NovelToon NovelToon
Because I Want You

Because I Want You

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Lorong kecil

"Hai apa yang kalian lakukan di sini?"

"Ka ... ka ... kami tidak," belum selesai ucapan Rara.

"Pak ini tidak bisa di biarkan, udah seret saja mereka berdua ke rumah pak ustad secarang."

"Perbuatanya membuat malu kampung ini." sahut salah satu warga lalu menyeret gadis di dalam tidak lupa mereka juga menarik pria yang ada di dalam kamarnya.

"Jangan ..., jangan bawa kakakku." Teriak gadis berusia belasan tahun memohon pada warga yang ingin membawa kakaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lorong kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Mobil sports warnah merah terang milik Athur melaju di jalan Raya. Malam itu jalan sedikit sepi tidak ada kemacetan. Seperti malam-malam biasanya. Athur menatap Devan, begitupun sebaliknya. Keduanya seakan sedang berbicara dengan bahasa isyarat.

Devan memang sengaja datang kerumah Rara untuk mejemput Athur. Semua sesuai rencana agar Vina dan Mamanya tidak ada yang mencurigainya. Tapi tidak dengan Louise dan Alden, keduanya memang sudah tahu. Bahkan Louise juga terlibat membohongi dua wanita yang sering bertanya keberadaan Athur.

Alden panik, kalau sampai bocor bukan hanya mamanya yang memarahi dan menghukumnya tapi juga kakaknya.

Alden awalnya ingin memberitahukan hubungan kakaknya tapi, laki-laki itu di ancam Athur. "Ingat sembunyikan ini rapat-rapat. Hanya kau, dia dan papah yang mengetahui. Jika bocor sebelum waktunya, maka salah satu di atara kalianlah tersangkanya." tunjuk Athur pada kedua pria yang duduk di hadapannya.

Alden menghela nafas frustasi, merebahkan tubuhnya di ruang yang paling nyaman. Menatap langit-langit, pikirannya menerawang mengingat pesan Athur.

"Kenapa harus dia?"

Drrttt ... Drrrttt ... Drrrttt

''Angel!"

Nama yang tertera di layar ponselnya. Dari Alden mengerut, sebelum mengangkat panggilan dan mengarahkan ke telinganya.

"Hallo Ngel?"

"Al, ketemu yu. Ada Hal penting yang ingin ku bicarakan." ujar seseorang di sebrang telephone.

"Emm, aku sibuk Ngel. Aku juga cape baru sampai rumah."

"Tapi Al ini menyangkut Rara." sahutnya.

"Rara, apa dia tahu jika Rara sudah menikah?" batinnya," ya pasti dia tahu. Mana mungkin satu kampung tidak tahu kan? Alden sedikit panik mengingat jika Angel satu kampung dengan Rara.

"Ya udah kalau lo nggak mau. Jangan salahkan aku." ancam Anggel.

"Dimana? sahut Alden cepat.

"Di jalan Xxx, aku tunggu." sahutnya seyum wanita itu sangat mengembang bahagia.

"Baiklah."

Alden bangun, menyambar jacket dan kunci motornya, berjalan sedikit berlari. Tetapi sebelum menuruni anak tangga dia bertemu dengan mamanya.

"Mau kemana Al. Sudah malam ini," tegurnya Sintya.

"Ketemu temen mah, bentar kok."

"Jangan malam-malam pulangnya!" perintahnya tegas.

"Iya mamaku sayang,"

Cup!

Alden mengecup pipi mamanya lalu berlari menuruni anak tangga. "Dah mah...," tanganya melambai kearah wanita paru baya yang masih terlihat cantik. Ia terseyum, Sintya menggelengkan kepalanya dengan tingkah anak keduanya.

Brug!

"Ah ...." Teriak Alden merasa sedikit sakit di pundaknya karena bertabrakan dengan seseorang. Ia dia adalah Athur kakaknya sendiri yang baru saja masuk tanpa dia tahu.

"Jalan yang bener. Ini di rumah, bukan di lapangan." tegur Athu menatap tajam.

