NovelToon NovelToon
BIDADARI SANG PENAKHLUK

BIDADARI SANG PENAKHLUK

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Tamat
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.6
Nama Author: Tsabita

Takdir yang mempertemukan mereka berdua, takdir pula yang membawa mereka kedalam hubungan yang rumit.

Faiha Azkiya, seorang muslimah yang mempunyai mimpi menjadi wanita yang kuat dan tangguh. Pundaknya saat ini dituntut menjadi kokoh, untuk menghidupi dirinya dan sang nenek. Ingin rasanya ia menyerah pada takdir, namun semuanya itu berbanding terbalik. Dimana, takdir itu malah merubah kehidupannya.

Azzam Arsalaan. Pemberontakkan, kejam dan ditakuti oleh hampir semua orang dalam dunia bisnis. Bahkan dunia hitam pun sangat tidak ingin terlibat sesuatu dengannya. Ia akan sangat murka jika kehidupannya terusik, tiada kata 'ampun dan maaf' darinya. Jika tidak, maka nyawa mereka akan lenyap saat itu juga.

Akankah takdir itu dapat menyatukan mereka dan bahagia? Atau sebalinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Keesokan harinya...

Kini, Kiya sedang berada dimeja makan bersama sang nenek, pulang kerumah sudah sangat larut. Bukannya langsung beristirahat, tapi Kiya masih melanjutkan pekerjaannya hingga memasuki waktu subuh. Ia lalu segera untuk sholat dan membantu sang nenek untuk menyiapkan sarapan.

" Ki, kamu lembur semalam?." Tanya sang nenek, melihat wajah Kiya yang sedikit pucat.

" Iya nek, sedang ada pekerjaan tambahan. Oh iya, Kiya nggak sarapan ya nek, nanti saja dikantor. Soalnya pagi ini ada janji sama teman, buat nyelesain kerjaan." Kiya hanya meminum teh segelas teh hangat yang berada dihadapannya.

" Jangan terlalu difotsir Ki, ingat asam lambungmu. Wajah kamu pucat nak." Sang nenek merasa khawatir dengan keadaan Kiya.

" Insyaa Allah nggak apa-apa kok nek, Kiya pamit ya. Asaalamu'alaikum." Kiya menciumi punggung tangan serta pipi sang nenek.

" Wa'alaikumussalam." melepas kepergian Kiya, ada rasa khawatir pada diri sang nenek.

Selama perjalanan menuju kantor, Kiya membuka beberapa aplikasi dalam ponselnya. Sungguh membuat Kiya menjadi serba salah, satu sisi ia ingin membuktikan jika dirinya tidak bersalah dan tidak menyelewengkan keuangan perusahaan. Namun di sisi yang lainnya, telah beredar rumor bahwa Kiya melakukan tindakan tersebut.

****

Nggak nyangka ya, tampang aja sok alim. Tapi gila sama uang!

****

Pantas saja tergiur, mau memperbaiki kehiduoan cuy!

****

Jual diri aja kalo, nggak usah ngembat uang perusahaan. Nggak malu apa sama kudung!

Dan masih banyak lagi yang menghujat Kiya dalam akun percakapan tersebut, dalam group perusahaan sudah sangat menyebar berita kebohongan itu. Air mata Kiya sudah tidak dapat ditahan, mengalir begitu saja membasahi wajahnya.

Berikan aku kekuatanMu ya Rabb, agar aku bisa melawai ujian dariMu ini. Kiya.

Menghapus air tersebut menggunakan tangannya, disaaf bersamaan bus yang ia tumpangi telah sampai. Langkah Kiya begitu berat untuk sampai di perusahaan, selama diperjalanan ia mendengar beberapa komentar yang ditujukan padanya. Tapi Kiya tidak ingin berputus asa, dia ingin membuktikan jika dia memang tidak bersalah. Menahan sakit pada perut bagian atasnya, dan benar saja. Semenjak mengetahui jika dirinya dituduh menggelapkan dana perusahaan, ***** makannya pun hilang. Hanya air putih dan segelas teh hangat yang memasuki perutnya.

