SUAMIKU BUKAN SUAMIKU

Jam pelajaran berakhir, Daniyal membantu membawakan ransel Zoya. Daniyal, Raisa, Dinar mengantar Zoya ke depan gerbang sekolah menunggu jemputan.

Sebuah mobil putih berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Ilma keluar dari mobil dengan sebuah koper besar. Ilma menghampiri Zoya dan teman-temannya. Ilma menaruh koper besar itu di depan Zoya.

"Mulai hari ini, kamu tidak diizinkan tinggal di rumah. Cuman Elika anak perempuan di rumah."

"Papa dan Kak Zeki mana?" tanya Zoya.

"Mereka perjalanan dinas. Jangan harap mereka bisa menahanmu!"

Ilma melambaikan tangannya ke arah Elika yang baru saja keluar dari gerbang sekolah. Elika dengan sombongnya menatap mengejek ke arah Zoya. Elika tersenyum lepas. Elika dan Ilma masuk ke dalam mobil pergi meninggalkan sekolah.

"Zoya, dia itu benar mama kandungmu? Kok kejam amat!" Dinar mengepalkan tangannya.

"Dia orang yang telah melahirkanku. Aku lupa apakah dia dan papa pernah memberikan kasih sayangnya," Zoya meneteskan air mata.

Zoya sedih harus pergi ke mana. Dinar, Raisa menawarkan diri untuk sementara Zoya tinggal di rumah mereka. Tapi Zoya dengan halus menolak. Zoya berandai-andai seandainya saja Zoya punya tempat yang bisa dia datangi.

"Zoya, di mana Arga?" Daniyal bertanya.

"Arga? Siapa?" Zoya mencoba mengingat.

"Mereka berdua sama-sama mengalami kecelakaan," bisik Raisa.

"Kak Arga selama ini gak ada kabar beritanya. Rupanya keluarganya menutup rapat informasi Kak Arga," sahut Dinar.

Daniyal ingat rumah yang dulu ditempati Zoya. Daniyal meminta bantuan Dinar dan Raisa menaruh koper dan ransel Zoya ke dalam bagasi mobilnya. Daniyal perlahan membantu Zoya masuk ke dalam mobil.

Daniyal cerita sedikit kepada Zoya, Dinar dan Raisa. Dulu Zoya tinggal di rumah Arga sebagai pembantu. Sontak saja Zoya, Dinar dan Raisa mengernyitkan keningnya. Mungkin karena seringnya mereka bertemu akhirnya Arga jatuh cinta kepada Arga.

Zoya mencoba mengingat, apakah benar Arga adalah kekasihnya. Sebelumnya Zoya pernah bertemu Arga di rumah sakit. Zoya tidak merasakan apa-apa, terlebih saat itu Arga menatap penuh kebencian kepada Zoya.

Saat itu kedua orang tua mereka bilang, Zoya dan Arga satu sekolah. Zoya takut menatap Arga. Zoya merasa pernah berbuat kesalahan yang membuat Arga sangat-sangat membencinya.

Zoya juga tidak pernah diberitahu kalau dia mempunyai rumah. Okan dan Zeki lah yang memaksa Zoya untuk tinggal bersama mereka. Dan yang paling penting adalah Zoya tidak pernah diberitahu kenapa dia dan Arga mendapat kecelakaan.

"Zoya, Zoya!" Dinar menepuk pundak Zoya.

"YAAAA!" Zoya tersentak.

"Maaf, lu kaget ya. Kita sudah sampai," kata Dinar.

Daniyal perlahan membantu Zoya keluar dari mobil. Dinar membawa koper dan Raisa membawa ransel Zoya. Mereka semua berdiri di depan pintu.

"Zoya, apa kamu ingat kata sandinya?" Daniyal berdiri di depan pintu.

Zoya menggelengkan kepalanya. Daniyal meminta Zoya agak lebih mendekat ke pintu. Daniyal menyuruh Zoya menempelkan ibu jarinya di bawah angka-angka yang ada di sana.

Dan pintunya terbuka. Mereka masuk ke dalamnya. Rumah yang sangat bersih. Zoya dan teman-temannya berkeliling. Dinar melihat ada dua buah kamar yang saling berhadapan. Dinar meminta izin kepada Zoya untuk masuk ke dalamnya.

Kamar yang sebelah kanan, Dinar yakin itu adalah kamar Arga karena di sana ada beberapa action pigur anime. Dinar membuka kamar yang sebelah kiri, Dinar menaruh koper Zoya di dalamnya. Dinar membuka lemari dan menaruh pakaian Zoya di sana.

