Xiana Jizzy Ghozaline adalah staff lama di kantor milik Giorgino Dirgantara. Hanya saja selama Xiana bekerja dia belum pernah bertemu dengan Dirga, karena Dirga berada di luar negeri. Dirga yang tidak memiliki kekasih, memaksa Xiana untuk menjadi kekasihnya dengan banyak keuntungan yang akan di terima Xiana. Apakah Xiana akan menyetujui permintaan Dirga atau justru sebaliknya dengan seribu trik Xiana dia akan melarikan diri dari jeratan Dirga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Jadi
Hari ke dua berada di luar kota, Dirga dan Xiana hanya sibuk bekerja dan menyelesaikan beberapa masalah yang terjadi.
“Pak Dirga terimakasih untuk meeting hari ini, dan terimakasih sudah membantu kami”
“Sama-sama Pak Dicky”
“Untuk semua direksi yang berada di ruangan hari ini, saya tunggu kedatangannya ke kantor pusat 3 bulan lagi untuk menghadiri pernikahan saya dengan Xiana”
“Wahh, selamat Pak Dirga, selamat”
“Selamat Pak, kami pasti akan datang”
Xiana yang tidak berada di ruang rapat, tidak mengetahui apa yang sedang di lakukan oleh Dirga. Tapi Zoey yang berada di ruangan, semakin mengepalkan tangannya karena ternyata Xiana adalah calon istri Presiden Direktur.
Dirga meninggalkan ruangan, kemudian kembali ke hotel. Sedangkan Xiana masih berada di kantor untuk menyelesaikan administrasi dengan beberapa departemen.
“Xiana”
“Pak Dicky, selamat sore. Ada yang bisa saya bantu”
“Selamat Xiana, karena akan menjadi nyonya Dirgantara. Kami senang mendengarnya, kami pasti akan datang menghadiri pernikahan kalian”
“Pak Dirga ngomong apa aja sih kenapa jadi begini” Batin Xiana
“Terimakasih Pak Dicky”
Dicky meninggalkan Xiana, sedangkan Zoey yang masih pura-pura sibuk sengaja tinggal untuk mendekati Xiana.
“Xiana, selamat ya. Aku seneng banget denger kamu mau nikah”
“Terimakasih Zoy, semoga kamu juga segera menyusul ya”
“Kapan-kapan aku main kesana ya”
“Boleh, boleh banget. Aku tunggu kedatangan kamu”
“Oke Xiana, aku balik dulu ikut Pak Dicky”
“Silahkan”
Xiana sudah menyelesaikan semua administrasinya, kemudian dia segera meninggalkan kantor untuk kembali ke hotel.
“Xiana, maaf harus saya tinggal. Karena saya masih harus bertemu Pak Rafa”
“Tidak apa-apa Pak. Pak Dirga mau makan?”
“Nanti saja”
“Kalau begitu saya izin ke kamar dulu Pak, mau mandi dan kembali siapkan report untuk Bapak”
“Jangan lama-lama, saya tunggu di kamar, kalau sudah segera ke kamar saya”
“Baik Pak”
Xiana segera masuk lalu mandi. Xiana tidak lupa menggunakan dress terbaiknya, dengan rambut curly dan riasan tipis di wajahnya yang membuat Xiana terlihat sangat cantik.
Toktoktok!
Ceklek!
“Masuk Xiana”
“Terimakasih Pak”
“Xiana, saya tidak ingin bertele-tele, saya sudah mengakui perasaan saya ke kamu. Dan saat ini saya sedang memperjuangkan kamu, untuk mendapatkan kamu.”
“Pak, jujus saya bingung harus bagaimana. Bapak bilang ingin meyakinkan saya, tapi Bapak juga selalu membahas tentang perjanjian itu”
“Itu hanya alat untuk mengikat kamu Xiana, saya tidak suka kamu pergi dengan pria lain lalu bagaimana saya harus melarang? Saya bukan pacar kamu”
“Pak, apa Pak Dirga sudah memikirkan ini baik-baik? Saya juga memiliki perasaan Pak, saya takut kalau saya membuka perasaan saya untuk Bapak, saya takut ini hanya permainan Bapak”
“Saya tidak pernah bermain tentang perasaan Xiana. Memang tadinya saya tidak ingin sejauh ini, tapi ternyata kamu terlalu menarik untuk saya, dan saya memutuskan untuk mengambil Langkah yang berbeda”
“Iya Pak”
“Iya?”
“Iya saya mengerti maksud Pak Dirga”
“Lalu kamu? Kamu tidak tertarik dengan saya?”
“Pak, perempuan mana yang tidak tertarik dengan Pak Dirga”
“Xiana, ap akita bisa memulai hubungan baru bukan lagi tentang presdir dan sekretarisnya?”
“Iya Pak”
“Iya? Iya berarti kamu setuju menjadi bagian dari hidup saya?”
“Saya setuju Pak”
Srekk!
Dirga menarik tubuh Xiana, dia memeluk Xiana dengan erat dan berkali-kali mendaratkan ciuman di pucuk kepala Xiana.