" Eh eh eh, ada yang berani datang ni, nggak malu apa! Sudah ngembat duet, merayu bos, dan sok alim lagi. Masih tebal tu muka, hah!" Ternyata, Jessica bertemu dengan Kiya disaat akan memasuki perusahaan.

Kiya tidak menggubris ucapan dari mulut Jessica, ditambah Lumbay Curah si Rinda yang sudah sangat meresahkan. Dengan langkah lemahnya, Kiya tiba diruang kerjanya.

" Ki, apa benar gosip di group perusahaan itu tentang kamu?." Ecy dengan sangat antusiasnya bertanya, disaat Kiya belum duduk.

" Eh Pokemon, lu nggak liat apa tuh! Kiya baru sampai, nafasnya aja masih ngos-ngossan. Udah Ki, duduk aja dulu." Nabila memapah tubuh Kiya yang sudah sangat pucat.

Mengeluarkan setiap lembaran kertas mengenai laporan keuangan dari tas yang ia bawa, Kiya menghembuskan nafasnya dengan sangat kasar. Menahan rasa sakit pada perutnya yang begitu menyiksa, namun ia tidak menggubrisnya.

" Teman-teman, Kiya sudah datang belum?" Tanya Berry yang baru saja tiba, ia belum melihat keberadaan Kiya disana.

" Ada apa memangya Ber?" Tanga Nabila.

" Eh, dah datang rupanya. Ki, kamu dipanggil pak bos keruangannya. Nggak usah didengerin gosip yang ada, kita semua percaya sama kamu. Semangat!!!" Berry mengepalkan tangan, memberikan semangat pada rekan kerjanya.

Kiya sudah sangat pasrah dengan keadaan yang ada, jika bukti-bukti yang ia serahkan tidak diterima. Maka, habislah karirnya saat ini. Ia mulai merapikan berkas yang akan ia serahkan, senyum yang ia berikan kepada timnya. Berguna untuk menghilangkan rasa kekhawatirannya saat itu, tapu rasa sakit pada tubuhnya sangat tidak bersahabat.

" Ki, kamu sakit? Wajah kamu pucat sekali, Ki?". Nabila terlihat cemas dengan keadaan Kiya.

Berry dan Ecy pun bergumam yang sama tentang keadaan Kiya, mereka semakin merasa bersalah. Seharusnya mereka bisa membantu Kiya, namun semuanya itu hanya angan-angan saja. Bos mereka hanya meminta agar Kiya sendiri yang menyelesaikan masalah tersebut.

" Aku tidak apa-apa kok, terima kasih atas kepercayaan kalian. Itu sudah lebih dari cukup, do'akan saja agar aku bisa kuat." Kiya pun berlalu dari mereka.

......................

" Hei, kalian sudah lihat dan dengar belum, itu tu si cewek yang sok agamis ternyata mencomot uang perusahaan. Dan lebih lagi, dia sudah beraninya menggoda bos kita. Nggak tau mau sekali tu orang." Celoteh Rinda kepada para karyawaan yang lainnya.

Yang lainnua hanya bisa bergumam tak percaya atas pemberitaan yang ada, dan saat itu Kiya pun terlihat melintasi mereka. Hingga telingga Kiya sangat terasa panas, menahan rasa sakit dan air mata yang sudah hampir mengalir. Ia pun mempercepat langkahnya, melewati para penggosip disana.

Sedangkan Azzam yang saat itu mendapatkan laporan dari anak buahnya, mengenai apa yang telah beredar dalam perusahaan miliknya itu. Tangannya mengepal dengan sangat kuat, mendengar nama Kiya yang menjadi topiknya.

" Kalian amankan siapa saja yang dengan beraninya menghina dan memfitnah kekasihku, cepat!!!." Azzam sudah sangat murka dengan hal tersebut.

