NovelToon NovelToon
Kesalahan Semalam

Kesalahan Semalam

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Julia And'Marian

Kesalahan semalam yang terjadi pada Arfira dengan seorang pria yang tidak di kenalnya membuat hidupnya berantakan, dirinya bahkan sampai harus menjebak pria bernama Gus Fauzan, supaya dirinya terbebas dari amarah Abang dan Abi-nya. Namun, takdir tak menghendaki itu, semuanya terbongkar hingga membuat hidup Arfira benar-benar hancur. Sampai dirinya di pertemukan oleh pria yang telah menghancurkan kehidupannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 17

“Ya ampun, kamu baik-baik aja, Fir? Kok kayaknya muka kamu pucat banget gitu? Kamu lagi sakit? Mestinya nggak usah datang aja.” Birani menatap khawatir temannya itu yang baru saja datang ke butik dengan keadaan yang tidak baik-baik saja.

Arfira menggelengkan kepalanya. “Aku baik-baik aja. Hari ini kita harus ketemu sama salah satu klien yang nyuruh buat desain baju pengantinnya bukan? Jadi, ayo kita pergi.”

“Tapi, Fir. Kondisi kamu yang seperti ini, aku kasihan loh. Udahlah, bisa besok lagi kita pergi. Nanti aku hubungi Bu Salsanya.” Kata Birani.

Arfira menarik satu sudut bibirnya, walaupun dirinya tak mau tersenyum tapi dirinya tak boleh menampakkan kesedihannya pada Birani. “Aku baik-baik aja. Udah yuk. Biar Kamal yang jaga butik dulu. Mana tau ada yang datang mau beli baju.”

Kamal yang sedang sibuk menghitung-hitung, jadi menoleh, “siap, Fir. Kamu pergi aja sama Birani. Aku biar di sini.” Sahut Kamal sambil tersenyum lebar.

Arfira mengangguk, lalu mengajak Birani pergi ke salah satu kafe yang ada di kota itu, temu janji mereka dengan Bu Salsa-seorang wanita yang meminta di buatkan baju pengantin, tapi bukan hanya baju pengantin saja, Salsa bahkan meminta semua keluarganya di buatkan baju. Wanita itu terlalu sibuk, datang ke butik Arfira tak bisa, ia meminta Arfira untuk bertemu dengannya di sebuah kafe yang jaraknya tak jauh dari kantornya.

“Kamu udah periksa? Eh, aku minta maaf ya, Fir. Kemarin udah asal ngomong. His mulut aku ini.” Birani menepuk bibirnya saat mengingat jika ia mengatakan tentang sebuah kehamilan.

Tidak mungkin hal itu terjadi, ada-ada saja, mana mungkin Arfira hamil, karena ia tau bagaimana gadis itu. Selain anak seorang kyai, Arfira tidak pernah menye-menye. Ia juga tau jika Arfira tidak pernah pacaran, hanya dekat saja dengan seorang Gus yang katanya baru saja pulang dari Kairo.

“Aku nggak maksud ngomong kamu hamil, jangan di masukin di dalam hati, ya Fir. Aku benar-benar minta maaf…” kata Birani lagi, cukup menyesal mengatakannya.

Arfira yang sedang duduk di samping gadis itu tersenyum kecut. Apa yang di katakan oleh temannya itu sama sekali tidak salah, dirinya hamil. Tapi ia tak mungkin mengatakannya kepada Birani.

Keduanya memang memilih menggunakan taksi karena Arfira sedang tidak kuat menyetir,

“Fir, kamu marah ya sama aku? Sorry banget ya, aku nggak maksud apa-apa kok. Aku cuman keceplosan aja. Ihh bibirku ini.” Kembali Birani menepuk bibirnya dengan kesal. Dan hal tersebut membuat Arfira terkekeh kecil.

“Apa sih? Siapa yang marah? Aku nggak marah sama kamu.”

Birani menghela nafasnya panjang… “kamu udah periksa belum, ke dokter? Kok kayaknya kamu sakitnya parah?”

Arfira mengangguk kaku. “Udah. Katanya aku kena gejala asam lambung, aku makannya nggak teratur. Aku sampai di omelin sama dokter karena sibuk kerja terus.” Sahut Arfira berdusta.

Birani menatap iba temannya itu. “Ya ampun, Fira… makanya kamu harus makan teratur, jangan kerja mulu. Kayak ini, kita pulang aja deh, kamu istirahat aja.” Kata Birani.

Arfira menggelengkan kepalanya. “Aku udah baik-baik aja, Bi. Yaudahlah udah mau sampai juga. Apalagi udah ngomong iya sama Bu Salsanya. Nggak enak tiba-tiba ngebatalin, nanti dia marah lagi.”

Birani menghela nafasnya kasar, kalau seperti ini, ia tak bisa berkata-kata lagi.

Ya temannya itu memang gila kerja, sampai melupakan makannya.

