NovelToon NovelToon
Wanita Idaman Ketua Mafia

Wanita Idaman Ketua Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: MJ.Rrn

Elang Langit Perkasa, sifat yang dimiliki Elang sangat sesuai dengan namanya. Bebas, kuat dan juga pantang terkalahkan. Dan yang membuatnya semakin brutal karena terlahir di keluarga Mafia.
Dari sekian banyak wanita yang mendekatinya, hanya seseorang yang bisa mencuri hati Elang, Raysa Putri Ayu. Wanita yang dia temui di waktu yang salah, wanita yang menyelamatkan nyawanya. Tapi untuk mendapatkan Raysa tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh perjuangan ekstra dan juga air mata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MJ.Rrn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebatas pelampiasan saja

“Untuk sementara waktu sampai mobil kamu selesai diperbaiki, aku akan mengantar jemput kamu.” Ucap Elang ketika mereka sedang sarapan pagi bersama.

“Jangan.” Tolak Raysa.

“Kenapa?” Tanya Elang heran.

“Nanti mama dan papa curiga.” Jawab Raysa.

“Memang itu yang aku mau, sudah waktunya kamu mengenal aku kepada mereka.” Balas Elang, Raysa kembali menggelengkan kepala.

“Jangan sekarang, belum waktunya.” Ucap Raysa lirih, Elang menganggukkan kepala mengerti dan tidak mau membahasnya lagi.

Setelah sarapan Elang mengantarkan Raysa ke rumah sakit dan setelah itu dia melaju menuju markas.

Sesampai di markas Elang langsung disambut senyuman sumringah dari Heru, anggotanya itu terlihat sangat senang.

“Bagaimana?” Tanya Elang mendudukan tubuhnya di kursi meja kerja.

“Saya pastikan anda tidak akan kecewa tuan.” Jawab Heru, Heru membuka laptop dan memperlihatkan hasil kerjanya kepada Elang.

Elang mengepalkan kedua tangannya marah ketika melihat video yang didapatkan oleh Heru, dia juga tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini.

“Brengxxx, pemain juga dia.” Umpat Elang, Heru menganggukkan kepala setuju.

“Menurut info yang saya kumpulkan, dia sering mendatangi tempat itu. Dan ada satu wanita yang menjadi pelanggan tetapnya disana.” Balas Heru.

“Oke, tapi tugas kamu belum selesai sampai disini. Cari wanita itu dan bawa dia kesini, nanti dia yang akan menjadi saksi kunci. Berikan berapapun nominal yang dia minta.” Ucap Elang, Heru menganggukkan kepala mengerti.

“Baik tuan, saya akan kembali ke sana.”

Elang tersenyum tipis menatap video yang masih berputar di depannya, setidaknya Video ini akan menjadi bukti kalau Angga bukanlah pria yang pantas untuk Raysa.

Raysa melangkah santai melewati lorong rumah sakit, hari ini tidak terlalu banyak pekerjaan.

“Au…” Teriak Raysa terkejut ketika seseorang menarik tangannya ke arah toilet.

“Jangan berisik.” Ujar Vanya memasukkan Raysa kedalam toilet dan menutup pintu.

“Dokter mau apa?” Tanya Raysa heran.

“Kalian menginapkan? Ternyata kamu tidak sebaik yang dipikirkan oleh semua orang disini. Buktinya kamu dengan mudah di ajak Elang keluar masuk hotel bersamanya.” Jawab Vanya memojokkan Raysa, dia menatap rendah Raysa.

“Jangan sembarangan bicara dok.” Balas Raysa tidak terima.

“Ala…jangan berbohong kamu. Saya melihat kamu di antarkan Elang pagi ini. Kemana lagi kalian? Atau jangan-jangan karena kamu telah menyerahkan tubuh kamu, makanya Elang sulit untuk pergi. Jangan bermimpi Ray, Elang akan meninggalkan kamu setelah bosan. Apa yang dia lakukan kepada saya, kamu juga akan merasakannya.” 

“Maksud Dokter apa?” Tanya Raysa merasa aneh dengan perkataan Vanya.

“Jangan sok polos kamu, dulu saya dan Elang sama seperti kamu sekarang. Kami selalu menghabiskan malam bersama, kamu lupa kalau saya 10 tahun Tinggal di Swiss bersama dia. Jadi apa mungkin kami tidak akan melakukannya, kamu hanya sebagai pelampiasan disaat dia bosan dengan saya. Tapi, nanti ketika dia juga bosan sama kamu, dia pasti akan kembali.” Jawab Vanya tertawa sumbing, Raysa menggelengkan kepalanya dengan mata berkaca-kaca.

“Elang bukan pria seperti itu.” Bantah Raysa dengan nada suara berat manahat air mata, Vanya kembali tertawa lepas.

“Bodoh, sekarang saya paham kenapa Elang memilih kamu sebagai targetnya, karena kamu gampang untuk dibodohi.” Balas Vanya menepuk-nepuk pipi Raysa.

“Ingat ya Raysa, Saya tidak akan pernah melepaskan Elang. Paham kamu.” Sambung Vanya, wanita itu segera keluar dari sana dan meninggalkan Raysa sendirian.

Hidup Raysa semakin tidak tenang setelah mendengar semua perkataan Vanya, entah kenapa dia mulai percaya karena bagaimanapun Elang adalah pria dewasa dan membutuhkan itu semua.

“Apa benar aku hanya pelampiasan kamu saja Lang.” Gumam Raysa didalam hati.

