NovelToon NovelToon
Terjerat Pesona Ustadz Tampan

Terjerat Pesona Ustadz Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Anak Genius / Aliansi Pernikahan / Anak Kembar / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Tak ada angin, tak ada hujan tiba-tiba, dari balik kerumunan jemaah masjid yang baru saja menyimak tausiyah dzuhur, muncullah seorang gadis berwajah bening dengan sorot mata sekuat badai.

Di hadapan ratusan pasang mata, ia berdiri tepat di depan sang ustadz muda yang dikenal seantero negeri karena ceramahnya yang menyentuh hati.

"Aku ingin menikah denganmu, Ustadz Yassir," ucap Zamara Nurayn Altun, dokter magang berusia dua puluh satu tahun, anak dari keluarga terpandang berdarah Turki-Indonesia.

Seluruh dunia seakan berhenti sejenak. Para jemaah terdiam. Para santri tertegun. Dan sang ustadz hanya terpaku, tak sanggup berkata-kata. Bagaimana bisa, seorang gadis yang tak pernah ia kenal, datang tiba-tiba dengan keyakinan setegas itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 16

Beberapa jam berlalu…

Di rumah sakit, operasi yang dijalankan Zamara sudah selesai. Semua tim medis telah kembali ke ruang istirahat masing-masing, tapi Zamara masih di ruang recovery, menulis laporan medis sambil sesekali meluruskan punggungnya yang pegal.

Tiba-tiba pintu diketuk.

“Permisi, ada kiriman buat Dokter Zamara,” ujar seorang perawat pria sambil dorong troli kecil.

Di atasnya ada kotak kayu manis elegan, dililit pita warna maroon. Aromanya harum, kayak wangi bunga segar yang dicampur aroma kayu bakar.

Zamara memicingkan mata. “Ini dari siapa?”

Perawat tersenyum. “Kata pengantar di bawah, dari seseorang yang katanya pengagum tetap tanpa gaji.”

Zamara tertawa kecil. “Udah pasti itu suami saya.”

Dia buka kotaknya perlahan. Di dalamnya, ada sepasang sepatu sandal dokter handmade warna putih tulang dengan ukiran kecil bertuliskan inisial “Z&Y”. Di sampingnya, secarik kertas kecil dengan tulisan tangan.

“Untukmu, perempuan tangguh yang menjahit luka orang lain sambil menahan lelah sendiri. Biar sandal ini nemenin langkah-langkahmu yang sibuk, semoga nyaman. Doaku, tiap detik kerja kerasmu jadi pahala dan cinta kita makin lapang. Yassir Qayyim suamimu.”

Zamara terdiam sebentar kemudian tersenyum lebar sambil menutup mulut pakai tangan.

“Kenapa Kamu terlalu jatuh cinta kepadaku Mas, padahal suatu hari nanti…” batinnya Zamara.

Perawat perempuan yang melihat dari balik tirai langsung mendekat.

“Astaga, itu romantis banget, Dok!” serunya sambil pegang dadanya sendiri.

“Suami siapa sih bisa-bisanya kayak karakter drama Korea?” celetuk suster yang lain sambil nyengir.

“Fix, Dokter Zamara tuh kayak menang undian langka, suaminya cakep, sayang, religius, trus niat banget gitu,” timpal perawat muda yang baru magang.

Zamara geleng pelan. “Ssst… jangan lebay ah, nanti pasien denger heboh lagi,” ujarnya malu-malu.

“Tapi serius, waktu pertama ngeliat Ustadz Yassir nganter makanan kemarin aja kita udah deg-degan, eh sekarang ngasih hadiah beginian pula,” imbuh salah satu suster sambil cekikikan.

“Ya Allah, udah ganteng, ustadz, romantis, ngasih sandal. Kalo kita? Dapat kiriman tugas shift malem terus!” seru suster Dita bikin yang lain tertawa.

Zamara hanya tersenyum. Diambilnya sandal pemberian itu lalu dicoba diam-diam. Ukurannya pas bahannya empuk banget. Bahkan bagian bawahnya ada ukiran tipis, Satu langkahmu \= doa dariku.

Dia duduk sebentar, lalu mengetik pesan singkat ke Yassir.

“Sandalnya pas hatiku juga. Terima kasih, Mas.”

Beberapa menit kemudian balasan masuk.

“Yang penting bukan sandalnya, tapi kamu nyaman dan tetap kuat. Boleh aku ke rumah sakit sore nanti? Bawain kamu jus alpukat tanpa gula dan zikir sore.”

Zamara tersenyum kecil perawat yang mengintip layar ponsel dari belakang langsung nyeletuk.

“Fix! Fix banget! Kami butuh seminar nasional tentang gimana cara dapetin pasangan kayak gitu!”

“Bilang ke Ustadz dong, adain kajian ‘Romantis Tanpa Alay’ pasti penuh pesertanya!” timpal yang lain.

Zamara berdiri kemudian ditariknya napas panjang. “Ya udah, yuk kita lanjut kerja nanti kalau ketawa terus, capeknya numpuk pas pulang.”