*

“Wah, senang bekerjasama dengan Bu Fira. Saya suka sekali dengan desain yang ibu buat tadi. Saya mau keluarga saya di buatkan seperti itu. Saya juga akan merekomendasikan butik ibu ke rekan-rekan kerja saya.” Bu Salsa, wanita berpenampilan modis itu menjabat tangan Arfira, setelah Arfira selesai menunjukkan beberapa desain baju pengantin yang memang di rancang khusus olehnya.

Ternyata kliennya itu sangat suka, sampai berulangkali memujinya. Bahkan, bukan hanya menyukai desain baju pengantinnya saja, tapi desain yang Arfira tunjukkan untuk baju keluarga intinya.

Arfira tersenyum, “terimakasih Bu Salsa. Saya sangat tersanjung dengan pujian itu.”

“Ah iya. Yasudah, saya kembali ke kantor lagi ya, maaf sudah merepotkan anda untuk jauh-jauh datang ke sini, karena saya memang sedang sibuk.”

“Tidak apa-apa Bu”

Setelah kepergian wanita itu, Arfira duduk lagi di kursi sana. Bibirnya tersenyum lebar saat mengingat pujian yang keluar dari kliennya itu.

“Yes! Kita punya job..” kata Birani sambil menyeruput minumannya, membuat Arfira mengangguk, entahlah, sedikit bekerja membuatnya lupa akan masalah besar yang sedang di hadapi olehnya.

“Eh, Fir. Habis ini kamu pulang aja ke apartemen, nggak usah ke butik dulu.. acaranya Bu Salsa juga masih lama kan? Bisa besok-besok deh kalau kamu mau cari bahan bajunya.” Kata Birani yang masih melihat wajah pucat Arfira, bahkan temannya itu tak memilih menu makanan apapun, padahal Arfira itu doyan makan, tapi kali ini Arfira tampak berbeda.

Katanya tidak selera, wajar sih, orang sakit memang seperti itu.

Arfira mengangguk, ia rasa juga ingin tiduran saja di kamarnya. “Oke. Aku balik aja ya, maaf ya, kalian harus kerja berdua lagi.”

“Ih nggak apa-apa tau.”

Namun, belum sempat dirinya bangkit dari duduknya, seseorang datang ke meja mereka, membuat Arfira dan Birani meno

leh dengan tatapan kesalnya.

“Hallo temanku,” ucap Cika sambil tersenyum menyeringai.

Arfira memalingkan wajahnya, sungguh ia sangat benci sekali dengan wanita itu. Ia mengingat kejadian sewaktu di Bali, dan semua ini gara-gara wanita itu.

Birani berdecih. "Mau apa? Kita lagi nggak terima reunian ya, pergi sana!" Usir Birani yang juga kesal dengan Cika.

Cika menatap malas perempuan yang duduk di samping Arfira. "Hei babu! Nggak usah belagu deh elo! Kalau nggak kerja sama Fira juga elo pasti jadi gelandangan." Kata Cika dengan mulut pedasnya.

Birani mendelik. "Setidaknya gue kerja halal kali, daripada elo ju2l diri! Dasar P3lacUr!" Sentak Birani.

Cika menggeram marah, tangannya sudah melayang ingin menampar pipi Birani, namun Arfira menahannya.

"Jangan pukul Birani! Kamu pergi aja deh, Cik!" Usir Arfira sambil menghempaskan tangan Cika dengan kesal.

Cika menatap kesal keduanya. "Gue datang baik-baik ya, tapi kalian kayak tai." Lalu Cika menatap Arfira yang tampak aneh, sebuah pikiran muncul di dalam kepala Cika. "Eh, Fir, elo kenapa pucat banget mukanya? Elo sakit?" Tanya Cika sambil tersenyum menyeringai.

Arfira gelagapan, dirinya langsung memalingkan wajahnya. "Ya, dan aku nggak ada waktu buat ladenin kamu." Sahut Arfira.

Cika terkekeh kecil. "Oh, nggak ada waktu ya. Lagi mual-mualnya nih kayaknya, pasti udah hamil dong, udah sebulan lebih kok."

Degh

Perkataan Cika membuat Birani dan Arfira langsung melotot lebar,

"Kenapa? Benerkan kata gue?"

Arfira menggigit bibirnya dengan kencang, rasanya mau menangis saja,

Sedangkan Birani langsung bangkit dan menampar pipi Cika.

Plak

"Mulutnya ya! Di kondisikan, jangan asal ngomong!"

Cika mendengus. "Elo siapa sih, ikut campur aja! Gue ngomong itu fakta, kalau Fira–"

"Ada apa ini? Kenapa ada ribut-ribut di kafe saya?"

Degh

Perkataan Cika berhenti saat mendengar suara bariton seseorang...

1
Julia and'Marian
hallo semuanya, ini kisah Arfira yang menjebak Gus Fauzan ya. Nanti aku bakalan buat cerita abangnya juga... selamat membaca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!