NovelToon NovelToon
1 Atap Terbagi 2 Surga

1 Atap Terbagi 2 Surga

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Poligami / Cinta Terlarang
Popularitas:185.6k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Aku sangka setelah kepulanganku dari tugas mengajar di Turki yang hampir 3 tahun lamanya akan berbuah manis, berhayal mendapat sambutan dari putraku yang kini sudah berusia 5 tahun. Namanya, Narendra Khalid Basalamah.
Namun apa yang terjadi, suamiku dengan teganya menciptakan surga kedua untuk wanita lain. Ya, Bagas Pangarep Basalamah orangnya. Dia pria yang sudah menikahiku 8 tahun lalu, mengucapkan janji sakral dihadapan ayahku, dan juga para saksi.
Masih seperti mimpi, yang kurasakan saat ini. Orang-orang disekitarku begitu tega menutupi semuanya dariku, disaat aku dengan bodohnya masih menganggap hubunganku baik-baik saja.
Bahkan, aku selalu meluangkan waktu sesibuk mungkin untuk bercengkrama dengan putraku. Aku tidak pernah melupakan tanggung jawabku sebagai sosok ibu ataupun istri untuk mereka. Namun yang kudapat hanyalah penghianatan.
Entah kuat atau tidak jika satu atap terbagi dua surga.

Perkenalkan namaku Aisyah Kartika, dan inilah kisahku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 18

"Ayolah tuan, dimakan dulu sarapannya!! Anda sejak tadi senyam senyum terus. Saya jadi takut!" tegur Dimas bergidik ngeri, saat melihat tuanya hanya mengaduk-aduk hidangan dihadapanya.

Putra dari tuan Gading Atmaja itu sejak tadi sudah seperti orang tidak waras, karena hanya memandang sarapannya dengan sesekali tersenyum, seolah sedang membayangkan hal indah yang baru saja dia lihat.

"Tuann....!!" teriak Dimas seraya meletakan segelas air diatas meja kaca, hingga menimbulkan suara yang begitu nyaring.

Tak...

"Kamu apa-apaan Dimas....!!" kagetnya dengan menajamkan mata kearah sang asisten.

Dimas meringsut sedikit takut, "Itu tuan, sarapanya cepat dimakan!! Setengah jam lagi kita ada meting dengan perusahaan tuan Basalamah!" serunya dengan kalimat terbata.

Dialah Bastian Ardi Atmaja. Pria berusia 32 tahun itu, yang nantinya akan menjalin kerja sama dengan perusahaan tuan Basalamah. Tepatnya yang saat ini tengah dipegang kendali oleh sang putra, yakni Bagas pangarep Basalamah.

Selang beberapa menit, Bastian menyudahi sarapannya dan segera bangkit, dengan menggeser kursinya.

"Tuan, sarapan anda belum habis!" tegur Dimas kembali, karena tuanya hanya menyuap beberapa sendok saja.

"Berisik sekali kamu, Dimas!! Sekarang cepat kamu siapkan proposal yang nanti akan saya bawa!" perintahnya, sembari berjalan menuju ruang depan.

Dimas bangkit dari duduknya, dan segera menuju dapur untuk menemui sang pelayan, "Mbok, kita sudah selesai sarapannya. Simbok bisa bereskan lebih dulu! Saya pamit keluar," katanya dengan sopan.

"Siap aden...!!" balas wanita tuan itu seraya memposisikan tanganya dengan hormat.

"Cepat Dimas...!!" teriak Bastian menggema diruangan tersebut.

Dimas hanya menggerutu dengan bibir dimanyunkan, sambil menirukan suara tuannya, "Cepat Dimas...cepat Dimas! Gue sudah seperti ibu-ibu yang menyiapkan perlengkapan putranya sekolah, Ck!!" dumelnya menahan geram.

"Dimm......" Bastian yang baru akan teriak kembali, sontak langsung kincep saat asistennya sudah tiba dengan tas kerjanya.

"Sudah stooppp!! Ayo kita berangkat sekarang tuan! Semua sudah saya siapkan!" kata Dimas menenteng tas kerja tuanya.