Suster-suster tetap tersenyum sambil saling lirih-lirih.

“Pokoknya, kami semua udah sepakat, kalau Ustadz Yassir datang lagi ke RS, harus ada suster yang nyambut pake banner, tulisannya 'Selamat datang Ustadz Suami Idaman Nasional'.”

Zamara tutup wajahnya pakai file laporan sambil ketawa. Hatinya hangat badannya lelah tapi terasa ringan.

Hari ini, cinta datang dalam bentuk sandal, secarik kertas, dan sebaris doa dari lelaki yang diam-diam terus membimbingnya pulang ke rumah, setiap kali ia nyasar dalam lelahnya pekerjaan.

Sedangkan di pondok pesantren Al Furqon…

Ustadz Yassir baru saja selesai mengetik balasan chat ke Zamara sambil duduk santai di teras mushola.

Sinar matahari menerobos celah-celah dedaunan, membuat bayangan dinding pondok tampak tenang. Ponselnya masih dalam genggaman saat satu notifikasi lagi muncul:

Aku istirahat sebentar ya, Mas. Habis operasi baru selesai. Jangan lupa makan juga, jangan cuma ngajarin santri."

Ustadz Yassir tersenyum pelan, lalu membalas singkat, "Iya, cinta. Kamu juga jangan kecapean. Aku tunggu kabar baikmu sore nanti."

Di pelataran belakang pondok Al Furqon yang rindang, ustadz Yassir duduk di bangku panjang kayu.

Jemarinya baru saja menekan tombol send di layar ponsel pesan singkat berisi doa dan nasihat ringan untuk Zamara yang sedang istirahat usai operasi.

Ia tarik napas pelan. Hatinya tenang wajahnya teduh dibalut sorot mata syukur.

Baru saja ia hendak menyimpan ponsel ke dalam tas selempangnya, suara langkah sepatu wedges terdengar mendekat.

Aroma parfum floral yang cukup menyengat mulai memenuhi area teras pondok. Suara lirih khas perempuan centil langsung menyapa dari belakang.

“Mas Yassir…” panggilnya genit. “Sendiri aja nih, Lagi mikirin siapa? Istri baru atau kenangan lama?” ujarnya sambil tersenyum miring.

Ustadz Yassir menoleh sontak raut wajahnya berubah datar begitu melihat siapa yang datang.

“Wa’alaikumussalam, Ustadzah Aisyah. Ada perlu?” katanya pelan sambil berdiri pelan.

Ustadzah Aisyah mengenakan gamis warna krem muda, pashminanya disampir ke bahu dengan gaya stylish.

Tangan kirinya membawa kotak makanan bertutup rapi. Senyumnya lebar, langkahnya mendekat makin centil.

“Aku cuma lewat, terus keingat Mas Yassir belum makan siang, kan?” ucapnya sambil menyodorkan kotak itu. “Aku masakin spesial, pakai resep dari Ummi langsung,” imbuhnya dengan nada manja.

Yassir tak langsung menerima pandangannya tajam tapi tetap sopan.

“Saya sudah makan tadi, bareng para santri. Terima kasih,” ucapnya singkat.

Aisyah tertawa pelan. “Yakin? Tapi aku masaknya sambil zikir lho, biar nambah barakah katanya masa sih ditolak?” rayunya.

Yassir menatapnya datar. “Masakan yang barakah itu dimasak dengan hati yang bersih, bukan dengan niat yang diselipin rasa iri, apalagi fitnah.”

Aisyah terdiam sejenak. Tangannya masih menggenggam kotak makan itu.

“Aku cuma pengen dekat lagi sama kamu, Mas. Kita dulu pernah dekat, kamu ingat kan?” katanya dengan suara lirih dibuat menyentuh.

“Yang saya ingat, kita pernah saling mengenal dalam proses yang baik. Tapi saat itu pun saya sudah merasa, kita tidak sejalan,” balasnya tegas.

Aisyah menggigit bibir bawahnya. “Tapi kenapa harus Zamara? Dia bukan dari lingkungan pondok. Dia terlalu beda. Aku takut dia narik kamu jauh dari jalan ini.”

“Justru dia yang bikin saya makin kuat di jalan ini. Dia nggak tarik saya ke mana-mana. Dia dorong saya ke arah yang lebih dekat dengan Allah,” jawab Yassir, nadanya lembut tapi tegas.

Aisyah memalingkan wajahnya, tapi tak menyerah.

“Mas, kamu belum kenal dia sepenuhnya. Aku denger banyak tentang dia itu..”

“Berhenti, Ustadzah,” potong Yassir cepat. “Jangan ulangi lagi. Seminggu lalu kamu kirim pesan ke Zamara pakai nomor tak dikenal, kamu sebar isu kalau saya dipaksa nikah. Kamu pikir saya nggak tahu?”

Aisyah terkejut reflek matanya membesar.

“Saya diam bukan karena nggak tahu. Tapi karena saya nggak mau malu-maluin orang yang pernah saya hormati,” ujar Yassir sambil menahan nada suaranya tetap rendah.

