NovelToon NovelToon
AMBISI SANG SELIR

AMBISI SANG SELIR

Status: sedang berlangsung
Genre:Harem / Fantasi Wanita / Konflik etika / Cinta Istana/Kuno / Romantis / Balas Dendam
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

“Jika aku berhasil menaiki takhta ... kau adalah orang pertama yang akan ku buat binasa!”

Dijual sebagai budak. Diangkat menjadi selir. Hidup Esma berubah seketika tatkala pesonanya menjerat hati Padishah Bey Murad, penguasa yang ditakuti sekaligus dipuja.

Namun, di balik kemewahan harem, Esma justru terjerat dalam pergulatan kuasa yang kejam. Iri hati dan dendam siap mengancam nyawanya. Intrik, fitnah, hingga ilmu hitam dikerahkan untuk menjatuhkannya.

Budak asal Ruthenia itu pun berambisi menguasai takhta demi keselamatannya, serta demi menuntaskan tujuannya. Akankah Esma mampu bertahan di tengah perebutan kekuasaan yang mengancam hidupnya, ataukah ia akan menjadi korban selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ASS16

Sebelumnya.

Berkat informasi dari Aylin yang mengatakan bahwa tadi malam ia melihat Safiye menyelinap ke kamarnya, Esma pun langsung curiga. Dan begitu Alena kembali dari memetik beberapa bunga Nerium Oleander, Esma langsung menyuruhnya memeriksa seluruh sudut kamar—mulai dari lemari, lipatan tirai, sampai bawah dipan.

Tak berselang lama, jimat berisi mantra-mantra mematikan pun ditemukan.

“Apa ini ulah Yasmin?” tanya Alena pelan, takut terdengar oleh pelayan yang berjaga di luar.

“Tentu saja ulah manusia durjana itu. Tak mungkin ulah Mansur Ağa, kan?” kelakar Esma.

“Kau benar-benar tak kenal takut, ya, Esma? Bisa-bisanya kau bergurau di saat ada yang mengincar nyawamu,” omel Alena seraya menggeleng. “Kita harus segera melenyapkan benda ini, Esma. Aku pernah mendengar dari pelayan tua di harem ... salah satu cara untuk melunturkan pengaruh sihir semacam ini adalah dengan air najis. Katanya, kalau jimat itu dikencingi, kekuatannya akan hilang.”

Esma menatap datar sahabatnya, dan sedetik kemudian—ia terbahak-bahak.

Melihat reaksi itu, Alena memukul pelan lengan Esma sanking kesalnya. “Aku serius!”

Esma menyeka sudut matanya yang berair. “Tenanglah, Alena. Tenang ....” Ditatap nya wajah cemas Alena. “Letakkan kembali benda itu di tempat semula.”

Alena mendelik tak percaya. “Kau gila?! Bisa-bisa, kau tak selamat, Esma!” bisiknya pelan nan geram.

“Tenang saja, ketakutanmu itu tidak akan terjadi. Karena ....” Sudut bibir Esma terangkat. “Kekasihku akan segera menyelamatkan aku. Ia pasti akan menyingkap siapa dalangnya. Aku mungkin bisa saja sedikit terluka atau terkena dampaknya, tapi, itu adalah harga yang harus ku bayar, kan? Tenanglah, Alena ... semuanya akan baik-baik saja. Akhh, aku sudah tidak sabar melihat reaksi wanita iblis itu saat Baginda mulai membongkar kebusukannya.”

...***...

“Ibu Suri, seorang kasim menemukan benda ini terselip di bawah dipan Esma Hatun,” lapor Zeynep Hatun sambil menyerahkan kantung hitam kecil berisi kertas bertuliskan mantra dengan tinta merah.

Ibu Suri mematung beberapa detik, ruangan itu mendadak senyap. Pandangan matanya lurus ke arah kantung hitam yang disodorkan Zeynep, seolah benda kecil itu bisa menyingkap dosa besar di balik dinding istana.

“Bismillah,” ucapnya pelan dan tenang.

Perlahan, Ibu Suri mengambil kantung tersebut, membukanya dengan hati-hati. Dari dalamnya, ia mengeluarkan selembar kertas lusuh bertuliskan simbol dan huruf-huruf merah menyerupai darah kering. Matanya menelusuri setiap baris dengan penuh kehati-hatian, sementara wajahnya mulai menegang, rahangnya turut mengeras.

Yasmin yang sejak tadi duduk di sudut ruangan menelan ludah, kedua tangannya saling menggenggam erat di pangkuan. Diam-diam, ia mencubit pahanya sendiri untuk menahan gemetar dan menyembunyikan gugup yang mulai menjalari tubuhnya. Ia bisa merasakan pandangan Ibu Suri yang sesekali terarah padanya—tajam, seolah ingin menelanjangi pikirannya.