"Hemm. Baru pulang?" tanyanya basa basi.

"Tumben tanya?" sahutnya.

"Tanya salah, nggak tanya salah. Mau lo gimana sih, Bang. Udah ah, gua buru-buru mau pergi dulu. Dah ...," ujar Alden nggak menghiraukan lagi.

"Hemm,"

Bola mata Sintya berbinar melihat anak pertamanya pulang. Ia sangat merindukannya, sudah lama dia tidak pulang kerumah dengan alasan bisnis.

"Akhirnya kau inget rumah Nak." tegur Sintya yang saat ini sudah di hadapan pria itu.

"Mah. Gimana kabar Mama?" Athur menyalami tangan Sintya.

"Mama baik. Mama sudah bilang sama papa agar tidak memberikan pekerjaan terlalu banyak untukmu?" ujarnya.

"Mah ini bukan karena Papa. Ini juga karena usaha Athur sendiri yang ada masalah. Pekerjaan dari Papa masih bisa Athur handle dengan baik." Sahutnya menjelaskan agar wanita itu sedikit mengerti.

"Tapi kamu jadi sibuk seperti ini. Kemarin saja Vina sampe ngeluh loh sama Mama. Katanya kamu sudah satu minggu nggak ngasih kabar saking sibuknya." lontar Sintya lalu mengajak Athur duduk agar lebih nyaman mengobrol.

"Athur cape Ma, mau istrirahat saja di dalam." sahut Athur mengalihkan pembicaran. Ia malas menbahas hubunganya dengan Vina untuk saat ini. Tapi lebih kepada malas berdebat yang ujung-ujungan dirinya di haruskan untuk mengerti perempuan.

"Kamu menikah saja bulan depan. Biar Vina kamu ajak jika kamu ke luar kota." celetuk Sintya membuat Athur mematung.

"Kenapa diam. Kalian sudah lama berhubungan tunggu apa lagi?"

"Bukankah Mama tahu selama ini Vina yang belum siap," lontarnya berdalih. Tetapi memang benar apa yang diucapkan Athur. Selama ini memang Vina selalu menolah jika membahas pernikahan. Ia selalu beralasan belum siap dan ingin fokus dengan pekerjaan dulu.

"Huh ... terserah kalian saja lah. Mama juga cape dengan kalian, bingung sebenarnya mana yang serius dan menunda." ucapnya santai namun ada penekanan di setiap kata itu.

"Ya udah, Athur keatas dulu." pamit Athur tak lupa mencium pipi wanita cantik yang telah melahirkannya.

Cup!

*****

"Akh shit." umpat seorang pria meringis mendapatkan tamparan dari seorang gadis yang di godanya.

Mencekal pergelangan tangannya kuat, membuat yang empunya meringis menahan sakit. "Lepas."

Suara itu adalah gadis bernama Rara. Gadis itu sedang berjalan sendirian, di jalanan yang sepi. Karena tadi motor Kang ojol tiba-tiba saja bannya bocor dan tak bisa mengantarkan Rara sampai rumah. Berhubung bengkel tutup, Kang ojol harus mencari bengkel yang masih buka di jam 9 malam. Rara memutuskan untuk berjalan saja, lagian jarak ke rumahnya tidak terlalu jauh.

Langkah kakinya membawa masuk ke gang kecil yang memang biasanya tempat nongkrong sekumpulan anak-anak geng motor disana. Rara baru menyadari jika dirinya justru salah jalan, seharusnya lewat gang yang satu lagi. Tetapi dia sudah terlanjur dekat dengan sekumpulan pemuda yang sedang bersenda gurau. Ada yang menghisap rokok, ada yang sedang minum-minuman Alkohol ada juga yang sedang bermain ponsel.

Rara niat ingin berbalik, tapi tanganya sudah terlebih dulu di tarik pria. Tubuh gadis itu berputar dan jatuh dalam dekapannya.

"Mau kemana cantik?"

Plak!

