Anna bukan janda, aku tahu semuanya
tapi aku tak bisa mengatakan itu padanya
aku takut dia justru akan pergi dari ku setelah tahu semuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shikacikiri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
Anna duduk di samping Siska yang notabene adalah lulusan administrasi perkantoran. Dia hanya diam melihat Siska langsung pandai dan mampu menyamainya dalam sehari dalam masalah berkas.
"Hmm, kak Anna.. " Siska menyentuh bahunya dengan satu jari.
Anna melihat dengan aneh caranya memanggilnya.
"Apa? " tanya Anna berusaha bersikap biasa.
"Apa Pak Abel itu pacar mu? " tanya Siska polos.
Mata Anna membulat kemudian melirik ke arah Abel yang terlihat sedang memeriksa sebuah berkas.
"Bu.... "
"Hai Anna! " seru Clara yang datang tiba-tiba.
Anna langsung berdiri karena terkejut.
"Hai... " jawab Anna canggung.
"Aku balik lagi, ada proyek baru di TV ini, oh iya, Abel mana? Kita double date yuk! " Clara bicara tanpa jeda, tanpa memperhatikan siapa saja yang di sekeliling mereka.
Siska menatap ke arah Anna yang tadi seolah hendak menjawab bahwa dia bukan pacarnya Abel.
"Aku udah pesan tempat, kita makan dan hang out bareng, pacarku dari Ausi ikut ke sini" ucap Clara riang.
"Oh ya, siapa dia? Cantiknya! " puji Clara pada Siska.
"Siska Pratiwi, sekretaris baru pak Alberto Sanjaya" ucap Siska mengulurkan tangannya pada Clara.
Clara tersenyum dan tidak menyalaminya.
"Kau menyerahkan jabatan spesial mu pada gadis cantik, apa tidak takut Abel suka padanya? " Clara bicara dengan mendekatkan diri ke telinga Anna, tapi suaranya terdengar oleh Siska.
"Hahaha... tidak apa-apa... " Anna semakin canggung.
"Kau ini baik sekali, kalau dulu, aku ga pernah kasih Abel sama wanita lain, aku pencemburu" ucap Clara.
Dia benar-benar sedang riang.
"Hai aku Clara Shine, mantan pacar Abel tapi sekarang sudah punya pacar lagi"
Anna mengerutkan dahinya merasa dia tak perlu memperkenalkan diri sejelas itu.
Abel melihat pemandangan itu dari dalam, sedikit merasa kesal namun ada perasaan senang juga, dia bisa memanfaatkan situasi ini untuk dekat dengan Anna.
Dia keluar dari ruangannya.
"Hai Bert! " sapa Clara.
"Hai.. oh ya Siska, semua laporan harus ada di meja besok pagi, kamu sudah bisa kan? " tanya Abel.
"Sudah Pak, mungkin nanti Bu Anna bisa koreksi dulu sebelumnya" ucap Siska lugas.
"Ok, aku dan Anna akan pulang lebih dulu, kami ada double date, kamu bisa pulang pukul 5 nanti" ucap Abel.
Mata Anna membulat penuh, merasa Abel yang mungkin saja merencanakan semua ini, bukan Clara.
"Ayo sayang! " ajak Abel dengan menarik tangan Anna.
Anna mengambil tas nya seraya tersenyum dan pergi.
Siska hanya menatap mereka kemudian kembali bekerja.
Clara berjalan lebih dulu, Abel masih terus menarik Anna yang seolah benar-benar berat melakukan semua ini.
"Ini rencana Pak Abel kan bukan bu Clara" bisik Anna.
"Tentu saja, aku tahu si Stevan ngajak makan malam hari ini, jadi aku minta double date sama Clara" jawab Abel tanpa menatap.
Anna merengut.
"Kenapa? Kecewa karena ga bisa candlelight dinner sama Stevan? " tanya Abel.
"Terserah! " ucap Anna kesal.
"Kamu nanti bakal berterimakasih sama aku untuk hari ini, karena selamat dari cengkraman Stevan" ucap Abel.
"Siapa yang harus mewaspadai siapa" ucap Anna ketus.
"Siapa? " Clara berbalik.
Anna dan Abel berhenti berjalan dan menatapnya.
"Siapa yang menyetir? " Clara melempar kunci mobil.
Tak ingin Abel merasakan kebas di tangannya, Anna mengambil kunci dari Abel yang tadi berhasil menangkapnya.
"Aku.. ! " ucap Anna seraya berjalan menuju kursi kemudi.
Abel tersenyum, tahu maksud Anna.
