NovelToon NovelToon
Accidentally Yours

Accidentally Yours

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Dokter
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mutia Kim

Velora, dokter muda yang mandiri, tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah hanya karena satu janji lama keluarga. Arvenzo, CEO arogan yang dingin, tiba-tiba menjadi suaminya karena kakek mereka dulu membuat perjanjian yakni cucu-cucu mereka harus dijodohkan.

Tinggal serumah dengan pria yang sama sekali asing, Velora harus menghadapi ego, aturan, dan ketegangan yang memuncak setiap hari. Tapi semakin lama, perhatian diam-diam dan kelembutan tersembunyi Arvenzo membuat Velora mulai ragu, apakah ini hanya kewajiban, atau hati mereka sebenarnya saling jatuh cinta?

Pernikahan paksa. Janji lama. Ego bertabrakan. Dan cinta? Terselip di antara semua itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Velora diculik

Hari itu, cahaya matahari masuk melalui jendela kaca besar rumah Wardhana, menerpa lantai marmer putih yang berkilau. Velora berdiri di depan cermin, merapikan rambutnya yang sudah ia sanggul rapi. Pakaian dinas putih membuatnya tampak lebih dewasa, lebih kuat. Sudah beberapa minggu ia beristirahat setelah insiden longsor, dan pagi ini adalah hari pertamanya kembali ke rumah sakit.

Saat menuruni tangga, ia mendapati Arvenzo sudah duduk di ruang makan. Pria itu mengenakan kemeja hitam sederhana, tetapi tetap memancarkan aura berwibawa. Tatapannya langsung tertuju pada Velora.

“Kamu yakin sudah cukup kuat untuk kerja?” tanya Arvenzo datar, namun matanya menyimpan kekhawatiran yang tak bisa ia sembunyikan.

Velora tersenyum tipis. “Aku baik-baik saja. Kalau terus di rumah, aku justru merasa tak berguna. Aku ingin kembali membantu.”

Arvenzo tidak langsung menjawab. Ia meletakkan sendoknya, lalu berdiri, berjalan ke arah Velora. Tangannya terangkat, nyaris menyentuh wajah istrinya, tapi berhenti di udara. “Kalau ada apa-apa, jangan keras kepala. Langsung pulang!”

Velora mengangguk, meski dalam hati ia sadar betapa sulit bagi Arvenzo melepasnya.

Rumah sakit tampak sibuk seperti biasa. Begitu masuk, Velora disambut hangat oleh rekan-rekan sejawatnya.

“Dokter Velora! Akhirnya Dokter kembali bekerja lagi!” seru Zia sambil merangkul lengan Velora.

“Sudah sehat betulan? Jangan dipaksain, ya,” tambah seorang dokter senior.

Velora hanya tersenyum dan meyakinkan mereka kalau dirinya sudah pulih. Tapi jauh di sudut ruang rapat, ada sepasang mata lain yang memperhatikannya dengan intens... Dokter Rayhan. Ia menatap Velora dengan campuran lega dan getir.

...****************...

Sementara itu, Leona duduk di sofa apartemennya dengan wajah kusut. Di tangannya, segenggam majalah dengan wajah Arvenzo dan Velora di sampulnya. “Pasangan pengusaha muda dan Dokter cantik ini jadi sorotan masyarakat.”

Leona meremas majalah itu hingga robek. Hidupnya kini bagaikan puing-puing, kontrak iklan batal, tawaran film hilang, bahkan manajemennya mencoret namanya dari daftar artis utama.

Semua ini, pikirnya, gara-gara Arvenzo. Gara-gara Velora.

“Kenapa dia yang dapat bahagia, sementara aku yang hancur?” bisiknya getir.

Ia berdiri, menatap dirinya di cermin. Tatapan matanya penuh kebencian, wajah cantiknya dipelintir amarah. “Karena kamu sudah menghancurkan ku, Arven. Aku pun akan menghancurkan mu lewat perempuan itu!”

...****************...

Beberapa hari kemudian, Velora kembali beraktivitas normal. Ia baru saja menyelesaikan shift sore dan berjalan ke arah parkiran. Hari mulai gelap, angin malam bertiup pelan. Ia merogoh tasnya, mencari kunci mobil, saat tiba-tiba cahaya lampu mobil menerangi wajahnya.

Sebuah van hitam berhenti mendadak. Dari dalam, tiga pria bertopeng keluar dengan cepat.

“Apa--?!” Velora belum sempat menjerit ketika tangan kasar menariknya. Tasnya jatuh, ponselnya ikut terhempas ke lantai, retak, dan bergetar karena panggilan masuk dari Arvenzo Wardhana.

