Pecinta jenre sekolah,geng motor dan perjodohan yuk mampir.
Kalo biasanya ketos itu cowok tapi disini ketos itu cewek.
Bagaimana jadinya bila ketua OSIS itu cewek apalagi setelah bertemu cowok dingin yang narsis plus anak geng motor.
penasaran dengan ceritanya yuk baca.
karya pertama author semoga suka maaf bila ceritanya berbelit belit dan banyak typo. minta saran dan masukannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adhilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 15
"Norak."ucapan orang di belakang Vanya membuat Vanya menengok ke belakang.
"Lo "ucap kesal Vanya.
"Apa."jawab orang itu yang tak lain ada Vano.
"Ngapain lo disini."tanya Vanya.
"Menurut lo."
"M-maksud gw tuh ngapain lo di belakang gw."Jawab Vanya gagap karena pertanyaan bodohnya itu.
"Idih pede banget, orang gw cuma lewat doang."
Jawab Vano sambil berlalu menuju tempat berkumpul para murid.
"Ayo anak-anak semua kumpul disini."ucap pak Joko.
Semua murid langsung berkumpul di tempat yang sudah di siapkan.
"Baik anak-anak bapak cuma mau menjelaskan agenda kita di sini. Habis ini kita langsung pasang tenda untuk yang cowok di sebelah barat dan yang cewek di sebelah timur. Kalau sudah kalian bisa istirahat sampai jam 2 dan setelah itu kita lanjutkan dengan kegiatan jelajah medan."
"Apa ada yang perlu kalian tanyakan?"ucap pak Joko panjang lebar.
"Tidak pak."jawab semua murid.
"Baik kita bagi kelompok untuk jelajah medan dulu."
"nanti setiap kelompok bakal ada satu anggota OSIS dan dalam satu kelompok berjumlah 6 orang."
"Kelompok pertama Cindy, Kia, Vika, Nanda, Tasya, Rosa."
.......
"Kelompok enam Vano, Rangga, Galang, Baron, Romi dan Radit."
"Dan kelompok terakhir Vanya, Sisil, Sonya, Yuki, Rini dan Risma."
"Udah jelas kalian semua."tanya pak Joko.
"Udah pak "
"Baik sekarang kalian pasang tenda masing-masing dan beristirahat."
Semua murid pun pergi memasang tenda masing-masing. Setelah selesai mereka semua pergi istirahat di dalam tenda.
"Huh akhirnya bisa istirahat juga pegel kaki gw."ucap Sonya.
"Hooh bisa makan juga." timpal Sisil sambil makan camilan yang dia bawa.
"Otak lo makan mulu."jawab Sonya.
"Eemm gaes aku keluar dulu ya."ijin Vanya.
"Mau kemana lo?"tanya Sonya.
"Aku kebelet pengen buang air kecil."
"Ooh ya udah mau gw antar."
"Gak usah aku berani kok lagian juga masih siang."
"Ya udah hati hati nanti kalo ada apa apa kabarin kita."
"Hati hati lo Van."ucap Sisil yang sedari tadi makan.
"Iya."Jawab Vanya sambil keluar tenda.
Saat di luar tenda Vanya mencari pak Joko untuk meminta izin buang air kecil. Bukannya Vanya gak tau tempat sungainya berada tetapi untuk mewanti wanti kalo nanti ada yang mencarinya.
"Eeemm permisi pak saya mau minta izin pergi ke sungai sebentar."izin Vanya.
"Mau ngapain ke sungai Vanya?"tanya Bu Ratna.
"Sonya mau buang air kecil Bu."
"Kamu sama siapa ke sungai nya."
"Sendirian Bu."
"Ya udah hati hati ya jangan lama lama."
"Baik Bu."jawab Vanya dan berlalu pergi menuju sungai.
Tanpa Vanya tau Cindy sedari tadi memperhatikannya. Cindy pun tersenyum penuh arti dan pergi mengikuti Vanya dari belakang.
Setelah berjalan rumayan jauh Vanya akhirnya sampai di sungai, dia cepat cepat buang air kecil karena keadaan sungai yang sepi membuat dia jadi merinding.
