21+🔥🔥🔥
Ben Alberto Adiwangsa, seorang laki-laki dewasa berumur 29 tahun, yang memiliki wajah tampan dengan hidung runcing, alis tebal, rahang yang kokoh, serta memiliki tubuh tinggi tegap, sosok sempurna yang mampu membuat gadis manapun tak akan mampu menolak pesonanya.
Namun siapa sangka, seorang Ben memiliki kisah yang begitu rumit, sebuah kisah cinta pahitnya di masa lalu, yang membuat Ben sampai kini enggan untuk memulai kembali hubungan serius dengan gadis manapun.
4tahun yang lalu tepatnya 2 hari menjelang pertunangannya dengan Sandra kekasihnya, ia tak sengaja memeregoki gadis yang dicintainya itu tengah berduaan dengan seorang laki-laki dalam keadaan yang begitu intim, di dalam Apartemen milik kekasihnya.
Hingga suatu hari ia harus menerima kenyataan, bahwa dirinya dipaksa menikahi gadis cacat yang telah ia tabrak, akibat dari keteledorannya saat berkendara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mawarjingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Fakta
"Ada yang lihat Ben sama Putri nggak?" tanya Maura pada ketiga sahabat Ben, yang tengah menikmati cemilan yang disuguhkan Maura untuknya.
"Ben?" Sahut Algar, lalu menoleh kearah kedua sahabatnya, bertanya lewat isyarat mata.
"Nggak tan, nggak lihat lagi, bukannya tadi kebelakang ya bareng tante." balas Raka, yang memang tidak lagi melihat keberadaan Ben dirumah itu.
"Iya tan, bukannya tadi kebelakang ya?" timpal Arsen.
"Mereka udah pergi ma," Tiba-tiba Alby menyahut dari belakang.
"Pergi gimana, lewat mana coba, kok mama bisa nggak tahu."
Alby menghela nafas, kemudian melangkah melewati mamanya lalu duduk disamping Arsen.
"Lewat pintu sebelah!" jawabnya yang terdengar sangat malas.
"Oh ya tan, kalau boleh tahu, tadi siapanya Ben ya tan, kok dia nggak pernah cerita kalau udah punya cewek lagi?" tanya Arsen, ingin tahu.
Maura terdiam, namun detik kemudian, ia ikut bergabung untuk duduk dengan 4 orang laki-laki dihadapannya.
Memijat dahinya yang terasa pening, lalu menghembuskan nafasnya dengan perlahan.
"Itu Putri, istrinya Ben!"
Deg!
Ketiga pemuda yang diantaranya adalah Arsen, Raka, dan juga Algar, tertegun menatap Maura dengan kedua mata tak berkedip kecuali Alby yang kini memasang wajah dingin dan datar, namun detik kemudian, ketiganya berdiri dari duduknya.
"Apa...?!" ujar ketiganya bersamaan.
"Duduklah lagi, akan tante jelaskan semuanya." ujar Maura yang diangguki oleh ketiganya.
"Jadi gimana ceritanya tante, apa yang terjadi, kenapa kita semua nggak tahu kalau ternyata Ben sudah menikah, ini tentu tidak adil bagi kami tan, karena sebagai sahabatnya kami merasa tidak tahu apa-apa soal Ben." ujar Arsen, saat Maura hanya terdiam dengan wajah menunduk.
"7 bulan yang lalu, tepat saat Ben hendak pulang ke Jakarta, saat diperjalanan dia tidak sengaja telah menabrak seseorang yang mengakibatkan dia di vonis lumpuh dikedua kakinya,"
Maura menjeda sejenak ucapannya, sementara Arsen, Raka, Alby dan juga Algar fokus mendengarkan, apa yang ia ceritakan.
"Keluarga Putri tak terima, terlebih ibunya memang bukan ibu kandung Putri, yang sepertinya sangat keberatan jika harus merawat Putri dalam keadaan seperti itu."
"Jadi, om dan tante memutuskan untuk menikahkan Ben dengannya."
"Jadi_" Algar hendak bertanya, namun ucapannya terpotong oleh Maura yang menganggukkan kepalanya cepat.
"Iya, Ben sudah menikah."
**********
Setelah kepergian ketiga sahabatnya, yang merupakan sahabat adiknya juga, Alby kembali mendekati sang mama, untuk mengajaknya berbicara.
"Ma, kenapa mama harus melakukan hal yang sama juga terhadap Ben sih ma?"
Maura menggerenyit menatap putra pertama nya itu dengan tatapan bingungnya, "Melakukan, melakukan hal yang sama seperti apa yang kamu maksud?"
"Kenapa mama harus menjodohkan Ben dengan Putri, bukankah seharusnya mama belajar dari pengalaman, mama lupa kalau dulu mama juga menjodohkan ku dengan Alisa, gadis pilihan mama, yang nyatanya tidak bisa bertahan dalam sebuah rumah tangga dengan suami yang penghasilan nya tidak sesuai yang diharapkan nya ma."
