"Hei anak kecil, Saya mau kamu menjadi penguntit untuk mencari tau apa yang di lakukan oleh tunangan saya di luar sana" ucap Seorang pria tampan yang tak lain adalah presedir di perusahaan itu.
"Saya mau. Asal bapak mau membayar saya 2x lipat"
"Deal"
Berawal dari kerja sama yang saling menguntungkan membuat seorang Devano jatuh hati pada gadis yang biasa dia panggil dengan sebutan anak kecil.
Nadira puspita, Seorang karyawan magang di perusahaan milik keluarga besar Devano. Ikuti kisahnya, Ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Mia Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan Nadira
"Nadira" suara itu menyadarkan Nadira dari lamunan bayangan satu tahun yang lalu. Bayangan dimana dirinya baru pertama kali bekerja menjadi asisten Devano.
Nadira membalikkan tubuhnya, Menatap ke arah yang mama yang kini sedang berjalan pelan masuk ke dalam kamar itu.
"Iya, Ma. Ada apa?" tanya Nadira pelan.
"Sini sayang, Mama mau ngomong sesuatu sama kamu. Sini duduk"
"Mau ngomong apa, Ma. Sepertinya yang mau mama bicarakan sangat penting. Mama mau ngomong apa?" tanya Nadira sambil bangun dari tidurnya.
Mamanya tak langsung menjawab, Masih menatap Nadira untuk beberapa saat"Kenapa mama diam saja, Mama mau bicara apa sama Nadira?" tanya Nadira lagi.
"Jadi begini, Sayang. Mama dan papa sudah memutuskan untuk membawa kamu ke tokyo. Kamu pindah kuliah sekaligus belajar mengelola perusahaan papa dan juga mama. Kamu mau kan, Nad?" seru mamanya sambil membelai lembut rambut panjang Nadira.
"Memangnya harus Nadira ya ma yang mengurus perusahaan nantinya?" tanya Nadira sambil menatap sang mama.
"Ya iyalah, Sayang. Kamu kan anak kami satu-satunya. Jadi kamu adalah pewaris tunggal semua kekayaan mama dan juga papa. Oleh karena itu, Kami berdua sudah sepakat untuk membawa kamu ke sana. Kuliah sekaligus belajar bisnis"
"Lalu bagaimana dengan rumah ini, Ma?"tanya Nadira lagi. Karna memang selama ini setiap kedua orang tuanya mengajak Nadira untuk ikut serta, hal pertama yang Nadira pikirkan adalah rumahnya.
"Kalau soal ruam, Kamu tidak perlu khawatir sayang. Kan ada bibi sama mang Jajang yang mau menjaga dan merawat rumah ini. Kita juga bisa pulang sebulan sekali"
"Bagaimana, Kamu mau kak ikut mama dan papa ke Tokyo. Nanti mama akan minta seseorang untuk mengurus perpindahan sekolah kamu. Kamu bisa kuliah di universitas paling bagus di sana. Dan kamu bisa mewujudkan impianmu menjadi seorang arsitek terkenal" ucap mamanya lagi.
Nadira terdiam, Menatap setiap sudut kamarnya. "Mau ya sayang. Hanya kamu satu-satunya harapan yang mama dan papa miliki" seru mama Nadira lagi sambil menggenggam tangan Nadira.
Setelah cukup lama terdiam, Akhirnya Nadira menjawab jika dirinya akan ikut dengan kedua orang tuanya ke Tokyo.
"Baiklah, Ma. Jika menurut mama dan papa ini adalah yang terbaik, Nadira mau ikut bersama dengan kalian"balas Nadira yang sudah mulai pasrah.
Mendengar jawaban Nadira membuat sang mama mengangkat kedua sudut bibirnya. Tentu saja mamanya Nadira merasa sangat bahagia, Pasalnya setelah sekilan tahun dirinya mencoba mengajak Nadira ikut serta, Baru kali ini Nadira menyetujui permintaannya.
"Kalau begitu, Sekarang kamu bersiap ya, Sayang. Kita akan terbang malam ini"
"Hah! Malam ini? Secepat itu, Ma?" tanya Nadira yang merasa cukup terkejut.
"Iya, Sayang. Malam ini. Karna memang kebetulan mama dan papa besok ada meeting penting. Oleh karena itu, Kita harus segera melakukan penerbangan malam ini"
Nadira hanya mengangguk sambil mengangkat kedua sudut bibirnya yang terasa sangat kaku. Karna sebenarnya dia juga sangat berat untuk meninggalkan kota kelahirannya.
Setelah itu, Mama Nadira keluar dari sana. Meninggalkan Nadira yang sudah terdiam. Kemudian wanita itu mengambil ponselnya dan melakukan panggilan telpon pada salah satu sahabat dekatnya.