Sore ini Raysa memutuskan untuk pulang lebih awal, pikirannya kacau. Beruntungnya tidak banyak pekerjaan, jadi ketika dia meminta izin, Bastian langsung setuju. Raysa memutuskan untuk pulang dengan taxi dan tanpa memberitahukan kepada Elang.

Sesampai di rumah Raysa segera masuk kedalam kamar, hanya kamar tempat satu-satunya yang membuatnya merasa tenang dan nyaman. Raysa merasakan perubahan signifikan dalam hidupnya setelah kepulangan Elang, hidupnya mulai tidak tenang dan ada saja masalah yang datang mengganggu. Seakan Elang lah sumber dari semua masalah itu.

“Kenapa hidup aku secapek ini ya sekarang.” Guman Raysa membaringkan tubuhnya, Raysa menyentuh keningnya yang di perban. Bahkan sampai detik ini Raysa tidak percaya dengan apa yang terjadi kemarin, dia heran kenapa Elang tidak memikirkan akibat dari apa yang dia lakukan.

Perlahan mata Raysa terpejam, wanita itu pun terlelap dalam tidurnya. Belakangan ini hidup Raysa bak roller coaster, terkadang sangat mudah untuk tidur, tapi terkadang sangat sulit untuk memejamkan matanya.

Jam menunjukkan pukul 10 malam, Raysa terbangun dalam tidurnya dan menyadari kalau ternyata kamarnya dalam keadaan gelap. Raysa baru sadar kalau tadi sore setelah mandi, dia langsung berbaring dan belum sempat menyalakan lampu kamar.

“Kenapa mama tidak membangunkan aku ya.” Tanya Raysa didalam hati, Raysa segera bangkit dan menuju ke arah saklar lampu yang terletak di dekat jendela.

Raysa terkejut luar biasa ketika melihat ke arah jalan, terlihat mobil Elang berada tidak jauh dari rumahnya. Tapi dia tidak melihat pria itu, Raysa yang semakin penasaran segera menyalakan lampu kamarnya.

“Biarkan saja lampunya mati.” Ucap seseorang, Raysa kembali terkejut dan membalikkan tubuhnya.

Terlihat seseorang duduk di atas ranjangnya, Raysa yang gemetaran segera menyalakan lampu dan matanya melotot melihat kearah Elang.

“Elang, kenapa kamu disini? Kamu masuk lewat mana?” Tanya Raysa, Elang tersenyum tipis.

“Kamu lupa menutup jendela.” Jawab Elang santai, Raysa menggelengkan kepala.

“Tidak mungkin kamu memanjat dinding sampai kesini.” Balas Raysa menggelengkan kepalanya tidak percaya.

“Apapun akan aku lakukan.” Ucap Elang santai, Raysa menghela nafas mendengarnya.

“Kamu ini selalu melakukan hal yang penuh dengan resiko, bagaimana kalau kamu jatuh atau kamu ketahuan?”

“Tidak terjadikan? Buktinya aku disini sekarang. Ternyata kamar kamu nyaman juga ya Ray, wangi.” Jawab Elang, Raisa mendudukan tubuhnya di sofa karena masih sangat shock dengan kelakuan Elang yang di luar nalarnya.

“Kamu mau apa sih kak? Untuk apa kamu kesini?” 

“Itu bukan pertanyaan Ray, ya kamulah jawabannya.” Jawab Elang santai membaringkan tubuhnya dan memejamkan mata.

“Tapi kak…” 

“Salah kamu sendiri, Kenapa kamu pulang tidak mengabari aku. Jadi aku kuatir, kamu juga tidak membalas pesan dan menjawab panggilan aku.” Sela Elang, Raysa akhirnya berpindah duduk ke lantai dan bersandar ke ranjang.

“Sekarang kan kakak sudah melihat aku, jadi sebaiknya kakak pulang ya. Nanti tetangga aku curiga karena ada mobil kakak di bawah.” Bujuk Raysa, Elang menggelengkan kepala.

“Pulang sama kamu.” 

“Jangan bercanda Elang, aku sudah dirumah.” 

“Ini rumah papa mama kamu, bukan rumah kita.” 

“Sejak kapan rumah itu, rumah kita. Kita belum menikah, jadi rumah ini masih rumah aku.” 

“Makanya kita menikah, biar rumah itu secepatnya jadi rumah kita.” Ucap Elang mengedip-ngedipkan mata menggoda Raysa.

“Kalau bicara suka asal ni orang, sudahlah jangan banyak bicara lagi. Ayo pulang, aku bantu turun. Biasanya jam segini mama sama papa sudah di kamar.” Balas Raysa memukul dada Elang karena gemas.

“Malas, aku tidur disini saja. Aku tidak mau tidur sendirian malam ini.” Tolak Elang yang masih memejamkan matanya.

“Kak, aku mohon kerjasamanya. Kita tidak bisa datang bersama lagi ke rumah sakit, nanti akan semakin banyak orang membicarakan aku.” Ujar Raysa lirih, Elang segera membuka mata dan mendudukan tubuhnya mendengar perkataan Raysa.

“Membicarakan apa?” Tanya Elang penasaran, Raysa menggelengkan kepala menolak untuk mengatakan.

Bersambung..

1
Reni Anjarwani
lanjut
Reni Syafrika
bagus....
MJ.Rrn: keren reni lah level 6, brrarti lah lamo gabung di siko
total 1 replies
Reni Anjarwani
doubel up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!