DIRIKU Bukan IBU Tiri Yang Kejam

"Kenapa bisa jadi begini??" Nenek Sarah ketakutan melihat tubuh Dias yang terus kejang-kejang.

"Ibu ada apa, mengapa Kakak menjadi seperti ini?" tanya Dion yang baru hadir

"Ibu juga tidak tau.. dia langsung seperti ini di saat ingin membuka pintu bobrok itu" hanya itu saja yang bisa Nenek Sarah katakan saat ini.

"Maksud Ibu pintu ini" Dion memegang pintu yang di tunjuk oleh sang ibu.

Zzzzzzzzz zzzzzzz zzzzzzzz.....

Seketika Dion mengalami hal serupa dengan sang kakak, tentu saja hal itu membuat Nenek Sarah dan lain nya semakin panik.

"Ada setan... " teriak Dania pergi berlari tanpa memperdulikan keadaan suaminya yang saat ini masih kejang-kejang.

"Aaahhh setannnnnn.. " Lela juga ikut berlari menyusul kakak ipar nya.

"Kalian berhenti... " teriak Nenek Sarah marah pada kelakuan bodoh dua menantunya.

Bisa-bisanya mereka pergi meninggalkan Nenek Sarah dan suami mereka yang saat ini tak sadarkan diri.

"Nenek apakah benar ada setan?" Zay mendekat ke arah Nenek Sarah karna merasa takut, Bim juga melakukan hal serupa, bergeser mendekati sang nenek.

"Jangan banyak bertanya, cepat bantu aku membawa Ayah kalian dari sini.. bisa-bisanya Ibu kalian malah berlari seorang diri" Nenek Sarah tentu marah atas kelakuan dua menantu nya yang keterlaluan.

Zay Bim, dengan tubuh mereka yang gimpal terus menarik badan ayah mereka masing-masing, saat ini mereka benar-benar merasakan kelelahan dan ketakutan, mereka juga masih memikirkan hal yang terjadi barusan.

Mereka merasa takut dengan apa yang mereka lihat.. ayah mereka harus berakhir seperti orang setengah mati, hanya karna gara-gara ingin membuka paksa pintu gubuk reyot dari paman angkat mereka.

Ya paman angkat.. karna ayah dari anak-anak tiri nya Sherina adalah anak angkat Nenek Sarah, almarhum suami Nenek Sarah menemukan nya di tepi sungai, lalu membawa nya pulang dan mengangkat nya sebagai anak.

Nenek Sarah tak menyukai ayah dari anak-anak tiri Sherina, makanya dia selalu bersikap dengan kejam pada anak-anak tiri Sherina, karna pada ayah mereka pun Nenek Sarah begitu teramat membenci nya.

…………………………………………

"Ibu aku ingin minun" Alina yang masih kecil tentu merasakan kelelahan ketika harus menjalankan perjalanan jauh seperti sekarang.

Mereka semua baru tiba di pasar kota kecil setelah berjalan selama dua jam.. sangat jauh bukan!! untung saja Sherina memiliki sistem yang mempunyai berbagai hal.

Hanya dengan mengucapkan satu kalimat saja apa yang di butuhkan Sherina akan langsung muncul, jadi Sherina tak begitu merasa kesulitan di saat anak-anak tirinya menginginkan sesuatu.

"Ini Alina.. minum lah, kamu pasti sangat kelelahan karna sudah lama berjalan, maafkan Ibu ya.. karna Ibu tak memiliki uang untuk kita naik gerobak" Sherina merasa bersalah karna terlihat jelas jika anak-anak tirinya begitu kelelahan.

"Tidak apa-apa Ibu.. Alina senang karna akhirnya Alina bisa merasakan pergi pe kota kecil lagi" Alina begitu sangat ceria jadi dia tak membuat semua nya sebagai beban.

"Iya Ibu.. jangan merasa bersalah, lagi pula kami merasa senang bisa berjalan bersama dengan Ibu" Zovan yang lebih dewasa dari mereka semua selalu saja bisa memenangkan Sherina.

"Terimakasih karna kalian begitu pengertian kepada Ibu" Sherina bersyukur karna anak-anak tirinya tak lagi menyimpan dendam terhadap dirinya.

"Sherina kalian mau kemana dulu" Mely menyusul langkah Sherina dan menanyakan kemana Sherina akan pergi.

"Kami akan menjual hasil buruan kami terlebih dahulu, karna aku tak mempunyai uang sepeserpun" Sherina membawa hasil buruan mereka di dalam keranjang, begitu juga dengan anak-anak tirinya mereka membawa keranjang masing-masing di punggung mereka.

