NovelToon NovelToon
ROMANCE BOY

ROMANCE BOY

Status: sedang berlangsung
Popularitas:331
Nilai: 5
Nama Author: tata

Aruna hanya memanfaatkan Arjuna Dewangga. Lelaki yang belum pernah menjalin hubungan kekasih dengan siapapun. Lelaki yang terkenal baik di sekolahnya dan menjadi kesayangan guru karena prestasinya. Sementara Arjuna, lelaki yang anti-pacaran memutuskan menerima Aruna karena jantungnya yang meningkat lebih cepat dari biasanya setiap berdekatan dengan gadis tersebut. *** "Mau minta sesuatu boleh?" Lelaki itu kembali menyuapi dan mengangguk singkat. "Mau apa emangnya?" Tatapan mata Arjuna begitu lekat menatap Aruna. Aruna berdehem dan minum sejenak, sebelum menjawab pertanyaan Arjuna. "Mau ciuman, ayo!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 15

"Hati kamu terbuat dari apa sih, kenapa kamu sabar banget sama aku?" Aruna menatap wajah Arjuna yang kini duduk di depannya sedang menyuapkan makanan padanya. Setalah drama cemburu, akhirnya Aruna luluh juga. Mana bisa dia lama-lama marah pada sosok seperti Arjuna yang paket komplit.

Lelaki itu tadi dengan sabar mengambilkan minum, memegang gelasnya ketika minum, mengusap sudut bibirnya yang basah dan memeluknya dengan lembut. Bagaimana mungkin, Aruna tidak luluh? Tentu saja dirinya luluh. Apalagi, lelaki itu memesankan makanan kesukaannya dan menyuapi dengan telaten.

Harusnya, Aruna menjadikan Arjuna sebagai suaminya, bukan sekedar pacar.

"Aku nggak sesabar itu kalau sama orang lain," Jawabnya dengan jujur.

Setelah mengunyah, Aruna menatap Arjuna---mencoba mencari tahu apa ada kebohongan, ternyata tidak.

"Oh ya? Masa sih?" Tanya Aruna tidak percaya. "Sama Sisil? Kalau dia marah sama kamu, apa yang kamu lakuin?"

"Nggak peduli," Aruna langsung menatapnya tidak percaya, ketika mendengar jawaban tersebut dari mulut Arjuna. "Tapi, dia nggak pernah marah sama aku." Lanjut Arjuna lirih.

Seorang Sisil tidak pernah marah? Manusia berwajah seribu itu pintar sekali memanipulasi Arjuna. Menampilkan yang baik-baik saja, berbeda dengan Aruna yang suka marah-marah.

"Hm, kamu mau bandingin dia sama aku yang suka marah-marah?"

Arjuna langsung menegak air mineral dalam gelas di depannya. Lelaki itu menatap Aruna dengan dalam. Sepertinya, nama Sisil akan selalu disebut dalam hubungan keduanya.

"Nggak ada sama sekali, aku nggak akan banding---"

Aruna langsung tertawa pelan. "Panik ya? Aku cuma bercanda. Capek tau nangis terus," Gadis itu menolak suapan lagi karena sudah kenyang. Wajahnya langsung dia taruh di atas tangan yang terlihat di meja.

"Aruna, kamu jahil." Arjuna memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

"Kemarin kamu sempet bilang aku nakal, sexy dan sekarang jahil. Kamu bilang aku yang jelek-jelek, padahal aku sering muji- muji kamu loh." Aruna mengakui dengan jujur. Tapi, faktanya memang Arjuna lelaki baik, kurangnya hanya mudah terpancing saja jika di goda.

"Runa, sexy itu bentuk pujian. Bukan jelek-jelekin," Arjuna menatapnya dengan serius. Aruna ingin tertawa, karena niatnya hanya bercanda. Tidak menyadari bahwa Arjuna masih menjadi lelaki sok serius.

"Halah, padahal kamu mau bilang kalau dada aku kebesaran kan?"

"ARUNA!"

Melihat wajah Arjuna yang memerah, sontak membuat gadis itu tersenyum senang. Dengan berani, dirinya membusungkan dada dan membuka dua kancing baju seragamnya secara perlahan. Aruna mengusap-usap dan menangkup kedua dadanya dari luar seragam, di depan wajah Arjuna yang menggeram pelan.

"Kamu emang nakal dan berani!" Lelaki itu meraup wajahnya kasar.

"lya, jadi kamu juga berani nggak---" Aruna menjeda ucapannya sejenak. "Buat gantiin tangan aku, sekalian gantiin aku baju."

Aruna tertawa melihat raut wajah frustasi Arjuna. Lelaki itu tiba-tiba berdiri dari duduknya dan mendekat. Tatapan Arjuna kali ini serius, kemudian menyeringai.

"Boleh, mau aku bantu lepasin bra kamu sekalian? Biar dada kamu nggak sesak? Mau aku pijat sekalian?" Ucapan Arjuna yang tiba-tiba vulgar justru membuat di bawah sana berkedut. "Rok yang kamu pakai, kayaknya nggak menutupi gimana pantat kamu yang besar."

"Pinggang kamu yang ramping, terus pinggul kamu yang besar. Kenapa bisa tubuh kamu lebih berisi di tempat yang pas?"

Aruna masih diam, mendengarkan ucapan Arjuna yang membicarakan tentang tubuhnya. Bukannya kesal, Aruna justru dibuat memerah wajahnya karena terangsang. Bahkan, tatapan lelaki itu seolah menelanjangi dirinya.