Cindy yang ada di balik pohon tengah memperhatikan Vanya dan tengah merencanakan sesuatu.
Karena arus sungai yang begitu deras Vanya sangat berhati-hati karena dia takut tercebur ke sungai.
Cindy melihat keadaan sekitar saat di rasa aman Cindy akan berjalan secara mengendap-endap ke arah Vanya untuk mendorong Vanya ke arah sungai. Tapi saat dia akan melangkahkan kakinya dia melihat Vano yang berjalan menghampiri Vanya yang sudah selesai buang air kecil.
Vano berjalan ke arah Vanya. Karena keadaan Vanya yang membelakangi Vano jadi dia tidak tahu kehadiran Vano di sekitarnya.
Vano berhenti tepat di belakang Vanya. Saat Vanya akan berbalik ada suara yang membuatnya kaget.
"Habis ngapain lo."tanya Vano dari belakang.
Vanya kaget saat mendengar suara seseorang, dia pun berbalik dan menemukan Vano di belakangnya. Tapi karena pijakan kakinya belum tepat dan juga kaget karena ada Vano jadi itu membuat Vanya terpeleset.
"Aaaa."Teriak Vanya.
Vano yang melihat Vanya hampir terjatuh pun langsung menarik tangan Vanya sehingga membuat Vanya terjatuh dalam pelukannya.
Pandangan mereka bertemu dan jangan lupakan detak jantung keduanya.
deg deg deg
Vano memegang pinggang Vanya sedang tangan Vanya berpegang pada pundak Vano.
Cindy yang melihat semua adegan itu pun di buat marah. Dia menghentakkan kakinya dan berlalu pergi dari sana.
"Awas lo Vanya. Lo udah berani ngambil Vano dari gw. Gak akan gw biarin lo hidup tenang."monolog Cindy sambil berjalan.
Di posisi Vanya dan Vano mereka masih saling memandang hingga beberapa saat Vanya menyadari posisinya itu.
plak
Vanya menampar Vano dengan begitu keras.
"Apa an sih lo nampar gw."
"Udah gw tolongin juga."ucap Vano.
"Lo ya apa an. Kenapa lo peluk gw hah."marah Vanya.
"Kalau lo enggak gw pegangin lo udah jatuh tadi."
"Siapa suruh lo pegangin gw."
"Ya udah sono lo nyebur."ucap Vano sambil mau mendorong Vanya.
"Eh apa an sih lo gw gak bisa berenang."ucap Vanya takut karena dia tidak bisa berenang.
"Itu tau gak bisa berenang masih aja sok sok an gak mau di tolongin."
"Udah di tolongin bukannya makasih malah nampar."ucap Vano sambil mengusap pipinya yang memerah karena tamparan Vanya yang begitu keras.
"M-makasih udah nolongin aku."Ucap Vanya gagap.
"Tapikan gw mau jatuh itu juga karena Lo."tambah Vanya ngegas.
"Karena gw gak salah tuh."
"Iya karena lo. Lo udah bikin gw kaget dan akhirnya gw kepeleset."
"Tau ah serah lo."ucap Vano pergi meninggalkan Vanya karena dia sudah tidak kuat memandang wajah Vanya yang cantik itu lama lama.
"Eh Vano tungguin gw."teriak Vanya karena sebenarnya dia juga merasa takut di tinggal sendirian.
-
Jam istirahat pun selesai sekarang semua murid sudah berkumpul di tempat tadi dan mendengarkan arahan dari ketua OSIS.
"Baik teman teman kita akan memulai jelajah medannya."
"Nanti kita di suruh mencari bendera warna putih yang sudah di sebar di dalam hutan. Kalian tidak perlu khawatir tersesat karena nanti di jalan bakalan ada anak panah yang mengarahkan Kalian."terang Vanya.
"Kelompok lo enak dong Van. Lo kan udah tau tempatnya."tuduh Rosa dari kelompok pertama.
