Perjalanan hidup Gaman julang yang tidak pernah tuntas menyelesaikan pendidikan di sekolah maupun di pesantren.
Ia tidak bisa mengimbangi waktu dengan hobinya bermain musik,sehingga sekolahnya terbengkalai.
meski demikian, dia seorang yang cerdas.
Hingga suatu ketika dia harus bergelut dengan problematika hidup dan beban moral menghadapi gunjingan keluarga dan tetangga.
Semua sepupunya terbilang telah hidup sukses dan sudah punya keluarga sendiri,tinggal ia seorang yang masa depannya tak tentu arah.
Ditengah kehidupannya yang relatif carut marut secara ekonomi ,dia jatuh cinta dengan putri seorang Kyai besar pengasuh pondok pesantren.
Tantangan terberatnya harus bersaing dengan dua orang lain yang juga ingin melamar putri sang Kyai.
Mereka berdua mapan secara ekonomi dan punya gelar akademik S2 lulusan Universitas Al-azhar Kairo,Mesir.
Upaya apa yang akan dilakukan Jul untuk menghadapi tantangan tersebut demi menaklukkan hati sang Kyai agar menerima ia sebagai menantu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungdadan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TRAGEDI PIRANG
Besi beradu, roda berputar, gelap malam mulai merangkak. Rembulan perlahan memantulkan cahaya. Kereta api melaju, membawa angan ,menembus waktu, menuju tujuan.
Dari stasiun Klaten kita berangkat, meninggalkan jejak di setiap lintasan. Suara gemuruh, irama perjalanan, menyatu dengan desah nafas malam.
Jendela kaca, cermin dunia, tampak desa, sawah, dan gunung menjulang. Kenangan terukir, di setiap persinggahan, terasa dekat walau terpisah jarak.
Bulan menyinari, bintang berkerlip, kereta terus berjalan, tak kenal lelah. Hingga nanti sampai jurusan.
Aku masih merenungkan petuah dan nasihat yang telah disampaikan oleh pak Hanan.
Beliau berulang kali meyakinkanku akan kekuasaan Tuhan. Buang semua ragu ! semua dibawah kendaliNya.
Walau bagaimanapun juga ,aku harus menyelesaikan dulu kewajibanku menimba ilmu. Berbagai macam pikiran - pikiran duniawi yang menggoda harus kutepiskan.
Semua pasti akan indah pada waktunya.
Meski kusadari demikian , namun kadang tetap saja masih kepikiran ; "Aku hanya tau satu hal ,mereka tinggal di Kediri ,tapi di mana persisnya ? Kediri kan luas ."
Namun ,kembali lagi pada keteguhan hati. Aku harus lupakan dulu dinamika duniawi .Sebisa mungkin harus ku tata niatku dengan segenap jiwa.
Kala diriku merenung , datang seorang pengamen dengan suaranya yang indah menyanyikan lagu karya Taufiq ismail ,yaitu sajadah panjang dari Bimbo.
Lagu itu merupakan satu - satunya lagu religi berbahasa Indonesia yang saya suka. Dari ratusan lagu religi Indonesia yang saya suka hanya sajadah panjang.
Kalau denger lagu religi berbahasa Indonesia yang lain hawanya enek pingin mual. Liriknya nggak bermutu , maknanya sempit ,malah lebih cenderung mendekati munafik. Itu hanya pendapat pribadiku sih , hanya subjektif penilaianku saja. Namanya selera kan tidak bisa dipaksa.
Pengamen itu menyanyikannya dengan baik terdengar penuh penghayatan. Soulnya dapet banget.
Aku mendengarkannya dengan seksama ,ku renungkan makna dari setiap bait lirik yang terlantun.
Lagu ini memiliki makna yang sangat mendalam tentang kehidupan manusia yang digambarkan sebagai sajadah panjang yang membentang dari buaian hingga liang lahat.
Lagu ini mengajak pendengarnya untuk selalu mengingat Allah dalam setiap aktivitas. Serta mengingatkan bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara dan akan kembali kepada-Nya.
"Ada sajadah panjang terbentang dari kaki buaian, Sampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati."
Benar - ber lagu memiliki makna yang sangat mendalam menurutku.
Kemudian du bait kedua ; "Ada sajadah panjang terbentang ,hamba tunduk dan sujud ,di atas sajadah yang panjang ini ,diselingi sekedar interupsi."
Bait kedua memiliki makna bahwasannya tujuan hidup ini sampai akhir hayat hanya untuk bersujud menghamba kepadaNya ,adapun aktivitas lain diluar sujud adalah selingan hidup.
Aktivitas sebagai selingan hidup tertuang dalam bait ketiga, yaitu reff ; "Mencari rezeki mencari ilmu ,mengukur jalanan seharian. Begitu terdengar suara adzan ,kembali bersimpuh hamba."
Diluar sujud adalah selingan kehidupan ,meski semua bisa masuk kategori ibadah. Tergantung diniati atau tidak.
Akan tetapi, pada intinya arti hidup adalah untuk menghamba kepadaNya.
Kesimpulan lagu ini tertuang dalam bait terakhirnya , yakni ; " Ada sajadah panjang terbentang ,hamba tunduk dan ruku' ,hamba sujud tak lepas kening hamba ,mengingat Dikau sepenuhnya.
