Luka hati yang begitu dalam dan bahkan hampir saja membunuh dirinya, membuat seorang wanita hampir saja menyerah, namun sebuah kenyataan di dapati, dimana dirinya akan membalaskan dendamnya dengan Cinta lama yang datang kembali.
Bagaimana seorang wanita bernama Victoria akan menjalani kehidupan selanjutnya, sanggupkah dia memberikan hatinya kembali setelah menerima pengkhianatan dari suaminya sendiri.
Victoria dengan semua luka dan putus asa, merubah takdirnya bersama dengan identitas baru sebagian Rosanda.
Salam sehat dan jangan lupa bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VicRos 17
Didalam kamar, Victoria memegang kartu identitas baru yang sesaat lalu di berikan oleh Regan, laki-laki yang kini berstatus sebagai suaminya.
"Rosanda Vicra?" tanya Victoria dengan perlahan, sedangkan Regan masih sibuk di depan cermin untuk melepaskan jas dan dasinya yang sesaat tadi di gunakan untuk acara sakral ke dua dalam hidupnya.
Tak perlu merasa menjawab apa yang di pertanyakan Victoria, Regan hanya terdiam dan kini menyelesaikan pekerjaan akhirnya dengan memakai kaos kebesaran untuk beristirahat dengan nyaman.
"Bersihkan dirimu, apa mau ku bantu?" ucap Regan.
Victoria menatap horor, sedangkan Regan hanya membalas dengan biasa saja.
"Kamu sudah mempersiapkan semua ini?" tanya Victoria.
"Hem, sejak aku membawamu melintasi negara untuk menyelamatkan nyawa mu, dengan kata lain, aku tidak ingin lagi kehilangan"
"Kehilangan?"
"Iya, kamu tau perasaanku padamu sejak dulu Ros"
"Jangan ungkit masa lalu yang membuatku tak pantas, aku bukan siapa-siapa Regan kau harus ingat itu dan aku masih keberatan dengan panggilan mu"
"Kau sekarang Nyonya Ardiyansyah, anggota keluarga penguasa alat canggih di dunia dengan aset trilyunan dan bahkan mungkin tak bisa kau bayangkan, Titik!"
Victoria terdiam, lalu duduk kembali, kini lebih dekat dengan Regan yang ada di tepian tempat tidur dari tadi.
"Kenapa aku?"
"Karena hatiku tak bisa berpaling lagi" jawab Regan.
"Masih banyak wanita di luar sana yang lebih pantas Regan, aku bukan putri kerajaan Bore lagi, aku hanya anak dari_"
CUP
"Regan!"
"Sttt, pelan kan suara mu, jangan sampai di luar sana orang-orang mengira aku melakukan sesuatu yang nikmat, padahal aku belum menyentuh mu sama sekali"
"Kau sudah mencium ku tanpa ijin tadi!"
"Oh ya?, kalau aku minta ijin apa kau memberikannya?"
"Tidak!"
"Ya sudah, sebaiknya ganti pakaian yang nyaman dan hapus makeup mu, setelah itu kita tidur"
Victoria cukup kesal menghadapi Regan saat ini, langsung berbalik dan masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri.
Belum cukup rasanya kekesalannya malam ini, di tambah dengan baju yang susah sekali untuk di lepaskan dari tubuhnya.
"Kenapa juga resletingnya panjang dan susah sekali di buka, ish!" beberapa kali Victoria mencoba namun hasilnya malah sia-sia.
Akhirnya dengan terpaksa, Victoria memberanikan diri membuka pintu kamar mandinya.
"Bisakah membantuku?" ucap Victoria berharap ada jawaban yang diinginkan, namun sepi dan tak ada suara yang di dengarnya.
"Oh my God, Regan?, bisakah membantuku?" panggilnya lagi, kali ini dengan intonasi yang lebih tinggi.
Masih juga tak ada tanggapan, hingga Victoria cukup kesal dan keluar dari sana menuju ke pinggiran tempat tidur untuk membangunkan Regan yang masih tak bergerak dari tempatnya.
"Regan!, tolong _"
"Akh!"
BRUG
Tubuh Victoria disambar begitu saja hingga akhirnya tergeletak di atas tempat tidur, Regan berada tepat di atasnya dengan senyuman.
"Aku akan membukanya disini" bisik nya lirih, membuat bulu kuduk Victoria berdiri seketika.
"Hanya membukanya saja, aku kesulitan dengan gaun ini" ucap Victoria lagi, memastikan jika laki-laki yang kini menindihnya tidak salah persepsi.