"Kau ingin lepas?" tanyanya senyum menyeringai. Rara menganggu tanpa menjawab, tubuhnya bergetar ketakutan.

"Baiklah. Tapi temani kami dulu."

"Tidak!" jawabnya teriak lalu memberontak menambah erat cekalan pria itu.

"Uluh ..., galak amat. Tapi lihat wajahmu sangat cantik. Pasti kau juga sangat pandai di ranjang bukan?" tangan pria itu mengusap wajah pipi mulusnya.

"Jangan sentuh aku." tolah Rara mengibaskan tangan si pria dengan satu tangannya. "Cuih" Rara dengan benari meludahi pria itu.

"Kau!" geramnya tidak terima.

Kemudian memegangi dagu wanita itu dengan paksa mencium bibirnya. Rara terus memberontak, tetapi tenaga pria itu semakin kuat. Akhirnya dia reflek menendang pusakanya.

Bug!

"Bangsat! langsung melepaskan Rara dan memegangi pusakanya kesakitan. Rara berusaha lari, namun satu pria menariknya.

"Srak!" suara baju yang sober karena dengan keras di tarik. Rara berusaha menutupi, berjalan mundur ketakutan.

"Tolong jangan. Lepaskan aku. Ku mohon," Rara berusaha meminta belas kasihan agar di lepaskan. Tetapi pria mana yang mau melepaskan wanita cantik saat emosinya sudah memuncak.

Plak!

Satu tamparan sangat kerat mendarat di pipi mukus gadis itu. Sesuatu yang kental sedikit mengalir di sudut bibirnya. Rara bener-benar ketakutan, tubuhnya bergetar hebat namun tak ada suara hanya air mata yang sudah jatuh.

"Pegangin kedua tanganya, kita akan bersenang-senang malam ini sayang." ujarnya yang sudah berada tepat di atas tubuh Rara.

"Lepas." Rara memberontak. Kedua tanganya di pegang begitu kuat.

Pria di atas tubuhnya langsung merobek baju Rara. Memperlihatkan bagian teristimewa yang belum pernah seorang pria pun melihatnya. Semua pria pastilah akan berbinar melihat benda yang terlihat sangat bagus dan kencang. Nafsunya semakin menguasai pikiran mereka. Pria itu langsung mencumbu Rara dengan rakus, tetapi Rara terus saja memberontak mempertahankan dirinya.

"Tolong."

Bug!

Bangsat!" umpat seorang pria yang entah dari mana datangnya menarik rambut pria itu lalu memukulnya dengan sangat kuat.

1
🌹Widianingsih,💐♥️
kemana kedua orang tua nya kak ?
kok bisa dinikahkan sih ?
🌹Widianingsih,💐♥️: ohh ..kasihan yaa, tapi mereka anak-anak yang mandiri👍
total 2 replies
Cahaya 17
Nina Katro🤭 nggak pernah lihat dapur bagus
🌹Widianingsih,💐♥️
hai kakak...aku mampir🙏
Duh kasihan sekali masih muda 17 tahun sudah dinikahkan, terlalu muda sekali, mana suaminya juga baru kenal.....kok begitu sih ?😭
Embhul82: makasih bnyak.kak 👍
total 1 replies
me
semangat terus thor
me
wah papah Louise sedang honey moon nih 🤣
Embhul82: 🤭mumpunh nggak ada yg ganggu
total 1 replies
me
lanjut thor👍💪
Cahaya 17
lanjut💪
me
lanjut 💪
Cahaya 17
lanjut 👍
rokhatii
lanjut thor💪
Embhul82: makasih dukunganya
total 1 replies
me
💪
Cahaya 17
jangan kasih lemah karakter Rara Thor. ku tunggu kelanjutanya💪
Embhul82: makasih sudah selalu dukung
total 1 replies
Cahaya 17
lanjut up double 🤭
Embhul82: tidak janji ya kak🤭
total 1 replies
Cahaya 17
Bagus Thor lanjut pantang nyerah
Cahaya 17
buat penasaran pembaca kamu thor
Embhul82: makasih sudah mampur
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!