Suara Velora teredam oleh kain yang membekap mulutnya. Tubuhnya ditarik paksa ke dalam van. Dalam hitungan detik, pintu menutup rapat, dan kendaraan itu melaju meninggalkan area rumah sakit.

Di lantai atas gedung Wardhana Royal Group, Arvenzo baru saja menyelesaikan rapat penting bersama para direktur. Namun entah kenapa, hatinya gelisah. Ia meraih ponsel dan menekan nomor Velora. Satu kali, dua kali, tiga kali. Tidak diangkat.

“Tomi,” panggilnya dengan nada dingin.

Asistennya masuk tergesa. “Tuan, ada masalah. Ponsel nyonya Velora ditemukan di parkiran rumah sakit dalam keadaan pecah!”

Arvenzo berdiri mendadak, kursinya terjungkal. Napasnya tercekat, wajahnya menegang. “Apa maksudmu?”

“Kami lihat CCTV, ada van hitam keluar dari area parkir. Platnya tertutup kain hitam dan nyonya Velora tidak terlihat lagi sejak itu.”

Arvenzo mengepalkan tangannya begitu keras hingga buku jarinya memutih. Di kepalanya, kenangan lama berkelebat Vania, cinta pertamanya, meregang nyawa di pelukannya setelah kecelakaan. Rasa bersalah itu kembali menyerang, membuat dadanya seolah ditusuk dari dalam.

“Tidak. Aku tidak akan kehilangan lagi.” Suaranya pecah, penuh amarah sekaligus ketakutan.

Flashback On...

Arvenzo masih muda ketika pertama kali bertemu Vania. Ia baru saja kembali dari studinya di luar negeri, dan Vania adalah gadis cerdas serta ceria yang ia temui di sebuah acara amal. Senyumnya hangat, tawanya renyah sosok yang mampu menembus aura dingin Arvenzo dengan mudah.

Mereka tidak butuh waktu lama untuk dekat. Vania selalu hadir di setiap sela kesibukan Arvenzo. Ia sering membawa bekal makan siang buatan sendiri ke kantor pria itu, atau sekadar menemaninya lembur dengan secangkir kopi.

“Ven, kamu serius banget kerja terus. Kadang hidup juga harus dinikmati,” ucap Vania sambil menggoda.

Arvenzo yang biasanya sulit tersenyum, justru menunduk lalu tertawa kecil. “Kalau kamu ada di samping aku, hidupku udah cukup nikmat, kok.”

Vania tertawa terbahak, memukul lengannya pelan. Dari situlah, semua orang tahu, Arvenzo benar-benar jatuh cinta.

Hubungan mereka berjalan hampir tiga tahun. Arvenzo sudah merencanakan lamaran diam-diam, menunggu waktu yang tepat untuk memberi cincin pada Vania.

Namun, takdir berkata lain.

Malam itu hujan deras mengguyur Jakarta. Arvenzo akan mengantarkan Vania pulang setelah mereka selesai makan malam. Jalanan licin, lampu jalan redup, dan mobil melaju agak cepat.

Sebuah truk kehilangan kendali dari arah berlawanan. Dalam sekejap, tabrakan tak terelakkan. Mobil mereka terguling, kaca pecah, logam berderit.

Arvenzo merasakan sakit luar biasa di tubuhnya, namun kesadarannya tidak hilang. Ia segera menoleh ke samping. Vania darah mengalir di wajahnya, tubuhnya terjepit.

“Vania! Jangan tutup mata, dengarkan aku!” Arvenzo panik, tangannya menggenggam tangan Vania yang dingin.

Vania tersenyum samar meski darah di bibirnya. “Ven... jangan salahkan dirimu. Aku bahagia bisa sama kamu.”

“Jangan bicara begitu! Kamu akan baik-baik saja, aku janji bawa kamu keluar!” Arvenzo berteriak, berusaha menarik tubuh Vania, meski rasa sakit di tulang rusuknya membuatnya hampir pingsan.

Namun napas Vania semakin melemah. Matanya perlahan tertutup meski Arvenzo mengguncangnya dengan putus asa.

“Vania! Jangan pergi! Aku mohon, bertahanlah... Vaniaaa!”

Suara sirine ambulans baru terdengar beberapa menit kemudian, tapi terlambat. Vania menghembuskan napas terakhir di pelukan Arvenzo.

Arvenzo selamat, meski dengan luka fisik, tulang rusuk memar, beberapa jahitan di pelipis, dan tubuh penuh lebam. Tapi luka di hatinya jauh lebih parah.