Mbok Siti hanya menggelengkan kepala dengan tertawa saat melihat dua bujang lapuk itu, yang setiap hari bagaikan kucing dan tikus.

Menempuh perjalanan setengah jam, kini keduanya sudah berhenti diperusahaan milik tuan Basalamah.

Dimas keluar terlebih dulu, untuk membukakan pintu belakang tuanya.

Tidak dapat dipungkiri, pesona seorang Bastian mampu membuat beberapa karyawan Bagas, tepatnya beberapa perempuan sampai tertegun saat melihat putra Atmaja itu turun seraya melepas kacamata hitamnya.

Asisten Farhan dan beberapa petinggi perusahaan sudah berdiri didepan untuk menyambut pria dingin tersebut.

"Selamat datang diperusahaan kita tuan Bastian dan juga tuan Dimas!!" kata Farhan menunduk setengah badan.

Bastian hanya menyungging senyum tipis, "Terimakasih sambutannya tuan Farhan," balasnya sembari menjabat tangan satu persatu dari rekan kerjanya.

"Mari, silahkan masuk! Tuan Bagas sudah menunggu didalam!" seru Farhan kembali.

Bastian hanya mengangguk, lalu berjalan mengikuti asisten Farhan, dengan diikuti asistennya, Dimas.

Pintu terbuka dari luar.

Klekk...

"Silahkan tuan...!" perintah Farhan.

Bagas yang sudah duduk diujung ruang rapat, sontak bangkit dari duduknya dan langsung menjabat tangan rekan bisnisnya itu.

"Senang bisa bekerja sama dengan perusahaan Atmaja!" kata Bagas mengulas senyum hangat.

"Semoga dapat berjalan dengan lancar!!" singkat Bastian.

Setelah semuanya duduk, kini meting dimulai sekita 1jam setengah untuk membahas jalinan kerja sama, yang akan perusahaan Basalamah ajukan untuk perusahaan Atmaja.

** **

Aisyah begitu menikmati peranya menjadi seorang ibu, sebelum masa cutinya berakhir. Dosen cantik itu masih setia menunggu sang putra sembari duduk dengan laptop yang berada didepanya.

Walaupun sedang cuti, dirinya masih tetap absen dan memberikan kurikulum untuk mahasiswanya belajar.

Tap...tap...tap

Deru langkah miss Anisa rupanya menyadarkan fokus, dengan menghentikan aktivitas mengajarnya.

"Bu Aisyah, maaf mengganggu kegiatanya. Saya hanya mau bilang, kalau nanti pulang lebih awal, karena kami ada rapat!" seru miss Anisa.

Aisyah bangkit dengan tersenyum, "Baik, terimakasih miss!"

"Kalau begitu saya permisi. Karena sebentar lagi anak-anak akan kami pulangkan!"

"Baik miss!"

Selang menunggu beberapa menit, akhirnya anak-anak sudah berhamburan keluar. Aisyah sudah merapikan tas kerjanya, mengembangkan senyum saat putranya berlari kearahnya.

"Bunda.....!!" seru Narendra girang.

"Sayang, bagaimana kalau setelah ini kita main ke butik bibi Fatma. Kamu mau?" tawar Aisyah yang sudah mulai berjalan keluar, menuju parkiran.

Narendra mendongak sekilas, "Ayok bunda!!" balasnya.

Narendra masuk kedalam mobil, setelah sang bunda berhasil membukakan pintu untuknya. Aisyah kembali mengitari mobilnya, dan langsung masuk kembali.

Selama perjalanan, keduanya tampak begitu menikmati perjalanan, dengan bocah kecil itu yang tak henti-hentinya bercerita selama didalam kelas tadi.

"Sayang, jika kamu merindukan mamah Melati atau oma Dewi, kamu bisa bilang sama bunda ya. Jangan takut kalau bunda akan marah!" seru Aisyah menoleh sekilas.

Narendra dengan cepat menggelengkan kepala, "Nggak bunda. Aku nggak mau sama meleka!! Meleka selalu sibuk, jika aku minta untuk ditemani belmain. Apalagi oma Dewi, oma hanya menegur sapa saja denganku, tanpa pelnah menemani bobo Rendla," balasnya dengan khas gaya cadel.