Lagi enak - enak dengerin lagu ,eeeh...lagunya abis .Abang pengamen dateng ; "misi mas..." Ia menyodorkan plastik untuk di isi.
Sekali lagi ,karena aku tidak punya uang receh ,aku berniat untuk memberinya beberapa batang rokok karena sudah menyanyikan lagu favoritku.
Namun ,dia menolaknya sambil senyum ; "maaf mas ,saya tidak merokok." Dia menarik kembali plastiknya,lalu pergi begitu saja lanjut berkeliling.
Dalam hatiku ; " waah ,orang baik ini kayanya ,kenapa ngga diterima saja rokok dariku ? kan bisa dikasih temennya ...,pengamen kan pasti punya banyak temen. Hmmm...tapi ya sudahlah...."
Kereta telah sampai di stasiun Kutoarjo .Kulihat seorang penumpang baru menaiki kereta .Seorang gadis cantik berambut pirang ,berkulit putih memakai kaos putih ketat bercelana pendek warna hitam.
Dia duduk di tempat yang dipakai pak Hanan tadi ,persis di sampingku.
Aku berkata dalam hati ; " yaaah....bencana ini ,ya Allah kuatkanlah iman hambamu yang brekele ini ,aamiin."
Masa iya sepanjang jalan pandanganku harus tegak lurus tak menengok ke samping .Ku tarik nafas dalam - dalam lalu perlahan ku keluarkan agar terasa rileks.
Aku mencoba untuk tetap tenang pandangan lurus ke depan ,tapi yang namanya manusia tentu tak luput dari hawa nafsu.
Sesekali aku melirik kesamping melihat pemandangan yang harusnya tidak boleh kulihat.
Pikiran ngeresku mulai muncul , tetapi aku terus melawannya. Aku berusaha menepis godaan setan sebisa mungkin.
Ku kembalikan pandanganku ke depan sambil berdoa dalam hati ; " ya Allah ,kuatkan diriku ,jagalah aku ."
Aku coba memejamkan mata berusaha untuk tidur ,namun susah sekali rasanya.
Yang lebih menakutkannya lagi ,kebetulan dia duduk sendiri ,kursi disebelahnya kosong ,di depannya pun kosong. Begitu pula dengan aku ,tempat duduk sebelah dan depanku juga kosong.
Beberapa saat setelah laju kereta mulai kencang , kudengar suara rintihan kesedihan ,seperti perempuan sedang menangis.
Aku melirik ke samping , rupanya si pirang yang sedang sesegukan menangis sambil menatap seperti sebuah foto yang ia pegang.
Hatiku semakin gundah gulana ; " aduuh...gimana ini ? Sapa nggak ya ? Sapa nggak ya ?."
Ditengah kegelisahan ,ku coba meliriknya kembali .Ku lihat dia sedang merobek - robek foto yang tadi ia pandangi.
Sepertinya dia sedang mengalami tragedi yang menyakitkan ,yaitu patah hati atau putus cinta mungkin.
Aku teringat sebuah kalimat yang sering dikatakan Ti patkai murid biksu Tong sam cong adik seperguruan Sun gokong dalam serial Kera sakti ; " memang begitulah cinta ,sungguh deritanya tiada akhir."
Rasa gelisah datang melanda ,aku tak tau mesti bersikap bagaimana.
Akhirnya ,aku pun memutuskan untuk berbicara namun tidak menengok ke arahnya. Pandanganku tetap lurus ke depan ,paling - paling cuma ngelirik sebentar he he...
Ku keluarkan kata - kata mutiara yang sering kudengar dari para pujangga.
"Putus cinta memang menyakitkan, tetapi percayalah bahwa ini adalah kesempatan untuk pertumbuhan diri dan menemukan kebahagiaan yang lebih besar di masa depan."
"Jangan ragu untuk bersedih, tapi jangan biarkan kesedihan itu menguasai hidupmu."
"Fokus pada diri sendiri, lakukan hal-hal yang kamu sukai, dan jangan takut untuk membuka diri pada pengalaman baru."
"Bagi perempuan yang sedang patah hati, ingatlah bahwa ini adalah bagian dari kehidupan dan kamu tidak sendirian, masih banyak orang di sekitarmu orang yang sayang padamu."
"Beri dirimu waktu untuk berduka, jangan ragu untuk mencari dukungan dari orang terdekat, dan fokus pada perawatan diri serta kegiatan yang membuatmu bahagia."
" Ingat...! patah hati adalah kesempatan untuk tumbuh, belajar, dan menjadi lebih kuat."
Mendengar kata - kata dariku ,bukannya reda malah makin jadi nangisnya. Dia semakin sesegukan, tambah kenceng nangisnya.
Aku jadi panik ; " waduh..,gimana ini ? maaf banget mba ...,aku ngga ada maksud untuk bikin mbaknya tambah sedih ,maksudku tadi biar mbaknya tenang !."
Tiba- tiba dia pindah tempat duduk yang persis disampingku ,dia pepet diriku untuk geser ke dekat jendela.
Tanpa permisi dia bersandar di pundakku dan meneruskan tangisannya.
Semerbak wangi parfumnya masuk kedalam lubang hidungku.
Dia membuatku serba salah kebingungan .Aku belum bisa berkata apapun ,hanya menggerutu dalam hati ; "waaah...repot ini ,masalah besar ini, Astaghfirullah...tolong aku ya Allah...gimana ini ?."