Di rumah sakit, ia menolak makan, menolak bicara dengan siapa pun. Hanya satu nama yang terus ia panggil lirih di tengah malam yakni Vania.

Sejak hari itu, Arvenzo berubah. Ia menutup hatinya rapat-rapat, memandang cinta sebagai sebuah ancaman. Baginya, jika mencintai berarti kehilangan, maka lebih baik ia tidak membiarkan siapa pun masuk ke dalam hidupnya lagi.

Flashback Off...

...****************...

Gudang tua di pinggiran kota itu berbau apek, dindingnya dipenuhi lumut, dan cahaya lampu redup menambah suasana mencekam. Velora duduk di kursi kayu, pergelangan tangannya terikat kuat.

Pintu besi berderit terbuka. Seorang wanita muncul, langkahnya anggun tapi tatapannya penuh kebencian. Leona.

“Selamat datang di nerakamu, Velora.”

Velora menatapnya, bingung sekaligus takut. “Kamu?! Kenapa kamu lakukan ini?”

Leona mendekat, mengangkat dagu Velora dengan kasar. “Karena aku kehilangan segalanya. Karierku, hidupku, masa depanku. Semua karena suamimu.”

Velora berusaha tenang meski tubuhnya gemetar. “Kalau kamu dendam, hadapi dia. Jangan seret aku!”

Leona tertawa pendek, getir. “Justru lewat kamu, aku bisa membuatnya menderita. Aku ingin Arvenzo merasakan sakit yang sama. Kehilangan yang sama.”

Velora menutup mata, berdoa dalam hati. Ia tahu Arvenzo pasti mencarinya. Tapi bisakah suaminya itu datang sebelum Leona benar-benar melampiaskan dendam gilanya?

...****************...

Sementara itu, Arvenzo berdiri di depan jendela besar kantornya, menatap langit malam. Tangannya mengepal di saku celana, rahangnya mengeras.

“Tomi,” ucapnya dengan suara rendah tapi tajam. “Siapkan semua orang. Lacak mobil van itu. Dan jika ini ulah Leona...”

Mata Arvenzo memerah, nadanya berubah jadi bisikan penuh amarah. “...aku bersumpah, tanganku yang akan mengakhiri hidupnya.”

1
Nurika Hikmawati
lebih tepatnya mencoba fokus ya Vel... takut pikiranmu traveling 😂😂
Nurika Hikmawati
walopun Velora dokter di situ, tp emang boleh masuk ke dapur RS trus masak sendiri
Nurika Hikmawati
keluarga arvenzo serem juga ya, tapi Leona juga yg salah. berani bermain api, skg jadinya terbakar sendiri
mama Al
Alhamdulillah velora di terima keluarga Arvenzo
Dewi Ink
velora juga gak bakal ngebolehin, makanya dia turun tangan
Dewi Ink
hemm sepertinya lezat..kasian kalo sakit, gak doyan makanan RS
Istri Zhiguang!
Tapi setiap aku ngeliat sifat dingin Arvenzo, aku selalu keinget dia yang dulu selalu make mantan pacarnya buat nganu/Shy/ ini Arvenzo emang beneran baik dan cinta ke Velora atau cuma bermuka dua aja ya?
Istri Zhiguang!
Semoga Mama Mela gak kayak mertua lainnya yang bakal merintah menantunya sesuka hati
Istri Zhiguang!
Manggilnya langsung ayah/Facepalm/
Rosse Roo
Kiss yg kedua, tp rasanya lebih berbeda eaaa dr yg prtma🤭🤭
Rosse Roo
Aaaaa Lanjut Ar, lanjut di rumah aja. masih di RS soalnya/Facepalm/
Drezzlle
Arvenzo masih malu2 kucing /Facepalm//Facepalm/
Drezzlle
Maunya di suapin ya Ar
Drezzlle
enak ya punya teman yang solid gini
🌹Widianingsih,💐♥️
Deg-degan dong pastinya jantung 💓💓 Velora, sekalinya memandikan lap suaminya sendiri yang selama ini belum tau dalamnya🤪
🌹Widianingsih,💐♥️
Velora jadi nambah gelar baru nih.
Seorang dokter iya profesinya, istri statusnya sekarang jadi perawat dengan pasien suaminya sendiri🤭🤭
☘️🍀Author Sylvia🍀☘️
sepertinya Leona bakal hancur di tangan arvenzo. syukurin deh.
☘️🍀Author Sylvia🍀☘️
arvenzo kl udah marah, nyeremin juga ya Thor. untung aja dia langsung balas perbuatannya si Leona.
Rahma Rain
belajar lah mencintai suami mu Vel
Rahma Rain
mantap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!