Aisyah mengusap kepala putranya dengan sayang. Jawaban dari Narendra, sungguh membuatnya menjadi tahu, siapa mereka sebenarnya.

Dan tanpa mereka rasa, mobil yang Aisyah bawa sudah memasuki halaman luas butik milik Fatma sang sahabat.

** **

'Tidak biasanya ada wanita yang berhasil membuat jantungku tidak tenang seperti saat ini! Aku semakin ingin tahu, siapa wanita itu'

Bastian seketika menyungging senyum tipis, saat membayangkan wajah Aisyah tengah menari didalam pikiranya.

"Bagaimana, tuan Bastian?" seru Bagas yang sudah selesai mempresentasikan proposalnya.

'Narendra?! Aku harus bertemu bocah kecil itu, agar aku tahu kehidupan bundanya!' Bastian masih bergumam dalam batinya, tanpa sadar dengan pertanyaan rekan bisnisnya itu.

Dimas yang merasa sungkan, akhirnya menyenggol lengan tuannya dengan berbisik, "Tuan, apa yang anda pikirkan? Seja tadi tuan Bagas menegur anda, untuk menilai presentasinya!" geramnya.

Bastian sontak menatap kearah Bagas, "Eghem! Oh, ya baik. Sekertaris saya akan mengurus semuanya! Oh ya satu lagi, siapkan dokumen dan langsung serahkan pada sekertaris saya, nanti saya akan tanda tangani," balasnya dengan bersikap bijaksana.

Bagas hanya mengangguk, "Baik, nanti asisten saya yang akan mengirimkannya, untuk anda!"

Meting berakhir dengan diterimanya kerjasama antara kedua belah pihak perusahaan. Bastian menyetujui untuk menanam saham ke perusahaan Basalamah, mengingat bagaimana berkembangnya perusahaan itu.

"Tuan, anda sejak tadi senyum-senyum sendiri! Saya jadi takut!!" tegur Dimas, setelah berhasil masuk kedalam mobilnya.

"Kamu ini selalu saja ingin tahu! Makanya kamu cepet cari pasangan, biar tidak sibuk mengurus urusan orang!" kata Bastian dingin.

"Ya elah tuan, anda sendiri saja sampai saat ini belum juga menemukan wanita!! Tolong tuan, ingat umur! Ha..ha..ha," tawa renyah Dimas, yang beluk menyadari tatapan tajam dari tuannya.

"Dimas....sudah berani kamu!!" bentak Bastian menahan kesal.

"Upss!! Maaf tuan keceplosan." balas Dimas meringsut, 'Dasar nih mulut lemes bener! Nggak tahu apa, punya bos yang galak banget ke singa' gumam batin Dimas merutuki mulutnya.

"Oh ya Dimas. Kita mampir ke butik Fatma dulu, saya mau mengambil pesanan jas, katanya sudah jadi!" seru Bastian menatap depan.

"Siap dong tuan! Gas...!!"

Dimas langsung melanjutkan perjalananya menuju butik Fatma, yang telah menjadi langganan dari keluarga besarnya.

Sementara di dalam butik, Fatma yang sedang dibuk dengan rancangan gaun-gaunya, sontak menghentikan aktivitasnya saat mendengar salam seseorang dari pintu depan.

"Assalamualaikum..." seru ibu dan anak diambang pintu dengan senyum mengembang diwajah keduanya.

Fatma membalikan badan, dan seketika benang yang dia genggam jatuh dengan sendiri.

"Walaikum salam..!!" balas salam Fatma. Dia berjalan mendekat dengan mata memanas, karena tidak menyangka jika sang sahabat berhasil bertemu putranya kembali.

"Hai sayangnya bibi! Rendra masih ingat bibi nggak?" tanya Fatma yang berhasil mensejajarkan tubuhnya dengan putra Aisyah. Airmatanya satu persatu berjatuhan di wajah tirusnya.

"Emt...masih kok bi! Hehe..!" balas Rendra menunjukan deretan gigi susunya.

Fatma sontak memeluk tubuh kecil itu dengan menangis terisak. Dia tidak dapat mengutarakan rasa bahagianya untuk saat ini. Dirinya melerai dengan mengusap sisa airmatanya.

