NovelToon NovelToon
Jurus Terakhir Tuanku

Jurus Terakhir Tuanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah sejarah
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: HARJUANTO

JURUS TERAKHIR TUANKU/ TUANGKU

​Ribuan tahun lamanya, daratan Xianwu mengenal satu hukum: kekuasaan dipegang oleh pemilik teknik bela diri pamungkas.
​Tuanku —seorang pewaris klan kuno yang tersisa—telah hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Ia tidak memiliki bakat kultivasi, tubuhnya lemah, dan nyaris menjadi sampah di mata dunia persilatan.

​Namun, saat desakan musuh mencapai puncaknya, sebuah gulungan usang terbuka di hadapannya. Gulungan itu hanya berisi satu teknik, satu gerakan mematikan yang diwariskan dari para pendahulu: "Jurus Terakhir Tuanku".

​Jurus ini bukan tentang kekuatan, melainkan tentang pengorbanan, rahasia alam semesta, dan harga yang harus dibayar untuk menjadi yang terkuat.

​Mampukah Tuanku, dengan satu jurus misterius itu, mengubah takdirnya, membalaskan dendam klannya, dan berdiri sebagai Tuanku yang baru di bawah langit Xianwu?

​Ikuti kisah tentang warisan terlarang, kehormatan yang direbut kembali, dan satu jurus yang mampu menghancurkan seluruh dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

NOVEL: JURUS TERAKHIR TUANKU

BAB 16: JURUS PENANCAPAN KOSMIS DAN PELEPASAN KUTUKAN JIWA

1. Kuil Sepuluh Ribu Pedang

Di bawah markas Klan Pedang Abadi, sebuah formasi batu kuno tersembunyi menuntun Tuanku, Liandra, dan Fatimah ke kedalaman bumi. Udara di sini tidak dingin, melainkan terasa bergetar dengan energi kuno yang padat—Akar Kosmis.

Mereka tiba di sebuah ruang melingkar yang luas, dindingnya diukir dengan ribuan pedang yang telah memfosil. Di tengahnya, terdapat cekungan yang memancarkan cahaya biru-putih lembut—inti Qi dari seluruh Daratan Xianwu.

"Ini adalah Akar Kosmis," bisik Liandra. "Titik di mana Qi alam semesta bersentuhan dengan bumi. Kelemahan terkecil akan menghancurkan kita."

Fatimah segera mulai bekerja. Ia menyebarkan jubah spiritualnya dan menancapkan lusinan jimat di sekitar cekungan itu, menciptakan formasi stabilisasi. "Aku hanya bisa menahan arus balik Qi selama beberapa menit, Tuanku. Setelah pedang tertancap, Qi akan menyaring dirinya sendiri, dan arus balik itu akan meledak."

Tuanku mengangguk. Ia memegang Pedang Abadi. Bilah kristal itu terasa sangat dingin, tetapi diimbangi oleh Qi Yang Jin, yang kini melompat dari saku Tuanku dan meringkuk di samping Akar Kosmis, seolah-olah ia adalah bagian dari ritual itu.

"Ini adalah pengorbanan terakhir, Jin," bisik Tuanku.

2. Ancaman dari Bayang-bayang

Tuanku mengangkat Pedang Abadi tinggi-tinggi. Ia memejamkan mata, memfokuskan sisa-sisa Qi Yin Mutlak yang tersimpan di Batu Giok. Ia harus menyalurkan semuanya ke pedang, memastikan Qi itu cukup "kotor" untuk menarik Akar Kosmis.

Harjuanto (Jiwa Asli): "Ini adalah akhir dari kita."

Pangeran Sultan Sati (Jiwa Bayangan): "Jangan ragu. Kehendak kita harus satu, Tuanku."

Saat Tuanku mengambil langkah pertama menuju Akar Kosmis, sebuah bayangan panjang jatuh dari tangga kuil.

"Berhenti!"