“Seseorang yang tak mempunyai akal sehat, telah berani berbuat dosa besar di dalam harem ini. Seseorang telah bersekutu dengan setan dan menebarkan mantra-mantra mematikan di dalam kamar selir kesayangan Baginda Bey Murad. Sungguh perbuatan hina.” Ibu Suri melirik sekilas ke arah Yasmin yang justru mengangkat angkuh wajahnya. “Perbuatan ini tidak bisa dibenarkan, dan pasti akan segera diselidiki—siapa dalangnya. Zeynep Hatun ....”

“Ya, Ibu Suri ....” Zeynep membungkuk hormat.

“Kumpulkan seluruh penghuni harem—para pelayan, kasim, para selir, juga istri sah Baginda. Bawa mereka semua ke aula harem. Aku ingin mereka mengucapkan sumpah pengakuan, bahwa tak seorang pun di antara mereka terlibat dalam perbuatan keji ini!”

“Perintah Ibu Suri segera hamba laksanakan.”

Zeynep Hatun pun segera meninggalkan ruangan, melangkah cepat untuk mengumpulkan seluruh penghuni harem sesuai titah Ibu Suri. Sementara itu, Yasmin masih bergeming di tempat — wajahnya tegang, namun dipaksanya tampak tenang. Ia duduk berdua dengan Ibu Suri yang kini menatapnya tanpa berkedip.

“Aku berharap ... kau tidak terlibat, Yasmin,” ujar Ibu Suri tanpa basa–basi.

Yasmin menoleh dengan tenang. “Demi Allah dan Baginda Rasulullah, hamba tidak terlibat dan tidak tau apa-apa.”

BLAR!

Petir tiba-tiba menggelegar, disusul cahaya kilat yang menyambar langit berbintang. Yasmin seketika tersentak, sementara Ibu Suri bergeming menatapnya tajam.

‘Bahkan langitpun tak sudi mendengar sumpahmu,’ batin Ibu Suri jengah.

...***...

Setelah Esma dipindahkan ke kamar Bey Murad, suhu tubuhnya malam itu perlahan mulai stabil. Tentunya ada campur tangan dari para tabib istana yang memantau keadaannya.

Bibir pucat Esma mengulas senyuman hangat begitu membuka mata. “Baginda ... Kekasihku ....”

Bey Murad yang sedari tadi duduk di sisi ranjang sontak menatap wajah pucat itu, “kau sudah bangun?”

Esma merentangkan kedua tangan, dengan nada manja ia berkata, “hamba merindukan pelukan hangatmu, Baginda.”

Mansur Ağa yang sedang ditugaskan menjaga Esma, hanya bisa mendelikkan matanya. ‘Lihatlah mulut singa betina ini.’

Dan begitu ia melihat Bey Murad mendekat dan memeluk Esma erat, Mansur Ağa segera berbalik badan—menjaga pandangan.

‘Cobaan apalagi ini,’ cicitnya di dalam hati.

Esma bersandar di dada Bey Murad, tersenyum tipis sambil memejamkan mata, menikmati hangatnya pelukan sang penguasa.

“Tadi ... hamba bermimpi, Baginda,” ujarnya pelan. “Hamba berada di taman yang sangat indah—udaranya hangat, dipenuhi bunga-bunga bermekaran. Lalu, ada seorang pria tua berjubah putih, begitu harum aroma tubuhnya. Ia menatap diri ini dan berkata, ‘Mari, ikutlah denganku menuju cahaya.’”

“Lalu?” Bey Murad mengangkat alisnya. Sementara itu, telinga Mansur Ağa sudah bergerak-gerak.

“Baginda tiba-tiba muncul dengan tatapan tajam dan langkah tergesa. Lalu, Baginda menggenggam tangan hamba erat dan berkata, ‘Jangan bawa pergi kekasihku. Diri ini akan gila jika ia tak lagi di sisiku.’”

Dengan mata yang masih mendelik ke atas, Mansur Ağa berseru jengah di dalam hati. ‘Baiklah ... baiklah ... pandai sekali kau mengarang cerita.’

Bey Murad tersenyum lembut, ujung matanya sedikit basah. Ia tiba-tiba teringat akan sosok Khadijah, selir yang selalu piawai dalam menghibur dirinya.

‘Mereka begitu mirip meskipun tak serupa,’ batin Bey Murad.

Esma yang tak sadar ditatap sebegitu lembut, masih melanjutkan cerita dustanya. “Lalu ketika hamba tersadar ... hamba melihat Baginda duduk di sana, menunggu diri ini dengan setia.”

Cup!

Bey Murad mengecup lembut kening Esma, membuat pemilik paras ayu itu terdiam seketika.

