NovelToon NovelToon
Pangeran, Selir Tidak Ingin Mati

Pangeran, Selir Tidak Ingin Mati

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:23k
Nilai: 5
Nama Author: Zhuzhu

Lin Muwan terkubur di makam kuno Permaisuri Qing dari Era Jingyuan yang tidak dikenal ketika menjalankan misi mencari jejak sejarah.

Namun, dia kemudian terbangun di tubuh selir Pangeran Kesembilan Dinasti Jing yang dibenci karena merupakan keturunan pemberontak. Lin Muwan kemudian menyadari bahwa dia datang ke masa saat Permaisuri Qing hidup.

Plum dan aprikot yang mekar di taman adalah kesukaannya, namun kehidupan yang bagus bukan miliknya. Hidupnya di ujung tanduk karena harus menghadapi sikap suaminya yang sangat membencinya dan masih mencintai cinta pertamanya. Dia juga mau tidak mau terlibat dalam persaingan takhta antara putra Kaisar Jing.

Pangeran Kedua yang lemah lembut, Pangeran Keempat yang penuh siasat, Pangeran Kesembilan yang dingin, siapakah di antara mereka yang akan menjadikannya Permaisuri? Dapatkah dia kembali ke kehidupan asalnya setelah hidupnya di Dinasti Jing berakhir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 16: APAKAH OTAK PANGERAN KESEMBILAN SUDAH RUSAK?

Segerombol pelayan mendatangi Paviliun Zhouhua siang itu. Tak ada yang menyambut mereka selain suasana sepi. Bahkan sekelebat bayangan orang pun tak terlihat. Paviliun ini lebih sepi dari Istana Pengasingan di istana kekaisaran.

Biyi membuka pintu. Matanya menampilkan keterkejutan yang disembunyikan. Sekelompok pelayan itu terlihat asing.

Tak satu pun dari mereka dia kenal meski dia sudah tinggal di sini sebulan lebih. Ini seharusnya adalah pelayan yang baru datang ke kediaman.

“Nona Biyi, kami baru datang dari Biro Rumah Tangga Istana. Kami diutus oleh Pangeran Kesembilan untuk melayani di sini,” ucap seorang pelayan. Dari sekian banyak pelayan yang datang hari itu, hanya orang ini yang berani berbicara dengan lantang.

“Rupanya begitu. Nona sedang istirahat. Nanti saja baru melapor. Siapa namamu?”

“Nama saya Xuezhi.”

“Biyi, bawa dia kemari,” suara Lin Muwan tiba-tiba terdengar.

Biyi memerintah yang lainnya untuk kembali ke pekerjaan mereka. Xuezhi lantas mengikutinya masuk ke dalam.

Lin Muwan sedang berbaring di sofa, menutup pakaiannya yang baru saja dibuka untuk mengobati luka. Melihat Biyi datang bersama seorang yang asing, dia menatapnya dengan tenang.

“Namamu Xuezhi?”

“Benar, Nona. Nama saya Xuezhi.”

Lin Muwan telah mengembangkan kemampuan menilai orang. Xuezhi ini bukan pelayan sembarangan. Latar belakangnya tidak sederhana.

Meski Lin Muwan tidak tahu persisnya seperti apa, namun Xuezhi ini bisa digunakan. Dia bisa memberikan kepercayaannya untuk orang baru ini.

Kalau bukan karena kehidupannya di sini sulit, Lin Muwan lebih ingin hidup sendirian. Namun, dia harus memikirkan strategi lain untuk mempertahankan hidupnya.

Misalnya, memperbanyak teman. Terutama orang kepercayaan yang sulit didapat di masa ini. Semakin banyak teman, semakin mudah baginya mengenali musuh.

“Kalau kau ingin bekerja di sini, jangan mengkhianatiku.”

Xuezhi lantas berlutut. Dia baru tiba di sini. Hidupnya sulit. Istana tak memberinya pekerjaan layak karena beberapa penjahat menipu dan mempermainkannya. Tak banyak harapan yang ia miliki. Cukup punya tempat berlindung itu sudah cukup.

