Yura yang terjerat masalah terpaksa meninggalkan Hanan suaminya dan putri yang baru dilahirkannya, agar mereka tetap hidup karena kritis dirumah sakit akibat kecelakaan. Hanya keluarga suaminya yang memiliki uang yang bisa membantunya dengan satu syarat menyakitkan!
Lima tahun kemudian, Yura dipertemukan dengan anak yang dilahirkan, dibawa sebagai pengasuh oleh istri baru Hanan. Dengan kebencian dari keluarga Maheswari serta pria yang di cintai, mampukan Yura bertahan demi anaknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Menerima kemarahan.
Melihat motor berhenti didepan pagar rumah, Gendhis mengernyitkan keningnya. "Apa itu mbak Yura dan Aura?" Tanya Gendhis penasaran.
Seketika Hanan dan Eva maupun ayahnya Hanan menoleh, mereka langsung menuruni tangga teras dan menyusul keluar. Mereka penasaran Yura dan Aura pulang diantar siapa, sampai naik motor yang harganya miliaran.
Namun begitu melihat siapa sosok pria yang membuka helm, amarah Hanan kembali memuncak.
"Beraninya kau menculik cucuku?" Bentak Eva, tidak puas dia langsung mendorong Yura sampai Yura hampir jatuh, namun dengan sigap Nicko memeluknya. "Kau baik-baik saja?"
Yura mengangguk pelan lalu melepaskan pelukan Nicho. "Saya tidak menculik nona Aura bu!" Jawab Yura.
"Alasan! Kau mau menculik putriku dengan pria bajingann ini, hah? Kau pikir kau siapa, Yura?" Bentak Hanan dengan marah.
Melihat didepan matanya sendiri, Aura dibentak dan diperlakukan kasar, emosi Nicko juga naik. "Yura tidak menculik putri anda! Kalau kami berniat menculiknya, tidak mungkin saya antarkan mereka kembali! Dan jaga bicara anda terhadap Yura, atau Anda akan menyesal!" Balas Nicko dengan tegas.
"Diam kau! Aku tidak bicara padamu! Kau memang pria tidak tau malu!"
Bughhh!!!
Hanan memukul pipi Nicko dengan kepalan tangan kuat, Yura maupun Gendhis dan Eva terkejut. Hanan selalu tidak bisa menahan emosinya. Nicko justru membalas, tidak akan ia biarkan siapapun menghina Yura.
"Nicko! Nicko!" Gendhis yang baru mengantar Aura kedalam langsung menahan suaminya.
"Pak, jangan. Saya mohon hentikan!" Yura menahan Nick untuk tenang. Karena dirinya, Nicko selalu dalam masalah dan bahaya. Yura tau, Hanan pria yang gampang terpancing emosi.
"Pria seperti itu harus dikasih pelajaran Yura, supaya tidak menghina kamu! Saya tidak rela siapapun menyakiti kamu!" Sahut Nicko.
Yura menggeleng. Ucapan Nicko semakin menyulut emosinya Hanan, Yura bukan hanya takut Nicko dan Hanan berkelahi, namun dia juga takut diusir dan berpisah dari Aura.
"Mas, sudah hentikan! Apa kamu mau Aura melihat kamu berkelahi? Dia bisa ketakutan sama kami!" Bentak Gendhis.
Hanan membuang nafasnya dengan kasar. Dia lalu menatap Yura. "Usir pria itu, atau jangan pernah masuk lagi kerumah ini!" Setelah mengatakan itu, Hanan berlalu masuk kedalam rumah.
"Dasar, wanita tidak tau malu!" Bentak Eva lalu menyusul putranya, begitu juga suaminya.
Yura menatap wajah Nicko yang memar, dia sangat miris dan tidak tega. "Saya minta maaf ya pak. Tapi sebaiknya pak Nicko pulang saja!"
"Kamu masih mau disini? Mereka sudah menyakiti kamu Yura? Saya bisa memberikan kamu pekerjaan yang lebih baik, tidak bersama orang-orang licik seperti mereka!" Balas Nicko setengah kecewa.
Yura sudah diperlakukan kasar, tapi Ia tetap saja masih mau bertahan dirumah Hanan. Itu yang membuat Nicko kecewa.
"Terimakasih banyak atas tawarannya pak. Tapi saya nyaman bekerja disini!" Jawab Yura. Terdengar hembusan nafas kasar Nicko.
Gendhis menatap pria itu seperti tidak asing. "Yaampun, kamu Nickolas Willson kan? Aku ini sepupu kamu, pasti lupa!" Ucap Gendhis.
Nicko tidak lupa, tapi karena situasi yang panas tadi membuatnya lupa siapa Gendhis. Nicko sangat menyayangkan Gendhis menikah dengan Hanan Maheswari, dia hanya dimanfaatkan dan tidak dicintai dengan tulus.