"Ok! " Clara naik dan duduk di belakang.
Abel duduk di samping Anna, mereka pun pergi ke restoran yang sudah dipesan.
**
Malam hampir larut.
Anna dan Abel saling berpegangan di tepi pantai, berjalan perlahan memperhatikan Clara dan pacar bulenya saling berciuman di depan.
"Cckk, apa ga akan pulang mereka ini" keluh Anna.
"Kamu mau kita kek mereka? " tunjuk Abel ke arah Clara.
Anna melempar tangan Abel.
"Hei... kita harus tetap berpegangan tangan" Abel meraih tangannya lagi.
"Pak, kan bu Clara udah ada pacarnya, dah ga ngaruh lagi dong, kita udahan ya pura-pura nya? " Anna terlihat sangat lelah.
"Kita ga pura-pura, dia yang sedang pura-pura" Abel malah menarik Anna agar lebih mendekat.
Anna malah bingung dengan perkataan Abel tentang Clara yang pura-pura.
"Masa mereka seromantis itu pura-pura? " Anna merasa tak yakin.
Abel tersenyum melihat wajah polosnya.
"Mereka datang karena ada Variety show, bukan karena pacaran beneran" ucap Abel.
Anna menatap Abel masih merasa tak percaya.
"Sampai begitu? " tunjuk Anna ke arah mereka yang saling mencumbu hingga tak terkendali.
Abel meremas bahu Anna.
"Bukankah tempo hari kita seperti itu" bisik Abel.
Mata Anna membulat, mengingat bagaimana Abel melahap mulutnya hingga dia tak berkutik.
Anna melepaskan tangan Abel perlahan.
"Pak, pulang yuk, ngantuk! " Anna mengalihkan pembicaraan.
"Sini aku gendong, kamu tidur aja di punggung ku" Abel siap dengan kuda-kudanya.
Anna menyeringai.
"Nyetir aja kram, apalagi gendong orang" Anna memukul punggungnya kemudian lari karena sadar sudah mengejeknya.
Abel tersenyum, dia senang Anna menggodanya seperti itu. Dia mengejarnya dan menyusul Clara dan pacarnya yang akhirnya melepaskan ciuman mereka dan memperhatikan Anna dan Abel.
"Mereka serasi" ucap Jaiden, pacar Clara.
"Heuh, kupikir mereka pura-pura awalnya, tapi sepertinya mereka memang saling jatuh cinta" gumam Clara.
"Jadi... apa rencana mu selanjutnya? " tanya Jaiden.
"Bagaimanapun, Abel harus percaya lagi padaku. Dan aku rasa aku punya ide brilian" Clara menatap Jaiden dan meremas lengannya yang berotot.
**
Abel mengantar Anna ke rumahnya setelah Andri menjemput mereka. Clara dan Jaiden pulang dengan mobil mereka ke hotel.
Abel turun untuk pindah ke depan, Anna berjalan terus ke rumahnya.
"Anna...! " seru Stevan.
Abel yang hendak masuk, menoleh, begitupun Anna yang memang dipanggil.
"Dokter! " Anna terkejut melihatnya yang sangat rapi dan membawa buket bunga mawar merah besar di tangannya.
Abel masih memegangi pintu mobilnya.
"Aku nunguin kamu" ucap Stevan.
Anna merasa bersalah, dia juga memang lupa kalau sudah mengirim pesan, kalau sempat akan datang. Ini malah pulang.
"Maaf dokter, tapi... " Anna bingung mau beralasan apa.
"Sorry bro, buket bunga nya lebih bagus untuk ucapan selamat buat Anna dan aku, karena udah jadian" seru Abel.
Anna memukul lengan Abel, Stevan tahu itu, tadi dia lihat story Clara, dan melihat Abel dan Anna saling berpegangan tangan.
"Ya, selamat, aku datang juga karena itu" ucap Stevan.
Anna mengerutkan dahinya.
'Orang-orang ini, yang satu maksa jadian, yang satu pinter pura-pura sedih' ucap hati Anna.
"Ya udah, sini bunganya, sekarang semua pulang! " ucap Anna berbalik dan pergi meninggalkan mereka.
Stevan heran dengannya, dia kebingungan dan tak tau harus pulang atau menyusulnya. Tapi Abel tersenyum senang dan melambaikan tangan pada Stevan, kemudian menutup pintu mobilnya.
Sementara itu, dari kejauhan Viona melihat semua pemandangan itu, yang menurutnya....
".. memuakkan" gumam Viona.
\=\=\=\=\=\=\=>>