“Xuezhi bersumpah dengan hidupku sendiri, akan melayani Nona sepenuh hati dan tak akan berkhianat.”

Xuezhi berkowtow dua kali. Lin Muwan merasa matanya ternodai. Mana ada orang yang berteman seperti ini. Tak ingin membiarkan Xuezhi bekowtow lagi, ia menyuruh Biyi untuk membangunkannya.

Xuezhi menatap Lin Muwan dengan tatapan penuh tanya. Benaknya bertanya heran, inikah sosok selir Pangeran Kesembilan yang merupakan putri seorang pemberontak itu?

Dia begitu cantik. Yang paling menarik perhatiannya adalah sosoknya yang terlihat sangat tenang.

Ekspresi di wajahnya dia tak bisa membacanya. Ada kekaguman dan rasa hormat yang diam-diam tumbuh dalam hati Xuezhi terhadap Lin Muwan.

Ia bahkan mulai ingin membandingkannya dengan Nona Sheng, Sheng Jiayin yang merupakan cinta pertama Pangeran Kesembilan itu.

Bicara soal kecantikan, sebenarnya keduanya sangat cantik. Hanya saja perbedaan latar belakang yang membuat keduanya berada di posisi yang berlawanan.

“Biyi, beri dia pekerjaan,” ucap Lin Muwan.

“Ya, Nona.”

Hari yang damai untuk pemulihan terganggu. Beberapa pelayan itu sebenarnya dia tidak membutuhkannya.

Lin Muwan bukan gadis manja yang bahkan tidak bisa memakai pakaiannya sendiri. Tapi sebagai tokoh yang dianggap jahat di sini, dia harus berkompromi.

Biyi kembali setelah beberapa saat. Di tangannya terdapat sebuah baki berisi satu set pakaian berwarna hijau muda yang segar.

Pakaian itu juga dilengkapi dengan aksesoris seperti jepit rambut dan mahkota kecil dari emas. Mahkota sekecil itu jika dijual sebagai barang antik di masa depan, apakah akan bernilai milyaran?

Lin Muwan diam-diam menelan ludahnya. Baginya, aksesoris zaman kuno adalah harta karun yang tak ternilai.

Seandainya saja dia menemukannya di masa depan, mungkin hatinya akan sangat gembira. Dia akan bersemangat menelitinya dan menyusuri jejak sejarahnya.

Sayang sekali dia harus menelan pil pahit. Sekarang dia adalah salah satu bagian dari sejarah itu sendiri.

Tak tahu masa depan seperti apa selain dirinya akan dimakamkan di makam megah dan kesepian selama berabad-abad lamanya. Hari esok pun ia tak tahu apakah masih hidup atau tidak.

“Nona, Tuan Zifang membawa pakaian ini dari Biro Jahit Istana. Pangeran Kesembilan ingin Anda memakainya pada hari perjamuan malam nanti.”

Lin Muwan tergerak menyentuh pakaian itu. Kainnya lembut dan halus. Sudah pasti merupakan sutera vermilion yang legendaris itu.

Pertanyaannya adalah: mengapa bajingan bernama Murong Changfeng itu memberinya pakaian sebagus ini?

Murong Changfeng selalu membencinya. Di kediaman ini tidak ada seorang pun yang peduli padanya, tidak peduli pada hidup dan matinya.

Dia seperti pajangan yang bisa dibuang kapan saja. Hal-hal mengerikan semacam itu sudah terjadi dan berlangsung selama bertahun-tahun. Kenapa sekarang mendadak seperti ada perubahan?

Lin Muwan bergidik ngeri. Ini pasti jebakan. Murong Changfeng ingin mempermalukannya di hadapan Kaisar dan keluarga kekaisaran dengan membuatnya memakai pakaian mencolok seperti ini.

Warna hijau dia tidak menyukainya. Selain itu, ukurannya juga tidak pas. Murong Changfeng mana mungkin tahu ukuran pakaian yang pas dengan tubuhnya.

“Kembalikan saja. Bilang padanya, aku tidak akan datang.”

Biyi terlihat keberatan. Hal baik memang tidak datang tanpa alasan. Ia juga khawatir ini adalah jebakan, tapi apakah harus menolak terang-terangan seperti ini?

