untuk bisa memaafkan ,karena bagaimanapun juga Zahra tdk salah dan tdk tau apapa.
Ma Em
Samudra atau Hasta kamu jgn balas dendam dgn Zahra karena Zahra tdk tau bahwa kamu mantannya Zera, kalau itu kamu lakukan Samudra pasti akan menyesal karena sdh menyakiti orang yg salah.
Ma Em
Sabar Zahra sebentar lagi Samudra akan bucin sama kamu dan akan takut kehilanganmu pastinya.
Ma Em
Samudra kamu jgn terlalu menekan Zahra kasihan Zahra di keluarga nya dia selalu disisih kan sekarang sama suami selalu di bentak dan disalahkan.
Ma Em
Makanya Samudra kamu jgn terlalu keras dgn Zahra sdh dirumah Zahra tdk pernah merasakan kasih sayang dan sekarang punya suami juga malah yg ada hanya selalu menyalahkan nanti kalau Zahra sdh pergi meninggalkan kamu baru kamu menyesal Samudra
Ma Em
Semoga Samudra bisa segera menerima Zahra sebagai istri yg sesungguhnya.
Ma Em
Zahra kamu yg sabar kalau emang Zahra merasa tdk dianggap dan tdk dihargai sdh jgn memaksakan diri lebih baik menjauh dari Samudra pasti Samudra akan menyesal karena sdh menyia nyiakan istri yg baik seperti Zahra.
Ma Em
Samudra kamu pasti akan menyesal setelah Zahra pergi meninggalkan kamu.
Ma Em
Semoga Samudra baik2 saja sama Zahra jgn sampai menyakitinya dan berubah mencintai Zahra.
SJR
Assalamu'alaikum, mampir thor saling suportnya 🙏
Ma Em
Semoga Samudra segera mencintai Zahra dan jadi bucin tdk mau jauh dari Zahra jgn sampai Zahra disakiti sama Samudra.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!