Marya terpaksa harus menjadi istri di atas ranjang bos dari perusahaan tempatnya bekerja. Demi bisa mendapatkan pinjaman untuk membayar hutang Ayahnya di perjudian, yang telah menggadaikan rumah mereka.
Kanzo memperlakukannya dengan baik, sehingga Marya jatuh cinta. Namun Marya harus membuang jauh jauh perasaan itu, mengingat Kanzo memiliki istri lain yang dia cintai.
Apakah Kanzo juga jatuh cinta pada Marya. Mengingat Kanzo memiliki istri lain yang lebih pantas dari Marya. Dan apa alasan Kanzo menikahi Marya?.
"Ingat Marya! kamu tidak boleh jatuh cinta. Kamu hanya istrinya di atas ranjang. Dia tidak mencintaimu" Marya.
Bagaimana kisahnya, yuk ikuti ceritanya. Di jamin baper tingkat tinggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membantah
"Papa! aku makan nasi goreng yang ada sosisnya ya!" seru anak kecil dari meja angkringan yang tidak jauh dari pinggir jalan.
"Iya sayang"
Sontak Marya menoleh ke arah sumber suara pria yang seperti di kenalnya.
'Pak Kanzo' batin Marya.
Pantasan Kanzo tidak datang ke apartement, ternyata pria itu lagi menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya. Padahal pria itu sendiri yang menyuruh Marya untuk pulang ke apartement hari ini. Namun pria itu tak datang, dan tidak memberi kabar pada Marya.
Tak sadar Marya meneteskan air matanya, melihat Kanzo sedang makan malam bersama anak dan istrinya. Melihat lampu merah sudah berubah hijau, Marya pun melajukan kenderaannya, begitu juga dengan pengendara lain.
Tiba tiba Marya merasakan handphonnya bergetar dari dalam tasnya. Marya menepikan kenderaannya ke pinggir jalan supaya bisa mengeluarkan handphonnya dari dalam tas. Khawatir Ibunya yang menepon atau mengirim pesan. Mana tau Ibunya ingin di belikan sesuatu.
Tapi ternyata, itu bukan panggilan telepon atau sms dari Ibunya. Melainkan dari si buaya darat.
Balik ke apartement
Isi pesan dari si buaya darat yang lagi makan di pinggir jalan itu.
Aku gak mau
Marya merapatkan gigi giginya saat mengirim pesan itu.
Marya menyimpan handphonnya kembali ke dalam tas, dan kembali melajukan kenderaannya untuk pulang ke rumah.
Sedangkan Kanzo yang makan bersama dengan anak dan istrinya mengeraskan rahangnya saat menbaca balasan pesan dari Marya.
"Kanzo, ada apa?" tanya Bella melihat rahang Kanzo mengeras.
"Ah! ga ada apa apa sayang, cuma gemas aja sama Haris. Di suruh ngecek kerjaan ke luar kota, dia gak mau" jawab Kanzo.
"Oh!" Bella mengangguk paham.
Kanzo menyimpan handphonnya ke dalam saku celananya lalu menikmati kembali makanan di depannya. Awas aja istri mudanya itu, sudah berani gak nurut.
Sedangkan Marya yang sudah sampai di rumah, langsung masuk ke dalam kamarnya. Merebahkan tubuhnya di atas kasur dengan wajah cemberut. Kanzo telah membohonginya. Yang katanya malam ini akan menemaninya tidur di apartement tapi malan pria beristri dua itu lebih memilih makan malam bersama dengan istri pertamanya.
**
Tak!
"Ke ruanganku sekarang."
Kanzo yang baru duduk di kursi meja kerjanya terlonjak kaget saat Kanzo yang tiba tiba datang mengetuk mejanya sambil berbicara Entah kapan pria itu datang. Tadi saat Marya sampai , mobil pria itu belum ada di parkiran.
"Aku gak mau!" tolak Marya dengan cetus.
Kanzo menghentikan langkahkany dan menutar tubuhnya ke arah Marya."Awas kalau gak datang" ucapnya lalu kembai melangkahkan kakinya masuk ke dalam lif.
Marya mengabaikannya, lebih memilih membersihkan mejanya, menghilangkan debu debu yang menempel di meja itu. Hingga sampai sore hari, sudah waktunya jam pulang kerja. Marya tidak juga menemui Kanzo di ruangannya.
Sampai di apartement, Marya langsung membersihkan dirinya ke kamar mandi yang berada di kamar yang biasa ia tempati. Setelah selesai Marya langsung keluar dengan handuk.
"Aaaaa!" teriak Marya saat baru keluar dari dalam kamar mandi, karna tiba tiba merasakan tubuhnya melayang.
"Kamu sudah mulai berani membantahku" ucap pria yang mengangkat tubuhnya itu, berbicara merapatkan gigi giginya, gemas pengen gigit.