Aisyah meletakkan kotak makan itu di atas meja. “Aku cuma belum bisa nerima. Tapi kalau kamu bahagia, aku coba ikhlas.”

Yassir menatapnya lama.N“Keikhlasan nggak datang dari lisan, tapi dari hati yang berhenti mengganggu takdir orang lain,” ucapnya mantap.

Langkahnya mundur. Ia meraih tas kecil di samping kursi.

“Assalamu’alaikum,” ucapnya singkat lalu berjalan menjauh.

Aisyah masih berdiri terlihat wjahnya datar. Jemarinya mengepal. Beberapa santri dari kejauhan memperhatikan diam-diam.

“Fix, drama pondok hari ini penuh pelajaran,” bisik Salma ke Faiza.

“Iya, pelajaran tentang cara elegan nolak godaan masa lalu,” jawab Faiza lirih sambil menahan senyum.

Sementara itu, Yassir berjalan lurus ke masjid kecil di ujung lorong. Di dalam hatinya, hanya satu doa berulang kali dibisikkan.

“Ya Rabb, jauhkan aku dari fitnah yang menyamar jadi perhatian dan dekatkan aku dengan ketenangan yang lahir dari kejujuran.”

Langkah Yassir tetap tegap menuruni anak tangga musholla menuju ruang guru. Sorban di bahunya bergoyang pelan diterpa angin.

Ia sempat melirik layar ponsel, senyumnya tipis tapi hangat. Notifikasi dari Zamara lagi.

“Mas, tadi aku mimpi kamu di halaman pondok, terus ada perempuan bawa nasi uduk. Tapi Mas cuek banget.”

Jari Yassir menari cepat membalas.

“Mimpi itu benar, Sayang. Cuma bedanya, nasi uduknya nggak aku makan.”

Beberapa detik, tak ada balasan. Tapi dalam hati Zamara, kalimatnya mengalir tajam.

“Aku tau semua yang kamu lakuin di ponpes Al Furqon, Mas. Aku tau Aisyah masih sering cari celah buat deketin kamu. Tapi aku nggak akan tinggal diam. Aku nggak akan biarin siapa pun ganggu rencanaku punya keturunan dari kamu.”

Pikirannya penuh matanya menatap kosong layar ponsel. Ia menghapus pesan balasan yang hampir terkirim, lalu menghela napas panjang.

Di tempat lain, Ustadzah Aisyah duduk santai di serambi belakang. Baki makanan di tangannya belum dia kembalikan ke dapur pondok.

“Kalau aku sabar dan terus usaha, dia pasti goyah,” ucapnya pelan pada dirinya sendiri.

Ponsel kembali bergetar. Kali ini dari Yassir.

> “Sayang, maafin aku kalau hari ini kamu ngerasa aneh. Tapi hati ini tetap milik kamu. Jangan biarkan cemburu bikin kamu lemah.”

Zamara membalas cepat.

> “Aku cemburu karena aku cinta. Dan aku nggak akan biarin siapa pun ganggu rumah tangga yang baru beberapa hari kita mulai.”

Balasan Yassir datang singkat, namun cukup melegakan.

> “Bismillah. Kita perjuangkan bareng.”

Zamara menatap layarnya lama. Tapi senyumnya mulai tumbuh. Dia tahu, ini belum akhir. Tapi dia siap tempur.

1
Abel Incess
nangis bombay pagi" Thor 😭😭😭
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: nggak tanggung tissu yah kakak 🤣🤭🙏🏻
total 1 replies
Abel Incess
Asli ini sangat menyakitkan 😭😭😭
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: sabar kak ini ujian 🤣☺️🤗🙏🏻
total 1 replies
Enz99
jangan lama-lama sedihnya Thor.... balikin zamara nya y
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭
total 1 replies
Mami Pihri An Nur
Wooowww,, perempuan egois, menantang bpknya sndri masalh keturunan, tp dia sndri yg utamakn keturunan laki2 buat penerus trs ditingglkn ank ceweknya,, aku kecewa thour di tengh crtanya ko gini, dikira Setelah punya ank akn bhgia
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: masih panjang kak ceritanya 🤭😂
total 1 replies
Isma Isma
apa zamara punya penyakit bikin penasaran
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: tungguin selanjutnya
total 1 replies
Abel Incess
apa sih tujuannya Zamara, makin penasaran
Enz99
bagus bangettt.... lanjut thor
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: Alhamdulillah makasih banyak
total 1 replies
darsih
zamara penuh teka teki JD penasaran
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak kakak sudah mampir baca
total 1 replies
darsih
JD penasaran SM zamara penuh teka- teki
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: baca lanjutannya kakak biar kejwab
total 1 replies
Eva Karmita
ada misi apa kamu Zamara...dalam satu Minggu harus bisa menaklukkan ustadz Yassir...??
Semoga saja kamu tidak membuat ustadz Yassir kecewa , kamu harus hati" dgn Aisyah
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: rahasia 😂🤣
total 1 replies
Eva Karmita
mampir otor 🙏😊
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!