"Ya sudah, kalau begitu kita berpisah disini" Mely pergi ke pasar kota kecil hanya untuk berbelanja kebutuhan keseharian nya saja, maka Mely dan Sherina berbeda arah dan tujuan.

"Humm.. terimakasih Mely karna sudah mau berjalan bersama ku" Sherina menyukai setiap kebaikan yang di lakukan Mely kepada nya.

"Sama-sama Sherina" Mely segera berlalu untuk menuju ke tempat tujuan nya.

"Ibu ikuti aku, disebelah sana tempat penjualan hasil buruan nya" Zevan meminta Sherina mengikuti langkah nya, karna Zevan memang sering ke pasar ini.

Satu Ibu dengan lima anak itu berjalan beriringan dengan membawa keranjang di punggung masing-masing, dan di dalam keranjang itu mereka membawa beraneka temuan mereka yang akan segera mereka jual.

"Bos aku ingin menjual hasil buruan ku" Zevan sudah kenal dengan tukang jagal yang biasa di panggil Bos Zem, dan Zem juga selalu baik kepada Zevan.

"Anak kecil susah lama kamu tak kesini.. " Zem memang sudah sering bertemu dengan Zevan jadi dia sudah akrab dengan Zevan.

"Saya tidak mempunyai hewan buruan makanya saya tak kesini" Zevan sudah terbiasa mengobrol dengan Zem, makanya dia tak tampak kikuk.

"Jadi apa yang akan kau jual anak kecil?" Zem memperhatikan Zevan dengan yang lain nya.

"Ini.. ini semua hasil buruan kami.. " Sherina menyodorkan keranjang nya yang penuh, dan hewan-hewan yang mereka dapatkan tentu masih hidup, karna Sherina mendapatkan hewan-hewan itu dengan cara menembakinya dengan tembakan yang sudah di beri obat bius.

"Banyak sekali.. bagaimana cara kalian mendapatkan nya? dan ya siapa mereka ini anak kecil?" Zem baru melihat Sherina dan yang lain nya jadi dia bertanya pada Zevan.

"Ini Ibu ku dan Adik-adikku.. kami mendapatkan semua nya dengan berburu," Zevan menjawab semua pertanyaan Zem.

Dengan begitu teliti Zem mengecek semua kondisi hewan buruan yang di bawa Zevan, dan Zem di kejutkan karna semua hewan itu masih hidup.

"Kalian hebat sekali, baiklah karna semua hewan ini masih hidup makan aku akan membeli nya dengan harga yang tinggi, lima tel perak untuk Babi, lima tel perah untuk Rusa, dan tujuh tel perak untuk semua hewan kecil itu.. bagaimana apa kalian setuju?" Zem langsung memberikan harga yang tinggi, dan Zevan merasa bahagia mendapatkan harga setinggi itu.

"Baik aku setuju" Sherina langsung menyetujui harga yang di berikan oleh Zem, dan mereka segera pergi dengan mengantongi uang dari penjualan hewan buruan mereka.

"Ibu itu adalah toko obat nya" Zevan menunjuk dengan jarinya ke arah toko obat sekaligus apotek yang begitu besar.

Sherina langsung menuju ke toko obat tersebut dan di sana benar-benar sangat ramai dengan orang-orang yang akan membeli bahan obat.

"Permisi.. apa pemilik toko obat nya ada?" Sherina dengan lembut bertanya pada salah satu penjaga tobo obat.

"Kami tak menerima pengemis mengemis disini" pelayan itu langsung memandang rendah Sherina dan anak-anak tirinya karan tampilan yang lusuh.

"Maaf saya bukan pengemis" Sherina tak suka pada pelayan yang sombong.

"Hahahahaha... kau bilang kau bukan pengemis!! lalu kau ini apa?? lihatlah penampilan mu dan juga anak-anak mu, kalian sangat kotor juga lusuh.. kalau kalian bukan pengemis lalu apa??" pelayan itu tetap memandang rendah Sherina juga anak-anak nya.

"Kami bukan pengemis.. " Zevan yang cepat marah pasti tersulut emosi nya karna ucapan pelayan itu.

"Dasar pengemis tak tau diri.. pergi kalian dari sini" dengan kasar pelayan itu mendorong tubuh kecil Zevan.

Bersambung.. semoga kita ketemu lagi di bab selanjutnya👋👋