"Tidak Al, mama tahu kali ini nasib pernikahan Ben tidak akan berakhir seperti itu, mama yakin Putri bukanlah gadis seperti itu, dia gadis yang tulus dan apa adanya."
Tentu saja dia gadis yang baik ma, aku sudah mengenalnya sejak lama, dan aku sama sekali tidak menyangka, bahwa laki-laki beruntung yang mendapatkan Putri adalah Ben. batin Alby.
"Mama minta maaf Al, atas kesalahan mama di masa lalu yang sudah memaksa kamu untuk menikahi Alisa, mama pikir dulu dia gadis baik-baik, terlebih dia sangat mencintai kamu."
"Sekarang mama tidak akan lagi memaksa kamu untuk menikahi gadis pilihan mama, menikahlah dengan gadis yang menurut kamu benar-benar baik, mama janji tidak akan lagi ikut campur dengan calon pasangan kamu apapun dan bagaimana dia."
"Atau jika kamu ingin menikahi gadis yang sempat kamu pacari dulu, mama tidak akan larang Al."
Alby men desah, seraya mengusap kasar wajahnya, menghela nafas yang mendadak berat dengan dada yang terasa sesak.
"Semuanya sudah terlambat ma."
"Terlambat bagaimana Al, bukankah kamu pernah bilang dulu, kalau gadis yang kamu pacari itu masih sangat muda dan masih duduk dibangku sekolah, seharusnya sekarang dia baru lulus kan, lalu apa yang salah?"
"Mama pikir selama 2 tahun aku meninggalkan nya keadaan tidak akan berubah ma."
"Jelas semuanya sudah berubah ma, dia sudah menikah dengan orang lain!" tegasnya dengan bibir bergetar.
**************
Di sebuah kamar..
Putri memejamkan matanya dengan derai air mata, merasakan belaian tangan Ben yang begitu lembut menelusuri sisi wajahnya, sekaligus merasakan sakit, atas ucapan yang dilontarkan Ben padanya.
Tangan Ben beralih menyentuh bibir semerah cherry milik istrinya, dan detik kemudian menempelkan bibirnya disana, mnge cup melu mat, dan semakin memperdalamnya, membuat gadis itu melenguh beberapa kali.
"Sepertinya kau sangat menikmati sentuhan ku gadis kecil!'' bisik Ben, seraya tersenyum sinis, yang kemudian memberikan kecu pan ringan diseluruh wajahnya.
Ben memandangi gadisnya dengan mata yang sudah berkabut oleh gairah, "Aku rasa umur bukanlah masalah untukmu melakukan kewajiban mu sebagai istri," lanjut Ben sesaat setelah meneliti sekali lagi tubuh istrinya yang sudah ia yakini sanggup merintih dibawah kungkungannya.
Putri memilih diam, sama sekali tak berniat melawannya, membiarkan apapun yang akan dilakukan Ben pada tubuhnya.
Sementara Ben, tangannya sudah beraksi, bergerak menyentuh bagian apapun yang ia inginkan dari tubuh istrinya, tak bisa ia pungkiri hal baru yang menjadi kegiatan pertamanya terhadap seorang wanita mampu membuat tubuhnya bergejolak tak karuan, Hingga tanpa ia sadari telah menanggalkan seluruh kain yang membalut tubuh istrinya.
Tatapan Ben semakin berkabut, saat menyadari betapa indah tubuh mungil yang kini berada dibawah kungkungannya, membuat jiwa kelelakian nya semakin memberontak dan tidak sabar untuk segera dipuaskan.
Putri menggigit bibir bawahnya, saat suaminya mulai menanggalkan seluruh pakaiannya, memperlihatkan keperkasaannya yang sudah terlihat menegang, dan siap menyerangnya.
Jantung Putri berdetak tak menentu seperti hendak melompat dari tempatnya, saat Ben mulai merangkak mendekatinya, memberikan sapuan lembut diseluruh tubuhnya, yang membuat tubuh Putri tak berdaya, bahkan tak sanggup untuk sekedar menahan, atau menolaknya.
Hingga sesuatu yang terasa padat dan berotot, memaksa dan mendesak masuk dalam sekali hujaman, membuat Putri sontak mencengkram erat seprai, memejamkan kedua matanya, sekaligus menangis tanpa suara, merasakan sakit yang luar biasa dibagian inti dirinya.
Sementara Ben yang menyadari istrinya tengah memejamkan matanya, seperti menahan sakit yang teramat kuat, serta dibarengi lelehan air bening dipipi sang istri, membuat Ben menghentikan sejenak kegiatannya.
Lalu melirik sesuatu dibawahnya, yang seketika membuat tubuh Ben menegang, dengan kedua bola mata yang hampir keluar, kembali menatap wajah sang istri yang sudah tidak lagi memejamkan matanya.
"K-kau?"
.
.
Hallo readers tercinta, mohon maaf tadi malem Author tidak sempat up lagi karena ada sesuatu yang tidak bisa Author jelaskan, 😌
.
.
cakep putri triple kills wkwkwkwkwk