“Melihat bibirmu berkicau seperti burung, sepertinya kau sudah sembuh,” gumam Bey Murad sambil mengulas senyuman hangat.

Dan di saat dua insan itu saling menatap penuh makna, suara ketukan pelan terdengar dari balik pintu kamar.

Bey Murad menarik diri perlahan, menatap Esma sejenak sebelum menoleh ke arah pintu. “Masuklah,” ujarnya datar.

Seorang pengawal masuk dengan langkah cepat lalu menunduk hormat. “Baginda, Panglima Orhan telah kembali dan kini menunggu di aula luar. Ia membawa beberapa Cinçi Hoca yang berhasil ditangkap.”

Tatapan Bey Murad langsung berubah tajam. Ia berdiri tegak, merapikan jubahnya yang sempat berantakan. “Katakan padanya, aku akan segera datang.”

Begitu pengawal itu mundur keluar, Esma menatapnya cemas, pura-pura tak tahu menahu soal apa yang terjadi. “Baginda hendak pergi ... malam-malam begini?” bisiknya lembut.

Kedua tangan lebar itu segera membingkai wajah Esma, menatap lembut dan segera mengecup hangat keningnya. “Beristirahatlah, Esma. Aku akan segera kembali.”

Tatapan Bey Murad kembali menajam. “Mansur Ağa, jaga Esma selagi aku tak ada di sini. Hanya kau yang aku percaya.”

Hidung Mansur langsung kembang kempis. “Titah Baginda akan hamba junjung sepenuh jiwa.”

Sementara itu, di balkon kamarnya, Yasmin tampak gelisah. Sedari tadi ia mondar-mandir seraya menggigit ujung kukunya hingga berdarah. Namun, rasa sakit itu tak sebanding dengan rasa takut yang menguasai dirinya. Sesekali ia menatap ke arah halaman istana yang diterangi cahaya obor, seolah menunggu seseorang datang membawa bala bantuan.

“Cepatlah ... cepatlah ...,” gumamnya dengan debaran jantung tak menentu.

*

*

*

1
Patrish
pasti Rustum menyusun kekuatan untuk membelot... menghancurkan raja.... cuma pertanyaanya bisa tidak.. ada berapa pasukan yang mendukung...
Patrish
begitu ya.... pemerintahan monarki... raja diatas segalanya... raja yang bijak akan menjadikan negara aman sejahtera...
Patrish
ikut meringisss.... 😟😟😟
Reni
bersikap bodoh seakan menurut licik dibalas licik 🤩🤩🤩
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
musuh dlm selimut lbh mengerikan apalagi byk drama🥺..trnyata ney murad menikahi anak pembunuh ayahnya yg msh berambisi menyingkirkan raja nya
hidagede1
kalo putra kalo yg lahir nya seorang perempuan? 🤔
Sayur 💎
kau yg go tu hel
Sayur 💎
sygnya putrimu yg peak itu gk mmpu mengambil hati bey brewok tampan
💕Bunda Iin💕
iya putra kecebong😂😂
Sayur 💎
astagfirullah. bapak dan anak sm2 biadab bgt.
💕Bunda Iin💕
eh rustum,ko anda yakin sekali klo si yasmin hamil anak nya cowo dan manusia benaran...wong itu anak dpt dri dukun n anak setan😡
💕Bunda Iin💕
jangan senang dlu ya rustum...dlu kau boleh membodohi bey murad karna ia masih muda...tpi sekrang ia telah dewasa
💕Bunda Iin💕
ini manusia sampah kapan terungkap kebusukan nya?😡...serius jahat banget😡
💕Bunda Iin💕
segitu nya banyak pasukan akoh yakin pasti ada yg lihat apa yg kau perbuat rustum😡
N Wage: pasti ada yg lihat,cuma mungkin dia/mereka takut.mudah2an siapapun dia/mereka pd saat yg tepat membuka semua tabir kelicikan si rustum rustum ini.
total 3 replies
💕Bunda Iin💕
benar² iblis kau rustum😡...pembalasan itu akan dtang...segala kebusukan kau akan terbongkar semua😡👊
💕Bunda Iin💕
woi rustum itu pintu,dinding,meja dll benda² mati itu ga bersalah woi😂🤣
Sayur 💎: iya. setipe emg ma anaknya si yasmindul
total 1 replies
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
yuhu bukan nya kau yang akan menyusul ke alam baka 🤭...pede sekali si penghianat 🤣
💕Bunda Iin💕
kesian😂😂😂🤣🤣🤣
💕Bunda Iin💕
👏👏👏👏👏👏
💕Bunda Iin💕
wah seru nih bpk sama anak kena hukuman yg begtu ringan menurut akoh ya😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!