NovelToon NovelToon
Agent Khusus Yang Diceraikan Istrinya

Agent Khusus Yang Diceraikan Istrinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Anak Lelaki/Pria Miskin / Penyelamat
Popularitas:667
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Yansya diceraikan istrinya karena dia miskin. Setelah menjadi agent khusus, akankah hidupnya berubah menjadi lebih baik? atau menjadi semakin buruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelantikan Jabatan Ketua Tim

Setelah pintu tertutup rapat, menyisakan keheningan di antara mereka berdua, Yansya perlahan melepaskan genggaman tangannya dari Lisa. Ada senyum tipis yang tersungging di bibirnya, menunjukkan rasa puas yang sulit ia sembunyikan.

Lisa membalas tatapan Yansya, masih dengan sisa-sisa kelelahan di wajahnya, tetapi kini ada sorot mata yang lebih lembut.

"Jadi, Yansya," ucapnya pelan, suaranya kini sedikit lebih kuat, "apakah ini bagian dari rencanamu yang brilian, membiarkan aku babak belur supaya kamu bisa tampil sebagai pahlawan dan mendapatkan jabatan ketua tim?"

Yansya tertawa kecil, suara tawanya mengisi ruangan yang hening itu. Ia mengulurkan tangannya dan mengusap pelan pipi Lisa yang sedikit memar, gerakannya penuh kehati-hatian.

"Bukan itu maksudku, Nona," jawab Yansya sambil menatap mata Lisa dalam-dalam. "Aku hanya ingin menunjukkan bahwa aku bukan cuma omongan belaka. Dan tentu saja, aku tidak ingin kamu kehilangan kesempatan untuk menjadi pusat perhatian, bukan?"

Lisa mendengus pelan, seolah tidak sepenuhnya percaya, tetapi bibirnya sudah melengkung membentuk senyuman tipis.

"Percaya diri sekali kamu, Tuan Yansya," balas Lisa, "awas saja kalau sampai kamu hanya bisa bermimpi, karena aku yakin setelah babak belur seperti ini, mungkin aku tidak akan bisa melihat pelantikanmu nanti."

Ada nada ejekan yang terselip, tetapi juga kehangatan yang terpancar jelas. Yansya hanya menyeringai, matanya berbinar penuh tekad, seolah tantangan itu justru semakin memicunya.

Baginya, tidak masalah jika Lisa tidak bisa hadir di acara pelantikan nanti, yang terpenting baginya adalah memastikan Lisa cepat pulih agar ia bisa segera mendapatkan uang sepuluh miliarnya, lalu ia bisa mengajak Lisa makan malam romantis berdua, merayakan keberhasilan dan langkah baru mereka.

Lisa menggelengkan kepalanya pelan, ekspresinya bercampur antara geli dan sedikit tidak percaya dengan prioritas Yansya yang selalu berpusat pada materi.

"Dasar mata duitan," gumamnya pelan, namun tanpa nada penghakiman, lebih seperti sebuah pernyataan yang sudah ia duga.

"Kamu ini, baru saja mengklaim jabatan penting, tapi pikiranmu sudah melayang ke arah uang dan makan malam," Lisa tersenyum tipis, tatapannya lekat pada Yansya. "Tapi baiklah, aku akan pastikan aku pulih secepatnya, jadi kamu tidak punya alasan untuk ingkar janji, Tuan Calon Ketua Tim."

Keesokan harinya, suasana markas dipenuhi dengan aura kebahagiaan dan optimisme yang baru, ketika Yansya Ardian resmi dilantik menjadi ketua tim, menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Fabian.

Upacara pelantikan berjalan singkat namun penuh makna, disaksikan oleh Kepala Direktur Bram serta para ketua tim lainnya yang kini menatap Yansya dengan pandangan berbeda, mengakui keberanian dan kemampuannya dalam waktu singkat.