“Tapi, Kaisar sendiri yang mengundang. Nona tidak akan pergi?”

“Kaisar?”

“Ya. Sehari yang lalu Pangeran Kedua datang untuk menyampaikan titah. Malam ini Kaisar meminta Pangeran Kesembilan hadir di perjamuan bersama Nona.”

Ini menarik. Kaisar bisa-bisanya menyuruh Murong Changfeng membawanya ke perjamuan. Yang hadir di sana bukan hanya anggota keluarga kekaisaran, tapi juga pejabat tinggi.

Tindakan Kaisar ini jika bukan ingin mempermalukan putranya sendiri, apakah ingin menekankan legitimasinya kepada semua orang?

“Kembalikan saja. Bahkan kalau aku harus pergi ke istana, aku tidak akan memakai pakaian yang ia berikan.”

Lin Muwan duduk kembali di sofa. Perlakuan buruk Murong Changfeng meski tidak ia ingat semuanya, namun bekasnya sangat dalam.

Bajingan itu secara terang-terangan berkomplot dengan Zhou Ying menjadikannya objek perburuan. Bahkan masih menyusahkannya untuk pulang dengan selamat.

Biyi tidak punya pilihan selain mengembalikannya kepada Zifang. Menerima fakta bahwa gaun pemberiannya dikembalikan, Zifang langsung kembali untuk melapor. Emosi Murong Changfeng mulai terlihat membara. Matanya kembali memancarkan kebencian yang sama.

“Tidak tahu diri.”

Tiga kata tersebut lebih dari cukup untuk membuat Zifang mengerti situasi. Penolakan Nona Lin kali ini mengusik suasana hati sang pangeran.

Mereka masih tidak akur. Pangeran berinisiatif memberi pakaian untuk perjamuan, namun malah ditolak mentah-mentah. Siapa pun akan marah jika mengalaminya.

Murong Changfeng mengambil pakaian tersebut secara kasar. Dia mendatangi Paviliun Zhouhua dengan emosi penuh.

Lin Muwan tidak terkejut melihat kedatangannya, hanya menatapnya dengan tenang. Tatapannya ini bahkan lebih tenang daripada saat mereka ada di dalam hutan.

“Apa otakmu sudah rusak terkena air?” tanya Lin Muwan. “Untuk apa kau datang kemari sambil marah-marah?”

“Lin Muwan, tahu diri sedikit! Setidaknya hargai Kaisar dan jangan membuatnya malu!”

Murong Changfeng melemparkan pakaian itu pada Lin Muwan. Astaga, gaun hijau ini kenapa kembali lagi? Seperti lumut saja. Lin Muwan sungguh tidak mau memakainya.

“Aku akan lebih menghargai Kaisar jika tidak memakai ini. Pangeran, bawa saja gaun itu. Berikan pada gadis tercintamu.”

“Lin Muwan!”

“Biyi! Antarkan tamu!”

“Kau!”

Biyi menundukkan kepala karena bingung. Ia tak menduga Pangeran Kesembilan akan datang sendiri mengantarkan gaun itu.

Alih-alih menjelaskan, Nona Lin malah lebih memilih membuatnya emosi dan marah. Lagi-lagi Biyi belajar sesuatu dari majikan barunya.

Murong Changfeng menahan kemarahannya dan berbalik pergi. Wanita tak tahu diuntung! Kalau bukan karena titah Kaisar, dia malas memedulikannya. Lagi pula selama wanita itu tidak mati saja itu sudah cukup. Kalau mau mati pun harus dengan izinnya.

“Sungguh tidak tahu diri.”

Zifang merasa canggung. Gaun yang diberikan Pangeran Kesembilan kepada Nona Lin sangat bagus. Itu adalah gaun terbaik yang dipilih dari Biro Jahit Istana, dikerjakan dengan hati-hati dan didesain dengan baik. Hanya saja…

“Pangeran, sepertinya ukuran gaun ini tidak sesuai dengan tubuh Nona Lin.”

Seketika Murong Changfeng menatap tajam Zifang. Gaun hijau itu baik-baik saja. Tidak ada yang salah.