Marya membuang wajah merahnya ke arah lain, tidak berani melihat wajah pria itu. Dan juga Marya lagi kesal dan kecewa, membuatnya malas melihat wajah pria Kanzo. Mata Marya terlihat berkaca kaca. Karna Kanzo hanya menjadikannya istri pemuas nafs* saja. Habis pakai langsung di tinggal pergi begitu saja.
"Hei ! kamu kenapa?" tanya Kanzo melihat wajah sedih wanita di gendongannya itu.
Marya diam tidak menjawab, dan malah semakin menyembunyikan wajahnya ke arah lain. Kanzo masih betanya dia kenapa?, tidak sadarkah pria itu sudah menghancurkan hidup dan masa depannya. Dan juga sudah menghancurkan hatinya sampai tak berbentuk.
"Lepaskan aku Pak!" lirih Marya.
"Bayar!" balas Kanzo singkat, setelah meletakan hidangan itu di atas kasur, ia pun menikmatinya sampai puas.
Hampir satu jam waktu berlalu, Kanzo yang berbaring di samping Marya, mendekap wanita itu ke dalam pelukannya. Menghalus perluh wanita itu dengan tissu lalu mengecup keningnya.
"Kita sudah sepakat dengan hubungan ini, jadi jangan berharap kamu bisa lepas dariku" ujar Kanzo setelah melepas bibirnya dari kening Marya.
Marya diam tidak membalas, karna masih sibuk mengatur napasnya yang memburu akibat ulah pria di sampingnya itu.
" Malam ini aku akan menemanimu tidur di sini." Setelah rasa lelahnya hilang, Kanzo turun dari atas tempat tidur melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Karna dia belum madi setelah pulang kerja.
Sedangkan Marya yang bergulung di bawah selimut, menghapus air matanya yang mengalir setelah Kanzo menghilang di balik pintu kamar mandi.
'Aku harus kuat menjalani kehidupan ini' batin Marya.
Tak lama kemudian Kanzo keluar dari kamar Mandi. Pria itu langsung memakai pakaiannya, setelah selesai baru mendekati istri mudanya yang masih terbaring di atas tempat tidur.
"Marya!" panggilnya.
Marya yang terbaring miring membelakangi Kanzo, membalik tubuhnya ke arah pria itu.
"Mandi sana, biar bersih" suruh Kanzo, mengusap lembut ujung kepala wanita halalnya itu.
Marya langsung mendudukkan tubuhnya. Setelah melilit tubuhnya dengan handuk yang diberikan Kanzo, Marya langsung turun melangkah masuk ke dalam kamar mandi.
Kanzo sendiri, memilih ke luar kamar berjalan ke arah dapur.
Selesai membersihkan diri, Marya langsung keluar dari dalam kamar mandi dan langsung mengenakan pakaian santai, kaos oblong bermodel kebesaran berwarna putih di padukan dengan celana pendek.
Melihat Kanzo tidak ada di dalam kamar. Marya pun memilih ke kuar dari dalam kamar. Lagian Marya belum makan malam, Marya harus memasak makan malam mereka lagi.
Namun sampai di dapur, Marya menghentikan langkahnga melihat Kanzo sedang sibuk mengiris iris bawang. Marya tidak percaya jika pria itu akan memasak.
"Duduklah, biar aku aja yang menyiapkan makan malam kita" ujar Kanzo melihat Marya diam di tempatnya berdiri sambil memperhatikannya.
Marya diam tidak menjawab, dan lebih memilih mematuhi perkataan pria itu untuk duduk di kursi meja makan yang berada satu ruangan dengan ruang memasak.
Tak lama menunggu Kanzo sudah siap memasak. Pria itu pun memindahkan masakannya ke atas piring saji, lalu membawanya ke meja makan.
Ternyata pria tampan itu memasak kepiting, udang, cumi, ada jagung dan wortel, dimasak dengan bumbu saos. Terlihat sangat sedap dan menggugah selesa makan.
"Ayo makanlah" ujar Kanzo melihat Marya masih diam memandangi hasil masakan sang suami, yang ternyata pintar memasak juga.
"Bapak bisa memasak?" tanya Marya masih tidak percaya meski sudah melihatnya.
Kanzo berdecak, lalu menyuapkan daging kepiting di tangannnya ke mulut Marya. Dan Marya langsung menerimanya.
"Enak" ucap Marya tersenyum saat menikmati daging kepiting di mulutnya.
"Waktu kuliah di luar Negri, aku sering memasak sendiri" ucap Kanzo, lagi menyuapi Marya dengan daging udang di tangannya.
"Bapak dulu kuliah di luar Negri?." Marya memperhatikan wajah Kanzo dengan intens.
"Aku mendapat bea siswa masuk kuliah universitas di Inggris" Jawab Kanzo tersenyum.
Marya ber O, dalam hati mengagumi pria yang duduk di sampingnya itu.
*Bersambung
part widuri dan haris..
saya gk mao tau author hsr tanggung jawab