“Terimakasih Xiana”
Xiana mendongak ke atas, menatap Dirga dengan tatapan penuh arti.
Hari ini, mereka sudah resmi menjadi pasangan kekasih, Dirga hanya memiliki waktu tiga bulan untuk mewujudkan pernikahan yang dia gadang-gadang di hadapan orangtua dan para pimpinan direksi.
Xiana begitu Bahagia, dia tidak mengira jika akan berlabuh pada hati atasannya yang terkenal dingin dan tidak suka memberi toleransi kepada staffnya.
Kali ini Xiana juga membalas pelukan Dirga, jika biasanya Xiana hanya pasrah, hari ini sudah tidak lagi.
“Oke, kita tidak perlu pura-pura lagi Xiana, apapun yang akan kita lakukan di depan orangtuaku ataupun orangtua kamu, itu semua murni dari kita masing-masing”
“Iya Pak”
“Pak?”
“Iya, Pak Dirga”
“Xiana, saya bukan bapak kamu”
“Hehehe”
Dirga membawa Xiana keluar kamar, lalu menuju restaurant hotel, sore ini mereka makan dengan Bahagia. Dirga tidak henti-hentinya memandangi Xiana, hingga membuat Xiana menjadi salah tingkah.
“Pak, berhenti gak”
“Apa sayang”
Degg!
Xiana semakin salah tingkah ketika Dirga memanggilnya dengan sebutan sayang, apalagi dengan intonasi yang berbeda dari biasanya.
“Permisi, ini beef steak dan ini chicken steak”
“Terimakasih Mas”
“My Pleasure Ibu”
Dirga sangat kagum dengan Xiana, selain memiliki wajah yang sangat cantik, tubuh proporsional, Xiana juga sangat pintar, dia bahkan mampu mengendalikan apapun sekalipun dia terkejut. Pembawaan yang tenang, sangat jarang Dirga temui selama ini.
“Kenapa Pak?”
“Gak ada apa-apa”
“Kenapa lagi sih orang ini, penuh kejutan banget hidupnya” Batin Xiana sambil memotong chicken steaknya dan memakannya.
“Xiana, untuk beberapa minggu ke depan Marco akan berada di kantor, kalau kamu tidak nyaman, kamu bisa pindah ke kantor Christian sementara waktu”
“Pak, meja saya gak jauh dari ruangan Bapak. Semua pasti baik-baik saja”
“Sayang, ini diluar jam kerja. Jangan terlalu formal dan jangan panggil Pak”
“Hehehe iya maaf”
“Kamuy akin tetap di kantor?”
“Iya, Aleena sudah tau soal cerita Marco, dia sudah chat tadi bilang untuk hati-hati”
“Kamu jangan jauh-jauh dari aku, supaya aman”
“Iya sayang”
“Apa?”
“Sayang”
Dirga tersenyum mendengar Xiana memanggilnya sayang untuk pertama kalinya. Dirga tahu jika selama ini Xiana terpaksa mau mengikuti perjanjian tersebut, dengan segala tindakan Dirga yang membuat Xiana dari terpaksa sampai akhirnya menjadi suka.
Ting!
“Halo” – Xiana
“Kak, akua da beberapa kantor yang mau aku coba apply, menurut kakak gimana?” – Xiera
“Dimana aja?” – Xiana
“Aku kirimkan link nya ya kak” – Xiera
“Oke” – Xiana
“Siapa sayang?”
“Xiera, mau magang. Minta pendapat soal kantor yang mau dia apply”
“Kenapa gak magang di kantor?”
“Xiera dari fakultas hukum”
“Iya kantor konsultan yang ada di lantai 6 milik Veleura, biasa urus legalitas”
“Oh ya? Waw”
“Kirimkan CV Xiera, aku bantu”
“Tapi”
“KIrim sayang”
Xiana mengirimkan CV milik Xiera kepada Dirga, kemudian Dirga menghubungi seseorang untuk memberikan peluang kepada Xiera yang akan memulai magang.
“Xiera bisa tinggal sama kamu, jadi tidak perlu jauh untuk pulang atau pun ke kantor”
“Baik sekali, terimakasih”
“Demi adik ipar”
“Hahaha ya sudah ayo di makan dulu nanti dingin”
Xiana dan Dirga melanjutkan makannya dengan tenang sampai selesai, kemudian mereka bersantai sejenak di café hotel tersebut.
“Besok pesawat jam berapa sayang?”
“Siang, jam 11”
“Mau ngantor? Atau mau pulang?”
“Kalau masih ada waktu, ke kantor gak apa-apa”
“Rajin sekali sekretarisku” Ucap Dirga sambil mencium tangan Xiana
“Terakhir menjalin hubungan, kapan sayang?”
“Gak pernah”
“Gak pernah? Sama sekali?”
“Iya, hahaha”
“kenapa?”
“Karena waktu kuliah, aku sambil kerja. Sudah gak ada waktu, setelah lulus aku kerja di bank, karena atasan aku sedikit ca-bul, aku resign, terus coba apply di Veleura”
“Berapa tahun kerja di bank?”
“Cuma 2 tahun”
“Harassment seperti apa yang dia buat?”