Meskipun Lisa tidak bisa hadir karena masih dalam masa pemulihan, Yansya tahu bahwa keberhasilannya ini tidak hanya berarti pencapaian pribadi, tetapi juga langkah awal menuju semua janji yang telah ia buat, termasuk makan malam spesial yang sudah ia bayangkan.

Setelah pelantikan, Yansya segera menyibukkan diri dengan tanggung jawab barunya, membuktikan kepada semua orang bahwa ia memang pantas mendapatkan posisi itu.

Namun di sela-sela kesibukannya, pikirannya selalu kembali pada Lisa yang masih dalam masa pemulihan. Ia sering mengirim pesan singkat atau menanyakan kabar melalui Delisa dan Rio, memastikan kondisi Lisa terus membaik.

Dalam hati, Yansya tidak sabar menunggu Lisa kembali beraktivitas, karena ia tahu, tanpa kehadiran wanita itu, keberhasilan ini terasa kurang lengkap, dan janji makan malam mereka masih harus ditunaikan.

Dengan jabatan baru sebagai Ketua Tim Fabian, yang secara luas dikenal sebagai tim terkuat di antara semua tim agen khusus, Yansya kini memikul tanggung jawab yang jauh lebih besar dari sebelumnya.

Ia tahu bahwa memimpin tim paling elit ini akan menjadi ujian sesungguhnya bagi kemampuannya, dan di sisi lain, ia juga harus membuktikan diri kepada Lisa, yang timnya sendiri dianggap sebagai yang terlemah, bahwa ia memang pantas menduduki posisi ini, sekaligus menepati semua janji yang telah ia ucapkan.

Yansya segera menghabiskan waktu mempelajari profil Tim Fabian. Ia akan memimpin anggota-anggota terbaik, seperti Reno, seorang ahli strategi ulung yang selalu selangkah di depan musuh; Clara, penembak jitu dengan akurasi tak tertandingi; David, spesialis intelijen yang mampu menggali informasi dari sumber mana pun; Maya, master penyamaran yang bisa menyatu sempurna dengan lingkungan; dan Alex, pakar eksplosif yang selalu siap mengatasi setiap rintangan.

Tim ini adalah yang terbaik, dan Yansya tahu, dengan kerja sama mereka, misinya untuk menangkap Fabian dan membawa nama baik timnya akan segera terwujud.

Meski begitu, pertemuan pertamanya dengan Tim Fabian tidak berjalan mulus seperti yang Yansya harapkan karena ada keraguan yang terpancar dari mata Reno, Clara, David, Maya, dan Alex, seolah mereka belum sepenuhnya menerima kepemimpinan Yansya.

"Jadi, Pak Yansya," ucap Reno dengan nada datar, "kami dengar Anda ini agen baru, yang tiba-tiba melesat menjadi ketua. Apa yang bisa Anda tawarkan kepada tim yang sudah terbiasa dengan standar Fabian?"

Clara ikut menimpali, "Kami ini Tim Fabian, tim terbaik, bukan tim coba-coba, kami harap Anda bisa membuktikan diri dan tidak hanya mengandalkan keberuntungan."

Yansya hanya menyeringai tipis, tidak sedikit pun terintimidasi. "Tenang saja," balasnya santai, "kalian akan lihat sendiri, dan percayalah, keberuntungan hanyalah nama lain dari persiapan yang matang, yang mungkin belum pernah kalian rasakan sebelumnya."

Yansya kemudian melipat kedua tangannya di dada, tatapannya menyapu setiap wajah anggota tim, dan dengan senyum provokatif ia berkata, "Bagaimana kalau kita buktikan saja?

Reno, saya dengar Anda ahli strategi, berikan saya skenario terberat Anda, saya akan tunjukkan bagaimana sebuah strategi bisa jadi senjata mematikan.

Clara, saya ingin lihat apakah tangan Anda secepat kilat seperti kata orang-orang, kita lihat siapa yang lebih dulu mengenai target.