Tak butuh waktu lama, Orang di ujung telpon langsung menjawab panggilannya.
📱:Halo, Dir. Kenapa dari kemaren aku telpon susah banget. Hari ini juga kenapa kamu gak masuk kuliah?
📱:Iya, Maaf ya Bel. Kemaren itu aku sibuk banget. Dan hari ini aku juga gak bisa kuliah karna baru saja kembali dari bali.
📱:Ngapain kamu ke bali, Nad?
📱:Ikut pak Devano. Biasalah soal pekerjaan.
📱:Kamu kenapa, Nad? Kok suaranya seperti sedang tidak baik-baik saja. Ada apa?
📱:Aku bakal pindah kuliah
📱:What! Kemana, Nad? Kenapa dadakan?
📱:Aku bakal ikut mama dan juga papa ke Tokyo. Aku pindah kuliah ke sana sekaligus belajar mengurus perusahaan mereka.
📱:Yah, Nad. Kok gitu. Kalau gak ada kamu nanti aku sama siapa? Jangan pindah lah Nad.
📱:Ya mau bagaimana lagi, Bel. Aku juga terpaksa.
📱:Lalu bagaimana dengan pekerjaan kamu?
📱:Aku sudah di pecat sama pak Devano. Sudah dulu ya, Bel. Aku harus packing soalnya.
Nadira langsung memutuskan sambungan telponnya tanpa mendengarkan balasan dari Bella, Sahabatnya.
"Nadira di pecat. Kok bisa? Bukannya selama ini kak Devano selalu mengatakan jika cara kerja Nadira sesuai dengan apa yang dia inginkan. Sebenarnya ada apa ini" gumam Bella sambil menatap layar ponselnya.
"Apa jangan-jangan mereka berdua sedang ada masalah. Tapi masalah apa yang membuat kak Devano sampai harus memecat Nadira. Aku harus cari tau. Lebih baik setelah pulang kuliah aku langsung ke kantor kak Devano saja" ucap Bella lagi.
Devano dan Bella adalah saudara sepupu yang cukup dekat, Papa Devano dan mama Bella bersaudara.
3 Jam berlalu, Bella benar-benar melakukan mobilnya menuju kantor Devano. Wanita itu memang cukup kepo dengan apa yang saat ini terjadi, Karna tiba-tiba dia mendengar jika Devano sudah memecat Nadira.
Di Tempat lain
"Arrggggghhh. Gara-gara Nadira semuanya berantakan. aku gagal mendapatkan tender yang selama ini aku nantikan. Benar-benar tidak berguna!" ucap Devano sambil memukul keras meja yang ada di depannya.
"Semuanya berantakan. Arrrrrgghhhhh" ucapnya lagi sambil mengusap kasar rambutnya sendiri.
Tak lama kemudian, pintu ruangannya terbuka..Mendengar suara pintu terbuka membuat Devano menoleh ke sana. Kedua matanya memicing saat melihat ke datangan Bella.
"Bella, Ngapain kamu kesini?" tanya Devano sambil menatap Bella yang sedang berjalan ke arahnya.
Bella tak langsung menjawab, Wanita itu masih menatap Devano dengan tatapan menyelidik. Seakan Bella datang untuk mengintrogasi dirinya.
"Kenapa kamu liatin aku seperti itu? Memangnya ada yang salah?" tanya Devano lagi.
"Kenapa kak Devano memecat Nadira?" tanya nya yang langsung to the poin.
Mendengar nama Nadira membuat Devano mengerutkan kecil keningnya"Memangnya kenapa kalau aku memecatnya? Ada masalah?" balas Devano yang seakan tak perduli dengan nama Nadira.
"Kasih tau aku apa alasan kakak memecat dia. Why?" tanya Bella yang masih butuh penjelasan tentang hal ini.
"Aku memecat dia karna aku tidak butuh karyawan teledor dan tidak berguna. Sudahlah, Lebih baik kamu pulang. Karna kakak masih banyak pekerjaan"
"Tidak berguna? Bukan kah selama ini kak Devan selalu mengatakan jika Nadira karyawan yang sangat sesuai dengan yang kak Devan inginkan. Lalu kenapa baru sekarang kak Devan mengatakan Nadira karyawan yang tak berguna. Kemarin-kemarin kemana aja?"
"Tidak usah ikut campur, Lebih baik sekarang kamu pulang. Jangan menambah beban pikiran kakak dengan asisten yang tak berguna itu" gumam Devano lagi.
"Semoga kamu tidak menyesal kak"
Setelah mengatakan hal itu, Bella langsung melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Devano. Melihat raut wajah Devano membuatnya enggan untuk mengatakan jika Nadira akan pindah ke tokyo.