"Kalian jangan salah sangka sama Vanya dia tidak tahu tempat benderanya berada, karena yang menaruh bendera itu ibu sama pak Joko."Bukan Vanya yang menjawab melainkan ibu Ratna.
"Benar apa yang ibu Ratna bilang yang menyembunyikan benderanya saya dan ibu Ratna."timpal pak Joko.
"Kamu bisa kembali ke kelompok kamu Vanya terimakasih sudah mau membantu menjelaskan peraturannya."ucap ibu Ratna.
"Iya bu sama sama ini memang tugas saya."jawab sopan Vanya yang tidak lepas dari perhatian Vano.
Vano merasa kagum sama Vanya dia wanita tapi sikapnya tegas dan juga memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.
Cocok banget jadi istriku nanti, setiap hari pasti akan aku buat dia ngomel-ngomel. Ah kenapa jadi membayangkan nikah sih jadi pengen kan. Suara hati Vano.
"Baik anak-anak silahkan kalian mulai mencari benderanya. Waktu kalian sampai mau memasuki waktu magrib, karena setelah sholat Maghrib kalian sudah harus berkumpul disini untuk melanjutkan acara selanjutnya."Terang pak Joko.
"Baik pak "jawab semua murid.
"Kalian hati hati semua harus saling menjaga satu sama lain."
Semua murid pun pergi menuju arah hutan untuk mencari bendera. Kelompok Vanya berada di urutan paling akhir. Mereka terus berjalan di jalan yang agak sedikit berlumpur itu.
Saat di tengah perjalanan Vanya jongkok untuk membenarkan tali sepatunya. Setelah selesai di pun berdiri tapi saat melihat di sekitarnya dia tidak menemukan sahabat sahabatnya.
Vanya pun panik karena hari juga sudah menjelang malam. Vanya bingung dia terus berjalan menyusuri jalan. Dia lupa tadi tidak memberitahu temannya kalau mau membenarkan tali sepatunya. Karena posisi Vanya yang ada di belakang mangkanya teman temannya tidak ada yang mengetahui kalau Vanya tertinggal.
Vanya terus berjalan mengikuti arah petunjuk yang ada. Tanpa dia ketahui ternyata Cindy melihatnya yang sedang berjalan sendirian dan seperti kebingungan.
Itu kayak si Vanya. Ngapain dia jalan sendirian. Atau jangan-jangan dia tertinggal lagi. Gw kerjain ahh. Suara hati Cindy sambil berjalan menjauh dari teman temannya.
Cindy berjalan ke arah yang tadi di lewati Vanya. Dia melihat Vanya dari kejauhan seperti orang kebingungan mencari petunjuk jalan.
Cindy yang melihat petunjuk jalan itu pun langsung mengubah arah petunjuk jalan menjadi ke arah hutan yang lebih dalam. Setelah menjalankan rencananya Cindy pergi kembali ke tempat kelompoknya tadi.
Vanya terus mencari petunjuk jalan dan akhirnya dia menemukannya.
"Alhamdulillah akhirnya ketemu juga petunjuknya. Eh tapi arahnya kok kayak masuk hutan ya."bingung Vanya karena petunjuk jalan itu menunjuk pada hutan yang pohon pohonnya lebih rimbun dan tinggi tinggi.
"Mungkin aja itu itu cuma kelihatan dari sini aja yang rimbun pasti dalamnya enggak." Ucap Vanya lagi.
Vanya pun terus berjalan hingga dia tampa sadar sudah berada jauh di tengah hutan.
Hari mulai gelap Vanya pun mulai menyadari bahwa dirinya tersesat. Vanya pun ketakutan karena dia sangat takut terhadap kegelapan.
.......
Hayoo gimana keadaan Vanya selanjutnya...
...*Hai readers maaf ya kemaren gak up, sebenarnya aku update tipi baru di review hari ini 😁. maaf ya 🙏...
...Masih semangat gak nih bacanya jangan lupa like komen vote dan favoritnya ya biar gak ketinggalan kalo author update 😁🙏*...
Follow Ig author:@adhilla_021
Cus Aq baca deh....
ceweknya pas