David, bisakah Anda menyembunyikan informasi dari saya? Maya, saya tantang Anda untuk menipu saya, kalau bisa. Dan Alex, siapkan bahan peledak Anda, kita akan lihat siapa yang bisa membuat ledakan paling efektif."

Nada tantangan itu jelas, menggantung di udara, memaksa mereka untuk menghadapi kepercayaan diri Yansya yang begitu kuat.

Tidak membuang waktu, Yansya langsung meminta Reno untuk mempresentasikan skenario strategis paling rumit yang pernah ia buat.

Reno, dengan raut wajah sedikit terkejut namun tetap menjaga profesionalisme, segera mengeluarkan tabletnya dan mulai memproyeksikan sebuah simulasi pertahanan yang sangat kompleks, lengkap dengan rute patroli yang berubah-ubah, titik-titik lemah yang tersamarkan, dan sistem keamanan berlapis.

"Ini adalah skenario peretasan markas musuh," jelas Reno, suaranya tenang, "tidak ada celah sama sekali, bahkan Fabian butuh tiga jam untuk bisa menemukannya."

Yansya hanya mengangguk, matanya menatap tajam ke layar, dengan cepat menganalisis setiap detail yang dipaparkan, seolah ia sedang membaca sebuah buku cerita yang menarik.

Semua anggota Tim Fabian terdiam, memerhatikan Yansya yang tampak tenggelam dalam simulasi, gerak matanya sangat cepat, mengikuti setiap pola dan garis di layar.

Hanya dalam hitungan detik, Yansya mengangkat kepala, senyumnya semakin lebar. "Tiga jam, Reno?" tanyanya retoris, nada suaranya penuh selidik.

"Itu terlalu lama. Ada satu celah kecil di sini, di balik generator cadangan, di mana sensor panas sedikit tumpang tindih dengan jangkauan kamera infra merah. Itu hanya berlangsung sepersekian detik setiap kali sistem beralih mode hemat energi. Sebuah celah yang sangat kecil, bahkan Fabian pun melewatkannya."

Reno menatap layar tabletnya lagi, matanya membelalak kaget saat ia menyadari bahwa Yansya memang benar.

Setelah Reno, satu per satu anggota tim mencoba peruntungan mereka. Clara, dengan tatapan dinginnya, mengincar target yang bergerak cepat, namun Yansya sudah menghitung jalur proyektil dan menemukan titik buta yang sempurna untuk menghindar.

David berusaha menyembunyikan informasi vital dalam jaringan yang terenkripsi berlapis, tetapi Yansya hanya perlu beberapa detik untuk meretas dan mengungkapkan semua data rahasia.

Maya, sang master penyamaran, mencoba berbaur dalam keramaian, namun mata Yansya menangkap pola gerak tubuh dan napas yang sangat samar, mengungkap keberadaan Maya dalam sekejap.

Terakhir, Alex menyiapkan rangkaian peledak yang rumit, berharap bisa membuat Yansya lengah, tetapi Yansya dengan santainya menunjukkan bagaimana sebuah sirkuit kecil bisa diputus tanpa memicu alarm, membuat ledakan Alex menjadi tidak berarti.

Setelah serangkaian demonstrasi itu, keheningan di ruangan itu berbeda, kali ini penuh dengan kekaguman yang tak terbantahkan.

Sejak saat itu, Tim Fabian yang tangguh itu resmi dikenal sebagai Tim Predator, julukan yang diberikan Yansya sebagai penanda era baru kepemimpinan mereka, sebuah tim yang tidak hanya unggul dalam keahlian, tetapi juga memiliki insting pemburu yang tajam, siap mengejar target tanpa henti.

Dengan Yansya sebagai pemimpin, Tim Predator kini menjadi kekuatan yang lebih menakutkan, karena mereka tahu, di bawah arahan sang ketua baru, tidak ada tantangan yang terlalu besar dan tidak ada musuh yang bisa bersembunyi.

1
Khusus Game
oke, bantu share k
Glastor Roy
yg bayak tor up ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!