Sultan Raziqin muncul, meskipun ia masih pincang dan sisi kirinya lumpuh. Qi-nya lemah, tetapi matanya penuh tekad membara.

"Kau tidak akan merusak Daratan Xianwu dengan ritual penyihir gelapmu!" teriak Raziqin. Ia mengangkat tangan kanannya, memfokuskan sisa Qi Panas yang ia miliki.

"Kakak, jangan!" Fatimah berteriak, meninggalkan stabilisasinya.

"Kau pengkhianat, Fatimah! Kau bekerja sama dengan kutukan klan!" Raziqin menembakkan Qi Panas yang lemah ke arah Fatimah.

Fatimah, yang Qi-nya terbagi, terdorong mundur. Raziqin melesat, mengincar Tuanku.

"Aku akan mengambil Pedang Abadi itu dan menjadi Raja Kultivasi yang sebenarnya!"

3. Ujian Akhir dari Kesombongan

Tuanku tahu ia tidak boleh menghentikan ritual. Liandra segera maju, menggunakan Pedang Klannya, menangkis serangan Raziqin. Namun, Raja Kultivasi yang putus asa itu terlalu kuat.

BUM!

Raziqin menghantam Liandra dengan tinjunya yang lemah, tetapi Liandra ambruk, pedangnya terlempar.

Raziqin berdiri di hadapan Tuanku, yang kini hanya berjarak beberapa langkah dari Akar Kosmis.

"Kutukan Jiwa, aku akan mengakhiri kelemahanmu!" Raziqin mengulurkan tangan ke dada Tuanku, mengincar Batu Giok itu.

Tuanku tidak bergerak. Ia memejamkan mata, mengabaikan Raziqin sepenuhnya, dan mengambil langkah terakhir ke depan.

"Aku adalah Tuanku. Aku tidak mencari kekuatan. Aku mencari keseimbangan," bisik Tuanku, suaranya tenang.

Dengan tekad bulat, Tuanku menancapkan Pedang Abadi, yang telah terisi penuh oleh Qi Yin Mutlak, tepat ke inti Akar Kosmis.

JURUS PENANCAPAN KOSMIS!

4. Pelepasan Kutukan Jiwa

Pedang Abadi menembus inti Akar Kosmis.

Sekejap, energi alam semesta meledak. Bukan ledakan yang merusak, tetapi ledakan cahaya abu-abu keperakan yang mengalir kembali ke seluruh Daratan Xianwu.

Ini adalah penyaringan kosmis.

Harjuanto merasakan Batu Giok di dadanya bergetar hebat untuk yang terakhir kalinya. Energi Yin Mutlaknya diserap secara paksa oleh Pedang Abadi.

KRAK!

Batu Giok Kutukan Jiwa itu hancur, berubah menjadi debu kristal. Kutukan itu telah terlepas.

Harjuanto menjerit. Kedua jiwanya, tanpa jangkar, dipaksa untuk bersatu. Rasa sakitnya luar biasa, seolah-olah seluruh eksistensinya sedang dipadatkan menjadi satu.

Sementara itu, Jin, si kucing oranye, melompat ke bilah Pedang Abadi dan melepaskan semua Qi Yang-nya yang tersisa, menciptakan jembatan Yin-Yang yang sempurna.

Raziqin, yang berdiri terlalu dekat, menjerit lebih keras. Tubuhnya terpukul oleh arus balik Qi yang tak terkendali. Qi Raja Kultivasinya yang tidak stabil dan penuh amarah disedot paksa dan disaring oleh Pedang Abadi. Ia terlempar jauh, tidak terluka, tetapi Qi-nya benar-benar habis.

"Dia... lenyap," bisik Fatimah, melihat ke langit-langit. Ia merasakan keberadaan Qian Yu di dimensi saku telah sepenuhnya terputus dari Akar Kosmis.