Tapi saat Zifang mengatakan ukurannya tidak pas, Murong Changfeng merasa kecut. Ada rasa pahit menyusup ke dalam hatinya, menghancurkan kemarahan yang menggebu.

“Aku menyuruhmu memberinya pakaian, dan ini hasil kerjamu?”

Tahu bahwa dia jadi sasaran baru kemarahan itu, Zifang tak bisa melawan. Kali ini dia memang ceroboh, tidak memperhatikan hal kecil yang justru menjadi yang paling penting diperhatikan.

Nona Lin memakai pakaian yang diberikan kepadanya dengan suka rela, tak peduli apakah bagus atau tidak. Bahkan meski kekecilan atau terlalu besar, biasanya tidak ada keluhan.

Namun, jelas sekarang berbeda. Gaun ini dikerjakan terburu-buru, tidak memperhatikan preferensi calon pemakainya.

Alhasil, ukurannya tidak pas. Masalah lainnya mungkin juga terletak pada warnanya. Hijau seperti ini memang tidak terlalu cocok dengan temperamen Nona Lin.

“Apakah Pangeran ingin menjahitkannya pakaian baru?” tanya Zifang.

“Tidak ada waktu. Biarkan dia memakai apa yang ingin dia pakai.”

Murong Changfeng membuang muka. Gadis sialan, mengapa tidak mengatakan alasan keluhan secara langsung?

Lin Muwan sepertinya malah sengaja memprovokasinya, sengaja ingin membuatnya marah karena hal sepele. Jika tersebar ke luar, orang-orang akan semakin menganggapnya tidak manusiawi.

“Lalu apakah gaun ini masih ingin disimpan?”

“Bakar saja. Warnanya menyakiti mataku.”

1
Sulati Cus
biar adil pangeran kedua sm nona Shen pgn tau reaksi si chengfang 😅
Sulati Cus
makanya jgn kebanyakan istri
Sulati Cus
mungkin kasusnya berhubungan dg permaisuri dan permaisuri pasti py backingan yg g main2
Sulati Cus
tp yg diotak pangeran ke4 kyknya ada double target membuat malu sm menjadi menantu perdana menteri untuk menunjang ambisinya mengejar tahta lbh kearah mendapatkan dukungan sih klu menurut ku
Sulati Cus
aku selalu baca "chengfang" 😂
trie
biar tambah seru sebentar lagi akan ada drama baru nich
sahabat pena
masih teka teki. apa mgkn yg koruspi dana militer menteri Pertahanan. ayah nya sheng jiayin.dia ingin memberontak dan bekerjasama dgn salah satu pangeran. mknya kaisar ga setuju pangeran sembilan dan sheng jiayin menikah. hanya thor yg tau🤣🤣🤣lanjut kak💪💪💪
trie
pasangan yg rumit ....
pada akhirnya jadi fatner yg sangat cocok karna tujuan yg sama
@haerani-d
dibalik keberhasilan suami ada istri tercinta yang luar biasa, walaupun rasa cinta itu masih samar dan belum pada ngeuh, tapi otw nongol /Chuckle/
zansen
lin muwan pak kaisar.. ancamannya g main² lansung kicep tuh anak nya /Applaud//Applaud//Joyful//Joyful/
zansen
karena di putus cinta sama Sheng jiayin pak kaisar..
zansen
pangeran udah berhenti malas² gara² lin muwan ngomel + nyindir dan kalah debat juga /Joyful//Joyful//Joyful/
zansen
rumit banget misteri nya
zansen
pangeran udah malai nurut nih.. bentar lg bucin dong... /Kiss//Kiss/
zansen
terbang g lin makan angin /Joyful//Joyful/
Marini Dewi
lanjut thor, cerita y sangatlah menarik
zansen
aku juga merestui lin.. kompakan mereka couple bangke
zansen
kayak tau aja lin barang nya g berguna /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
A
aku suka adegan pinjam2 tangan seerti ini. plus lihat kecambah2 rasa cintah dri pangeran😅. lanjut thorr,semangat
Andi Ilma Apriani
mantaappp thooorrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!