"Semenjak menikah dengan pria itu, kau yang lupa gendhis!"
Gendhis tersenyum, sudah lama ia tidak bertemu sepupunya, anak dari bibi nya.
"Kalau begitu aku pergi. kalian jaga diri baik-baik!" Nicko memakai helm nya, sebelum pergi dia menatap Yura dan tersenyum tipis lalu benar-benar pergi.
.....
Plak!
Baru masuk kedalam rumah, Yura langsung disuguhkan dengan tamparan di pipi kiri dari Eva. "Wanita licik! Aku tau apa yang kau rencanakan! Kau berniat membawa Kabur cucuku!" Bentak Eva.
Bukan Hanya Yura yang terkejut dengan tamparan Eva, Gendhis pun sama terkejutnya. Gendhis tidak mengerti kenapa tatapan ibu mertuanya bisa begitu murka dan membenci Yura. "Jangan berbuat kasar, ma. Mbak Yura tidak mungkin membawa kabur Aura. Pasti ada alasan kenapa mbak Yura pergi dengan Aura tanpa izin!" Balas Gendhis, ia tidak suka Hanan maupun ibu mertuanya menghakimi pengasuh anaknya seperti itu.
"Kamu tidak mengenal wanita itu, Gendhis. Kalau kamu tau sifat aslinya, kamu pasti menyesal!" Balas Eva dengan marah.
Gendhis menatap Yura, tidak ada sedikitpun kecurigaan ataupun keraguan Gendhis terhadap Yura. Dia benar-benar tulus dan baik.
"Bu Gendhis, ini salah saya karena membawa nona Aura keluar rumah tanpa izin. Saya minta maaf!" Yura menundukkan kepala merasa bersalah.
Gendhis tidak masalah, namun ibu mertuanya yang membesarkan masalah kecil jadi besar. "Tidak apa-apa mbak Yura!"
"Tidak apa-apa bagaimana? Dia sudah lancang membawa Aura pergi. Seharusnya dikasih hukuman yang pantas supaya jera!" Bentak Eva.
Entah kenapa Gendhis merasa kemarahan Eva sangat keterlaluan. Eva seperti memiliki dendam sendiri terhadap Yura.
"Sudahlah ma. Yang penting Aura pulang baik-baik saja! Kenapa mama sebegitu marahnya? Sebenarnya apa salahnya mbak Gendhis?" Balas Gendhis menekan.
Hanan sudah mengatakan kalau Gendhis tidak tau apapun, kalau Yura istri pertamanya dan ibu kandungnya Aura. Eva sesungguhnya ingin mengatakan saja supaya Gendhis berhati-hati, tapi tidak. Yang ada Hanan bisa marah padanya.
"Ma ma, sudah ayo istirahat!" Ayahnya Hanan memanggil Eva untuk pergi, supaya istrinya tidak membuat keributan lagi. Eva menghela nafas lalu pergi.
"Saya minta maaf ya mbak Yura, atas tindakan kasar dari ibu mertua saja dan mas Hanan! Mbak tetap bekerja disini ya, jangan dengarkan apa yang dikatakan Mama Eva!" Gendhis sungguh tidak enak terhadap Yura karena harus ditampar dan diperlakukan kasar oleh mertuanya itu.
Yura tersenyum tipis, tentu saja ia akan bertahan demi Aura. Yura akan menghadapi Eva dan Hanan, asalkan bisa bersama Aura.
"Jangan minta maaf mbak. Saya juga salah kok, tadi nona Aura memaksa ingin makan ice cream yang ada dijalan depan, jadi saya membawanya. Saya tidak menyangka kalau memicu amarah pak Hanan dan bu Eva!"
Gendhis menganggukkan kepala paham. Justru dia jadi kepikiran soal Nicko, sepupunya yang terlihat sebegitu melindungi Aura. "Mbak Yura pacarnya Nicko? Sepertinya Nicko sangat membela Mbak Yura tadi, sampai rela berantem sama Mas Hanan!" Gendhis justru tersenyum.
Gendhis tau, sepupunya yang seorang duda itu sebenarnya memiliki sifat yang baik. Namun sayangnya rumor yang beredar dia sangat tertutup dan dingin.
Yura tersentak kaget mendengar pertanyaan Gendhis yang sama seperti pertanyaan Aura tadi. Seketika dia menggeleng, "Tidak mbak. Mana mungkin saya pacarannya pak Nicko, kami sangat tidak cocok, status kami berbeda. Pak Nicko hanya mantan bos saya dulu di perusahaan!"
"Begitu rupanya... Tapi sepertinya, dia menyukai Mbak Yura. Saya bisa melihat kalau Nicko begitu melindungi Mbak Yura!"
wah untung ajaa ada paman tampan 😌
kasihan tauuu 😥😥😥
buat yura sama nicko ajaaa lebih baik dari hanan yg oon 🙄