“Chat, kadang langsung”
“Kalau itu terjadi lagi sama kamu, jangan segan untuk cerita sayang”
“Iya.. mau balik ke kamar? Aku capek”
“Hmm sudah berani negosiasi”
“Heheh ya sudah disini dulu”
“Aku cuma bercanda sayang, ayo kita ke kamar”
Dirga menggandeng tangan Xiana menuju lift lalu membawanya naik ke kamar. Sampai di lantai kamar, Dirga tetap tidak melepaskan pegangannya. Dirga membawa Xiana masuk ke dalam kamarnya.
“Istirahat disini saja”
“Hmm baiklah”
Xiana masuk kamar mandi untuk mencuci tangan, kemudian mengeringkannya dan keluar kamar mandi lalu duduk di sofa kamar Dirga.
“Bukan disini, sayang”
Dirga membawa Xiana ke ranjang, meminta Xiana untuk berbaring, lalu Dirga menindih tubuh Xiana.
“S-sayang”
“Hmm” Jawab Dirga dengan tetap menciumi pipi hingga ke daun telinga Xiana
“Ahh”
“Jangan di tahan sayang” Ucap Dirga
Dirga membuka kemejanya, memperlihatkan tubuhnya yang sangat ateltis. Kemudian menindih kembali tubuh Xiana.
Dirga menenggelamkan wajahhnya pada ceruk leher Xiana, dia menggunakan lidahnya untuk menyapu leher Xiana, kamudian Dirga juga menyesapnya meninggalkan kissmark.
Xiana yang bergerak tidak beraturan, semakin menggoda di mata Dirga. Dia membuka resleting baju Xiana, kemudian menarik bajunya.
Dirga menelan kasar ludahnya ketika melihat tubuh Xiana, Dirga memberikan kecupan pada dada Xiana kemudian mencium bibir Xiana.
Xiana dan Dirga saling berpagutan tenggelam dalam sensasi panas yang mereka ciptakan.
Ciuman Dirga turun menuju dada Xiana, lalu tangannya meraba punggung Xiana dan melepaskan pengait bra, lalu menarik dan melemparnya ke lantai.
Xiana merasa malu, dia menutupi dadanya menggunakan tangannya, tapi Dirga justru mendaratkan ciumannya pada tangan Xiana dengan tetap menatap tajam mata Xiana.
Xiana yang terbuai oleh tatapan Dirga, akhirnya membiarkan Dirga menyentuh miliknya.
“Ahh” Desahan Xiana lolos begitu saja ketika miliknya disentuh oleh lidah Dirga.
Dirga memainkan pu-ting Xiana dengan lidahnya, menyesapnya bahkan meremasnya.
Puas dengan dada Xiana, Dirga menarik menurunkan dress yang Xiana kenakan, lalu mengangkat paha Xiana.
“Sayang”
“Hmm”
Xiana merasa sangat malu kali ini, tapi Dirga tidak berhenti menghujani ciuman pada perut Xiana hingga ke kakinya, karena merasa Xiana sudah terbuai, Dirga melepaskan celana dalam yang Xiana gunakan.
Dirga tersenyum menatap intim Xiana, yang sangat terawat. Dirga menenggelamkan wajahnya disana, mencium setiap inci mil Xiana yang membuat Xiana menggelinjang tidak karuan.
Dirga memainkan lidahnya disana, menyesapi intim Xiana hingga membuat Xiana berteriak.
“Sayang ahh geli”
Dirga tidak memperdulikan ocehan Xiana, dia tetap menikmati milik Xiana dengan mulutnya, hingga Dirga merasa tubuh Xiana menegang, lalu ada cairan yang keluar dari intim Xiana.
Puas mendapaati Xiana kli-maks. Dirga membuka celananya, miliknya sudah berdiri tegak dengan ukuran sangat besar.
Dirga tidak memasukannya ke dalam milik Xiana, dia hanya mengocok miliknya dengan tetap mencium bibir Xiana.
“Pegang sayang” Ucap Dirga dengan nafas terengah-engah.
Xiana yang baru pertama kali melihat, merasa sangat malu saat memegangnya. Xiana memegang dan mengusapnya perlahan membuat Dirga semakin bergairah.
Dengan posisi tubuh Xiana tetap dibawah, Dirga mengocok miliknya hingga mengeluarkan cairannya di perut Xiana.
Dirga tidak ingin menyentuh Xiana terlalu jauh, sebelum adanya pernikahan diantara mereka.
“Terimakasih sayang”
“Untuk?”
“Bantu aku mengeluarkan ini”
“Hmm, kenapa gak ini”
“Apa sayang?”
“Kenapa kamu gak melakukan it uke aku?”
“Nanti, begitu kamu sudah jadi istriku. Aku pastikan kamu gak akan bisa jalan selama dua hari sayang”
Xiana menggigit bibirnya ketika mendengar penuturan Dirga, Xiana sangat takut karena milik Dirga memiliki ukuran yang terlalu besar.
Dirga menarik Xiana ke dalam pelukannya, kemudian mereka memejamkan matanya dengan tubuh polos tanpa sehelai benang.
double m ya tor😅