Tidak berapa menit kemudian, sepasang suami istri yang tidak terlalu tua masuk ke ruang tamu. Setelah mendapatkan alarm, mereka segera menuju rumah Zoya.

"Nona Zoya, ternyata Anda," kata Ibu-ibu yang mungkin umurnya di atas Ilma.

"Maaf, Anda siapa? Dan maaf kalo saya masuk tanpa izin," Zoya mengatupkan kedua tangannya.

"Nona Zoya mungkin lupa sama kami. Saya Bi Ijah dan ini Mang Dulah," ucap Bi Ijah.

Mang Dulah dan Bi Ijah adalah assisten rumah tangga Alan. Mereka ditugaskan Alan untuk membersihkan dan merawat rumah selama Arga dan Zoya tidak ada.

Bi Ijah minta izin ke dapur untuk menyiapkan makanan. Mang Dulah memberitahu Zoya ruangan-ruangan yang ada di rumah itu. Karena Zoya kembali ke rumah, Bi Ijah dan Mang Dulah untuk sementara akan bermalam di sana menemani Zoya. Zoya sangat berterima kasih karena Bi Ijah dan Mang Dulah menyambut kedatangannya.

Raisa cerita kepada Mang Dulah, Zoya baru saja diusir mama kandungnya. Raisa berharap Mang Dulah dan istrinya menjaga Zoya karena Zoya tidak punya siapa-siapa lagi. Mang Dulah berjanji akan menjaga Zoya.

Dan Zoya sangat penasaran mengapa Zoya bisa tinggal di rumah itu bersama Arga. Apa hubungan Arga dan Zoya. Menurut informasi yang Zoya dapat dari Daniyal, Zoya hanya seorang pembantu yang berkerja di rumah Arga.

Mang Dulah memanggil Bi Ijah. Mang Dulah bingung mau jawab apa. Bi Ijah tersenyum, Bi Ijah ingat apa yang dikatakan Alan sebelumnya jika Zoya menanyakan hubungannya dengan Arga.

Zoya adalah tunangannya Arga. Zoya, Dinar dan Raisa membelalak. Terlebih lagi Daniyal, pupus sudah harapannya untuk mendapatkan Zoya. Tapi mereka hanya bertunangan belum tentu mereka berdua berjodoh pikir Daniyal.

Masih ada harapan, lagian Zoya juga tidak mengingat apa-apa. Arga juga gak ada kabarnya, batin Daniyal.

Zoya dan teman-temannya makan sore bersama di ruang makan. Masakan Bi Ijah sungguh nikmat. Sekilas Zoya melihat ingatannya saat makan bersama seseorang. Zoya tidak bisa dengan jelas melihat siapa dia. Zoya berusaha fokus tapi mendadak kepalanya sakit.

Zoya memejamkan mata. Zoya tidak ingin teman-temannya khawatir akan keadaannya. Zoya penasaran siapa orang yang tadi ada diingatkannya. Apakah itu Arga. sejak pertemuan terakhirnya, Zoya tidak mengingat wajah Arga.

Daniyal, Raisa dan Dinar berpamitan pulang. Besok Daniyal akan menjemput Zoya ke sekolah. Zoya melambaikan tangannya melepas kepulangan teman-temannya.

Senja pun mulai berganti malam. Bi Ijah dan Mang Dulah ke kamar belakang mereka untuk berisitirahat. Zoya setelah membersihkan diri dan berganti pakaian duduk di depan meja belajar. Zoya mengerjakan PR matematika.

Zoya sakit kepala. Zoya tidak mengerti dengan materinya. Otaknya tiba-tiba ngeblank. Zoya mendengar suara pintu kamarnya diketuk. Zoya menyuruh orang yang ada di luar kamarnya masuk.

Pintu kamar Zoya perlahan terbuka. Zoya tidak melihat siapa-siapa dan pintu kamar Zoya tertutup dengan sendirinya. Zoya mendengar langkah kaki mendekat kearahnya. Suara itu semakin jelas terdengar. Zoya tidak bisa menggerakkan badannya ataupun menolehkan kepalanya.

Zoya mendengar suara kursi ditarik dan ada seseorang duduk di sampingnya. Zoya bahkan bisa merasakan hembusan napasnya. Zoya membaca ayat-ayat suci dalam hati. Zoya mencoba tenang.

Zoya perlahan bisa merasakan tubuhnya sudah bisa digerakkan. Zoya memutar tubuhnya ke sebelah kanan. Seseorang sedang memperhatikan dirinya sekarang.

"AAAAAAAAAA!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...