"Aruna, aku cowok normal. Apalagi kamu gadis yang aku cinta---sekarang, sebelum aku bertindak kurang ajar, lebih baik kamu masuk kamar dan kunci dari dalam!" Arjuna memerintah dengan nada datar.

Gadis itu mengangguk patuh. Dalam hatinya, Arjuna senang dengan kekasihnya yang patuh. Aruna berjalan menuju kamarnya, namun gadis itu tidak mengunci---justru membukanya lebar.

Arjuna berjalan menuju sofa dan minum air dingin. Beberapa menit kemudian, terdengar suara langkah kaki Aruna yang telanjang. Lelaki itu langsung di buat bungkam seketika. Masalahnya, Aruna begitu menggoda dan cantik.

Gadis itu memakai sebuah rok jeans yang begitu pendek. Kaki jenjangnya terlihat begitu bersih dan mulus. Selain itu, kaos yang Aruna pakai begitu ketat bermotif polkadot. Jangan lupakan gadis tersebut tidak memakai bra, Arjuna sampai melihat sebuah bongkahan melon yang samar-samar terlihat dan pucuknya yang tegang.

"Kenapa sih sayang?"

Bahkan, Aruna dengan berani duduk miring di atas pangkuan Arjuna. Gadis itu mengalungkan tangannya di leher sang kekasih.

"Kita butuh belajar buat besok, bukan main-main Aruna." Telinga Arjuna memerah dengan jakun naik turun, karena dada kenyal Aruna tepat di depan matanya.

Aruna menggoyangkan pantatnya, hingga dadanya ikut berguncang pelan. "Kamu nggak perlu belajar juga pasti bisa kok," Aruna mengusap-usap pipi Arjuna dengan lembut. "Ya udah kita main-main sebentar gimana? Lima menit ya?"

Gadis itu mengedipkan sebelah matanya bernegosiasi. Terlebih, dirinya merasakan tangan hangat Arjuna yang mengusap- usap pahanya yang terbuka. Rok yang terlalu pendek tersebut, semakin naik karena Aruna duduk dengan rusuh. Ketika melirik bawah, Arjuna langsung melihat sebuah benda segitiga yang mengintip-intip dari balik rok.

"Oke, aku turutin mau kamu." Aruna langsung bersorak senang dan girang.

"Lagian, punya kamu juga udah tegang kok." Sahut Aruna jujur.

Selanjutnya, hanya terdengar suara Aruna yang melengguh dan mendesah. Gadis itu merubah posisinya duduk mengakang. Jemari Arjuna masuk ke dalam rok dan mengusap-usap miliknya, hingga Aruna dibuat melayang. Bibir keduanya masih saling mencumbu.

Arjuna langsung bangkit dan membawa tubuh Aruna menuju kasur. Lelaki itu berbalik, hendak mengunci pintu kamar. Ketika berbalik, dirinya melihat Aruna yang sudah terlentang pasrah dengan rok naik ke pusar. Arjuna rasanya menggila.

Lelaki itu berdiri dan bersandar di tembok dekat pintu. Tangannya sedekap di atas dada, matanya memandang lekat wajah Aruna yang begitu menggoda dan sedang horny. Biasanya, Arjuna tidak pernah sejauh ini dengan Aruna. Lelaki itu selalu bisa mengontrol dirinya dengan baik.

"Dada kamu besar, kenyal dan empuk." Lelaki itu membasahi bibirnya. "Coba, kamu pegang dada kamu, sayang."

Aruna menurut, gadis itu menaruh kedua tangannya di atas dada. "Kamu usap- usap tepinya, jangan langsung ke tengah." Tubuh Aruna meremang ketika putingnya menegang tegak.

"Maunya kamu!" Arjuna mendekat perlahan, gadis itu menaikkan kausnya ke atas. Menampakkan dua bulatan besar. Kakinya langsung di lebarkan, menampilkan celana dalam berwarna hitam.

Arjuna masih memang wajah waspada. Lelaki itu membantu melepas kaus yang Aruna pakai dan melemparnya asal. Lelaki itu menatap wajah kekasihnya yang memerah dan merengek manja.

"Malu ih, Jangan dilihatin terus!" Rajuknya.

Cup

Arjuna kecup keduanya dengan lembut. "Cantik sayang," Dengan cekatan juga, lelaki itu melepas rok yang Aruna pakai.

Saat ini, Aruna bagian atasnya sudah telanjang bulat. Menyisakan satu celana dalam yang menutup miliknya. Arjuna langsung menjilat tepi dada Aruna, memainkan mulutnya disana. Satu jemarinya mengusap-usap dengan cepat milik Aruna dibawa sana.

"Ah!" Aruna langsung lemas seketika.

Arjuna segera menyingkir dan masuk ke dalam kamar mandi. Lelaki itu memilih membersihkan diri dan menjaga kewarasannya.

"Baru gitu aja enak banget," Aruna tersenyum puas.

Gadis itu melepas celana dalamnya yang sudah basah dan memilih memakai kembali kaus dan roknya yang tadi Arjuna lempar. Aruna juga mau mandi di kamar sebelah. Dengan suasana ringan dan hati riang, Aruna mandi seraya bersenandung.

1
SGhostter
Gak bosen
·Laius Wytte🔮·
🤩Kisah cinta dalam cerita ini sangat menakjubkan, membuatku jatuh cinta dengan karakter utama.
Zhunia Angel
Karakter-karakternya sangat hidup, aku merasa seperti melihat mereka secara langsung.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!