"Maaf, bibi sekarang jadi cengeng!" ucapnya seraya bangkit. "Sekarang kita masuk, ayo sayangnya bibi!" Fatma langsung menggendong tubuh Narendra untuk dibawanya kedalam ruangan pribadinya.

Aisyah mengikuti langkah keduanya dengan senyum penuh syukur.

"Bagaimana butik hari ini?" seru Aisyah setelah masuk kedalam sembari meletakan tas jinjingnya.

"Alhamdulillah seperti yang kamu lihat, Ara!" jawab Fatma, dia lalu berjalan ke arah nakas kecil untuk mengambil beberapa snack, untuk diberikanya pada Narendra, "Ini sayang, makan ya snacknya! Biar bibi putarkan film kartun untukmu."

"Wahh...banyak sekali snacknya bi!" kedua mata Narendra berbinar menatap beberapa snack dihadapanya saat ini.

"Sudah, makan saja! Bibi ingin berbicara dengan bunda dulu," setelah selesai memutar film kesukaan Narendra, Fatma langsung beranjak menghampiri Aisyah yang tengah duduk disofa sembari melihat-lihat desain baju dari sahabatnya.

Sementara diluar butik, tepatnya dihalaman depan, Dimas baru saja mem parkirkan mobilnya, dan segera turun membukakan pintu untuk tuanya.

1
Lee Mba Young
Berarti ortu franda kurang ajar dong kl smpe segitunya. mungkin pingin mantu kaya raya.
semoga franda tau kebenarannya kl itu ulah ortunya dan bisa rujuk dng Harsa kasian korban fitnah ortu franda biar mereka pisah.
tanpa mikirin anak dan cucu. obsesi ortu gila ya bgini.
Septi.sari: iya kak, Harsa difitnah karena beda kasta😥
total 1 replies
Lee Mba Young
Berarti Harsa gk selingkuh kn. kl gk selingkuh kasian franda dan lily. ortu franda berarti gk baik. mungkin pingin mantu kaya raya kyak Dava dan Bagas.
Lebih baik kl yg franda dan Harsa bisa rujuk krn sebetulnya mereka korban ortu franda.
Septi.sari: tetap ikutin kisah mereka berdua 🙏❤
total 1 replies
Alina Bams
mertua minta di racun..
Septi.sari: racun kak 😆😆
total 1 replies
yuni ati
Mantap/Good/
Septi.sari: terimakasih kak yuni💙💙❤❤
total 1 replies
Maria Magdalena Indarti
bagus critanya, ga mudah poligami. ga ada orang bs adil. pasti sakit bgt untuk istri pertama. lb baik pelihara perkawinan dg penuh cinta, setia sp akhir hayat.
Septi.sari: kak terimakasih bintangnya🤗🙏🙏
total 1 replies
Maria Magdalena Indarti
Puji syukur Tuhan Dava sm Aisyah
Maria Magdalena Indarti
ya ampun Bastian. teganya kamu
Septi.sari: hai kak, kalau mau baca cerita versi Bastian, bisa ke buku Author yang berjudul

~Terbelenggu Takdir Ke 2~

makasih🙏🙏🤗🤗
total 1 replies
Maria Magdalena Indarti
Dava putra dr Inara dan Ardi
Maria Magdalena Indarti
mantan mertua ga punya adab
Maria Magdalena Indarti
melati hamil sm bima
Maria Magdalena Indarti
bagas ditipu melati
Maria Magdalena Indarti
gugat cerai
Maria Magdalena Indarti
pelakor ga tahu malu
Maria Magdalena Indarti
gugat cerai aisyah
Bunda Iwar
Luar biasa
Septi.sari: bunda makasih bintangnya😍😍🤗
total 1 replies
Maria Magdalena Indarti
suami ga setia buang aja
Septi.sari: ayo kak maria, kita buang ke laut🤣
total 1 replies
Maria Magdalena Indarti
laki-laki itu yg tegas, ga nurut aja.... mendua jelas salah
Maria Magdalena Indarti
bagas jahat....
Maria Magdalena Indarti
melati ga sadar diri, dia pelakor lho
Maria Magdalena Indarti
mertua durhaka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!