Dan tiba saatnya pintu ruangannya mendapat ketuka dari luar, lalu ia mempersilahkan orang tersebut yang tak lain adalah Kiya untuk masuk. Memberika tanda menggunakan tangannya, agar para anak buahnya itu keluar dari sana.

" Permisi." Ucap Kiya dengan sangat lemah.

Azzam segera menanggapi perkataan Kiya, disaat ia menatap wajah sang kekasih. Betapa terkejutnya ia, melihat wajah Kiya yang sangat pucay seperti mayat hidup. Tapi, dia harus profesional dalam hal ini.

" Duduk." Titahnya kepada Kiya.

" Tidak tuan, saya hanya ingin menyerahkan bukti yang saya punya. Jika saya tidak melakukan penggelapan keuangan perusahaan, dan disini sudah saya lampirkan semuanya." Kiya tidak ingin menundanya.

Tangan Azzam menggambil berkas yang Kiya berikan, melihat dan menela'ah setiap inci dari laporan tersebut. Tak berapa lama kemudian, Azzam memberikan senyuman termanis tapi sayangnya tidak terlihat oleh Kiya yang menunduk.

Kau memang sempurna sayang, berani mempertahankan kebenaran yang kamu miliki. Azzam.

" Darimana kamu percaya, jika ini bisa membuktikan kamu tidak bersalah? Atau kamu hanya ingin menutupi kesalahan yang telah terjadi!." Tatapan tajam Azzam berikan dengan sedikit nada bicara yang tegas.

Menahan rasa sakit yang semakin tak tertahankan, Kiya meringis kecil dan mengepalkan tangannya agar tidak terlalu terasa. Keringat dingin sudah membasahi wajahnya yang pucat.

" Ji jika apa yang saya be berikan tidak terbukti, an anda bisa memecat saya tuan." Kiya sudah semakin tidak bisa menahan rasa sakit pada tubuhnya, kepalanya sudah sangat berat.

" Jelaskan bukti yang kamu dapatkan." Azzam menaikan satu alisnya, menatap Kiya yang sangat aneh.

Kiya tidak bisa menjawab apa yang Azzam katakan.

" Jelaskan !!! Apa kau bisu, hah!." Azzam menaikan nada bicaranya, dan hal itu membuat Kiya semakin meringis. Dan tiba-tiba saja, Kiya menjerit dan terjatuh.

1
Yuliati Soemarlina
siapa lagi kli bukan azzam
Yuliati Soemarlina
kiya mending dg hanif...
Yuliati Soemarlina
kiya kenapa diam aja ditampar..dipukul sama marsha....sabar bukan begitu caranya...
Yuliati Soemarlina
kiya mau semobil dg hanif yg bukan mukhrim hanya berdua...gak konsisten kiya...
Yuliati Soemarlina
utk visual bebas aja thor..tiap" orang beda senengnya..yg penting ceritanys bagus...
Yuliati Soemarlina
punya bos kaya azzam..makan ati..bisa" stres tuh karyawan
Guntur Guntur
Lumayan
Murni Murniati
apakah soal kemaren yg djebak tu udah tau kah
Rini Haryati
bagus
Yana Emon
Buruk
Yana Emon
Kecewa
Tika Sartika12
Luar biasa
Tika Sartika12
karya yg luar biasa,,ska karakter nya kiya,,,wanita memang harus seperti bunga mawar yg memiliki banyak duri untuk melindungi bikann untuk menyakiti
Cia Sanu
cerita yang seru dan keren
Teti Kaka Hotimah
bava dari awal tegang tawa tegang tawa lagih..yah sekarang tegang lagi
Sandisalbiah
Ferdinan.. biang rusuh..
Sandisalbiah
hadeehh. Kya. jgn gampang di intimidasi dong.. kamu itu harus kuat dan bisa membela diri...
Sandisalbiah
marsya tipe wanita culas..
Sandisalbiah
menurutmu itu keberuntungan tp mungkin menurut Kya itu musibah.. Gina..
Teti Kaka Hotimah
ngakakkkkkk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!