Charlotte Hasana, wanita cantik dengan tubuh perawakan mungil, ramping dan cantik. Ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang begitu materialistis. Ibu Tiri Charlotte berencana menikahkan dirinya kepada laki-laki tua kaya raya namun seorang Gay. Charlotte menentang keras keinginan Ibu tirinya. Karena itu, Charlotte berencana kabur dengan dandanan berbeda dari biasanya. Dia memoles wajahnya begitu jelek.
Namun ketika dirinya kabur, dia bertemu dengan laki-laki yang mengancam hidupnya. Hingga karena suatu alasan, Charlotte terpaksa melakukan hubungan satu malam dengan laki-laki itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Susanto diam. Sella terus mendesaknya dan kini istrinya telah mendapat dukungan dari Shinta. “Ayah udah janji sama Shinta akan ngebahagiain kami. Mana buktinya Yah. Sekarang saja Ayah sulit menentukan pilihan semudah itu.” Ucap Shinta.
“Baiklah. Baik. Demi kalian, Ayah akan lakukan apa yang kalian inginkan. 15 % saham perusahaan akan ayah alihkan keatas namamu Shinta.” Ujar Susanto pada akhirnya mengalah dan memenuhi keinginan istri dan anaknya.
“Yeay! Terima kasih Ayah. Shinta seneng sekarang!” Shinta langsung menghambur memeluk Susanto dengan sayang. Sella yang melihat itu tersenyum puas. Karena rencananya selama ini akan berhasil.
Charlotte berdiri tegak dibalik pintu dengan pandangan kosong. Dia sekarang tahu, keluarganya sendiri tidak ada yang pernah peduli kepadanya. Bahkan oleh ayahnya sendiri. Air mata Charlotte luruh membasahi kekdua pipinya. Begitu menyedihkannya hidupnya saat ini. Charlotte kemudian pergi dari sana dan kembali kekamarnya.
Charlotte menangis dalam diam di kamar. Mematikan semua lampu dan hanya menyisakan lampu remang di samping tempat tidur. Charlotte duduk sambil memeluk kedua lututnya. Menatap kosong kedepan.
Dia tengah berpikir, jika dirinya hilang dari dunia ini, mungkinkah ada seseorang yang menangisi dirinya? Adakah seseorang yang tulus memikirkannya? Charlotte merasa seorang diri sekarang. Tidak ada siapapun yang bisa diajak berbagi kesedihan.
Seandainya Ibunya ada disini, menemaninya, pasti ceritanya akan berbeda. Charlotte pasti akan bahagia dan bersandar dipangkuan wanita yang begitu menyanyanginya dengan tulus. Disaat seperti ini, sosok ibu sangat berarti untuknya. Dia ingin kembali bertemu dengannya dan menuangkan segala keluh kesah dan kesedihan yang dialami selama ini.
Tok tok
Suara pintu kamar diketuk dari luar. Charlotte cepat-cepat mengusap wajahnya dan beranjak turun dari tempat tidur. Charlotte menyalakan lampu kamar dan berjalan ke pintu.
“Ayah?”
Charlotte memundurkan tubuhnya agar orangt ua tunggalnya itu bisa masuk kedalam.
“Apa ayah mengganggu tidurmu sayang?”
“Tidak kok yah. Ayo masuklah.” Ajak Charlotte.
Charlotte mengajak ayahnya duduk di sofa didalam kamarnya. Keduanya tampak canggung. Charlotte merasa aneh atas kedatangan ayahnya ke kamarnya. Mungkinkah ini berhubungan dengan apa yang sudah dia dengar tadi. Lalu apa yang ayah mau darinya?
“Charlote, Ayah datang kesini untuk memberitahukan sesuatu.”
“Apa itu yah?”
“Begini, kamu tahu kan, perusahaan ayah sedang dalam kondisi tidak baik. Apalagi kamu akan bertunangan dengan Tuan Muda Xavier. Sebagai orang tua yang belum memberikan apapun kepadamu, ayah berniat memberi uang 400 juta kepadamu. Nanti sisanya akan ayah berikan sebagai mahar dipernikahanmu. Kamu mau kan?”
Charlotte diam. Tengah memikirkan sesuatu. Apa maksut kebaikan ayah kepadanya? Tumben sekali ayah memberinya uang. Tapi tunggu, apa mungkin ini ganti rugi atas saham yang akan diberikan pada Shinta? Dia menerima 400 juta sebagai ganti atas kehilangan seluruh sahamnya? Ternyata ayah sama saja dengan mereka. Selalu menuruti keinginan mereka tanpa memikirkan dirinya yang juga putri kandungnya sendiri.
“Baiklah Yah.” Charlotte terpaksa mengiyakan.
“Terima kasih Char, Kamu memang putri kesayangan Ayah. Oh ya, satu lagi, Ayah juga ingin kamu mengalihkan seluruh saham pada Ayah. Guna menghindari kekayaan keluarga Setiawan (Keluarga kakek Cherlotte) terpencar. Saham milikmu pasti akan dijadikan satu dengan milik keluarga Xavier. Ayah mengantisipasi hal itu dengan menggabungkan semuanya atas nama ayah. Agar ayah bisa mengatur perusahaan dengan baik.” Pinta Susanto seraya memberikan dokumen penting perusahaan yang berisi saham atas nama Charlotte.
Charlotte tersenyum datar. Apa yang dia lihat tentang ayahnya yang akan memberikan saham itu pada Shinta ternyata memang benar. Charlotte langsung menepis dokumen itu. Membuat Susanto bertanya-tanya.
“Keluarga Xavier tidak akan memandang saham keluarga kita. Dan soal keputusan perusahaan, aku juga berhak mengatur walaupun ayah membuat aturan baru.”
“Jadi kamu menolak permintaan Ayah?”
“Iya yah. Charlotte akan berusaha membuat perusahaan menjadi stabil. Ayah tidak perlu khawatir, Charlotte akan bantu ayah mengurus perusahaan.”
Susanto diam tak berdaya lalu terpaksa mengikuti keputusan Charlote. Bisa runyam masalahnya jika Charlotte marah kepadanya. Susanto akhirnya pamit keluar dan membiarkan Charlote istirahat. Didepan pintu yang sudah tertutup itu, Susanto berjanji,suatu saat nanti Perusahaan Setiawan Grup milik ayah mertuanya akan dia ganti menjadi Widodo Grup miliknya!