Tangan Regan kini mulai beraksi, sedikit mengangkat punggung Victoria hingga membuat dua buah asetnya lebih menonjol, sungguh posisi yang membuat jantung Regan seketika tidak aman.
Sangat perlahan Resleting di buka, di saat yang sama tatapan Regan tak lepas dari wajah cantik wanita yang kini menjadi istrinya.
"Thanks" ucap Lirih Victoria ingin segera menghindari posisi yang benar-benar membuatnya panas dingin, namun_
"Mmphh.."
Regan tanpa aba-aba melu-mat bibir merah itu dengan lembut, tangan Victoria yang hendak mendorongnya tertangkap pelan dan di tahan, sesaat kemudian tak ada perlawanan walaupun Victoria juga tak nampak membalasnya, dan membiarkan saja apa yang ingin Regan lakukan.
Nafas Regan memburu, tangan yang tadinya menyentuh resleting kini merasakan kulit lembut Victoria, dengan sekuat tenaga akhirnya Regan melepaskan.
"Bersihkan dirimu, berkeringat sekali!" ucapnya lalu bangkit dan meninggalkan Victoria yang masih terkejut di tempatnya.
"What?, dasar gila!" Kesal Victoria akan ucapan Regan yang seolah tak suka dengan tubuhnya, padahal jelas sekali bagaimana tadi dirinya di kungkung dan bibirnya terasa bengkak karena luma-tan yang berulang-ulang.
Sementara Victoria segera menghidupkan shower untuk mandi, Regan tengah berada di bathtub lain untuk menenangkan pikiran dan hasratnya.
"Damn!" ucapnya berkali-kali dan kini shower pun ikut mengguyur untuk mendinginkan kepalanya.
Terus terang dirinya selalu lepas kendali saat di dekat Victoria, harum tubuh nya membuat Regan tak pernah bosan ingin menja-mah, sayang sekali Victoria masih tak menginginkan dirinya, dan Regan tidak mungkin tega memaksakan hal itu.
Akhirnya Regan bisa mengatasi diri, setelah beberapa lama berendam dan berusaha memikirkan hal lain terutama tentang pekerjaannya.
Setelah dirasa cukup, Regan pun beranjak dari kamar mandi, menyambar bathrobe yang ada sudah di sediakan, lalu kemudian menuju kamarnya kembali.
Rupanya Victoria sudah rapi dengan baju santainya, menggunakan kimono lengan panjang yang sempurna menutupi bentuk tubuhnya.
"Tidurlah" Ucap Regan yang kemudian masuk di pintu satunya menuju ke ruang ganti untuk memakai bajunya.
Victoria masih merapikan rambutnya di depan kaca yang ada di kamar Regan, lalu kemudian melihat Regan keluar dengan bau parfum yang sangat di sukainya, harum dan sangat menyegarkan.
"Kita tidur berdua?" tanya Victoria.
"Aku menurut saja" jawab Regan.
"Aku masih belum siap" ucap Victoria lagi.
"Kalau begitu aku akan tidur di kamar yang lain"
"Tidak, biarkan aku saja yang kembali ke kamar yang pernah kamu berikan sebelumnya"
"Lalu apa kata para pelayan saat melihatnya nanti, bisa-bisa kabar itu langsung sampai di telinga orang tuaku, dan kita akan habis jika hal itu terjadi"
Victor terdiam, lalu kemudian beranjak dari tempatnya dan duduk di pinggiran tempat tidur.
"Kita tidur satu kamar, dan aku akan tidur di sofa panjang itu, kurasa muat dan nyaman untuk ku" ucap Victoria memberikan solusi terbaik menurut nya.
"Aku saja yang disana, tidurlah"
"Regan, tubuhmu lebih tinggi dariku, Sofa itu tidak akan muat untuk mu"
"Tidak masalah, posisi tidur bermacam-macam, tidak harus terlentang kan?"
"Tidak, kita tidur disini dengan batas bantal dan guling ini, aku rasa itu cukup adil dan aku lebih merasa nyaman karena aku yang numpang di rumah ini"
Regan langsung menyambar Victoria dan menciumnya dengan paksa.
"Regan!" Teriaknya setelah Regan melepaskan ciumannya.
"Itu hukuman jika kau mengatakan sesuatu yang tidak aku suka, kau pemilik sah diriku, yang berarti apa yang menjadi milikku sekarang juga menjadi milikmu, begitu juga dengan Mansion ini, mengerti?"
"Menyebalkan!" Victoria langsung menarik selimut dan menutupi semua tubuhnya hingga wajahnya pun tenggelam di dalamnya.
jangan lupa like vote komen dan tonton iklannya.
Bersambung.
lanjut thor...