5. Lahirnya Tuanku yang Sejati

Ketika cahaya itu memudar, Tuanku berdiri tegak. Ia tidak lagi memiliki Batu Giok. Ia tidak lagi merasakan Qi Yin Mutlak yang dingin.

Ia menoleh ke Raziqin, yang kini berbaring tak berdaya dan kotor, dan ke Jin, yang tidur di samping Pedang Abadi, benar-benar kelelahan.

"Aku... adalah satu," kata Tuanku. Suaranya adalah campuran sempurna antara otoritas Pangeran Sultan Sati dan kelembutan Harjuanto. Ia kini adalah Tuanku yang sejati.

Fatimah berlari dan memeluknya. "Kau berhasil, Tuanku. Kutukannya berakhir."

Liandra bangkit, mengambil Pedang Abadi yang kini bersinar lembut. "Pedang Abadi sekarang stabil. Qian Yu tidak akan pernah bisa kembali ke Daratan Xianwu."

Tuanku berjalan mendekati Raziqin. Raja Kultivasi itu tidak memiliki Qi sama sekali, seperti manusia biasa.

"Raziqin," kata Tuanku. "Aku tidak hanya mengambil Qi-mu. Aku mengambil keangkuhanmu. Sekarang, kau adalah manusia biasa. Kau harus membangun kembali dirimu. Kau harus memimpin klanmu dengan kebijaksanaan, bukan kekuatan."

Raziqin, yang dulunya sombong, kini hanya bisa mengangguk pelan. Ia tidak memiliki tenaga untuk melawan lagi.

Tuanku mengambil Jin yang tertidur dan memasukkannya ke dalam sakunya. Ia melihat ke Pedang Abadi.

"Pedang itu adalah kunci perdamaian. Daratan Xianwu akan lemah untuk sementara, tetapi ia akan sembuh. Dan perang sipil akan berakhir."

Tuanku, sang pewaris yang lemah, telah menyelesaikan siklus Kutukan Jiwa. Ia tidak hanya membalas dendam, tetapi juga menyelamatkan seluruh dunia dari takdir kehancuran. Jurus Terakhir Tuanku bukanlah teknik bertarung, melainkan sebuah tindakan pengorbanan dan keseimbangan.

— AKHIR BAB 16 —

1
Berkah Langit
Dunia fantasi terasa matang. Penyebutan klan, pilar, jurus, kutukan — semuanya memberi gambaran dunia silat-fantasi yang luas.
Berkah Langit
Pacing pembukaan pas. Tidak terburu-buru, namun tidak bertele-tele; cukup untuk membangun dunia dan karakter.
Salsabila Aini
Konflik tersirat sejak awal. Bahkan sebelum aksi, pembaca sudah tahu bahwa sesuatu yang berat dan kelam sedang menunggu tokoh utama.
Salsabila Aini
Narasi kaya dan puitis. Kalimat seperti “langit tak pernah sebiru syair-syair lama” membuat pembuka terasa indah sekaligus muram.
arex²
Kesan tragedi terasa kental. Reruntuhan Pilar Kemuliaan dan batu nisan tak terhitung jumlahnya memberi kesan sejarah besar yang sudah hancur.
arex²
Setting Lembah Siluman terasa epik. Banyak detail kecil yang membuat tempat ini tampak kuno, misterius, dan berbahaya.
arex²
Tokoh Pangeran Sultan Sati diperkenalkan dengan kuat. Membawa “beban nama besar yang telah lama mati” membuat pembaca penasaran dengan masa lalunya.
arex²
Pembuka yang sangat atmosferik! Deskripsi langit kelabu dan lembah penuh debu langsung membuat suasana kelam terasa hidup.
Syah Raman
ssmangat
Syah Raman
waalaikum salam warohmatullahi wabarokatuh
Berkah Langit
🙂
Berkah Langit
ikut penasaran dengan lin kaì
◇HARJUANTO◇: lanjut baca kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!