Di dunia futuristik yang dipenuhi konflik dan ambisi, *Meraa*, seorang putri terbuang dari pencipta permainan DGP, berjuang menemukan jati dirinya. Dibuang ke bumi sejak kecil demi keselamatannya, ia tumbuh dalam kesepian—hingga takdir membawanya kembali ke panggung utama kehidupan.
Setelah melalui pengkhianatan, kesedihan, dan kehancuran, Meraa bangkit sebagai pemimpin Kota Kiryu, wilayah yang dulu menjadi ladang eksperimen keji. Dalam perjalanannya, ia tak hanya memulihkan kota, tapi juga menghadapi bayang-bayang masa lalu: rival yang haus kekuasaan, rahasia tentang asal-usulnya, dan kekuatan luar biasa yang mulai terbangkit dalam dirinya.
Saat matanya terbuka sebagai sang *Dewi*, Meraa harus memilih—menjadi simbol harapan bagi dunia, atau alat ambisi mereka yang ingin menjadikannya boneka ilahi.
_“Majesty”_ adalah kisah tentang luka, harapan, dan kebangkitan seorang wanita yang ditakdirkan membawa cahaya dalam dunia yang nyaris tenggelam oleh kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon meraa shuellyin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 17 permata darah pertama
Setelah kekalahan kaelios rupanya kelompok organisasi aurea umbra belum menyerah pada tujuan mereka
Setelah mendapatkan batu permata yang mereka curi dari bawah tanah kiryu
Mereka kemudian berencana ke sebuah kuil suci yang berada ditengah kota kiryu
untuk mencuri batu permata kedua
"ini masih belum cukup ,batu kedua tersimpan dikuil kiryu kita harus mendapatkan nya agar tuan kita segera bangkit"
"ucap salah satu sosok bertopeng yang ada disana"
"shadow driver milik kita hampir siap"
"ucap salah satu dari mereka"
"bagus...kita akan menjadi Kannya alat untuk mewujudkan dunia impian kita"
"ucap sosok bertopeng emas"
Sementara itu Mera membantu para warga untuk yang terkena dampak bencana sebelum nya ia lalu juga membantu pembangunan kembali fasilitas fasilitas yang hancur
keesokan harinya aktivitas warga kiryu mulai berjalan normal seperti biasanya
namun pada sore harinya tiba tiba terdengar suara meminta tolong dari museum kota kiryu
Polisi setempat lalu langsung mendatangi tempat kejadian perkara namun saat datang kesana mereka menemukan penjaga museum sudah tidak bernyawa dengan kondisi tubuh nya yang terluka
tak hanya itu mereka lalu berhasil mencuri batu permata merah yang ada dimuseum
Hingga akhir nya berita itu menyebar dan cepat hingga sampai ke telinga mera
ia lalu mencurigai jika ini adalah ulah dari organisasi aurea umbra yang ingin memanfaatkan kekuatan dewinya
Ia lalu mulai membantu menyelidiki hal ini bersama liara
dan untungnya rekaman kamera cctv museum masih ada dan disanalah meraa melihat ke arah mana mereka pergi
Dan ternyata mereka kabur ke arah hutan belantara yang letak nya tak jauh dari kota kiryu Mera bersama liara lalu langsung bergegas untuk mengikuti mereka sebelum mereka menghilang dan menjauh
Hingga akhirnya mereka sampai ke sebuah hutan yang sepi
serta cukup jauh dari pemukiman warga
Mera dan liara lalu mulai mencari jejak keberadaan mereka dengan berjalan kaki menyusuri hutan
Hingga akhirnya mereka bertemu dengan organisasi tersebut yang dimana mereka sedang mencoba melakukan sebuah ritual untuk menyatukan batu permata itu
namun liara dengan cepat langsung menembakkan peluru ke arah mereka dan menggagalkan aksi mereka
karena aksinya gagal mereka lalu kembali melarikan diri ke tengah hutan
Mera dan liara pun akhirnya terpaksa berlari mengejar mereka
Hingga akhirnya mereka pun berhenti saat sampai ditengah hutan
Salah satu dari mereka kemudian menggunakan kekuatan batu permata kedua itu untuk berubah menjadi monster buas yang mengerikan sedang kan satunya lagi berhasil melarikan diri
"biar aku yang tangani monster ini dan kau kejar yang satu nya"
"ucap mera sambil menyiapkan Impresza arrow nya"
"baik nona"
"ucap liara sebelum akhirnya mengejar prajurit aurea umbra yang satunya"
Mera kemudian bertarung melawan monster itu
dan memberi isyarat kepada monster tersebut untuk maju terlebih dahulu
lalu saat monster itu maju
"brakkkkk!!!!
meraa langsung membanting nya ke tanah
monster itu lalu kembali bangkit namun saat Mera menghujani monster itu dengan anak panahnya monster itu langsung kembali tumbang
belum puas akan kekalahan nya monster itu kemudian kembali bangkit dan kali ini berlari menyerang meraa dengan cepat
namun kemudian meraa memutar balik tubuh monster itu dengan satu tangan nya hingga membuat nya kembali terjatuh
Lalu kemudian meraa mengeluarkan serangan terakhir dengan menembakkan anak panah api ke arah monster itu dan membuat monster itu terbakar seketika sebelum akhirnya meledak
"huh membuang waktu saja .."
"ucap meraa sambil melanjutkan perjalanan"
Namun saat ia ingin melanjutkan perjalanan untuk menyusul liara tiba tiba saja tubuh liara yang sudah melemah dilempar oleh erenox pemimpin organisasi gelap tersebut
"hah anak buah mu itu hanya lah penghalang bagi kami"
"ucap erenox"
"hah omoshiroi... Sekarang aku tau apa tujuan mu"
"ucap mera"
"ya akhirnya kau mengerti apa yang kau mau aku harap kau mempersiapkan diri"
"ucap erenox sebelum akhirnya menghilang"
"hah mahkluk menyedihkan"
"ucap mera"
Kemudian mera membawa liara ke rumah sakit untuk menjalani perawatan
sementara itu dimarkas besar organisasi gelap aurea umbra mereka berhasil menyatukan batu permata kedua
"tinggal empat batu permata lagi dan kita akan wujudkan impian kita"
"ucap Erenox"
> *to be continued...